BAB I
PENDAHULUAN
dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses sarana dan
prasarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan yang jauh
dibawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.
Perumahan dan permukiman marupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
juga mempunyai peran yang strategis.
Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 tentang Hak Asasi Manusia,
Pasal 28 H dijelaskan bahwa tempat tinggal dan lingkungan yang layak adalah
hak bagi setiap orang. Karena setiap orang memiliki hak untuk hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 4 Saat ini di Indonesia
jumlah masyarakat yang berpenghasilan rendah masih cukup besar, yang
menyebabkan banyak tempat tinggal warga yang masuk kategori Rumah Tidak
Layak Huni. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan
dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, masih ada 2.5 juta rumah tidak
layak huni saat ini.5
Dalam menentukan prioritas tentang rumah, biasanya seseorang atau
sebuah keluarga yang berpenghasilan sangat rendah canderung meletakkan
prioritas utama pada lokasi rumah yang berdekatan dengan tempat yang dapat
memberikan kesempatan kerja. Ketidak layak hunian merupakaan penjelmaan dari
dampak yang diakibatkan dari faktor kemiskinan. Disamping hal tersebut tingkat
pendidikan yang rendah, pengangguran, dan pendapatan rendah juga sangat
mempengaruhi ketidak layak hunian.
Pada dasarnya penyediaan tempat tinggal atau rumah di Indonesia adalah
kewajiban perseorangan, negara dalam hal ini membantu akses masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar perumahannya seara adil dan merata. Dalam rangka
peningkatan salah satu hak-hak dasar masyarakat miskin dan penanggulangan
menangani permasalahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) salah satu Program
Kebijakan Pemerintah adalah dengan melaksanakan Bantuan Stimulan Perumahan
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa
pihak, yaitu :
1. Manfaat Teoritis:
2. Manfaat Praktis
BAB II
A. Kajian Teoritis
1. Kebijakan Publik
a. Pengertian kebijakan publik
Kebijakan merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap
berbagai alternatif yang bermuara kepada keputusan tentang alternatif
terbaik.9
Chandler dan Plano mengatakan bahwa kebijakan publik adalah
pemanfaatan yang strategis terhadap sumber sumber daya yang ada.
Bahkan Chandler dan Plano beranggapan bahwa kebijakan publik
merupakan suatu bentuk investasi yang kontinu oleh pemerintah demi
kepentingan orang orang yang tidak berdaya dala masyarakat agar
mereka dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam pemerintah.10
Thomas R. Dye mengatakan bahwa kebijakan publik adalah
"apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan". Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk
melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya dan kebijakan publik itu
meliputi semua tindakan pemerintah, jadi bukan semata mata
merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah
saja.11
Sedangkan kebijakan publik menurut James E. Anderson adalah
arah tindakan yang mempunyai maksud, yang ditetapkan oleh
seseorang atau beberapa aktor guna mengatasi suatu masalah.12
Selain itu Charl Friedrich melihat bahwa kebijakan adalah arah
tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan
hambatan atau kesempatan-kesempatan dalam rangka mencapai suatu
tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu.13
9
Harbani Pasolong," Teori Administrasi Publik",(Bandung, Alfabeta,2013) hal.38
10
Ibid, hal.38
11
Ibid, hal.39
12
Samodra Wibawa,"Politik Peruumusan Kebijakan Publik"(Yogyakarta,Graha
Ilmu,2011)hal.2
13
Ibid, hal.2
8
16
Harbani Pasolong," Teori Administrasi Publik",(Bandung, Alfabeta,2013) hal.57
17
Ibid,hal.58
18
Winarmo,"Teori dan Proses Kebijakan Publik",(Yogyakarta,Media
Pressindo,2002),h.101
10
20
Rahardjo Adisasmita,"Analisi Kebijakan Publik",(Yoyakarta,Graha Ilmu, 2015),h.71
21
Dora Kusumastuti," Kajian Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberian Subsidi
Di Sektor Perumahan" Kebijakan Publik, Vol:4, No.3 September 2015,3
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang atau perilaku
yang dapat diamati.22 Penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian
22
Lexy J. Moeleong, Metodologi peneltian kualitaif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2006), h.4
13
yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau objek penelitian
kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang
berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan
pemecahan masalahnya dan dapat memberikan informasi yang mutakhir
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih
banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Penelitian deskripsi secara
garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran
atau mencoba menggambarkan suatu peristiwa atau gejala secara sistematis,
factual dengan penyusunan yang akurat23
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang di peroleh secara langsung dari tempat
penelitian, lokasi penelitian dan merupakan data yang di peroleh dari sumber
pertama yaitu wawancara, observasi yang berupa keterangan- keterangan dari
23
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press,2005),
h.28.
24
Purwanto,”Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk psikologi dan pendidikan”,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 240- 241
14
25
Sukaria sinulingga, “Metode Penelitian”, (Medan: Bibliografi, 2011), h. 56
15
26
Sugiyono, Op.cit,h.246
27
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara), 2015,
h.18
16