Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

URGENSI BELAJAR BAHASA INDONESIA HUKUM


“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia”
Dosen Pengampu : Drs. H. Hanafi Arief, S.H., M.H., Ph.D

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Rizqi
NPM : 2008010535

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI S-1 ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Hukum“


bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
penulis berterimakasih kepada Bapak Drs. H. Hanafi Arief, S.H., M.H., Ph.D selaku
dosen pengampu.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Banjarbaru, 28 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Metode Penulisan 2
C. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Hukum 3


1. Bahasa Indonesia 3
2. Bahasa Indonesia Hukum 4
3. Ciri Bahasa Indonesia Hukum 5
B. Manfaat Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Hukum 6
1. Mengoptimalkan bahasa sebagai alat untuk berpikir 6
2. Mengasah Kemampuan Berkomunikasi Yang Baik, Benar Dan Efektif
............................................................................................................. 6
3. Menumbuhkan Dan Merawat Kecintaan Dan Rasa Bangga Terhadap
Bahasa Indonesia 7
4. Meningkatkan Kemampuan Intelektual 7
5. Menikmati Karya Sastra Sebagai Sarana Mengasah Kecerdasan
Emosional Dan Sosial 7
6. Relevansi Antara Bahasa Dengan Hukum 8

BAB III PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan simposium bahasa dan hukum tahun 1974 yang
diselenggarakan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), diperoleh
suatu pengertian. Bahasa hukum Indonesia merupakan bahasa Indonesia
yang dipergunakan dalam bidang hukum, yang mengingat fungsinya
mempunyai karakteristik sendiri.
Bahasa tersebut bisa disamakan antara bahasa Indonesia hukum
dengan bahasa hukum Indonesia. Sebab maksud dan tujuannya sama-sama
menekanka pada kekhususan karakteristik hukum itu sendiri. Meskipun
digunakan di dalam bidang hukum, bahasa Indonesia tetap harus
berpedoman pada kaidah dan aturan tata bahasa Indonesia. Dalam hal ini
para teoritisi dan penegak hukum diminta konsistensinya untuk menjamin
kepastian hukum dalam berbahasa.
Ada pula definisi dari perspektif ahli bahasa, yaitu bahasa Indonesia
ragam hukum. Sebab selain bahasa Indonesia di bidang hukum, kita lazim
menjumpai ada bahasa Indonesia pula di ragam ekonomi, teknik, pertanian,
komputer dan lain-lain.
Bahasa Indonesia ragam hukum adalah salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam bidang hukum.
Bahasa Indonesia hukum digunakan oleh orang-orang yang bekerja di dunia
hukum (konsultan hukum, polisi, advokat, jaksa dan hakim) atau mendalami
ilmu hukum (teoritisi, akademisi, dosen, peneliti hukum).
B. Metode Penulisan
Penelitian ini berbentuk penelitian kajian pustaka Yaitu
menganalisis terkait dengan urgensi bahasa Indonesia dalam ilmu hukum.
Topologi yang digunakan dalam studi ini bersifat deskriptif analitis. Dengan
tujuan untuk menggambarkan dan menganalisis urgensi bahasa Indonesia
dalam ilmu hukum. Jenis data yang digunakan dalam studi ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari berbagai buku dan
karya tulis ilmiah yang terkait dengan bahasa Indonesia dan bahasa hukum
indonesia serta bahan lain yang bersumber sumber dan internet.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Hukum ?
2. Bagaimana Manfaat Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu
Hukum ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Hukum


1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa kebanggaan warga negara tanah ibu
Pertiwi yang menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik
Indonesia.Bahasa Indonesiaadalah bahasa Melayu yang dijadikan
sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsaIndonesia (Mahdi, 2013: 10). Bahasa Indonesia diresmikan
penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.Dari sudut
pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu.Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau
(wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai
proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa
Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila
nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan
berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang
digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami
dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian Besar warga Indonesia menggunakan
salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.

