Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PESISIR DI KEPULAUAN BANDA NEIRA,


KABUPATEN MALUKU TENGAH
Socio-Economic Problem Solving Strategies of Coastal Community
in Banda Neira Islands, Central Maluku District

Progaram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Simon Junior Ivakdalam, 202274078

ABSTRAK
Pendekatan sosial ekonomi sangat diperlukan dalam menyusun strategi penyelesaian masalah masyarakat
pesisir. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan sosial ekonomi di Kepulauan Banda Neira.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, pengamatan, dan studi literatur. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sosial ekonomi dengan analisis deskriptif, SWOT, dan AHP. Hasil kajian
menunjukkan ada tiga prioritas masalah masyarakat Banda Neira yaitu fasilitas kebersihan, pendapatan
masyarakat khususnya nelayan masih rendah, dan ketersediaan air tawar. Strategi penyelesaian masalah dapat
dilakukan melalui upaya meningkatkan modal sosial ekonomi dengan cara memperkuat kelembagaan (kelompok
masyarakat dan nelayan) dan kearifan lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, dan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci: penyelesaian masalah, masyarakat pesisir, Banda Neira

ABSTRACT
Socio-economic approach is indispensable in developing problem-solving strategies of the coastal
communities. This study aims to assess socio-economic problems in Banda Neira Islands. Data were
collected by interview, observation, and literature studies. Data was analyzed using socio-economic
approach with descriptive analysis, SWOT and AHP. Results showed, there are three priorities Banda
Neira communities issues namely sanitary facilities, community income is still low especially the
fishers, and availability of fresh water. Strategies for eliminating problems can be done through
increasing the socio-economic capital by strengthening the institutions (community and fishers groups)
and local wisdom, environmental and culture sustainability, and community empowerment.

Keywords: problem solving, coastal community, Banda Neira

PENDAHULUAN menyelesaikan masalah masyarakat pesisir


tersebut.
Masyarakat pesisir merupakan masyarakat
majemuk yang umumnya terdiri dari nelayan, Masalah yang umum dihadapi masyarakat
pembudidaya ikan, pengolah ikan, pedagang, dan buruh pesisir antara lain tingkat kemiskinan (ketidakpastian
pelabuhan, serta profesi lain. Masyarakat pesisir ekonomi), kerusakan sumberdaya pesisir, dan
seringkali dipadankan dengan kondisi ekonomi yang kesehatan lingkungan, serta pemanfaatan area laut bagi
belum sejahtera dan kesehatan lingkungan yang belum nelayan (akses terbuka dan akses terbuka terbatas).
layak, serta pendidikan yang masih rendah. Dinamika Menurut Sutardjo dalam Rosalina (2012), terdapat
masyarakat pesisir dengan kompleksitas masalah yang empat persoalan utama yang dihadapi masyarakat
dihadapi membutuhkan strategi komprehensif untuk pesisir yaitu tingkat kemiskinan, kerusakan
dapat sumberdaya pesisir, dan rendahnya

55
J. Sosek KP Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 55-74

kemandirian organisasi sosial desa, serta minimnya masalah yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini
infrastruktur dan kesehatan lingkungan di pemukiman bertujuan untuk mengkaji permasalahan sosial ekonomi
desa. Pemetaan permasalahan pada suatu daerah dapat di Kepulauan Banda Neira. Output penelitian
menjadi salah satu pendekatan untuk menyusun strategi diharapkan dapat memberikan strategi penyelesaian
penyelesaian masalah pada daerah tersebut. masalah sosial ekonomi masyarakat pesisir di
Kompleksitas permasalahan masyarakat pesisir perlu Kepulauan Banda Neira.
dipetakan, agar diketahui permasalahan apa yang
terjadi, masalah apa dan mana yang perlu diselesaikan
segera, dan bagaimana strategi penyelesaian masalah METODOLOGI
tersebut.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kepulauan Banda Neira merupakan salah satu
Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat di
kepulauan di Indonesia yang memiliki potensi
18 desa Kepulauan Banda Neira, yaitu 6 desa yang
pariwisata bahari. Selain memiliki potensi pariwisata
berada di Pulau Neira (Nusantara, Dwiwarna, Merdeka,
bahari, Kepulauan Banda Neira juga memiliki potensi
Kampung Baru, Tanah Rata, dan Rajawali); 9 desa di
wisata sejarah dan budaya. Kepulauan Banda Neira
Pulau Banda Besar terdapat (Lonthoir, Waling-
secara administratif merupakan salah satu kecamatan
Spanciby, Selamon, Boiyau, Combir-Kaisastoren,
yang berada di Kabupaten Maluku Tengah. Potensi
Waer, Uring-Tutra, Lautang, Dender); 1 desa di Pulau
sumberdaya pesisir dan laut Kepulauan Banda Neira,
Ay (Ay); dan 1 desa yang berada di Pulau Rhun
seharusnya mampu memberikan manfaat lebih dalam
(Rhun); serta 1 desa di Pulau Hatta (Hatta).
peningkatan kesejahteraan masyarakat Banda Neira.
Akan tetapi, masyarakat Banda Neira belum Kepulauan Banda Neira secara geografis terletak
memperoleh manfaat optimal dari sumberdaya pesisir diantara 5043 – 6031 Lintang Selatan dan 129044 –
dan laut yang dimilikinya. Kondisi sosial ekonomi 130004 Bujur Timur yang berbatasan dengan Selat
masyarakat Banda Neira masih dapat ditingkatkan Seram dibagian Utara, Kepulauan Teon Nila Serua
dengan potensi sumberdaya alam yang ada. dibagian Selatan, Laut Banda dibagian Timur, dan Laut
Banda dibagian Barat (BPS Kabupaten Maluku
Hal tersebut di atas menjadi dasar dalam
Tengah, 2014) seperti dilustrasikan pada Gambar 1.
penelitian yang dilakukan, dengan memetakan
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014
permasalahan yang ada di Kepulauan Banda Neira,
sampai Desember 2015.
sehingga didapatkan strategi penyelesaian

Gambar 1. Peta Kepulauan Banda Neira


Figure 1. Banda Neira Islands Map

56
Jenis dan Sumber Data dengan wawancara dan pengamatan langsung kepada
Data yang digunakan dalam kajian ini meliputi masyarakat desa.
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
Jumlah total responden dalam penelitian ini
dengan melakukan wawancara dengan bantuan
adalah 70 responden yang memiliki kepentingan yang
kuesioner terstruktur, fokus grup diskusi (FGD) dan
berbeda-beda berdasarkan mata pencaharian dan status
pengamatan lingkungan dan masyarakat. Data sekunder
atau jabatan yang dimiliki. Pemilihan lokasi penelitian
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
berdasarkan potensi sumberdaya pesisir dan laut, dan
Maluku Tengah dan literatur lain seperti Undang-
kekayaan yang dimiliki Kepulauan Banda Neira, serta
undang dan Keputusan Menteri, serta hasil penelitian
kondisi sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.
terkait dengan kondisi sosial ekonomi.
Metode Analisis Data
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Teknik pengambilan contoh (pengumpulan data)
adalah metode studi kasus. Studi kasus dilakukan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
terhadap permasalahan sosial ekonomi masyarakat
non-random sampling dengan teknik purposive
Kepulauan Banda Neira. Adapun metode analisis yang
sampling dan accidental sampling. Teknik purposive
digunakan adalah analisis deskriptif, analisis strength –
sampling dilakukan dengan FGD pada setiap desa
weakness – opportunity – threat (SWOT), dan analisis
minimal 5 orang pemangku kepentingan (kepala desa,
hierarki, serta analisis geografi pesisir. Alur pemikiran
tetua desa, nelayan, petani, dan pekerja/pedagang).
penelitian strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi
FGD pun terbuka bagi masyarakat yang dapat hadir
ini disajikan pada Gambar 2.
untuk menggali permasalahan. Accidental sampling
dilakukan

