Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Aida Fitria

NIM : 1906397241
Resume Kuliah Umum 2
Kelas : PB-37

Konsep Manajemen Bencana & Triase Bencana (Refleksi Pandemi Covid-19)

 Siklus atau Fase Manajemen Bencana


Penanggulangan bencana adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan berdasarkan
waktu dan jenis kegiatan untuk menghadapi bencana yang membentuk siklus manajemen
bencana.
 Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana atau menghilangkan
kerentanan masyarakat terhadap bencana. Mitigasi biasanya dilakukan sebelum
terjadinya bencana. Mitigasi memiliki 5 tujuan utama, yaitu:
 Mengurangi risiko kemungkinan bencana,
 Mengurangi konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh bencana,
 Menghindari risiko bencana,
 Menerima kemungkinan dampak akibat bencana dengan pertimbangan
yang cermat, dan
 Mengalihkan dampak bencana.
Contoh upaya mitigasi adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana di
fasilitas kesehatan, melakukan penutupan suatu kawasan secara menyeluruh untuk
menghindari penyebaran penyakit dan penerapan sistem jaminan kesehatan bagi
korban bencana sebagai upaya untuk mengalihkan dampak bencana.
 Kesiapsiagaan merupakan derajat kewaspadaan dan kesiapan suatu masyarakat
dalam menghadapi bencana. Tahap kesiapsiagaan merupakan tahap
penanggulangan bencana yang dilakukan di daerah rawan bencana atau yang sulit
terhindar dari bencana. Fase ini dapat diterapkan beberapa hari atau beberapa saat
sebelum bencana terjadi setelah peringatan dibuat. Tahap kesiapsiagaan
membutuhkan perencanaan dan kegiatan yang sebenarnya merupakan upaya
mitigasi bencana. Kegiatan tersebut berupa latihan penanggulangan bencana
kepada masyarakat, jalur evakuasi, pemasangan dan penggunaan sinyal bahaya
bencana. Contoh upaya kesiapsiagaan adalah praktik keselamatan saat gempa dan
evakuasi setelah gempa terjadi.
 Fase respon atau fase tanggap bencana merupakan yang tersulit karena terjadi
pada kondisi stres dan keterbatasan, baik sumber daya, akses, informasi, maupun
waktu. Menurut definisi, tahap tanggap darurat adalah semua upaya yang
dilakukan sesaat sebelum, saat, atau setelah bencana yang bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa, dan mengurangi dampak kerugian. Penanggulangan
bencana pada fase tanggap harus dilakukan dalam 72 jam pertama dan dapat
berlangsung dalam kurun waktu beberapa jam, setiap hari hingga 1 hingga 2
minggu, tergantung dari jenis dan skala bencana. Faktor-faktor yang
mempengaruhi durasi fase respon meliputi;
 Jumlah korban yang perlu ditolong,
 Tingkat kesulitan evakuasi,
 Sistem manajemen bencana dilakukan,
 Sumber daya yang terbatas.
Upaya dimulai dengan melakukan penilaian awal (Rapid Health
Assessment), pencarian dan penyelamatan atau evakuasi (SAR), triase bencana
atau case finding yang dilakukan pada awal 24-48 jam pasca bencana, dukungan
manajemen (keuangan yang cair, ambulans, logistic, sumber listrik dan air), serta
bantuan medis. Kegiatan penting lainnya adalah penanganan identifikasi korban
bencana/ disaster victim identification (DVI) dan pemulangan jenazah.
 Fase pemulihan terdiri dari pemulihan kesehatan dan pemulihan infrastruktur.
Fase pemulihan kesehatan meliputi:
 Program rehabilitasi kesehatan, pemulihan korban bencana yang telah
ditangani kepada kegiatan dan pekerjaan semula.
 Rehabilitasi kesehatan jiwa bagi korban bencana yang mengalami trauma
psikologis yang perlu ditangani.
Kegiatan pemulihan infrastruktur meliputi
 Pembangunan rumah sementara atau permanen.
 Pemulihan sumber listrik dan sumber air bersih.
 Pembangunan jalan dan gedung fasilitas pemerintah yang rusak.
 Disaster Triage
 Triase adalah memilih dan mendistribusi. Triase bencana adalah tindakan untuk
memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk
hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang
tersedia, mencegah pasien yang terlalu banyak pada becanda sekunder, bekerja di
fase akut becana, menekan angka kesakitan dan kematian, serta melakukan
pelatihan pada tenaga kesehatan.
 Triase bencana cenderung dilupakan pada pandemic Covid-19. Tanpa triase
bencana ini akan meningkatkan kasus kesakitan dan kematian, sehingga
kesadaran untuk melakukan triase bencana harus ditingkatkan.
 Metodologi Triase Bencana
 Disaster Triase Sederhana
 Expert Disaster Triage
 Kegiatan disaster triase pada pandemic Covid-19
 Pemetaan pendistribusian pasien Covid-19 di rumah sakit
 Pemetaan tingkat rumah sakit, sumber daya manusia, dan fasilitas
 Deteksi kemungkinan terjadinya kejadian berlebihan di tingkat rumah
sakit yang tidak sesuai
 Distribusi dan re-distribusi pasien Covid-19 berdasarkan tingkat
keparahan dengan rumah sakit yang sesuai
 Zonasi rumah sakit untuk mencegah kontaminasi ke rumah sakit non
Covid
 Sistem komunikasi rujukan antar rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai