Anda di halaman 1dari 20

Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT PESISIR DI KEPULAUAN BANDA NEIRA,
KABUPATEN MALUKU TENGAH
Socio-Economic Problem Solving Strategies of Coastal Community
in Banda Neira Islands, Central Maluku District
*
Adil M. Firdaus1, Julham MS. Pelupessy2, dan Jimmi RP. Tampubolon1
Centre for Marine Assessment and Development Economic, Indonesia
1

Yayasan Strategi Konservasi Indonesia. Sudirman Sahid Center, Suite 11A, Jakarta 10220
2
Koordinator Satker Taman Wisata Perairan Banda Neira – BKKPN KKP, Indonesia
Diterima tanggal: 23 Februari 2016 Diterima setelah perbaikan: 4 April 2016
Disetujui terbit: 6 Juni 2016
*
email: am.firdaus@gmail.com

ABSTRAK
Pendekatan sosial ekonomi sangat diperlukan dalam menyusun strategi penyelesaian masalah
masyarakat pesisir. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan sosial ekonomi di Kepulauan
Banda Neira. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, pengamatan, dan studi literatur.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial ekonomi dengan analisis deskriptif,
SWOT, dan AHP. Hasil kajian menunjukkan ada tiga prioritas masalah masyarakat Banda Neira yaitu
fasilitas kebersihan, pendapatan masyarakat khususnya nelayan masih rendah, dan ketersediaan
air tawar. Strategi penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui upaya meningkatkan modal sosial
ekonomi dengan cara memperkuat kelembagaan (kelompok masyarakat dan nelayan) dan kearifan
lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, dan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci: penyelesaian masalah, masyarakat pesisir, Banda Neira

ABSTRACT
Socio-economic approach is indispensable in developing problem-solving strategies of the coastal
communities. This study aims to assess socio-economic problems in Banda Neira Islands. Data were
collected by interview, observation, and literature studies. Data was analyzed using socio-economic
approach with descriptive analysis, SWOT and AHP. Results showed, there are three priorities Banda
Neira communities issues namely sanitary facilities, community income is still low especially the fishers,
and availability of fresh water. Strategies for eliminating problems can be done through increasing
the socio-economic capital by strengthening the institutions (community and fishers groups) and local
wisdom, environmental and culture sustainability, and community empowerment.

Keywords: problem solving, coastal community, Banda Neira

PENDAHULUAN menyelesaikan masalah masyarakat pesisir


tersebut.
Masyarakat pesisir merupakan masyarakat
majemuk yang umumnya terdiri dari nelayan, Masalah yang umum dihadapi masyarakat
pembudidaya ikan, pengolah ikan, pedagang, dan pesisir antara lain tingkat kemiskinan (ketidakpastian
buruh pelabuhan, serta profesi lain. Masyarakat ekonomi), kerusakan sumberdaya pesisir, dan
pesisir seringkali dipadankan dengan kondisi kesehatan lingkungan, serta pemanfaatan area
ekonomi yang belum sejahtera dan kesehatan laut bagi nelayan (akses terbuka dan akses terbuka
lingkungan yang belum layak, serta pendidikan terbatas). Menurut Sutardjo dalam Rosalina (2012),
yang masih rendah. Dinamika masyarakat pesisir terdapat empat persoalan utama yang dihadapi
dengan kompleksitas masalah yang dihadapi masyarakat pesisir yaitu tingkat kemiskinan,
membutuhkan strategi komprehensif untuk dapat kerusakan sumberdaya pesisir, dan rendahnya

Korespodensi Penulis:
Centre for Marine Assessment and Development Economic, Indonesia 55
Yayasan Strategi Konservasi Indonesia. Sudirman Sahid Center, Suite 11A, Jakarta 10220
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

kemandirian organisasi sosial desa, serta masalah yang tepat. Oleh karena itu, penelitian
minimnya infrastruktur dan kesehatan lingkungan ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan sosial
di pemukiman desa. Pemetaan permasalahan pada ekonomi di Kepulauan Banda Neira. Output
suatu daerah dapat menjadi salah satu pendekatan penelitian diharapkan dapat memberikan strategi
untuk menyusun strategi penyelesaian masalah penyelesaian masalah sosial ekonomi masyarakat
pada daerah tersebut. Kompleksitas permasalahan pesisir di Kepulauan Banda Neira.
masyarakat pesisir perlu dipetakan, agar diketahui
permasalahan apa yang terjadi, masalah apa METODOLOGI
dan mana yang perlu diselesaikan segera, dan
bagaimana strategi penyelesaian masalah tersebut. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kepulauan Banda Neira merupakan salah Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat
satu kepulauan di Indonesia yang memiliki potensi di 18 desa Kepulauan Banda Neira, yaitu 6 desa
pariwisata bahari. Selain memiliki potensi pariwisata yang berada di Pulau Neira (Nusantara, Dwiwarna,
bahari, Kepulauan Banda Neira juga memiliki Merdeka, Kampung Baru, Tanah Rata, dan
potensi wisata sejarah dan budaya. Kepulauan Rajawali); 9 desa di Pulau Banda Besar terdapat
Banda Neira secara administratif merupakan (Lonthoir, Waling-Spanciby, Selamon, Boiyau,
salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Combir-Kaisastoren, Waer, Uring-Tutra, Lautang,
Maluku Tengah. Potensi sumberdaya pesisir dan Dender); 1 desa di Pulau Ay (Ay); dan 1 desa yang
laut Kepulauan Banda Neira, seharusnya mampu berada di Pulau Rhun (Rhun); serta 1 desa di Pulau
memberikan manfaat lebih dalam peningkatan Hatta (Hatta).
kesejahteraan masyarakat Banda Neira. Akan
tetapi, masyarakat Banda Neira belum memperoleh Kepulauan Banda Neira secara geografis
manfaat optimal dari sumberdaya pesisir dan terletak diantara 5043 – 6031 Lintang Selatan dan
laut yang dimilikinya. Kondisi sosial ekonomi 129044 – 130004 Bujur Timur yang berbatasan
masyarakat Banda Neira masih dapat ditingkatkan dengan Selat Seram dibagian Utara, Kepulauan
dengan potensi sumberdaya alam yang ada. Teon Nila Serua dibagian Selatan, Laut Banda
dibagian Timur, dan Laut Banda dibagian Barat
Hal tersebut di atas menjadi dasar dalam (BPS Kabupaten Maluku Tengah, 2014) seperti
penelitian yang dilakukan, dengan memetakan dilustrasikan pada Gambar 1. Penelitian ini
permasalahan yang ada di Kepulauan Banda dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai
Neira, sehingga didapatkan strategi penyelesaian Desember 2015.

Gambar 1. Peta Kepulauan Banda Neira


Figure 1. Banda Neira Islands Map

56
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Jenis dan Sumber Data dengan wawancara dan pengamatan langsung


kepada masyarakat desa.
Data yang digunakan dalam kajian ini meliputi
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh Jumlah total responden dalam penelitian ini
dengan melakukan wawancara dengan bantuan adalah 70 responden yang memiliki kepentingan
kuesioner terstruktur, fokus grup diskusi (FGD) yang berbeda-beda berdasarkan mata pencaharian
dan pengamatan lingkungan dan masyarakat. dan status atau jabatan yang dimiliki. Pemilihan
Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik lokasi penelitian berdasarkan potensi sumberdaya
(BPS) Kabupaten Maluku Tengah dan literatur lain pesisir dan laut, dan kekayaan yang dimiliki
seperti Undang-undang dan Keputusan Menteri, Kepulauan Banda Neira, serta kondisi sosial
serta hasil penelitian terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.
ekonomi.
Metode Analisis Data
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Teknik pengambilan contoh (pengumpulan adalah metode studi kasus. Studi kasus dilakukan
data) yang digunakan dalam penelitian ini adalah terhadap permasalahan sosial ekonomi masyarakat
metode non-random sampling dengan teknik Kepulauan Banda Neira. Adapun metode analisis
purposive sampling dan accidental sampling. yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis
Teknik purposive sampling dilakukan dengan FGD strength – weakness – opportunity – threat
pada setiap desa minimal 5 orang pemangku (SWOT), dan analisis hierarki, serta analisis
kepentingan (kepala desa, tetua desa, nelayan, geografi pesisir. Alur pemikiran penelitian strategi
petani, dan pekerja/pedagang). FGD pun terbuka penyelesaian masalah sosial ekonomi ini disajikan
bagi masyarakat yang dapat hadir untuk menggali pada Gambar 2.
permasalahan. Accidental sampling dilakukan

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


Pesisir / Coastal Communities Socio-
Economic Conditions

Pengamatan Lingkungan dan


Masyarakat / Environment and
Community Observation

Analisis Deskriptif / Permasalahan Masyarakat Pesisir /


Descriptive Analysis Coastal Communities Problems

Analisis SWOT / Analisis Permasalahan Masyarakat Pesisir /


SWOT Analysis Coastal Communities Problems Analysis

Sesuai* / Tidak / No
Appropriate

AHP (Analytical Ya / Yes


Hierarchy Process)
Gambaran Permasalahan Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir / Description of Coastal
Peta Sebaran Communities Social Economic Issues
Masalah / Problems
Distribution Map
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial
Ekonomi di Kepulauan Banda Neira / Socio-
economic Problem Solving Strategy in
Banda Neira Islands

*Sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat /


Appropriate with environmental and community conditions

Gambar 2. Alur Pemikiran Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir


Figure 2.Gambar
Logical
2. Framework of Coastal
Alur Pemikiran Communities
Kajian Kondisi Socio-Economic
Sosial Ekonomi MasyarakatConditions
Pesisir
Figure 2. Logical Framework Of Coastal Communities Socio-Economic
Conditions 57

Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan


J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan dilakukan dengan menyusun strategi alternatif
gambaran permasalahan yang terjadi, sehingga dalam pemecahan masalah. Strategi pemecahan
dapat tergambarkan kondisi sosial ekonomi masalah (matriks SWOT) diperoleh berdasarkan
masyarakat Kepulauan Banda Neira. Menurut permasalahan yang tersusun dalam penilaian
Marimin (2004), terdapat tiga tahapan dalam faktor internal dan eksternal SWOT. Skema analisis
pembuatan analisis SWOT, antara lain (1) tahap dalam menganalisis matriks SWOT dijelaskan pada
pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal Tabel 1.
dan internal; (2) tahap analisis yaitu pembuatan
matriks internal eksternal dan matriks SWOT; dan Menurut Marimin (2011), terdapat tiga
(3) tahap pengambilan keputusan. prinsip dalam memecahkan persoalan dengan
analisis logis eksplisit, yaitu penyusunan hierarki,
Tahapan analisis SWOT dalam penelitian penetapan prioritas, dan konsistensi logis. Hierarki
ini antara lain: (1) pengumpulan data SWOT merupakan dasar pemikiran manusia, mencakup
dengan melakukan FGD dan wawancara, serta aktivitas pengidentifikasian elemen-elemen suatu
pengamatan langsung. Data berupa kumpulan persoalan, mengelompokan elemen-elemen itu ke
permasalahan, kondisi masyarakat dan lingkungan, dalam kumpulan homogen, dan menata kumpulan-
dan strategi penyelesaian masalah yang diberikan kumpulan ini pada level yang berbeda (Marimin
oleh responden; (2) Identifikasi permasalahan 2011).
yang didapatkan dengan menyesuaikan kondisi
lingkungan yang diamati secara langsung; (3) Analisis proses hierarki (AHP) dilakukan
pembobotan terhadap masalah-masalah yang setelah proses analisis SWOT selesai dan mendapat
telah diklasifikasikan. Pembobotan dilakukan input dari permasalahan yang telah dikategorikan
dalam penilaian faktor internal dan eksternal pada berdasarkan permasalahan yang direspon oleh
analisis SWOT. Pembobotan dalam analisis SWOT responden dalam proses FGD dan wawancara,
ini dilakukan berdasarkan penilaian (pemberian serta dengan pertimbangan faktor internal dan
bobot) responden terhadap permasalahan yang eksternal dalam analisis SWOT. Permasalahan
terjadi di Banda Neira; (4) Pengambilan keputusan tersebut kemudian diberi bobot nilai dalam analisis
AHP pada setiap desa di Banda Neira.

Tabel 1. Penjelasan dalam Analisis Matriks SWOT.


Table 1. Explanation in SWOT Matrix Analysis.

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)


Kategori/ Categories Identifikasi faktor kekuatan internal/ Identifikasi faktor kelemahan
Determine the internal strength internal / Determine the internal
factors weakness factors

Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO


Identifikasi faktor peluang Formulasikan strategi yang Formulasikan strategi yang
eksternal/Determine the menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
external opportunities factors memanfaatkan peluang / Creating untuk memanfaatkan kekuatan /
strategies that use strength to take Creating strategies that minimize
advantage of opportunities weakness to take advantage of
opportunities

Ancaman (Threat) Strategi ST Strategi WT


Identifikasi faktor ancaman Formulasikan strategi yang Formulasikan strategi yang
eksternal/Determine the menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
external threat factors mengatasi ancaman / Creating dan menghindari ancaman /
strategies that use strength to Creating strategies that minimize
address the threat weakness and avoid threat
Sumber: Radiarta (2015) / Source: Radiarta (2015)

58
Permasalahan utama berdasarkan
Goal Desa/Village Tujuan/Objective responden/Main problems based on
respondent

Fasilitas kebersihan/Cleanliness
- Nusantara
- Dwiwarna Facility
- Merdeka
Ketersediaan air tawar/Freshwater
- Kampung Baru
Availability
- Tanah Rata
- Rajawali
Permasalahan Sosial Transportasi/Transportation
- Lonthoir Prioritas Permasalahan
Ekonomi Masyarakat
- Waling Spanciby Sosial Ekonomi di
Kepulauan Banda Kawasan wisata/Tourism Regions
- Selamon Kepulauan Banda
Neira/Socio-Economic
- Bioyau Neira/Socio-economic Akses informasi/Access Information
Problems of Banda Neira
- Combir - Kaisastoren problems priority in Banda
Island Community
- Hatta Neira Island Tempat pelelangan ikan/Fish Markets
- Uring-Tutra
- Lautang Pendapatan masyarakat/Community
- Dender Income
- Ay
- Rhun Ketersediaan BBM/Fuel Availability

Bahan bangunan/Building Material

Fasilitas penerangan/Lighting Facility

Gambar 3. Hierarki AHP Untuk Menganalisis Prioritas Permasalahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kepulauan Banda Neira
GambarFigure 3. AHP Hierarchy
3. Hierarki AHP untuk for Analyzing Socio-Economic
menganalisis prioritasProblems
permasalahan Banda Neira
Priority ofsosial ekonomi
Islandmasyarakat
Community Kepulauan Banda Neira
Figure 3. AHP Hierarchy for analyzing socio-economic problems priority of Banda Neira Island community
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

59
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

AHP dilakukan untuk menggambarkan HASIL DAN PEMBAHASAN


prioritas permasalahan berdasarkan kategori
secara umum dan terjadi pada setiap desa. Analisis Kondisi Umum Kepulauan Banda Neira
geografi pesisir menyajikan peta sebaran masalah
Kepulauan Banda Neira merupakan salah
dengan menggunakan input bobot nilai AHP per
satu kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah,
desa untuk menggambarkan sebaran masalah
Provinsi Maluku. Kecamatan Banda Neira memiliki
setiap desa di Kepulauan Banda Neira. Nilai dan
luas sebesar 172 km2 dengan jumlah penduduk
definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan
pada tahun 2013 berkisar 19.962 jiwa dan
Saaty (1983) disajikan pada Tabel 2.
kepadatan penduduk sebesar 116 orang per km2
Berdasarkan diagram alur pemikiran (BPS Kabupaten Maluku Tengah, 2014).
(Gambar 2), penelitian kondisi sosial ekonomi
Penduduk Kepulauan Banda Neira
masyarakat Kepulauan Banda Neira ini dilakukan
merupakan gabungan dari berbagai suku (seperti
untuk menduga permasalahan sosial ekonomi
suku Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
yang terjadi, sehingga dapat disusun strategi
beberapa suku lainnya) yang mendiami Kepulauan
penyelesaian masalah yang tepat dan sesuai
Banda Neira jauh sebelum era-kolonial. Penduduk
dengan kondisi sebenarnya.
Banda Neira saat ini mendiami 7 buah pulau dari
Berdasarkan Undang-undang Republik 11 pulau yang ada di Kepulauan Banda Neira
Indonesia nomor 27 tahun 2007 telah diatur (Welly, 2012).
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
Berdasarkan Peraturan Daerah Rencana
namun dinamika masyarakat pesisir memerlukan
Tata Ruang Daerah Wilayah Kabupaten Maluku
penelitian mendalam terutama terkait dengan
Tengah, Banda Neira merupakan kawasan strategis
permasalahan sosial ekonomi masyarakat pesisir.
dengan pengembangan kelautan dan perikanan,
Permasalahan masyarakat pesisir yang pendidikan tinggi, sarana kesehatan (RSU Tipe
berbeda pada setiap kawasan memerlukan C), dan pariwisata. Selain itu, dalam rencana
pendekatan masalah, sehingga dapat dirumuskan pola ruang wilayah Kepulauan Banda Neira ini
sebaran masalah dan strategi yang tepat. merupakan wisata alam laut dan cagar alam laut.
Permasalahan kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kepulauan Banda Neira merupakan
pesisir sangat penting untuk diketahui, hal ini
kepulauan yang memiliki potensi sumberdaya
bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki
pesisir dan laut yang tinggi. Potensi perikanan
kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut.
pelagis seperti ikan tuna Kepulauan Banda Neira

Tabel 2. Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif dari Skala Perbandingan Saaty (1983).
Table 2. Value and Definition Qualitative Opinion from Saaty’s (1983) Scale Comparison.

Nilai/Score Keterangan/Remaks

1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal/ Equally important factor
with factor Vertical Horizontal
3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal/Vertical factor is more important
than Factor Horizontal
5 Faktor Vertikal jelas lebih penting dari Faktor Horizontal/Vertical factor is obviously
more important than Factor Horizontal
7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dengan Faktor Horizontal/ Vertical factor
is very obviously more important to factor Horizontal
9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal/ Vertical factor is
absolutely more important than Factor Horizontal
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan/When hesitating
between two values ​​adjacent elements
1/(2-9) Kebalikan dari keterangan 2-9/ The opposite of information 2-9
Sumber: Saaty (1983) dalam Marimin (2011) / Source: Saaty (1983) in Marimin (2011)

60
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

cukup besar. Produksi perikanan laut pada tahun tidak hanya terbatas pada satu jenis adaptasi
2010 yaitu sebesar 10.191,7 ton dengan nilai saja. Menurut Helmi (2012), pilihan adaptasi yang
Rp. 24.349.254,00. Berdasarkan BPS Kabupaten dilakukan antara lain membuat alternatif sumber
Maluku Tengah 2013 dan 2014, nilai produksi di pendapatan, memanfaatkan hubungan sosial,
Banda Neira tahun 2012 – 2013 adalah sebesar Rp. mobilisasi anggota rumah tangga, variasi alat
23.907.250,00 dengan biaya eksploitasi sebesar tangkap, dan perubahan daerah penangkapan, serta
Rp. 8.367.538,00. melakukan strategi lainnya seperti penebangan
hutan mangrove secara ilegal dan mengandalkan
Kelimpahan ikan dasar dan ikan karang bantuan berbagai pihak.
perairan Kepulauan Banda Neira juga cukup
berlimpah, dengan kondisi terumbu karang yang Mata pencaharian masyarakat pesisir sangat
relatif masih baik (tutupan karang rata-rata diatas identik dengan mata pencaharian sebagai nelayan.
30 persen – Coral Triangle Center dan mitra 2012) Masyarakat Banda Neira yang memiliki mata
(Welly, 2012). Berdasarkan Keputusan Menteri pencaharian sebagai nelayan pada tahun 2010
Kelautan Perikanan Republik Indonesia No. 58 sebanyak 3.404 orang dan tahun 2012 – 2013
Tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan dan sebanyak 3.430 orang (BPS Kabupaten Maluku
Zonasi Taman Wisata Perairan Laut Banda di Tengah, 2012; 2013 dan 2014). Pendapatan
Provinsi Maluku tahun 2014 – 2034 beberapa nelayan Banda Neira berdasarkan data BPS
kawasan perairan di Kepulauan Banda Neira telah Kabupaten Maluku Tengah 2012 adalah sebesar
dijadikan sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) Rp. 387.461,00 per bulan dan sekitar Rp. 12.915,00
Laut. per hari pada tahun 2010. Pendapatan per kapita
rata-rata nelayan pada tahun 2012 – 2013 adalah
Menurut Giyanto et al. (2015), estimasi luasan sebesar Rp. 377.544,00 per bulan dan sekitar
habitat perairan dangkal pada kawasan TWP Laut Rp. 12.585,00 per hari.
Banda adalah luasan terumbu karang 301,311 ha,
pasir seluas 186,31 ha, dan lamun seluas 70,44 Berdasarkan data tersebut, terjadi
ha. Kondisi terumbu karang dikategorikan dalam penurunan pendapatan nelayan Banda Neira. Hal
kondisi sedang dengan tutupan karang sekitar ini diduga karena bertambahnya jumlah nelayan,
37,10 persen. Biomassa ikan indikator sebesar tetapi diikuti dengan penurunan produksi atau
280 kg/ha, sedangkan biomassa ikan target secara hasil tangkapan. Nilai penurunan pendapatan
keseluruhan (kelompok utama dan tambahan) tersebut juga menunjukkan dugaan pemanfaatan
sebesar 2.197 kg/ha. Rata-rata penutupan padang sumberdaya belum secara maksimal berdampak
lamun di area TWP Laut Banda adalah sebesar kepada kesejahteraan masyarakat Banda Neira.
72,54 persen, sehingga dikategorikan padat. Menurut Satria (2009), strategi untuk memutus
persoalan nelayan antara lain strategi mata
Status kawasan perairan laut Kepulauan pencaharian (mengembangkan nafkah ganda,
Banda Neira sebagai Taman Wisata Perairan Laut mendorong nelayan menangkap ke laut lepas,
tentu mempertimbangkan sumberdaya pesisir dan dan mengembangkan diversifikasi alat tangkap),
laut yang potensial. Akan tetapi, potensi tersebut strategi pemodalan (modal usaha), dan strategi
belum sepenuhnya dikembangkan, karena diduga makro (mendorong sektor perikanan dan kelautan
akses transportasi yang belum memadai dan dalam kebijakan strategis nasional).
pengembangan kawasan wisata yang belum optimal.
Kondisi perekonomian masyarakat pun seharusnya Berdasarkan hasil fokus grup diskusi (FGD)
dapat didorong dengan pengembangan kawasan dan kuesioner, gambaran permasalahan yang ada
wisata. Hal tersebut berdasarkan pengamatan di Kepulauan Banda Neira antara lain fasilitas
terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat kebersihan atau pengelolaan sampah, ketersediaan
Kepulauan Banda Neira. air bersih atau tawar, transportasi menuju Banda
Neira, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan
Masyarakat Banda Neira umumnya memiliki wisata, akses informasi yang belum optimal (internet
mata pencaharian sebagai petani pala, nelayan, cepat), tempat pelelangan ikan masih minim (ada
ojek kapal, pedagang, pengusaha penginapan, yang tidak terpakai, dan tidak terawat dengan baik,
dan pegawai pemerintahan. Keberagaman mata serta penjualan langsung dikapal dan konsumsi
pencaharian tersebut menjadi salah satu strategi pribadi), pendapatan masyarakat khususnya
adaptasi masyarakat. Strategi adaptasi yang nelayan masih rendah, bahan bangunan, dan
diterapkan oleh masyarakat berbeda-beda dan fasilitas penerangan, serta ketersediaan bahan

61
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

bakar minyak (BBM). Permasalahan tersebut Strategi penyelesaian masalah dipecahkan


membutuhkan strategi yang komprehensif, dengan menggunakan alat analisis SWOT. Model
sehingga dapat diselesaikan dan berdampak pada matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
peningkatan kesejahteraan masyarakat Banda digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan
Neira. kelemahan keadaan internal masyarakat Banda
Neira, sedangkan untuk menggambarkan peluang
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi dan ancaman keadaan eksternal masyarakat Banda
di Kepulauan Banda Neira Neira dilakukan dengan menggunakan matriks
External Factors Analysis Summary (EFAS).
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi
masyarakat Banda Neira harus diselesaikan Penilaian model matriks IFAS dan EFAS
secara komprehensif. Keterkaitan antar pihak untuk didapatkan berdasarkan pembobotan yang diberikan
saling mendukung penyelesaian masalah sangat responden terhadap kondisi dan masalah, serta
dibutuhkan. Gambaran masalah masyarakat Banda dianalisis sesuai dengan kriteria analisis SWOT
seperti sampah, air tawar, transportasi, pengelolaan yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
kawasan wisata, teknologi informasi, tempat peluang (opportunities) dan ancaman (treat). Hasil
pelelangan ikan, pendapatan, bahan bangunan, pembobotan tersebut kemudian disajikan dalam
dan fasilitas penerangan, serta ketersediaan bahan bentuk model matriks IFAS dan EFAS. Hasil
bakar minyak memerlukan strategi yang tepat. penilaian faktor internal (IFAS) disajikan pada
Tabel 3.

Tabel 3. Faktor Internal (IFAS) Kondisi Sosial Ekonomi Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 3. Assessment of Internal Factors (IFAS) Socio-Economic Conditions of Banda Neira Islands
2015.
Bobot / Rating/ Skor /
Faktor-faktor Internal / Internal Factors
Weight Rankimg Score
Kekuatan (Strength)
Kebijakan Pemerintah yang mendukung / Government policies
1 0.11 3 0.34
that support (S1)
Adat istiadat dan budaya masyarakat masih tinggi/kental /
2 0.11 4 0.45
Customs and culture communities are still high/strong (S2)
3 Aktivitas LSM / NGO's activity (S3) 0.09 3 0.27
Sebelumnya terdapat pelabuhan perikanan dan tempat
4 pelelangan ikan (TPI) / Previous are fishing ports and fish 0.06 1 0.06
auction (S4)
Sudah ada kelompok masyarakat/nelayan / Existing community/
5 0.08 3 0.24
fishers groups (S5)
Ketersediaan sumberdaya manusia / Availability of human
6 0.08 2 0.16
resources (S6)
Total Kekuatan / Total of Strength 1.51
Kelemahan (Weakness)
Pendidikan dan pelatihan masyarakat kurang memadai / Low
1 0.04 1 0.04
education and training of community (W1)
Keterbatasan modal usaha masyarakat / Limitations of public
2 0.06 2 0.11
capital (W2)
Sarana dan prasarana penunjang kesehatan kurang memadai /
3 0.09 1 0.09
Health facilities and supporting infrastructure inadequate (W3)
Fasilitas teknologi informasi (internet) / Information technology
4 0.08 2 0.16
facilities (W4)
Sarana transportasi ke Kepulauan Banda Neira / Transportation
5 0.11 3 0.34
infrastructure to the Banda Neira Islands (W5)
Ketersediaan bahan bangunan dan fasilitas penerangan /
6 0.09 2 0.18
Availability of building materials and lighting facilities (W6)
Total Kelemahan / Total of Weaknesses 0.92
Total Faktor Internal / Total of Internal Factors 1 2.43
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

62
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor Selain itu, keakraban masyarakat Banda


internal (IFAS), nilai total faktor internal adalah Neira juga terlihat dalam kegiatan budaya seperti
sebesar 2,43. Adapun kekuatan utama dengan nilai festival budaya yang dilaksanakan setiap tahun
terbesar yaitu adat istiadat dan budaya masyarakat dengan salah satu perlombaannya yaitu lomba
(S2) sebesar 0,45 dengan total nilai kekuatan perahu belang antar desa. Akan tetapi, sarana
sebesar 1,51, sedangkan kelemahan utama transportasi menuju Banda Neira yang masih
dengan nilai terbesar adalah sarana transportasi kurang atau terbatas. Kekuatan dan kelemahan
ke Banda Neira (W5) sebesar 0,34 dengan total tersebut merupakan dasar dalam penyelesaian
nilai kelemahan sebesar 0,92. Nilai faktor internal masalah yang ada di Banda Neira, yaitu dengan
tersebut dikuatkan dengan masih eratnya hubungan memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan
antar masyarakat di Kepulauan Banda Neira dan kelemahan.
adat istiadat yang masih terpelihara dengan baik.
Hasil analisis faktor-faktor internal menjadi
Sasi merupakan kearifan lokal di Kepulauan pertimbangan dalam penyusunan strategi
Banda Neira yang masih terpelihara dengan baik. penyelesaian masalah sosial ekonomi masyarakat
Salah satu bentuk sasi tersebut yaitu penangkapan Kepulauan Banda Neira. Selain IFAS, dibutuhkan
biota laut dengan sistem terbuka dan tertutup pada juga pendekatan faktor eksternal (EFAS).
suatu kawasan konservasi yang telah ditetapkan Penilaian EFAS terhadap kondisi lingkungan
(penangkapan biota laut tertentu “buka sasi” dan masyarakat Banda Neira disajikan pada
hanya diperbolehkan setiap 4 tahun sekali seperti Tabel 4.
penangkapan siput lola (Trochus sp.).

Tabel 4. Penilaian Faktor Eksternal (EFAS) Kondisi Sosial Ekonomi Kepulauan Banda Neira Tahun
2015.
Table 4. Assessment of External Factors (EFAS) Socio-Economic Conditions of Banda Neira Islands
2015.
Faktor-faktor Eksternal / Bobot / Rating/ Skor /
External Factors Weight Ranking Score
Peluang (Opportunities)
1 Alternatif mata pencaharian / Alternative livelihoods (O1) 0.08 3 0.25
2 Potensi sumberdaya pesisir dan laut, serta pertanian pala / The 0.11 4 0.45
potential of coastal and marine resources, and agriculture nutmeg (O2)
3 Dukungan Pemerintah Pusat/Daerah / Support of Central/Local 0.09 4 0.38
Government (O3)
4 Keinginan belajar (formal dan non-formal) / Study interest (O4) 0.08 2 0.15
5 Pemberdayaan masyarakat (aktivitas ekonomi dan penyetaraan 0.07 3 0.20
gender) / Community empowerment (economic activity and gender
equality) (O5)
6 Potensi kawasan wisata alam dan budaya / Potency of natural and 0.08 4 0.34
cultural tourism area (O6)
Total Peluang / Total of Opportunities 1.77
Ancaman (Treat)
1 Distribusi dan Harga BBM yang tinggi / Distribution and fuel prices are 0.06 3 0.17
high (T1)
2 Isu kerusakan lingkungan dan abrasi pantai / The issue of 0.07 2 0.13
environmental damage and coastal erosion (T2)
3 Fasilitas kebersihan / Sanitary facilities (T3) 0.10 4 0.42
4 Ketersediaan air bersih/tawar / Availability of clean water/freshwater (T4) 0.09 2 0.19
5 Pendapatan masyarakat khususnya nelayan masih rendah / 0.08 2 0.15
Communities income, especially fishers still low (T5)
6 Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata belum optimal / 0.08 3 0.25
Management and utilization of tourist areas is not optimal (T6)
Total Ancaman / Total of Threats 1.31
Total Faktor Eksternal / Total of External Factors 1 3.08
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

63
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor jauh menjadi kendala proses pengolahan atau
eksternal (EFAS), nilai total faktor eksternal pembuangan sampah. Banda Neira merupakan
adalah sebesar 3,08. Nilai tersebut menunjukkan kawasan kepulauan menjadi kendala yang terkait
bahwa kondisii lingkungan Banda Neira mampu dengan penyediaan tempat pengolahan atau
memberikan respon positif, peluang dapat pembuangan sampah.
dimanfaatkan untuk meminimalisir ancaman yang
ada. Adapun peluang utama dengan nilai terbesar Penilaian analisis IFAS dan EFAS menjadi
yaitu potensi sumberdaya pesisir dan laut, serta input dalam penyusunan strategi penyelesaian
pertanian pala (O2) sebesar 0,45 dengan total nilai masalah sosial ekonomi masyarakat Banda
peluang sebesar 1,77, sedangkan ancaman utama Neira. Strategi penyelesaian permasalahan
dengan nilai terbesar adalah fasilitas kebersihan secara menyeluruh merupakan bentuk adaptasi
(T3) sebesar 0,42 dengan total nilai ancaman masyarakat terhadap masalah yang ada. Alternatif
sebesar 1,31. strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi
masyarakat Banda Neira berdasarkan IFAS dan
Kondisi sumberdaya pesisir dan laut yang EFAS disajikan pada Tabel 5 dan 6.
masih baik, dan potensi pertanian khususnya
tanaman pala menjadi peluang masyarakat Banda Alternatif strategi yang disajikan pada Tabel
Neira untuk dapat dikembangkan dalam peningkatan 3 merupakan matriks SWOT dengan pertimbangan
kesejahteraan. Berdasarkan Keputusan Menteri kekuatan dan kelemahan dari peluang dalam
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor menyelesaikan permasalahan di Kepulauan Banda
58 tahun 2014 terkait dengan potensi sumberdaya Neira. Salah satu alternatif strategi penyelesaian
pesisir dan laut Kepulauan Banda Neira khususnya masalah sosial ekonomi yang mempertimbangkan
kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Banda kekuatan dengan peluang yaitu mengadakan atau
Neira antara lain rata-rata persentase tutupan mendukung festival atau pesta rakyat. Alternatif
karang hidup dalam kawasan TWP Laut Banda strategi tersebut mempertimbangkan kekuatan
Neira sekitar 32,25 persen, karang lunak sekitar yaitu kebijakan pemerintah yang mendukung, adat
14,5 persen, dan karang mati sekitar 2,75 persen. istiadat dan budaya masyarakat masih tinggi atau
kental, dan aktivitas LSM, serta sudah ada kelompok
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan masyarakat atau nelayan untuk mendukung
No. 58 tahun 2014 juga menunjukkan potensi ikan strategi. Selain itu, peluang yang dipertimbangkan
termasuk biomassa maupun keanekaragamannya yaitu dukungan Pemerintah Pusat atau Daerah,
diseluruh Banda termasuk dalam kategori yang pemberdayaan masyarakat, dan potensi kawasan
tinggi, dengan rata-rata tingkat keanekaragaman wisata alam dan budaya.
mencapai 191 jenis dan kelimpahan lebih dari
1.000 ekor per hektar dari 20 titik pengamatan Adapun salah satu alternatif strategi yang
di Kepulauan Banda Neira. Jumlah jenis ikan mempertimbangkan kelemahan dengan peluang
yang dijumpai secara keseluruhan adalah 433 yaitu penyediaan dan perbaikan fasilitas sarana
spesies ikan dari 49 famili. Selain itu, potensi penerangan umum. Alternatif strategi tersebut
kawasan pantai dengan pasir putih juga dapat mempertimbangkan kelemahan yaitu keterbatasan
dikembangkan menjadi kawasan wisata yang modal usaha masyarakat dan ketersediaan bahan
mendukung perekonomian masyarakat. Kawasan bangunan dan fasilitas penerangan; dan peluang
perkebunan dan holtikultura (pala) juga menjadi yaitu dukungan Pemerintah Pusat atau Daerah dan
peluang yang potensial bagi masyarakat Banda potensi kawasan wisata alam dan budaya.
Neira untuk meningkatkan perekonomian. Strategi disusun untuk menyelesaikan
Aktivitas masyarakat lokal dan wisatawan permasalahan dengan mempertimbangkan faktor
yang datang ke Kepulauan Banda Neira, dan jarak internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor
tempuh yang cukup jauh dari Kota Kabupaten eksternal (peluang). Penyelesaian masalah sosial
dan Provinsi, serta kawasan yang terdiri dari ekonomi bertujuan meningkatkan kesejahteraan
pulau-pulau (kepulauan) diduga menjadi faktor masyarakat Banda Neira. Konsep pemberdayaan
fasilitas kebersihan merupakan ancaman utama di masyarakat dan penanggulangan kemiskinan
Kepulauan Banda Neira. Aktivitas masyarakat dan masyarakat nelayan secara umum akan dipengaruhi
wisatawan menjadi salah satu yang menyebabkan oleh lingkungan internal maupun eksternal, yang
penambahan jumlah sampah di Kepulauan Banda dapat menentukan tingkat keberhasilan peningkatan
Neira. Jarak tempuh menuju pulau yang cukup kesejahteraan masyarakat (Tampubolon, 2013).