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


Pesisir / Coastal Communities Socio-
Economic Conditions

Pengamatan Lingkungan dan


Masyarakat / Environment and
Community Observation

Analisis Deskriptif / Permasalahan Masyarakat Pesisir /


Descriptive Analysis Coastal Communities Problems

Analisis SWOT / Analisis Permasalahan Masyarakat Pesisir /


SWOT Analysis Coastal Communities Problems Analysis

Sesuai* / Tidak / No
Appropriate

AHP (Analytical Ya / Yes


Hierarchy Process)
Gambaran Permasalahan Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir / Description of Coastal
Peta Sebaran Masalah Communities Social Economic Issues
/ Problems
Distribution Map
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
di Kepulauan Banda Neira / Socio- economic
Problem Solving Strategy in Banda Neira
Islands

*Sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat /


Appropriate with environmental and community conditions

Gambar 2. Alur Pemikiran Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir


Figure 2. Logical Framework of Coastal Communities Socio-Economic Conditions

57
Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan dilakukan dengan menyusun strategi alternatif dalam
gambaran permasalahan yang terjadi, sehingga dapat pemecahan masalah. Strategi pemecahan masalah
tergambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat (matriks SWOT) diperoleh berdasarkan permasalahan
Kepulauan Banda Neira. Menurut Marimin (2004), yang tersusun dalam penilaian faktor internal dan
terdapat tiga tahapan dalam pembuatan analisis SWOT, eksternal SWOT. Skema analisis dalam menganalisis
antara lain (1) tahap pengambilan data yaitu evaluasi matriks SWOT dijelaskan pada Tabel 1.
faktor eksternal dan internal; (2) tahap analisis yaitu
pembuatan matriks internal eksternal dan matriks Menurut Marimin (2011), terdapat tiga prinsip
SWOT; dan dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis
(3) tahap pengambilan keputusan. eksplisit, yaitu penyusunan hierarki, penetapan
prioritas, dan konsistensi logis. Hierarki merupakan
Tahapan analisis SWOT dalam penelitian ini dasar pemikiran manusia, mencakup aktivitas
antara lain: (1) pengumpulan data SWOT dengan pengidentifikasian elemen-elemen suatu persoalan,
melakukan FGD dan wawancara, serta pengamatan mengelompokan elemen-elemen itu ke dalam
langsung. Data berupa kumpulan permasalahan, kondisi kumpulan homogen, dan menata kumpulan- kumpulan
masyarakat dan lingkungan, dan strategi penyelesaian ini pada level yang berbeda (Marimin 2011).
masalah yang diberikan oleh responden; (2) Identifikasi
permasalahan yang didapatkan dengan menyesuaikan Analisis proses hierarki (AHP) dilakukan setelah
kondisi lingkungan yang diamati secara langsung; (3) proses analisis SWOT selesai dan mendapat input dari
pembobotan terhadap masalah-masalah yang telah permasalahan yang telah dikategorikan berdasarkan
diklasifikasikan. Pembobotan dilakukan dalam permasalahan yang direspon oleh responden dalam
penilaian faktor internal dan eksternal pada analisis proses FGD dan wawancara, serta dengan
SWOT. Pembobotan dalam analisis SWOT ini pertimbangan faktor internal dan eksternal dalam
dilakukan berdasarkan penilaian (pemberian bobot) analisis SWOT. Permasalahan tersebut kemudian diberi
responden terhadap permasalahan yang terjadi di Banda bobot nilai dalam analisis AHP pada setiap desa di
Neira; (4) Pengambilan keputusan Banda Neira.

Tabel 1. Penjelasan dalam Analisis Matriks SWOT.


Table 1. Explanation in SWOT Matrix Analysis.

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)


Kategori/ Categories Identifikasi faktor kekuatan internal/ Identifikasi faktor kelemahan internal
Determine the internal strength / Determine the internal weakness
factors factors

Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO


Identifikasi faktor peluang Formulasikan strategi yang Formulasikan strategi yang
eksternal/Determine the menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
external opportunities factors memanfaatkan peluang / Creating memanfaatkan kekuatan /
strategies that use strength to take Creating strategies that minimize
advantage of opportunities weakness to take advantage of
opportunities