2. Bahasa Indonesia Hukum


Bahasa Hukum adalah bahasa aturandan peraturan yang
bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk
mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi di
dalam masyarakat. Namun dikarenakan bahasa hukum adalah
bagian dari bahasa Indonesia yang modern, maka dalam
penggunannya harus tetap, terang, monosemantik, dan memenuhi
syarat ektetika bahasa Indonesia.Bahasa hukum Indonesia adalah
bahasa Indonesia yang diperlukan dalam bidang hukum, yang
mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh
karena itu bahasa Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia (BPHN, 1974:106). Bahasa hukum
yang dipergunakan di Indonesia adalah bahasa Indonesia yang
mengandung makna-makna dan simbol-simbol hukum baik dalam
lalulintas bahasa ilmiah (wetenschappelijke taal), maupun dalam
bahasa pergaulan (omgangastaal).Mahadi (2003:215), bahasa
hukum Indonesia adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan
bahasanya khas dalam dunia hukum. Perhatian yang besar terhadap
pemakaian bahasa hukum Indonesia sudah dimulai sejak diadakan
Kongres Bahasa Indonesia II tanggal 28 Oktober –2 November 1954
di Medan. Bahkan, dua puluh tahun kemudian, tahun 1974, Badan
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) menyelenggarakan
simposium bahasa dan hukum di kota yang sama,
Medan.Simposium tahun 1974 tersebut menghasilkan empat
konstatasi berikut (Mahadi dan Ahmad 1979 dalam Sudjiman 1999).
Bahasa Indonesia hukum ini memiliki peran penting dalam proses
pengembangan ilmu hukum. Hadikusuma
(2013: 3) menjelaskan terkait dengan karakteristik bahasa hukum
Indonesia yaitu terletak pada istilah-istilah, komposisi serta gaya
bahasanya yang khusus dan kandungan artinya yang khusus. Bahasa
hukum yang kita pergunakan sekarang masih bergaya orde lama,
masih banyak yang kurang sempurna semantik kata, bentuk dan
komposisi kalimatnya, masih terdapat istilah-istilah yang tidak tetap
dan kurang jelas. Hal mana dikarenakan para sarjana hukum di masa
yang lalu, tidak pernah mendapatkan pelajaran bahasa hukum yang
khusus dan tidak pula memperhatikan dan mempelajari.

3. Ciri Bahasa Hukum Indonesia


Bahasa hukum Indonesia memiliki beberapa ciri, seperti
yang dijelaskan oleh Sugono (2009: 23) berikut ini: 1) Mempunyai
bentuk tertentu, 2) Menggunakan istilah-istilah yang sudah baku,
yaitu harus tepat, tegas, jitu, teliti, tidak mengandung arti ganda,
3)Tidak memberi peluang untuk diterjemahkan atau dikatakan lain.
4) Tidak meragukan, 5) Harus berasio, logis atau nalar, 6) Harus
efisien, 7)Harus abstrak, 8) Harus bersahaja atau mudah dimengerti
oleh orang, baik kata-kata maupun susunan kalimatnya, 9)
Sebanyak mungkin dihindari pemakaian akronim atau singkatan-
singkatan, 10) Tunduk kepada aturan-aturan atau norma-norma
bahasa Indonesia atautata bahasa Indonesia, 11) Menggunakan ejaan
bahasa Indonesia yang diperbaharui.
Senada dengan pendapat di atas, Adiwidjaya dan Lilis
Hartini, (2003: 30), menjelaskan bahwa bahasa hukum Indonesia
memiliki ciri-ciri sebagai bahasa keilmuan yakni:
1. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
2. Objektif dan menekan prasangka pribadi.
3. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan
kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
4. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiranyang bersensasi.
5. Membakukan makna kata-katanya, ungkapannya, dan gaya
paparannya berdasarkan konvensi.
6. Bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai.
7. Bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil dari
pada yang dimiliki kata biasa.Jadi, ciri-ciri bahasa hukum Indonesia
harus dapat dipahami oleh semua pengguna ilmu hukum. Ciri-ciri
bahasa hukum di atas menadakan bahwa bahsa hukum berbeda
dengan bahasa Indonesia biasanya. Karena bahasa hukum itu harus
bermakna tunggal, efektif, harus baku, obyektif, tegas, dan lugas.

B. Manfaat Urgensi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Hukum


1. Mengoptimalkan Bahasa Sebagai Alat Untuk Berpikir
Bahasa adalah alat untuk berpikir. Dalam proses berpikir, bahasa
selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan
simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau
kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berkhayal, hanya
dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yaitu
bahasa Indonesia.

2. Mengasah Kemampuan Berkomunikasi Yang Baik, Benar Dan


Efektif
Menurut Gorys Keraff, komunikasi merupakan akibat yang lebih
jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi
diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua pencapaian
nenek moyang sebelum kita. Mengetahui pula apa yang telah diraih oleh
orang-orang yang sezaman dengan kita sekarang ini. Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan
perasaan, dan memungkinkan cipta kerja dengan sesama. Bahasa
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, perencanaan dan
pengembangan di masa depan.