64
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Tabel 5. Matriks SWOT (Strategi SO dan WO) Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 5. SWOT Matrix (SO and WO Strategy) of Problem Solving Strategies Of Socio-Economic
Coastal Community Problems at Banda Neira Islands 2015.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
SO Strategi / SO Strategy WO Strategi / WO Strategy
1. Membangun koperasi dan unit usaha mikro 1. Mengadakan pendidikan/pelatihan
seperti pengolahan hasil perikanan / Build pengembangan usaha dan bantuan
cooperatives and micro business units penunjang terhadap kelompok
such as processing of fishery products masyarakat / Conduct education/ training
(S1,3,4,5,6 – O1,2,3,4,5,6) in business development and supporting
assistance to communities groups (W1,2,3
– O1,2,3,4,5,6)
2. Membangun kelembagaan pengelolaan 2. Menambah fasilitas kesehatan (rumah
SDA antar stakeholder / Natural resources sakit daerah/puskesmas) dan penyediaan
management institutional building between tenaga medis / Adding health facilities
stakeholders (S1,2,3,5,6 – O2,3,5,6) (regional hospitals/ health centers) and
provision of medical personnel (W3 –
O3,4,5)
3. Melakukan kajian bersama (stakeholder) 3. Menambah armada dan fasilitas
(Opportunities)

terkait aspek sosial, ekonomi dan transportasi laut dan udara / Increase the
Peluang

lingkungan – Membangun Pusat Kajian fleet, and air and sea transport facilities
/ Conduct a joint research (stakeholder) (W2,5 – O1,3,5,6)
related social, economic and environmental
– Building Research Center (S1,2,3,4,5,6 –
O2,3,4,5,6)
4. Membangun tempat pelelangan ikan 4. Bantuan jaringan internet cepat / Help fast
(pengelolaan bersama stakeholder terkait) / internet network (W1,2,3,4 – O1,3,4,5)
Building fish markets (co-management with
relevant stakeholder) (S1,2,3,4,5,6 – O1,2,3,5)
5. Mengadakan/mendukung festival/pesta 5. Penentuan lokasi dan penegakan aturan
rakyat / Hold/support festivals/people party lokasi pengambilan bahan bangunan
(S1,2,3,6 – O3,5,6) sesuai daya dukung / Determining the
location and location of the enforcement
of appropriate building materials carrying
capacity (W6 – O1,3,4,5,6)
6. Mengembangkan kawasan wisata meliputi 6. Penyediaan dan perbaikan fasilitas
perbaikan tempat wisata dan fisilitas sarana penerangan umum / Provision of
umum / Developing tourist areas include infrastructure facilities and improvement of
improvements to tourist spots and public public lighting (W2,6 – O3,6)
facilities (S1,2,3,5,6 – O1,2,3,5,6)

Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Pertimbangan faktor-faktor internal dan Penyusunan strategi penyelesaian


eksternal sangat menentukan dalam penyusunan masalah berdasarkan faktor-faktor internal dan
strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi eksternal dilakukan dengan menggunakan
yang ada di Kepulauan Banda Neira. Matriks matriks SWOT, sehingga didapatkan strategi yang
SWOT pada Tabel 6 menyajikan kekuatan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan,
(strength) dan kelemahan (weakness) berdasarkan serta peluang dan ancaman yang ada terhadap
ancaman (treat) yang ada untuk menyelesaikan permasalahan di Kepulauan Banda Neira.
permasalahan sosial ekonomi di Kepulauan Banda Berdasarkan matriks SWOT, didapatkan beberapa
Neira. alternatif strategi dalam penyelesaian masalah
sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.

65
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Tabel 6. Matriks SWOT (Strategi ST dan WT) Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 6. SWOT Matrix (ST and WT Strategy) of Problem Solving Strategies of Socio-Economic Coastal
Community Problems at Banda Neira Islands 2015.

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


ST Strategi / ST Strategy WT Strategi / WT Strategy
1. Membangun fasilitas sumber alternatif energi 1. Melakukan koordinasi dengan
terbarukan untuk aktivitas masyarakat/nelayan/ pemerintah lokal maupun pusat
petani / Build alternative sources of renewable terkait distribusi dan harga BBM
energy facilities for community activities / / To coordinate with Local and
fishers / farmer (S1,2,3,4,5 – T1,2) Central Government regarding the
distribution and fuel prices (W2,3,4,5,6 –
T1,5,6)
2. Melakukan kajian bersama dan membantu 2. Menginformasikan dan menegakkan
Ancaman

menanggulangi abrasi pantai / Conduct a tata ruang wilayah perairan yang


(Treat)

research together and help tackle coastal sudah ada / Inform and enforce
erosion (S1,2,3,6 – T2,6) spatial existing territorial waters
(W1,2,5 – T2,3,6)
3. Membangun tempat pembuangan sampah 3. Membangun fasilitas penahan
yang tepat dan tidak mengganggu kenyamanan gelombang, rehabilitasi habitat
masyarakat lokal / Building a proper landfills pantai, dan transplantasi karang
and does not interfere with the local community yang sudah rusak / Build a retaining
(S1,2,3,4,5,6 – T3,6) facilities waves, coastal habitat
rehabilitation, and transplantation of
corals already damaged (W1,2 – T2,5,6)
4. Menegakan aturan zonasi wisata dan 4. Membangun fasilitas air bersih
perikanan berkelanjutan / Enforcing zoning (sumur masyarakat) dan teknologi
rules travel and sustainable fisheries (S1,2,3,4,5,6 konversi air tawar / Building a clean
– T3,5,6) water facility (community wells) and
conversion technologies freshwater
(W3,4 – T4,5,6)
5. Pengembangan kawasan wisata dan budidaya 5. Pembuatan akses jalan dan jalan
perikanan sebagai alternatif pendapatan setapak menuju lokasi wisata /
Ancaman
(Treat)

yang berdasarkan kearifan lokal / Tourism Preparation of access roads and


development and aquaculture as an alternative footpaths to tourist sites (W3,4 – T6)
revenue based on local wisdom (S1,2,3,4,5,6 –
T3,5,6)
6. Penyusunan peraturan desa terkait 6. Penyediaan akomodasi khusus
pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata bahan bangunan ke Kepulauan
/ Preparation of village regulations related to Banda Neira / Provision of special
the management and utilization of tourist areas accommodation building materials to
(S1,2,3,4,5,6 – T3,5,6) Banda Neira Islands (W6 – T6)
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Beberapa alternatif strategi yang dapat kebijakan subsidi pemerintah daerah; dan
dikembangkan dalam pengelolaan kawasan pendidikan dan keterampilan masyarakat dalam
pesisir dan laut antara lain pemanfaatan perairan kawasan konservasi ditingkatkan disertai upaya
dalam kawasan Taman Nasional oleh kegiatan pengembangan mata pencaharian alternatif
masyarakat maupun pemangku kepentingan masyarakat (Sambali, 2014).
lainnya harus ditujukan untuk menunjang fungsi
kawasan; pengawasan dan pengendalian Strategi penyelesaian masalah tentu harus
penambangan karang dan pasir disertai dengan mempertimbangkan prioritas permasalahan
pengadaan material baru dan pasir melalui sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.