Ancaman (Threat) Strategi ST Strategi WT


Identifikasi faktor ancaman Formulasikan strategi yang Formulasikan strategi yang
eksternal/Determine the menggunakan kekuatan untuk mengatasi meminimalkan kelemahan dan
external threat factors ancaman / Creating strategies that menghindari ancaman /
use strength to address the threat Creating strategies that minimize
weakness and avoid threat
Sumber: Radiarta (2015) / Source: Radiarta (2015)

58
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira ..............
Permasalahan utama berdasarkan
Goal Desa/Village Tujuan/Objective responden/Main problems based on
respondent

- Nusantara Fasilitas kebersihan/Cleanliness Facility


- Dwiwarna
- Merdeka
Ketersediaan air tawar/Freshwater
- Kampung Baru
Availability
- Tanah Rata
- Rajawali Transportasi/Transportation
Permasalahan Sosial
- Lonthoir Prioritas Permasalahan
Ekonomi Masyarakat Kawasan wisata/Tourism Regions
- Waling Spanciby Sosial Ekonomi di
Kepulauan Banda
- Selamon Kepulauan Banda
Neira/Socio-Economic Akses informasi/Access Information
- Bioyau Neira/Socio-economic
Problems of Banda Neira
- Combir - Kaisastoren problems priority in Banda Tempat pelelangan ikan/Fish Markets
Island Community
- Hatta Neira Island
- Uring-Tutra Pendapatan masyarakat/Community
- Lautang Income
- Dender
Ketersediaan BBM/Fuel Availability
- Ay
- Rhun Bahan bangunan/Building Material

Fasilitas penerangan/Lighting Facility

Gambar 3. Hierarki AHP Untuk Menganalisis Prioritas Permasalahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kepulauan Banda Neira
Figure 3. AHP Hierarchy for Analyzing Socio-Economic Problems Priority of Banda Neira Island Community
59
AHP dilakukan untuk menggambarkan prioritas HASIL DAN PEMBAHASAN
permasalahan berdasarkan kategori secara umum dan
terjadi pada setiap desa. Analisis geografi pesisir Kondisi Umum Kepulauan Banda Neira
menyajikan peta sebaran masalah dengan
menggunakan input bobot nilai AHP per desa untuk Kepulauan Banda Neira merupakan salah satu
menggambarkan sebaran masalah setiap desa di kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi
Kepulauan Banda Neira. Nilai dan definisi pendapat Maluku. Kecamatan Banda Neira memiliki luas sebesar
kualitatif dari skala perbandingan Saaty (1983) 172 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2013
disajikan pada Tabel 2. berkisar 19.962 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar
116 orang per km2 (BPS Kabupaten Maluku Tengah,
Berdasarkan diagram alur pemikiran (Gambar 2014).
2), penelitian kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kepulauan Banda Neira ini dilakukan untuk menduga Penduduk Kepulauan Banda Neira merupakan
permasalahan sosial ekonomi yang terjadi, sehingga gabungan dari berbagai suku (seperti suku Jawa,
dapat disusun strategi penyelesaian masalah yang tepat Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa suku
dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. lainnya) yang mendiami Kepulauan Banda Neira jauh
sebelum era-kolonial. Penduduk Banda Neira saat ini
Berdasarkan Undang-undang Republik mendiami 7 buah pulau dari
Indonesia nomor 27 tahun 2007 telah diatur 11 pulau yang ada di Kepulauan Banda Neira (Welly,
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, 2012).
namun dinamika masyarakat pesisir memerlukan
penelitian mendalam terutama terkait dengan Berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Tata
permasalahan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Ruang Daerah Wilayah Kabupaten Maluku Tengah,
Banda Neira merupakan kawasan strategis dengan
Permasalahan masyarakat pesisir yang berbeda pengembangan kelautan dan perikanan, pendidikan
pada setiap kawasan memerlukan pendekatan masalah, tinggi, sarana kesehatan (RSU Tipe C), dan
sehingga dapat dirumuskan sebaran masalah dan pariwisata. Selain itu, dalam rencana pola ruang
strategi yang tepat. Permasalahan kondisi sosial wilayah Kepulauan Banda Neira ini merupakan wisata
ekonomi masyarakat pesisir sangat penting untuk alam laut dan cagar alam laut.
diketahui, hal ini bertujuan untuk meningkatkan atau
memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat Kepulauan Banda Neira merupakan kepulauan
tersebut. yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut
yang tinggi. Potensi perikanan pelagis seperti ikan
tuna Kepulauan Banda Neira

Tabel 2. Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif dari Skala Perbandingan Saaty (1983).
Table 2. Value and Definition Qualitative Opinion from Saaty’s (1983) Scale Comparison.