3. Menumbuhkan Dan Merawat Kecintaan Dan Rasa Bangga


Terhadap Bahasa Indonesia
Sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi negara, bahasa
Indonesia mestinya mendapatkan tempat terbaik di tengah-tengah anak
bangsa. Namun kenyataannya dewasa ini kecintaan menggunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar telah tergerus sedikit demi
sedikit. Generasi muda seperti lebih bangga memakai bahasa asing dan
mencampuradukkan bahasa bangsanya dengan bahasa slank atau bahasa
impor lainnya. Alhasil nasib bahasa tuan rumah semakin terdesak dan
bukan tidak mungkin sedang terancam menuju kepunahan. Sebab
berkurangnya rasa bangga penggunanya untuk membumikan bahasa
Indonesia sesuai kaidah bahasa yang baik dan benar.

4. Meningkatkan Kemampuan Intelektual


Mempelajari bahasa Indonesia berarti mendudukkan kembali
pengetahuan mengenai penggunaan kaidah berbahasa Indonesia yang
sesuai peraturan terbaru. Sehingga dengan perkembangan wawasan
keilmuan tersebut, peserta didik diharapkan mampu meningkatkan
kompetensi intelektualnya. Dengan mengakses sumber-sumber
referensi berbahasa Indonesia yang begitu melimpah ruah dan
memperluas cakrawala dan khazanah kognitif.

5. Menikmati Karya Sastra Sebagai Sarana Mengasah


Kecerdasan Emosional Dan Sosial
Karya sastra dalam bahasa Indonesia tak terhitung jumlahnya.
Sangat disayangkan jika terlewat begitu saja tanpa dinikmati dan dipetik
pesan moralnya. Selain membaca karya orang lain, menghasilkan karya
sendiri juga melatih keterampilan menulis. Maka untuk mendukung hal
tersebut, sebaiknya mempelajari dahulu aturan dan tata bahasa
Indonesia. Masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari
mempelajari bahasa Indonesia. Namun pembahasan ini akan
dikhususkan untuk mengupas manfaat mempelajari bahasa Indonesia
Hukum. Sebelum sampai pada pengertian Bahasa Indonesia Hukum,
tentunya kita mesti memahami kaitan antara bahasa dengan hukum.

6. Relevansi Antara Bahasa Dengan Hukum


Bahasa merupakan salah satu sarana utama dalam penegakan
hukum. Penegakan hukum membutuhkan kepastian hukum. Sementara
kepastian hukum dikonstruksikan dari bahasa yang digunakan oleh para
praktisi dan akademisi hukum. Hukum tanpa bahasa tidak bisa
menjalankan fungsinya.
Ibarat dokter yang menggunakan alat suntik untuk menginjeksikan
cairan obat ke tubuh pasiennya, demikian pulalah bahasa bagi para
profesional hukum. Seorang advokat, misalnya, menggunakan bahasa
sebagai alat untuk mendampingi kliennya dalam mengajukan gugatan.
"Hukum dan bahasa bagaikan dua sisi mata uang. Tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya. Berhubungan erat sebab bisa dikatakan
tidak ada hukum tanpa adanya bahasa. "Alat suntiknya" orang hukum
itu adalah bahasa." (Nurhilmiyah, 2020)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
tentang urgensi bahasa Indonesia dalam ilmu hukum. Tipologi studi
ini bersifat deskriptif kualitatif. Dari studi ini disimpulkan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
harus terus dipertahankan. Dalam disiplin ilmu lain bahasa
Indonesia juga digunakan, seperti dalam ilmu hukum. Bahasa
Indonesia dalam ilmu hukum disebut bahasa hukum Indonesia ini
bertujuan untuk mengkaji dan mengalisis kata dan kalimat yang
digunakan oleh para penegakkan hukum misalnya lawyer
(pengacara) dalam persidangan. Bahasa Indonesia dipandang sangat
penting untuk dipelajari, dipahami, dan diterapkan dengan baik
dalam proses pelaksanaan penegakkan supermasi hukum. Bahasa
hukum Indonesia adalah bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan
untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk mempertahankan
kepentingan umum dan kepentingan pribadi di dalam masyarakat.
Bahasa hukum Indonesia domain kajian yaitu mono smantik atau
kesantuan makna (jangan memberikan penafsiran yang berbeda-
beda).
DAFTAR PUSTAKA

https://m.atmajaya.ac.id/web/KontenUnit.aspx?gid=artikelhki&ou=hki&cid=arti
kel-hki-bahasa-hukum-indonesia , Diakses Pada Tanggal 28 November 2021
http://www.e-journallppmunsa.ac.id/index.php/ippemas2020/article/view/160/155
, Diakses Pada Tanggal 28 November 2021
https://www.fadlimia.com/2020/06/manfaat-mempelajari-bahasa-Indonesia-
hukum.html , Diakses Pada Tanggal 28 November 2021

Anda mungkin juga menyukai