Anda di halaman 1dari 3

Resume Kuliah Umum 1

Nama : Nurul Aida Fitria


NIM : 1906397241
Kelas : PB-37

Manajemen Psikososial pada Bencana (Refleksi Pandemi Covid-19)

 Pengertian bencana/pandemic
 Bencana adalah peritiwa yang tiba-tiba terjadi dan sangat mengganggu fungsi
komunitas atau masyarakat dan menyebabkan kerugian manusia, material, dan
ekonomi atau lingkungan yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat
untuk mengatasi dengan menggunakan sumber dayanya sendiri. Meski sering kali
disebabkan oleh alam, bencana bisa berasal dari manusia (International Federation
of Red Cross and Red Cresent Societies, 2005, p.1 in ICN & WHO, 2009).
 Pandemi didefinisikan sebagai "epidemi yang terjadi di seluruh dunia, atau di
wilayah yang sangat luas, melintasi batas internasional dan biasanya memengaruhi
sejumlah besar orang". Definisi klasik yang tidak menyertai apapun tentang
kekebalan populasi, virology, atau keparahan penyakit (WHO, 2020). Dengan
definisi ini, pandemi dapat dikatakan terjadi setiap tahun di belahan selatan dan
utara yang beriklim sedang, mengingat epidemi musiman melintasi batas
internasional dan mempengaruhi sejumlah besar orang. Namun, epidemi musiman
tidak dianggap sebagai pandemic. Pandemi coronavirus 2019-20 adalah pandemi
penyakit coronavirus yang sedang berlangsung 2019 (Covid-19) yang disebabkan
oleh sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (Sars-CoV-2).
 Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk
menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan
harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya
dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan
kerugian.
 Jenis bencana/pandemic dan korban yang terdampak
 Bencana alam (natural disaster) biasanya dianggap ketentuan Tuhan yang tidak
memberikan tanda-tanda sebelumnya yang menghapuskan manusia sebagai
penyebab bencana dan manusia sebagai penanggung jawabnya. Akan tetapi,
bencana yang diakibatkan teknologi dan buatan manusia (Man-made disaster)
baik disengaja maupun karna kelalaian manusia yang menimbulkan kemarahan
serta rasa bersalah sehingga terjadi luka emosional dan proses pemulihan yang
panjang.
 Korban yang mengalami trauma karena bencana atau misalnya terinfeksi COVID
19 (rentan mengalami cidera fisik, post-traumatic stress disorder (PTSD) dan
depresi setelah kejadian bencana)
 Penyelamat/responder (termasuk tenaga kesehatan dan relawan)
 Masyarakat luas
 Perubahan, respons, dan masalah psikososial akibat bencana/pandemic
 Pandemic covid-19 menghantam semua aspek kehidupan misalnya physical dan
social distancing serta takut terinfeksi dan keselamatan diri menimbulkan
perasaan tidak berdaya dan putus ada sehingga menyebabkan stress dan trauma
 Respons holistic selama pandemic covid-19 terbagi menjadi tiga, yaitu:
 Kesehatan: mengikuti panduan kesehatan untuk melawan covid-19, isolasi
mandiri, dan vaksinasi.
 Survival: menjaga ketersediaan makanan dan suplai lain yang diperlukan
untuk bertahan hidup.
 Ekonomi: berjuang menghemat apa yang dimiliki selama berkurang tabungan
atau terhentinya penghasilan.
 Pola respon terbagi menjadi repon positif atau mendukung integrasi fungsi
sipandang sebagai adaptif yang membuat berkembang dan belajar, serta respon
negative atau menghambat integrasi fungsi yang dianggap maladaptive,
menghambat perkembangan, menurunkan otonomi, dan mengganggu penguasaan
terhadap lingkungan.
 Masalah psikososial yang terjadi di masa covid-19 ini banyak disebabkan oleh
karantina jangka panjang/isolasi
 Manajemen kesehatan
 Proteksi: Mitigasi bencana dan pencagahan, persiapan diri untuk proteksi, prediksi
dan peringatan dini, lalu terjadi onset bencana.
 Pemulihan: risiko dampak, respon, pemulihan, dan rekontruksi untuk
meminimalisasi dampak bencana.
 Tujuan manajemen psikososial
 Meningkatkan kesehatan jiwa
 Mencegah gangguan jiwa
 Meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa

Anda mungkin juga menyukai