Nilai/Score Keterangan/Remaks

1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal/ Equally important factor with
factor Vertical Horizontal
3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal/Vertical factor is more important
than Factor Horizontal
5 Faktor Vertikal jelas lebih penting dari Faktor Horizontal/Vertical factor is obviously
more important than Factor Horizontal
7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dengan Faktor Horizontal/ Vertical factor is
very obviously more important to factor Horizontal
9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal/ Vertical factor is
absolutely more important than Factor Horizontal
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan/When hesitating
between two values adjacent elements
1/(2-9) Kebalikan dari keterangan 2-9/ The opposite of information 2-9
Sumber: Saaty (1983) dalam Marimin (2011) / Source: Saaty (1983) in Marimin (2011)

60
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

cukup besar. Produksi perikanan laut pada tahun 2010 tidak hanya terbatas pada satu jenis adaptasi saja.
yaitu sebesar 10.191,7 ton dengan nilai Rp. Menurut Helmi (2012), pilihan adaptasi yang
24.349.254,00. Berdasarkan BPS Kabupaten Maluku dilakukan antara lain membuat alternatif sumber
Tengah 2013 dan 2014, nilai produksi di Banda Neira pendapatan, memanfaatkan hubungan sosial, mobilisasi
tahun 2012 – 2013 adalah sebesar Rp. 23.907.250,00 anggota rumah tangga, variasi alat tangkap, dan
dengan biaya eksploitasi sebesar Rp. 8.367.538,00. perubahan daerah penangkapan, serta melakukan strategi
Kelimpahan ikan dasar dan ikan karang perairan lainnya seperti penebangan hutan mangrove secara
Kepulauan Banda Neira juga cukup berlimpah, dengan ilegal dan mengandalkan bantuan berbagai pihak.
kondisi terumbu karang yang relatif masih baik Mata pencaharian masyarakat pesisir sangat
(tutupan karang rata-rata diatas 30 persen – Coral identik dengan mata pencaharian sebagai nelayan.
Triangle Center dan mitra 2012) (Welly, 2012). Masyarakat Banda Neira yang memiliki mata
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Perikanan pencaharian sebagai nelayan pada tahun 2010 sebanyak
Republik Indonesia No. 58 Tahun 2014 tentang 3.404 orang dan tahun 2012 – 2013 sebanyak 3.430
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata orang (BPS Kabupaten Maluku Tengah, 2012; 2013
Perairan Laut Banda di Provinsi Maluku tahun 2014 – dan 2014). Pendapatan nelayan Banda Neira
2034 beberapa kawasan perairan di Kepulauan Banda berdasarkan data BPS Kabupaten Maluku Tengah 2012
Neira telah dijadikan sebagai Taman Wisata Perairan adalah sebesar Rp. 387.461,00 per bulan dan sekitar Rp.
(TWP) Laut. 12.915,00 per hari pada tahun 2010. Pendapatan per
Menurut Giyanto et al. (2015), estimasi luasan kapita rata-rata nelayan pada tahun 2012 – 2013 adalah
habitat perairan dangkal pada kawasan TWP Laut sebesar Rp. 377.544,00 per bulan dan sekitar Rp.
Banda adalah luasan terumbu karang 301,311 ha, pasir 12.585,00 per hari.
seluas 186,31 ha, dan lamun seluas 70,44 ha. Kondisi Berdasarkan data tersebut, terjadi penurunan
terumbu karang dikategorikan dalam kondisi sedang pendapatan nelayan Banda Neira. Hal ini diduga karena
dengan tutupan karang sekitar 37,10 persen. Biomassa bertambahnya jumlah nelayan, tetapi diikuti dengan
ikan indikator sebesar 280 kg/ha, sedangkan biomassa penurunan produksi atau hasil tangkapan. Nilai
ikan target secara keseluruhan (kelompok utama dan penurunan pendapatan tersebut juga menunjukkan
tambahan) sebesar 2.197 kg/ha. Rata-rata penutupan dugaan pemanfaatan sumberdaya belum secara
padang lamun di area TWP Laut Banda adalah sebesar maksimal berdampak kepada kesejahteraan masyarakat
72,54 persen, sehingga dikategorikan padat. Banda Neira. Menurut Satria (2009), strategi untuk
Status kawasan perairan laut Kepulauan Banda memutus persoalan nelayan antara lain strategi mata
Neira sebagai Taman Wisata Perairan Laut tentu pencaharian (mengembangkan nafkah ganda,
mempertimbangkan sumberdaya pesisir dan laut yang mendorong nelayan menangkap ke laut lepas, dan
potensial. Akan tetapi, potensi tersebut belum mengembangkan diversifikasi alat tangkap), strategi
sepenuhnya dikembangkan, karena diduga akses pemodalan (modal usaha), dan strategi makro
transportasi yang belum memadai dan pengembangan (mendorong sektor perikanan dan kelautan dalam
kawasan wisata yang belum optimal. Kondisi kebijakan strategis nasional).
perekonomian masyarakat pun seharusnya dapat Berdasarkan hasil fokus grup diskusi (FGD) dan
didorong dengan pengembangan kawasan wisata. Hal kuesioner, gambaran permasalahan yang ada di
tersebut berdasarkan pengamatan terhadap kondisi Kepulauan Banda Neira antara lain fasilitas kebersihan
lingkungan dan masyarakat Kepulauan Banda Neira. atau pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih atau
Masyarakat Banda Neira umumnya memiliki tawar, transportasi menuju Banda Neira, pengelolaan
mata pencaharian sebagai petani pala, nelayan, ojek dan pemanfaatan kawasan wisata, akses informasi yang
kapal, pedagang, pengusaha penginapan, dan pegawai belum optimal (internet cepat), tempat pelelangan ikan
pemerintahan. Keberagaman mata pencaharian tersebut masih minim (ada yang tidak terpakai, dan tidak
menjadi salah satu strategi adaptasi masyarakat. terawat dengan baik, serta penjualan langsung dikapal
Strategi adaptasi yang diterapkan oleh masyarakat dan konsumsi pribadi), pendapatan masyarakat
berbeda-beda dan khususnya nelayan masih rendah, bahan bangunan, dan
fasilitas penerangan, serta ketersediaan bahan

