224 319 1 PB
224 319 1 PB
Abstrak
Transformator distribusi pada PLTA Batang Agam merupakan suatu peralatan yang penting dalam operasional
pembangkitan karena berfungsi untuk mentransformasikan energi listrik yaitu menurunkan tegangan dari 20 kV
ke 400 V. Berdasarkan hasil pengukuran terakhir menggunakan ESA sebanyak 6 kali yang dilakukan pada trafo
dengan daya 125 kVA presentase pembebanan tertinggi sebesar 14,122% dan nilai prosentase arus netral
tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 40,792%. Pembebanan yang tinggi mempengaruhi pada kualitas dan life
time trafo. Begitu pula besarnya ketidakseimbangan beban juga berpengaruh terhadap besarnya arus netral yang
mengalir pada penghantar netral dan tanah trafo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja trafo
berdasarkan pembebanan, ketidakseimbangan beban, arus netral, harmonisa, efisiensi dan life time pada serta
memberikan usulan langkah perbaikan agar kinerja trafo baik.
Kata kunci: transformator distribusi, pembebanan, ketidakseimbangan beban, arusnetral, harmonisa, efisiensi,
life time
1. Analisa hanya dilakukan pada trafo Yaitu rugi yang disebabkan arus pusar
pemakaian sendiri PLTA Batang Agam pada besi inti.
2
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pe = Ke ƒ2𝐵𝑚𝑎𝑥 watt
Bukittinggi Dimana:
2. Analisa kondisi trafo yang dilakukan Ke = Konstanta
meliputi pembebanan, ketidakseimbangan Bmax = fluks maksimum
beban, arus netral pada trafo, efisiensi Jadi, rugi besi (rugi inti) yaitu:
pada trafo, THD tegangan dan arus serta Pi = Ph + Pe
life time trafo. 3.Vektor Grup
3. Analisa yang dilakukan tidak meliputi Hubungan trafo dibagi menjadi beberapa
analisa kondisi fisik trafo. jenis, sesuai dengan besarnya pergeseran phasa,
yang dikenal sebagai bilangan jam. Adapun
Tujuan yang akan dicapai dalam pembagian grup/kelompoknya adalah
penyusunan penelitian ini adalah : berdasarkan penunjukan jarum jam dari
1. Dapat melakukan perhitungan mengenai vektornya, contoh pegelompokannya dapat
pembebanan, ketidakseimbangan beban, dilihat pada gambar berikut:
arus netral trafo, harmonisa, efisiensi trafo
serta life time pada trafo pemakaian
sendiri di PLTA Batang Agam PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan
Bukittinggi
2. Dapat melakukan analisa hasil
perhitungan terhadap standar yang ada
yaitu SPLN D3.002-1:2007 tentang
spesifikasi transformator, IEEE No. 519 Gambar 2.1 Bilangan Jam
tentang harmonisa, SPLN 17: 1979, dan
IEC 60354 tentang pembebanan 4.Arus Beban Penuh Trafo [5]
transformator Daya transformator bila ditinjau dari sisi
tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
2. Tinjauan Pustaka. S = √3 . V . I
Transformator Dimana:
Transformator adalah peralatan pada S = Daya Transformator (kVA)
sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk V = Tegangan Sisi Primer Transformator
mentransformasikan energi listrik. Sedangkan (kV)
prinsip kerjanya melalui kopling magnet atau I = Arus Jala-jala (A)
induksi magnet. Sehingga untuk menghitung arus beban
penuh (full load) dapat menggunakan rumus:
Rugi-rugi Trafo [4] 𝑆
1. Rugi Tembaga ( Pcu ) IFL = . 𝑉
√3
Rugi yang disebabkan arus mengalir pada Dimana:
kawat tembaga. IFL = Arus Beban Penuh (A)
Pcu = I2.R S = Daya Transformator (kVA)
Karena arus beban berubah-ubah, rugi V = Tegangan Sisi Sekunder
tembaga juga tidak konstan, tergantung dengan Transformator (kV)
beban. 5.Arus Hubung Singkat
2. Rugi Besi (Pi) Untuk menghitung arus hubung singkat
Rugi besi terdiri atas : pada transformer digunakan rumus:
𝑆 . 100
1) Rugi Histerisis ISC= % 𝑍√3 . 𝑉
Yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-
Dimana:
balik pada inti besi. ISC
1.6
Ph = Kh ƒ 𝐵𝑚𝑎𝑥 watt S
Dimana: V
Kh = Konstanta %Z= Persen Impedansi Transformator
Bmax = fluks maksimum 6.Pembebanan Trafo
2) Rugi “arus eddy” Menurut SPLN 17:1979 tentang Pedoman
Pembebanan Transformator Terendam Minyak
252 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang
yang berbunyi “Berdasarkan Publikasi IEC 76 Dari gambar di atas menunjukan vektor
(Bagian 1: Umum, ayat 2.1), transformator diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini
dirancang dengan syarat pelayanan antara lain terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor
bahwa untuk transformator pendinginan-udara arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol.
maka suhu udara tidak boleh melampaui: Sehingga tidak muncul arus netral.
30oC (Rata-rata harian) Sedangkan yang dimaksud dengan
20oC (Rata-rata tahunan) keadaan tidak seimbang adalah keadaan
Menurut IEC 60354 yang berjudul dimana salah satu atau kedua syarat keadaan
“Loading guide for oil-immersed power setimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan
transformers”, terdapat tabel pembebanan trafo keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu:
yang berhubungan dengan suhu lingkungan Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
trafo. membentuk sudut 120o satu sama lain
Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
Tabel 2.1Pembebanan Trafo Menurut IEC memebentuk sudut 120o satu sama lain
60354 Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak
(Sumber: IEC 60354) membentuk sudut 120o satu sama lain.
3. Metodologi
telah penulis cantumkan pada bab sebelumnya. Tabel 4.1 Data Pengukuran ESA ke- 1
Setelah didapat nilai hasil perhitungan dengan untuk Analisa Pembebanan
menggunakan excel, penulis membandingkan Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑
Analisa Harmonisa
(menggunakan hasil pengukuran ESA)
Analisa Efisiensi Trafo Gambar 4.1 Prosentase Pembebanan pada
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒
Analisa Life Time Trafo
Matlab untuk Pengukuran ke- 1
Sisa umur pada tahun ke n= umur dasar – ( n x susut umur )
Pengukuran ke- 2
Tabel 4.2 Data Pengukuran ESA ke- 2
untuk Analisa Pembebanan
Kesesuaian dengan
Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑
TIDAK
Hasil Perhitungan
Menggunakan R 9,470 379,800 2076,000 0,981
Aplikasi Matlab
S 16,280 380,500 3570,000 0,900
A
T 12,320 379,200 2702,000 0,994
YA
Proses Analisa Hasil Perhitungan YA
Analisa Pembebanan
A
Berdasarkan IEC 60354 yaitu batas pembebanan trafo
Sehingga persentase pembebanannya
adalah sebesar 90% adalah:
Analisa Ketidakseimbangan Beban
Standar PLN yaitu ketidakseimbangan beban maksimal 25% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝐴 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
Analisa Arus Netral = 𝑥 100%
Analisa Harmonisa 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜
(menggunakan Tabel IEEE 519-1992)
Analisa Efisiensi Trafo
8348 𝑉𝐴
Analisa Life Time Trafo
= 𝑥 100% = 6,678 %
(Menggunakan tabel susut umur)
125 𝑘𝑉𝐴
Kesimpulan
Selesai
Analisa Pembebanan
Berikut ini adalah perhitungan persentase
pembebanan trafo.