66
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Strategi penyelesaian masalah pada Tabel 3 permasalahan dapat diselesaikan secara


dan 4 merupakan alternatif strategi penyelesaian komprehensif.
masalah sosial ekonomi masyarakat Banda Neira
yang dapat digunakan berdasarkan permasalahan Permasalahan dalam analisis hierarki
yang ada. Akan tetapi, prioritas permasalahan tentu (AHP) ini merupakan masalah-masalah yang
harus diketahui, sehingga permasalahan dapat direspon dan dianggap penting oleh responden
diselesaikan secara tuntas. dengan pertimbangan permasalahan dan kondisi
lingkungan, serta strategi yang disusun berdasarkan
Penyelesaian masalah sosial ekonomi analisis SWOT. Penentuan prioritas masalah pada
masyarakat Banda Neira sangat memerlukan setiap desa di Kepulauan Banda Neira dilakukan
pertimbangan kekuatan dan kelemahan, serta dengan menggunakan AHP dan sebaran masalah
peluang dan ancaman yang ada pada kawasan digambarkan dengan analisis spasial. Urutan
tersebut. Kombinasi komponen strategi SWOT prioritas permasalahan secara umum pada
mengacu pada memanfaatkan kekuatan dan Kepulauan Banda Neira disajikan pada Gambar 4.
peluang dengan optimal untuk meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Prioritas dan pemetaan Berdasarkan hasil AHP, tiga (3) prioritas
permasalahan menjadi penting dalam penyelesaian masalah yang ada pada Kepulauan Banda Neira
masalah. Hal ini dilakukan agar permasalahan antara lain fasilitas kebersihan, pendapatan
dapat diselesaikan secara menyeluruh dan masyarakat khususnya nelayan masih rendah,
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari dan ketersediaan air tawar. Prioritas permasalahan
suatu permasalahan. menggambarkan urgensi masalah yang dihadapi
masyarakat di Kepulauan Banda Neira. Akan
Prioritas dan Sebaran permasalahan dalam tetapi, setiap masalah perlu diselesaikan, sehingga
lingkup desa di Kepulauan Banda Neira kenyamanan masyarakat lokal dan wisatawan tetap
terjaga dengan baik.
Permasalahan yang ada pada suatu lokasi
tentu akan berbeda. Hal ini dapat dikarenakan Permasalahan lain yang ada yaitu
karakteristik sosial, budaya dan adat istiadat, serta pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata,
lingkungan fisik. Pemilihan strategi penyelesaian transportasi sekitar dan menuju Kepulauan Banda
masalah yang tepat sangat dibutuhkan, sehingga Neira, akses informasi yang belum optimal, tempat

Gambar 4. Prioritas Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015
Figure 4. Priority of Socio-Economic Issues at Banda Neira Islands 2015
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

67
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

pelelangan ikan masih minim, bahan bangunan, pada setiap desa di Kepulauan Banda Neira tentu
dan fasilitas penerangan, serta ketersediaan bahan berbeda. Sebaran permasalahan pada setiap desa
bakar minyak. Permasalahan tersebut tentu harus di Kepulauan Banda Neira disajikan secara spasial
diselesaikan, tetapi urgensi masalah tetap menjadi pada Tabel 7.
prioritas penyelesaian masalah. Urgensi masalah

Tabel 7. Sebaran Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira tahun


Tabel 7. Sebaran
2015Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira tahun 2015.
Table 7. Distribution of Socio-Economic Problems at Banda Neira Islands 2015.
Table 7. Distribution of Socio-Economic Problems at Banda Neira Islands 2015

Fasilitas Kebersihan / Ketersediaan Air Tawar /


Cleanliness/ Sanitary Facility Freshwater Availability

Transportasi / Transportation Kawasan Wisata / Tourism Regions

Akses Informasi / Access Information Tempat Pelelangan Ikan / Fish Markets

Pendapatan Masyarakat / Community


Bahan Bangunan / Building Material
Income

Fasilitas Penerangan / Lighting Facility Ketersediaan BBM / Fuel Availability


Keterangan / Information :
Sangat Rendah / Very low

Rendah / Low

Sedang / Medium

Tinggi / High

Sangat Tinggi / Very high

Sumber:
Sumber: DataData
primerprimer diolah
diolah (2015) (2015)
/ Source / Source
: Primary : Primary
data processed data
(2015) processed (2015)

68 Hasil analisis spasial Tabel 7 merupakan nilai pembobotan permasalahan


dalam AHP pada setiap desa yang ditampilkan secara spasial dengan degradasi
warna. Hasil analisis spasial sebaran permasalahan yang ada disetiap desa
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Hasil analisis spasial Tabel 7 merupakan dan mempertahankan kondisi lingkungan dan
nilai pembobotan permasalahan dalam AHP pada keberadaan biota laut.
setiap desa yang ditampilkan secara spasial
dengan degradasi warna. Hasil analisis spasial Masyarakat pesisir pada umumnya telah
sebaran permasalahan yang ada disetiap desa menjadi bagian masyarakat yang pluraristik tapi
Kecamatan Banda Neira menggambarkan tingkatan masih tetap memiliki jiwa kebersamaan, artinya
permasalahan dari sangat rendah hingga sangat bahwa struktur masyarakat pesisir rata-rata
tinggi. Kategori tersebut berdasarkan prioritas merupakan gabungan karakteristik masyarakat
masalah yang ada disetiap desa. perkotaan dan pedesaan (Wahyudin, 2003).
Keberagaman karakter masyarakat tentu
Prioritas masalah fasilitas kebersihan akan mennyebabkan kompleksitas dari suatu
tertinggi berada pada Desa Ay, Rhun dan Waling- permasalahan.
Spanciby. Adapun permasalahan pendapatan
dihadapi terutama pada Desa Tanah Rata, Combir- Pendekatan yang dilakukan pun akan
Kaisastoren, dan Waer. Permasalahan ketersediaan menjadi lebih rumit. Penggambaran masalah yang
air tawar atau bersih dihadapi terutama pada Desa terjadi sangat penting dilakukan untuk mendapatkan
Lonthoir, Ay, dan Hatta. solusi terbaik dalam penyelesaian masalah.
Berdasarkan kajian (hasil analisis SWOT dan AHP)
Kajian masalah dan isu lingkungan yang dilakukan dengan pendekatan masalah pada
wilayah pesisir dan laut saat ini masih ada yang setiap desa di Kepulauan Banda Neira, didapatkan
hanya berhenti pada tingkat indentifikasi, artinya beberapa gambaran strategi penyelesaian
masalah dan isu wilayah pesisir tidak masuk masalah sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.
dalam pertimbangan pengelolaan karena sifatnya Strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi
yang tidak terukur (intangible), sehingga sebagai masyarakat Banda Neira tersebut disajikan pada
input bagi kebijakan masih kurang diperhitungkan Tabel 8.
(Adrianto, 2006).
Strategi yang disajikan pada Tabel 8
Oleh karena itu, hasil analisis dalam kajian diharapkan mampu menjadi opsi penyelesaian
ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam masalah yang ada di Banda Neira. Penyusunan
penyusunan strategi penyelesaian masalah yang strategi dilakukan dengan menilai kepentingan
ada pada setiap desa di Kecamatan Banda Neira permasalahan dalam jangka pendek dan jangka
bagi pemerintah maupun masyarakat. panjang. Strategi jangka pendek merupakan
solusi dengan mempertimbangkan keterdesakan
Rekomendasi Alternatif Strategi Penyelesaian penyelesaian masalah. Adapun strategi jangka
Masalah Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda panjang mempertimbangkan keberlanjutan,
Neira sehingga tidak terjadi masalah yang sama di masa
yang akan datang.
Kepulauan Banda Neira merupakan pulau
dengan keanekaragaman yang tinggi, seperti Berdasarkan hasil prioritas permasalahan,
budaya dan kearifan lokal, pesisir dan laut, serta masalah prioritas secara umum di Kepulauan
biota-biota yang terdapat didalamnya. Kawasan Banda Neira antara lain fasilitas kebersihan,
perairan Banda Neira juga merupakan kawasan pendapatan masyarakat khususnya nelayan
konservasi yang ditetapkan dalam Keputusan masih rendah, dan ketersediaan air tawar. Solusi
Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 69 tahun jangka pendek permasalahan fasilitas kebersihan
2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi yaitu membangun fasilitas kebersihan seperti
Perairan Nasional Laut Banda di Provinsi Maluku. tempat pembuangan sampah, memperbanyak
tempat sampah disisi jalan umum dan rumah,
Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat
dan menyediakan kendaraan angkut sampah,
seperti Coral Triangel Center (CTC) dan Localy
sedangkan solusi jangka panjang yang
Managed Marine Area (LMMA) telah melakukan
ditawarkan antara lain memberikan informasi agar
berbagai pendekatan untuk menjaga kawasan dan
masyarakat dan wisatawan untuk tetap menjaga
kearifan lokal, serta menyelesaikan permasalahan
kebersihan, dan menyediakan lahan atau
masyarakat Banda Neira. Pendekatan yang
tempat pengelolaan sampah terpadu (organik dan
dilakukan antara lain adalah memanfaatkan
non-organik) seperti mesin pencacah sampah
kearifan lokal masyarakat (sasi) untuk memulihkan
plastik.

