KB 2 : SISTEM STATER
Mekanik
Konversional
Sistem
Elektrik
starter
Reduksi
Pneumatik
KB 3 : SISTEM PENGISIAN
AP = CL + PL + 0,1 IL
AP : Alternator Power
CL : Continuous Loads
PL : Prologed Loads
IL : Intermittent Loads
3. Sistem pengisian yang baik yaitu:
a. Mampu mensuplay semua kebutuhan beban kelistrikan
b. Mampu mengisi baterai sesuai kebutukan
c. Dapat bekerja saat mesin idle
d. Tegangan tetap stabil pada semua kondisi kerja kendaraan
e. Mempunyai efisiensi rasio antara daya yang dihasilkan
dengan berat yang baik
f. Rendah dalam perawatan
g. Memberi indikasi kalau terjadi gangguan
4. Pada sistem pengisian alternator terdapat dua model regulator
yaitu regulator mekanik dan regulator Elektronik ( IC Regulator).
5. Sistem pengisian generator DC sudah jarang dijumpai karena
memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
a. Ukuran generator lebih besar dibandingkan altenator untuk
daya yang sama
b. Diperlukan pemutus arus ke baterai saat generator belum
bekerja (cut out), pada altenator menggunkan diode.
c. Usia sikat lebih pendek sebab sikat berhubungan dengan
komutator yang kontruksinya bergaris-garis, sedangkan
pada altenator menggunakan slip ring.
6. Besarnya induksi elektromagnetik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
E= B.L.V.
E = Besar induksi elektromagnetik
B = Kuat medan magnet
L = Panjang penghantar
V = Kecepatan memotong medan magnet
7. Beberapa kelebihan generator AC dibandingkan generator DC
antara lain:
a. Pada daya yang sama, maka ukuran generator AC lebih
kecil dibandingkan generator DC
b. Tidak memerlukan cutout relay untuk mencegah arus dari
baterai mengalir ke generator, tetapi digunakan diode.
c. Usia sikat lebih lama sebab sikat berhubungan dengan slip
ring dimana konstruksi slip ring adalah rata, sedangkan
pada generator DC sikat berhubungan dengan komutator
yang kontruksinya bergaris-garis
8. Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi
listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC),
untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang
dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
9. Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang
dihasilkan alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada
rotor alternator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur hidup
dan matinya lampu indikator pengisian.
10. Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus
berlebihan akibat hubungan singkat.
11. Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke
lampu indicator dank e regulator. Aliran listrik ke regulator
diteruskan ke alternator berfungsi untuk menghasilkan magnet
pada alternator.
12. Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang
dihasilkan sistem pengisian.
13. Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan
oleh stator coilmenjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk
menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat
diode adalah meneruskan arus listrik satu arah
14. Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator
ke rotor coil. Padaalternator terdapat dua sikat, yaitu :
a. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F
alternator
b. Sikat negatip berhubungan dengan bodi alternator dan
terminal E.
15. Pully berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke
alternator
16. Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan komponen
alternator, yaitu diode dan kumparan pada alternator
17. Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang
dihasilkan oleh alternator.
18. Cara menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
1. Tentukan bagian mana voltage regulator, dan bagian mana
yang voltage relay. Voltage regulator mudah dikenali karena
mempunyai ciri khusu yaitu mempunyairesistor.
2. Identifikasi terminal pada voltage regulator, dimana
voltage regulator mempunyai 3 terminal yaitu IG, F dan
Terminal Ciri
IG Berhubungan dengan resistor,
dapat platina tepi yang saat normal/
belum bekerja posisi menempel
dengan platina tengah
F Berhubungan dengan resistor, dapat
platina tengah
E Berhubungan dengan massa/ bodi
regulator, berhubungan
dengan ujung kabel lilitan voltage
regulator maupun voltagerelay
3. Identifikasi terminal pada voltage relay, dimana voltage relay
mempunyai 3 terminal yaitu B, L dan N
Terminal Ciri-ciri
B Berhubungan platina tepi yang saat
normal/ belum bekerja posisitidak
menempel dengan platina tengah
L Berhubungan dengan platina tengah
N Berhubungan dengan kabel lilitan
voltage relay
4. Keunggulan sistem pengisian regulator IC
a. Penggantian regulator mekanik dengan
Intergrate Circuit (IC) regulatormempunyai
beberapa keuntungan:
b. Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang
dihasilkan lebih tinggi
c. Ukuran regulator lebih kecil sehingga
memungkin dijadikan satu kesatuan dengan
unit alternator
d. Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana
e. Tidak memerlukan penyetelan
f. Dapat dirancang alternator yang mampu
bekerja pada putaran tinggi, sehinggaukuran
alternator lebih kecil untuk daya sama.
g. Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan putaran
alternator.
h. Menggunakan V ribbed belt untuk memperluas
kontak belt dengan pully sehinggatidak terjadi
slip.