Pengukuran ke-1
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 255
Sehingga persentase pembebanannya Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑
adalah: R 10,180 378,000 2222,000 0,977
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝐴 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
= 𝑥 100% S 16,350 379,100 3571,000 0,891
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 T 11,720 378,370 2562,000 0,993
17652 𝑉𝐴 10,1807+16,350+11,720
= 𝑥 100% = 14,122 % Irata-rata= = 12,750 A
125 𝑘𝑉𝐴 3
Dengan menggunakan koefisien a,b, dan c
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
arus fasa dalam keadaan seimbang sama
dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
I 10,180
IR = a.I maka: a = IR = 12,750 = 0,798
I 16,350
IS = b.I maka: b = S = = 1,282
I 12,750
IT 11,720
IT = c.I maka: c = I = 12,750 = 0,919
Pada keadaan seimbang besarnya
koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian,
rata – rata ketidakseimbangan beban
(dalam %) adalah
Gambar 4.6 Prosentase Pembebanan pada { 0,798−1 + 1,282−1 + 0,919−1 }
= x 100 =
3
18,824%
16,280+12,320+9470
Irata-rata= 3
= 12,690 A
Gambar 4.7 Grafik Pembebanan Trafo Dengan menggunakan koefisien a,b, dan c
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
Dari grafik di atas terlihat bahwa persentase arus fasa dalam keadaan seimbang sama
pembebanan trafo belum melebihi standar dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
pembebanan trafo berdasarkan SPLN 17:1979 I 9,470
dan IEC 60354 sebesar 90%. IR = a.I maka: c = IR = 12,690 = 0,746
I 16,280
IS = b.I maka: a = IS = 12,690 = 1,283
Analisa Ketidakseimbangan Beban I 12,320
Berikut ini adalah perhitungan IT = c.I maka: b = T = = 0,971
I 12,690
ketidakseimbangan pada trafo. Pada keadaan seimbang besarnya
Pengukuran ke- 1 koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian,
Tabel 4.8 Data Pengukuran ESA ke- 1 rata – rata ketidakseimbangan beban
untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban (dalam %) adalah
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 257
27,600+22,900+29,700
Irata-rata= 3
= 26,800 A
Dengan menggunakan koefisien a,b, dan c
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
arus fasa dalam keadaan seimbang sama
Gambar 4.9 Ketidakseimbangan Beban pada dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
I 27,600
IR = a.I maka: a = R = = 1,032
Matlab untuk Pengukuran ke- 2 I 26,800
IS 22,900
Pengukuran ke- 3 IS = b.I maka: b = I = 26,800 = 0,857
Tabel 4.10 Data Pengukuran ESA ke- 3 I 29,700
IT = c.I maka: c = IT = 26,800 = 1,111
untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban
Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑 Pada keadaan seimbang besarnya
R 10,060 379,700 2205,000 0,975 koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian,
S 13,710 380,900 3009,000 0,938 rata – rata ketidakseimbangan beban
T 12,270 379,300 2692,000 0,994 (dalam %) adalah
{ 1,032−1 + 0,857−1 + 1,111−1 }
= 3
x 100 =
12720+10060+13,710
Irata-rata= 3 9,453%
= 12,013 A
Dengan menggunakan koefisien a,b, dan c
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
arus fasa dalam keadaan seimbang sama
dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
I 10,060
IR = a.I maka: a = IR = 12,013 = 0,837
I 13,710
IS = b.I maka: b = S = = 1,141
I 12,013
IT 12,270
IT = c.I maka: c = I = 12,013 = 1,021
Pada keadaan seimbang besarnya Gambar 4.11 Ketidakseimbangan Beban pada
koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian,
rata – rata ketidakseimbangan beban Matlab untuk Pengukuran ke- 4
(dalam %) adalah Pengukuran ke- 5
{ 1,021−1 + 0,837−1 + 1,141−1 } Tabel 4.12 Data Pengukuran ESA ke- 5
= 3
x 100 =
untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban
10,840% Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑
R 27,600 378,600 6033,000 0,724
S 22,900 381,200 5022,000 0,619
T 29,700 379,200 5100,000 0,781
27,600+22,900+29,700
Irata-rata = 3
= 26,733 A
Dengan menggunakan koefisien a,b, dan c
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
arus fasa dalam keadaan seimbang sama
dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
I 27,600
IR = a.I maka: a = IR = 26,733 = 1,032
Gambar 4.10 Ketidakseimbangan Beban pada
I 22,900
IS = b.I maka: b = IS = 26,733 = 0,857
Matlab untuk Pengukuran ke- 3 I 29,700
IT = c.I maka: c = IT = 26,733 = 1,111
Pengukuran ke- 4
258 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang
Gambar 4.19 Arus Netral Trafo pada Matlab I Gambar 4.21 Arus Netral Trafo pada Matlab I
untuk Pengukuran ke- 3 untuk Pengukuran ke- 4
Pengukuran ke- 6
Ketidakseimbangan IN % IN
ke (R) (S) (T)
Beban
1 10,180 16,350 11,720 18,824 5,201 40,792
Tabel 4.20 Data Pengukuran ESA ke- 6 2 9,470 16,280 12,320 18,860 4,543 35,798
untuk Analisa Arus Netral Trafo 3 10,060 13,710 12,270 10,840 1,406 11,705
Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) Cos 𝜑 4 27,600 23,000 29,800 9,453 8,712 32,507
R 27,700 378,000 6058,000 0,730 5 27,600 22,900 29,700 9,559 8,622 32,250
𝐼
Penyeimbangan fasa S = 𝐹𝐵x V
0,430 𝐴
= 0,737
x 220 V= 128,329 VA
Fasa T
T = (Beban rata-rata total) –
(Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A –
20,935 A = -1,298 A
𝐼
Gambar 4.28 Faktor Beban pada Matlab Penyeimbangan fasa T = 𝐹𝐵x V
−1,298 𝐴
= x 220 V= -387,474 VA
0,737
4. Analisa Perbaikan Dari perhitungan penyeimbangan trafo di
Ketidakseimbangan Beban atas maka didapat nilai penyeimbangan yaitu
Pada perbaikan ketidakseimbangan beban fasa R ditambah sebesar 259,145 VA, fasa S
ini metode yang digunakan adalah metode ditambah sebesar 128,329 VA dan fasa T
average (rata-rata). Dengan menggunakan dipindah sebesar 387,474 VA.