69
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Tabel 8. Strategi Penyelesaian Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 8. Socio-economic Problems Solving Strategies at Banda Neira Islands 2015.
Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/
No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
1. Fasilitas kebersihan / − Membangun fasilitas kebersihan seperti − Memberikan informasi agar
Cleanliness Facility tempat pembuangan sampah / Building masyarakat dan wisatawan
sanitation facilities like landfills untuk tetap menjaga kebersihan
− Memperbanyak tempat sampah disisi / Provide information that aware
jalan umum dan rumah / Increase the public and tourists to keep
trash side of public roads and houses cleanliness
− Menyediakan kendaraan angkut sampah − Menyediakan lahan atau tempat
/ Provides garbage transport vehicles pengelolaan sampah terpadu
(organik dan non-organik)
seperti tempat atau mesin
pencacah sampah plastik /
Providing land or integrated
place for waste management
(organic and non - organic) as a
place or a thrasher plastic waste
2. Ketersediaan air tawar / − Perbaikan dan penyediaan saluran air − Membangun fasilitas saluran
Freshwater Availability yang telah ada / Improvements and air tawar yang terkontrol / Build
provision of water channels that already freshwater facilities controlled
exis channels
− Pembuatan bak penampungan air tawar / − Menghadirkan teknologi
Making freshwater reservoirs konversi air laut menjadi
air tawar (mesin desalinasi)
/ Conversion technology -
desalination
3. Transportasi menuju − Menambah jumlah dan meningkatkan − Membangun sarana dan
Banda Neira / moda transportasi ke Banda Neira sesuai prasarana transportasi udara
Transportation to Banda daya dukung pulau / Increase the number yang layak dan sesuai dengan
Neira and improve transport armada to Banda kebutuhan masyarakat lokal
Neira appropriate carrying capacity of the / Developing air transport
island infrastructure feasible and
− Penambahan trip reguler (setiap hari) appropriate to the needs of local
menuju Banda Neira atau transportasi communities
antar pulau / Addition regular trip (day − Memperbaiki dan membangun
trip) to Banda Neira or transportation sarana pelabuhan yang layak
between islands di setiap Pulau / Improving and
building decent port facilities in
each island
4. Pengelolaan dan − Menegakan aturan yang ada dan − Penguatan modal dan
pemanfaatan kawasan menumbuhkan kembali kearifan lokal / kelembagaan masyarakat
wisata / Management Enforce existing rules and regrow local pesisir dalam pengelolaan
and Utilization of Tourism wisdom dan pemanfaatan kawasan
Areas/Regions − Pengaturan waktu tempat wisata / Timing wisata (Pemerintah Desa dan
sights masyarakat,serta stakeholder
− Pendidikan dan pelatihan bahasa terkait) / Strengthening the
sumberdaya manusia / Education and capital and institutional coastal
language training human resources communities in management
− Pembuatan akses jalan dan jalan setapak and utilization of tourist areas
menuju lokasi wisata / Preparation of (the village authorities and
access roads and footpaths to tourist communities, as well as relevant
sites stakeholders)
− Pembuatan tambat labuh (mooring − Penyusunan peraturan desa
buoy) untuk lokasi penyelaman / Making terkait pengelolaan dan
anchoring mooring (buoy) for dive site pemanfaatan kawasan wisata /
− Pembuatan papan informasi terkait Preparation of village regulations
lokasi dan tempat wisata / Preparation of related to the management and
location-related information boards and utilization of tourist areas
sights − Perbaikan dan rehabilitasi
− Pembuatan fasilitas umum kawasan kawasan wisata / Repair and
wisata seperti gazebo atau tempat rehabilitation of tourist areas
berteduh/bersantai / Making public
facilities such as tourism area gazebo or
shelter/relax

70
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

Lanjutan Tabel 8/Continue Table 8

Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/


No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
5. Akses informasi yang − Membangun fasilitas jaringan teknologi − Mendidik masyarakat untuk
belum optimal (teknologi komunikasi dan informasi yang cepat manfaatkan akses komunikasi
komunikasi) / Access dan terbuka untuk masyarakat (tower dan informasi secara positif
to information is not telekomunikasi dan jaringan internet) dan berorientasi peningkatan
optimal (communications / Establish communication technology ekonomi masyarakat / Educating
technology) network facilities and information people to take advantage of
quickly and open to the public access to communications
(telecommunications tower and Internet and information positively
networks) oriented and improving the local
− Pembuatan papan informasi disetiap economy
Pulau / Making information boards on
each island
6. Tempat pelelangan ikan − Membangun dan memperbaiki fasilitas − Pengembangan kemitraan
masih minim / Less fish pelabuhan dan tempat pelelangan ikan / dan kelembagaan masyarakat,
markets Establish and improve port facilities and swasta dan pemerintah /
fish markets Development of partnerships
and community institutions,
private and government

7. Pendapatan masyarakat − Menegakan aturan zonasi wisata dan − Peningkatan kemampuan


khususnya nelayan perikanan berkelanjutan / Enforcing masyarakat melalui pelatihan
masih rendah / zoning rules travel and sustainable dan pendidikan pemanfaatan
Communities income, fisheries sumberdaya pesisir dan
especially fishers still low − Pengembangan kawasan wisata dan laut / Improving the ability of
budidaya perikanan sebagai alternatif community through training and
pendapatan yang berdasarkan kearifan education of coastal and marine
lokal / The development of tourist areas resource use
and aquaculture as an alternative − Peningkatan usaha mikro
revenue based on local wisdom dan pengembangan usaha
− Pemberian bantuan (pengadaan mesin kreatif sebagai alternatif mata
kapal) kepada kelompok nelayan / The pencaharian masyarakat /
provision of assistance (procurement of Improved micro enterprises and
ship engines) to the group of fishers creative business development
as an alternative to the people's
livelihood
− Pelatihan pengolahan hasil
perikanan dan perkebunan skala
rumah tangga hingga penjualan
produk / Training processing of
fishery products and household-
scale plantations to product
sales
8. Bahan bangunan / − Penegakan aturan penggunaan bahan − Penyediaan akomodasi khusus
Building material bangunan tidak berasal dari kawasan bahan bangunan ke Banda
yang rawan abrasi / Enforcement the Neira / Provision of special
rules of use of building materials did not accommodation building
originate from abrasion-prone area materials to Banda Neira
− Penentuan lokasi pengambilan bahan
bangunan yang diizinkan sesuai daya
dukung lingkungan / Determining
the location of building materials are
permitted pursuant to carrying capacity of
environment

9. Fasilitas penerangan / − Penyediaan dan perbaikan fasilitas − Perbaikan dan peningkatan


Lighting facility sarana penerangan umum / Provision of kapasitas energi surya yang
infrastructure facilities and improvement ada di Pulau Neira / Repair and
of public lighting improvement of solar energy
− Perbaikan saluran listrik ke setiap pulau / capacity in Neira Island
Repair power lines to each island

71
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Lanjutan Tabel 8/Continue Table 8

Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/


No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
10. Ketersediaan bahan − Melakukan koordinasi dengan pemerintah − Pengembangan energi alternatif
bakar minyak (BBM) / lokal maupun pusat terkait distribusi dan seperti surya, angin ataupun
Fuel availability harga BBM / To coordinate with Local energi laut untuk setiap pulau
and Central Government regarding the / Development of alternative
distribution and fuel prices energy such as solar, wind or
ocean energy for each island

Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Adapun solusi jangka pendek dalam karena itu, berdasarkan Tabel 8, strategi atau
penyelesaian masalah ketersediaan air tawar solusi yang ditawarkan antara lain penyediaan dan
antara lain perbaikan dan penyediaan saluran air perbaikan fasilitas sarana penerangan umum, dan
yang telah ada, dan pembuatan bak penampungan perbaikan saluran listrik ke setiap pulau. Adapun
air tawar, sedangkan solusi jangka panjang yaitu solusi jangka panjang yang ditawarkan yaitu
membangun fasilitas saluran air tawar terkontrol, perbaikan dan peningkatan kapasitas energi surya
dan menghadirkan teknologi konversi air laut yang ada di Pulau Neira.
menjadi air tawar (mesin desalinasi).
Peningkatan modal sosial ekonomi juga
Solusi jangka pendek untuk permasalahan sangat diperlukan dalam penyelesaian masalah
pendapatan masih rendah khususnya untuk nelayan di Banda Neira. Modal sosial ekonomi tersebut
antara lain menegakan aturan zonasi wisata dan antara lain penguatan kelembagaan dan kearifan
perikanan berkelanjutan, pengembangan kawasan lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, dan
wisata dan budidaya perikanan sebagai alternatif pemberdayaan masyarakat. Menurut Satria (2009),
pendapatan yang berdasarkan kearifan lokal, dan dimensi pemberdayaan masyarakat pesisir bisa
pemberian bantuan (pengadaan mesin kapal) mengacu pada konsep keberlanjutan Charles
kepada kelompok nelayan, sedangkan solusi (2001), yaitu keberlanjutan ekologis, keberlanjutan
jangka panjang yang ditawarkan yaitu peningkatan sosial ekonomi, dan keberlanjutan institusi. Selain
kemampuan masyarakat melalui pelatihan dan itu, diperlukan bantuan dan dukungan Pemerintah
pendidikan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan Pusat dan Daerah, serta stakeholder lain dalam
laut, peningkatan usaha mikro dan pengembangan penyelesaian masalah masyarakat Banda Neira
usaha kreatif sebagai alternatif mata pencaharian terkait dengan pengembangan kawasan Kepulauan
masyarakat, dan pelatihan pengolahan hasil Banda Neira.
perikanan dan perkebunan skala rumah tangga
hingga penjualan produk. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Salah satu alternatif solusi dalam
Kesimpulan
penyelesaian masalah pendapatan masyarakat
adalah mata pencaharian alternatif. Menurut Berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa
Nababan (2014), mata pencaharian alternatif kesimpulan sebagai berikut :
yang sangat layak dikembangkan di Banda Neira
yaitu budidaya rumput laut, sedangkan yang layak Potensi sumberdaya pesisir dan laut
dikembangkan adalah industri rumahan, kerupuk Kepulauan Banda Neira, seharusnya mampu
ikan, dan bertanam sayur. memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup
masyarakat Banda Neira, secara sosial maupun
Permasalahan lain juga perlu ekonomi. Akan tetapi, kenyataannya pendapatan
dipertimbangkan agar dapat diselesaikan, per kapita rata-rata nelayan sebagai pemanfaat
permasalahan tersebut seperti salah satunya langsung sumberdaya perikanan pada tahun
kurangnya fasilitas penerangan yang ada di Pulau 2012 - 2013 adalah sebesar Rp. 377.544,00 per
Hatta, Pulau Rhun, Pulau Syahril, dan Pulau Ay. bulan turun dari kisaran Rp. 387.461,00 per bulan
Penerangan saat ini masih swadaya masyarakat, tahun 2010. Nilai penurunan pendapatan tersebut
untuk membeli mesin dan bahan bakar. Oleh