Am Warn Am Warn
p Reting a p Reting a
5 Tan 30 Pink
10 Merah 50 Merah
8. Overhaul alternator
A. Pembongkaran
B. Pemeriksaan komponen alternator
a. Pemeriksaan Rotor
Pemeriksaan bearing alternator
Pemeriksaan kondisi slip ring
Pemeriksaan rotor coil dengan Ohm meter.
Tahanan regulator mekanik : 3,9-4,2Ω, dengan IC:
2,8 – 3,0 Ω
Periksa hubungan rotor coil dengan bodi, tidak boleh
ada hubungan
b. Pemeriksaan stator
Pengetesan hubungan kawat lilitan dari kemungkinan putus
atau terbuka danpemeriksaan kebocoran kawat ke bodi
stator coil
d. Pemeriksaan Diode
C. Merakit alternator
Masukan sikat pada rumahnya, kemudian tahan
menggunakan kawat penahan melalui lubang yang
tersedia. Bila langkah ini tidak dilakukan dapat
menyebabkan sikat maupun rumah sikat pecah akibat
sikat terdorong oleh bearing saat merakit.
Perhatikan ketepatan pemasangan antara rumah depan
dengan rumah belakang.
Perhatikan pemasangan isolator pada terminal B. Bila
lupa terpasang dapat menyebabkan hubung singkat.
3. Pengisian Refrigeran
1) Melihat kaca kontrol/sight glass pada receiver
(a) Sight glass jernih
(b) Sight glass berbusa/banyak gelembung
(c) Sight glass bergaris-garis
(d) Sight glass keruh
2) Melihat tekanan
3) Mengisi sesuai berat refrigeran yang masuk
4. Pemeriksaaan dan Pengujian Sistem AC
1) Tes tekanan
(a) Sistem AC normal
(b) Sistem AC tidak normal
(1) Kedua manometer menunjukkan tekanan yang
rendah dari semestinya
(2) Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih
besar
(3) Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan
manometer tekanan tinggi lebih rendah
2) Tes temperatur
(a) Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator
(b) Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban
udara
(c) Pemeriksaan Sistem AC dengan Memeriksa
Temperatur Selang
(1) Kondisi normal
(2) Kondisi Receiver Tersumbat
(3) Kondisi Selang ke Kondensor Tersumbat
3) Pengetesan kebocoran
(a) Memakai busa sabun
(b) Ultraviolet fluorescent system
(c) Detector kebocoran elektronik
5. Sistem Kelistrikan pada AC Mobil
(1) Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan Manual
(2) Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan Otomatis
(Auto Climate Control)
(a) In car temperature sensor (sensor suhu dalam kabin)
(b) Ambient temperature sensor (sensor suhu luar)
(c) Air quality system sensor (sensor kualitas udara luar)
(d) Sunload sensor (sensor sinar matahari)
(e) Evaporator temperature sensor
(f) Water temperatur sensor
(g) Pengatur kecepatan blower (Blower speed control)
(h) Air mix door
(i) Heater Control
(j) Aktuator Mode
(k) Komponen Pengaman
(1) Dioda pada kopling magnet
(2) Thermal protection switch
(3) Refrigerant Pressure Switches
(4) Pressure Transducer
(5) Condensor fan control
(6) PCM/ECM/BCM
6. Mendiagnosis Kerusakan Sistem AC
(1) Mendiagnosis kerusakan berdasarkan data hasil pembacaan
pressure gauge
(2) Sistem AC berisik
Terdapat bau di dalam kabin yang bersumber dari sistem AC
2 Daftar materi yang 1. Urutan saat pengapian (Firing Order) dan apa akibatnya
sulit dipahami di bila urutan saat pengapian salah
modul ini 2. Sistem Pengapian elektronik
3. Komutator
4. Kopling starter ( Over running Clutch)
5. Pinion gear
6. Selenoid starter
7. Yoke, pole core dan field coil
8. Armature
9. Sikat
10. Pull – in coil dan Hold – in coil
11. Menentukan kapasitas alternator
12. Mendiagnosis Kerusakan Sistem AC
1) Mendiagnosis kerusakan berdasarkan data hasil pembacaan
pressure gauge
2) Sistem AC berisik
3) Terdapat bau di dalam kabin yang bersumber dari sistem AC