metode average didapat rata-rata beban. Sehingga setelah penyeimbangan fasa R, S
Tabel 4.22 Sebelum Penyeimbangan Beban dan T:
Fasa R
SEBELUM PENYEIMBANGAN BEBAN
Pengukuran
ke Irms (R) Irms (S) Irms (T) I Rata-Rata 259,145
Total Beban penyeimbang = 220
=
1 10,180 16,350 11,720 12,750
2
3
9,470
10,060
16,280
13,710
12,320
12,270
12,690
12,013
1,178 𝐴
4
5
27,600
27,600
23,000
22,900
29,800
29,700
26,800
26,733
R = (Beban penyeimbang) +
6 27,700 23,000 29,800 26,833 (Beban rata-rata fasa R) = 1,178 A +
RATA-RATA 18,768 19,207 20,935 19,637
18,768 A = 19,946 A
18,768 + 19,207+ 20,935 Fasa S
Beban rata-rata total = 128,329
3 Beban penyeimbang = =
(A) 220
= 19,637 A 0,583 𝐴
Dengan menggunakan koefisien a,b,dan c R = (Beban penyeimbang) +
dapat diketahui besarnya, dimana besarnya (Beban rata-rata fasa R) = 0,583 A +
arus fasa dalam keadaan seimbang sama 19,207 A = 19,790 A
dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata). Fasa T
−387.474
IR = a.I
I
maka: a = R =
18,768
= 0,956 Beban penyeimbang = =
220
I 19,637
IS 19,207 −1,761 𝐴
IS = b.I maka: b = I = 19,637 = 0,978 R = (Beban penyeimbang) +
I 20,935 (Beban rata-rata fasa R) = -1,761 A +
IT = c.I maka: c = IT = 19,637 = 1,066
20,935 A= 19,174 A
Pada keadaan seimbang besarnya Dengan menggunakan koefisien a,b,dan c
koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian, dapat diketahui besarnya, dimana besarnya
rata – rata ketidakseimbangan beban (dalam arus fasa dalam keadaan seimbang sama
%) adalah dengan besarnya arus rata – rata (IRata –rata).
{ a−1 + b−1 + c−1 }
= x 100 % I 19,946
3 IR = a.I maka: a = IR = 19,637 = 1,016
{ 0,956−1 + 0,978−1 + 1,066−1 }
= x 100 % = I 19,790
3 IS = b.I maka: b = IS = 19,637 = 1,008
4,408 % I 19,174
Sehingga penyeimbangan fasa R, S dan T: IT = c.I maka: c = T = = 0,976
I 19,637
Fasa R Pada keadaan seimbang besarnya
R = (Beban rata-rata total) – koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian,
(Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A – rata – rata ketidakseimbangan beban (dalam
18,768 A = 0,868 A %) adalah
𝐼 { a−1 + b−1 + c−1 }
Penyeimbangan fasa R = 𝐹𝐵x V = x 100 %
3
0,868 𝐴 { 1,016−1 + 1,008−1 + 0,976−1 }
= 0,737
x 220 V = 259,145 VA = x 100 % =
3
Fasa S 1,572 %
S = (Beban rata-rata total) –
(Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A –
19,207 A= 0,430 A
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 263
4,4079 1,572
Filter harmonisa didesain dengan tujuan untuk Gambar 4.35 Efisiensi pada Matlab untuk
mengurangi amplitudo satu atau lebih Pengukuran ke- 1
frekuensi dari sebuah tegangan atau arus.