72
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira .............. (Adil M. Firdaus, et al.)

menunjukkan pemanfaatan sumberdaya belum yang mampu memberikan dampak posistif


secara maksimal berdampak kepada kesejahteraan terhadap perekonomian masyarakat. Manajemen
masyarakat Banda Neira. pengelolaan wilayah yaitu dengan adanya kawasan
konservasi, yang mengatur dan melindungi
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi sumberdaya alam sebagai daya tarik dan daya
masyarakat Banda Neira harus diselesaikan saing untuk mengembangkan sosial ekonomi dan
secara komprehensif. Berdasarkan hasil analisis budaya masyarakat Kepulauan Banda Neira.
faktor-faktor internal (IFAS), kekuatan utama
yang ada di Kepulauan Banda Neira adalah Perlu adanya model keterlibatan para
adat istiadat dan budaya masyarakat, adapun stakeholder untuk mengelola dan mengembangkan
kelemahan utama adalah sarana transportasi ke potensi sumberdaya alam dan budaya yang tinggi
Banda Neira. Hasil analisis faktor-faktor eksternal di Kepulauan Banda Neira.
(EFAS) menunjukkan kondisi lingkungan Banda
Neira mampu memberikan respon positif, peluang UCAPAN TERIMAKASIH
dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir ancaman.
Peluang utama yang ada yaitu potensi sumberdaya Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pesisir dan laut, serta pertanian pala, sedangkan TWP Laut Banda, Kecamatan Banda Neira,
ancaman utama adalah fasilitas kebersihan yang Baracuda Diving Club (BDC) dan Center for
masih minim. Marine Assessment and Development Economic
(CMADE), serta responden dan pihak-pihak yang
Berdasarkan hasil AHP, tiga (3) prioritas
telah memberi dukungan penelitian ini, dan redaksi
masalah yang ada pada Kepulauan Banda Neira
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
antara lain fasilitas kebersihan, pendapatan
atas peluang publikasi naskah jurnal ini.
masyarakat khususnya nelayan masih rendah, dan
ketersediaan air tawar. Akan tetapi, penyelesaian
terhadap masalah lain tetap menjadi pertimbangan, DAFTAR PUSTAKA
sehingga permasalahan dapat terselesaikan secara Adrianto, L. 2006. Pengantar Penilaian Ekonomi
menyeluruh dan tidak terjadi masalah yang sama di Sumberdaya Pesisir dan Laut. PKSPL-IPB
masa yang akan datang. Press. Hal. 2.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
Penyusunan strategi penyelesaian
2014. Kecamatan Banda Neira dalam Angka
masalah dilakukan dengan menilai kepentingan 2014. BPS Kabupaten Maluku Tengah
permasalahan dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Peningkatan modal sosial ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
2013. Maluku Tengah dalam Angka 2013. BPS
sangat diperlukan dalam penyelesaian masalah Kabupaten Maluku Tengah.
di Banda Neira. Modal sosial ekonomi tersebut
antara lain penguatan kelembagaan dan kearifan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
2012. Kecamatan Banda Neira dalam Angka
lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, dan
2012. BPS Kabupaten Maluku Tengah.
pemberdayaan masyarakat.
Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery Systems.
Implikasi Kebijakan Blackwell Science Ltd.: United Kingdom. 370Hal.
Darajati, W. 2004. Kajian Kebijakan Kelautan
Kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan
dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
kepada stakeholder terkait dalam menyelesaikan Jurnal Info Kajian Bappenas. 1(1):4-5. http://
permasalahan sosial ekonomi di Kepulauan www.bappenas.go.id/files/3513/5022/6052/
Banda Neira, seperti masalah fasilitas kebersihan, p e s i s i r _ _ 2 0 0 8 11 2 2 2 3 4 5 2 9 _ _ 9 4 8 _ _ 7 . p d f .
pendapatan nelayan yang masih rendah, dan Diakses tanggal 12 Desember 2016.
ketersediaan air tawar. Strategi yang dapat Giyanto, Suharsono, A. Manuputty, Suyarso, F.D. Hukom,
digunakan antara lain dengan penyusunan aturan H. Capenberg, A. Salatalohy, A. Budiyanto, J.
dan program peningkatan modal sosial ekonomi. Picasouw, S. Unyang, Djuwariah, A. Irawan, C.
Matuankotta, Y. Hehuat, R. Alik, S.R. Mansyur.
Arah dan pengembangan Kepulauan Banda 2015. Monitoring Kesehatan Terumbu Karang dan
Neira didasarkan atas tiga sektor pengembangan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Laut
Banda, COREMAP-CTI Tahun 2015 (Baseline).
wilayah dari segi perikanan, pertanian dan
COREMAP-CTI Pusat Penelitian Oseanogra-
pariwisata. Ketiga sektor ini dapat dikembangkan fi-LIPI. Jakarta. Hal. 55.
dalam suatu manajemen pengelolaan wilayah

73
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

Helmi, A. dan Satria, A. 2012. Strategi Adaptasi Nelayan Saaty, R.W. 1987. The Analytic Hierarchy Process-What
terhadap Perubahan Ekologis. Jurnal Sosial It Is and How It Is Used. Pergamon Journals
Humaniora – Makara. Jakarta. 16(1):72. http:// Ltd. Great Britain. 9(3-5):161-176. http://
journal.ui.ac.id/ index.php/humanities/article/ ac.els-cdn.com/0270025587904738/1-
viewFile/1494/1296. Diakses tanggal 17 Maret s2.0-0270025587904738-main.pdf?_
2015. tid=33d7e368-c104-11e6-a044-00000aac-
b362&acdnat=1481613627_ffc96a3d-
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik c173811f782f728f48aa4fe3. Diakses tanggal 13
Indonesia. 2014. Keputusan Menteri Kelautan Desember 2016.
Perikanan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Sambali H., F. Yulianda, D.G. Bengen, dan M.M. Kamal.
Taman Wisata Perairan Laut Banda di Provinsi 2014. Analisis Kelembagaan Pengelola Taman
Maluku tahun 2014 – 2034. KKP – RI. Nasional Laut Kepulauan Seribu. Jurnal Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan – Balitbang KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik – KKP. 9(1):112.
Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. IPB
69 Tahun 2009 tentang Penetapan Kawasan Press. Bogor. Hal. 27, 34-36.
Konservasi Perairan Nasional Laut Banda di
Provinsi Maluku. KKP – RI. Tampubolon D. 2013. Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir di Kabupaten Kepulauan
Marimin dan Maghfiroh, N. 2011. Aplikasi Teknik Meranti. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen (SOROT) – Lembaga Penelitian Universitas
Rantai Pasok. IPB Press. Bogor. Hal.92-98. Riau. 8(2):155. http://ejournal.unri.ac. id/index.
php/JS/article/view/2358/2319. Diakses tanggal
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan 23 Juli 2016.
Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Bogor.
Hal.58-65. Wahyudin, Y. 2003. Sistem Sosial Ekonomi dan
Budaya Masyarakat Pesisir. Paper Pelatihan
Nababan, B.O. dan Sari, Y.S. 2014. Identifikasi dan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.
Strategi Pengembangan Mata Pencaharian PKSPL-IPB. https://www. researchgate.
Alternatif di Taman Wisata Perairan Laut Banda. net/publication/282662169_Sistem_Sosial_
Paper – Bagian Percontohan dan Sosialisasi Ekonomi_dan_Budaya_Masyarakat_Pesisir.
Mata Pencaharian Alternatif di TWP Laut Banda Diakses tanggal 2 Desember 2015.
– BKKPN Kupang. https://www. researchgate.
net/publication/272025987_Identifikasi_dan_ Welly M., R. Djohani, A. Green Suharsono, A. Muljadi,
Strategi_Pengembangan_Mata_Pencaharian_ M. Korebima, Y. Hehuat, R. Alik, N. Rijoli. 2012.
Alternatif_di_TWP_Laut_Banda_%28Iden- Kajian Cepat Kelautan Kepulauan Banda, Maluku
tification_and_Development_Strategy_ Tengah, Indonesia. Coral Triangle Center.
of_Alternative_Livelihood_in_TWP_Laut_
Banda%29. Diakses tanggal 2 Desember 2015.
Radiarta, I N., Erlania, dan Haryadi, J. 2015. Analisis
Pengembangan Perikanan Budidaya Berbasis
Ekonomi Biru dengan Pendekatan Analytic
Hierarchy Process (AHP). Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan – Balitbang KP KKP.
10(1):47.

74

Anda mungkin juga menyukai