Dengan pemasangan filter harmonisa pada 2. Pengukuran ke- 2
suatu sistem tenaga kelistrikan yang Tabel 4.27 Data Pengukuran ESA ke- 2
mengandung sumber harmonisa, maka untuk Analisa Efisiensi Trafo
penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) 𝐶𝑜𝑠𝜑 P (W)
dapat ditekan sekecil mungkin. Disisi lain filter R 9,470 379,800 2076,000 0,981 3214,000
harmonisa pada frekuensi fundamental dapat S 16,280 380,500 3570,000 0,900 2685,000
mengkompensasi daya reaktif yang digunakan T 12,320 379,200 2702,000 0,994 2037,000
P Total : 7936,000 W
untuk memperbaiki faktor daya sistem.
𝑃𝑜𝑢𝑡
6. Analisa Efisiensi Trafo 𝜂= 𝑥 100%
Tabel 4.25 Katalog Trafo 125 kVA 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑃𝑜𝑢𝑡
= 𝑥 100%
𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒
7936
= × 100%
7936 + 2200 + 750
= 72,901%
6. Pengukuran ke- 6
4. Pengukuran ke- 4 Tabel 4.31 Data Pengukuran ESA ke- 6
Tabel 4.29 Data Pengukuran ESA ke- 4 untuk Analisa Efisiensi Trafo
untuk Analisa Efisiensi Trafo Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) 𝐶𝑜𝑠𝜑 P (W)
Fasa I rms (A) V rms (Volt) S (VA) 𝐶𝑜𝑠𝜑 P (W) R 27,700 378,000 6058,000 0,730 5150,000
S 23,000 381,300 5044,000 0,615 4420,000
R 27,600 378,500 6036,000 0,727 4390,000
T 29,800 379,900 6550,000 0,786 3100,000
S 23,000 381,200 5044,000 0,619 3120,000
P Total : 12670,000 W
T 29,800 379,800 6550,000 0,786 5150,000
P Total : 12660,000 W 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝜂= 𝑥 100%
𝜂= 𝑥 100% 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑥 100%
= 𝑥 100% 𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒 12670
12660 = × 100% = 81,114%
= × 100 = 81,102% 12670 + 2200 + 750
12660 + 2200 + 750
R 27,600 378,600 6033,000 0,724 3110,000 1 10,180 16,350 11,720 6,684 40,792 72,809
S 22,900 381,200 5022,000 0,619 5100,000 2 9,470 16,280 12,320 6,678 35,798 72,901
T 29,700 379,200 5100,000 0,781 4370,000 3 10,060 13,710 12,270 6,325 11,705 72,170
P Total : 12580,000 W
4 27,600 23,000 29,800 14,104 32,507 81,102
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑃𝑜𝑢𝑡
= 𝑥 100%
𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒
12580
= × 100% = 81,005%
12580 + 2200 + 750
8. Simpulan
1. Dari hasil perhitungan, didapat nilai
prosentase pembebanan tertinggi untuk 6
kali pengukuran yaitu 14,122% dan masih
dalam batas standar SPLN 17:1979 dan
IEC 60354.
2. Dari hasil perhitungan, didapat nilai
prosentase arus netral tertinggi untuk 6
kali pengukuran yaitu 40,792%, Tabel dan
grafik perhitungan juga menunjukkan
Jika disesuaikan dengan ambient bahwa kenaikan ketidakseimbangan
temperature Indonesia yaitu 30oC, susut umur beban diikuti oleh kenaikan arus netral
yang terjadi pada saat pembebanan 100% pada trafo sehingga dilakukan
adalah 317,48, susut umur pada pembebanan perhitungan perbaikan ketidakseimbangan
90% adalah 72,51, dan susut umur pada beban.
pembebanan 80% adalah 19,05. Susut umur 3. Dengan penyeimbangan beban
pada pembebanan 90% pada trafo dapat meggunakan Metode Average yaitu dari
dihiung sebagai berikut : perhitungan beban rata-rata, besar
Sisa umur pada tahun ke n= umur dasar – ketidakseimbangan menjadi lebih kecil
( n x susut umur ) yang kondisi awal adalah 4,4079%
1 = umur dasar – ( n x susut umur ) menjadi 1,572%.
1 + ( n x susut umur ) = umur dasar 4. Dari hasil perhitungan, didapat nilai
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 − 1 30 − 1 efisiensi trafo tertinggi untuk 6 kali
n = 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 = 72,51% = 39,999 tahun
pengukuran yaitu 81,114% pada
Susut umur pada pembebanan 80% pada prosentase pembebanan tertinggi 14,122%.
trafo dapat dihiung sebagai berikut : 5. Dari hasil perhitungan, didapat nilai THD
Sisa umur pada tahun ke n = umur dasar – Odd% untuk arus tertinggi untuk 6 kali
( n x susut umur ) pengukuran yaitu 12,714% dan untuk
1 = umur dasar – ( n x susut umur ) tegangan tertinggi untuk 6 kali
1 + ( n x susut umur ) = umur dasar pengukuran yaitu 2,65% . THD Even%
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 − 1 30 − 1
n = 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 = 19,05% = 152,231 tahun untuk arus tertinggi untuk 6 kali
pengukuran yaitu 9,213% dan untuk
tegangan tertinggi untuk 6 kali
pengukuran yaitu 0,815%.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 267
6. Dari hasil perhitungan, didapat life time [4] Lumbanraja, Hotdes. 2008. Pengaruh
trafo untuk pembebanan 90% yaitu Beban Tidak Seimbang Terhadap
39,999 tahun, dan untuk pembebanan Efisiensi
80% yaitu 152,231 tahun. [5] Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Lisrik.
[6] Badaruddin, MT, Ir. 2012. Pengaruh
Saran Ketidakseimbangan Beban Terhadap
1. Perlu dilakukan pemerataan beban pada Arus Netral dan Losses pada Trafo
trafo pemakaian sendiri agar tidak terjadi Distribusi Proyek Rusunami Gading
dampak-dampak yang merugikan bagi Icon.
trafo itu sendiri yang diakibatkan [7] Syahwil, Muhammad. 2010. Studi
tingginya arus netral. Tampak Harmonisa Terhadap Susut
2. Harus ada pemeliharaan dan pengecekan Teknis pada Industri Semen. Makassar:
trafo secara berkala agar ketidaknormalan Media ELektrik
yang terjadi pada trafo dapat diketahui [8] Ahmad Deni Mulyadi, MeTrik Polban,
dari dini sehingga dapat diambil langkah Vol.5, No.1, 24-28, 2011.
perbaikan untuk pengoptimalan kinerja [9] Ermawanto.Analisa Berlangganan
trafo tersebut. Listrik Antara Tegangan Menengah
dengan Teganga Rendah (TR) dan
Referensi Analisa Efisiensi Trafo Dalam Rangka.
[1] I Wayan Rinas. 2012. Studi Analisis [10] Hardi, Supri & Yaman. Peredaman
Losses dan Derating Akibat Pengaruh Harmonisa dan Perbaikan Faktor Daya
THD pada Gardu Transformator Daya Aplikasi Beban Rumah Tangga.
di Fakultas Teknik Universitas Udayana. [11] Jurnal Sain dan Teknologi, Agustus.
[2] Habibah Zahra Faluqi, Heryogka 2009. Volume 7, Nomor 2.
Ahmad Waritza. 2014. Studi Evaluasi Transformator Tiga Fasa Hubungan
Kinerja Trafo Distribusi 20 KV sebagai Open-Delta.
Input Database Berbasis Web Local di [12] Prasetyadi, Willy. 2012. Evaluasi
PT. PLN (Persero) Rayon Blimbing. Harmonisa dan Perencanaan Filter
[3] Zulkarnain, Iskandar. 2009. Analisis Pasif pada Sisi Tegangan 20 kV Akibat
Pengaruh Harmonisa Terhadap Arus Penambahan Beban pada Sistem
Netral, Rugi-Rugi dan Penurunan Kelistrikan Pabrik Semen Tuban.
Kapasitas pada Transformator [13] PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan
Distribusi. Pelatihan, Trafo Dstribusi.
.