61
bakar minyak (BBM). Permasalahan tersebut Strategi penyelesaian masalah dipecahkan
membutuhkan strategi yang komprehensif, sehingga dengan menggunakan alat analisis SWOT. Model
dapat diselesaikan dan berdampak pada peningkatan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
kesejahteraan masyarakat Banda Neira. digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan
kelemahan keadaan internal masyarakat Banda Neira,
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
sedangkan untuk menggambarkan peluang dan ancaman
di Kepulauan Banda Neira
keadaan eksternal masyarakat Banda Neira dilakukan
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan matriks External Factors
masyarakat Banda Neira harus diselesaikan secara Analysis Summary (EFAS).
komprehensif. Keterkaitan antar pihak untuk saling
Penilaian model matriks IFAS dan EFAS
mendukung penyelesaian masalah sangat dibutuhkan.
didapatkan berdasarkan pembobotan yang diberikan
Gambaran masalah masyarakat Banda seperti sampah,
responden terhadap kondisi dan masalah, serta
air tawar, transportasi, pengelolaan kawasan wisata,
dianalisis sesuai dengan kriteria analisis SWOT yaitu
teknologi informasi, tempat pelelangan ikan,
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
pendapatan, bahan bangunan, dan fasilitas penerangan,
(opportunities) dan ancaman (treat). Hasil
serta ketersediaan bahan bakar minyak memerlukan
pembobotan tersebut kemudian disajikan dalam bentuk
strategi yang tepat.
model matriks IFAS dan EFAS. Hasil penilaian faktor
internal (IFAS) disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Faktor Internal (IFAS) Kondisi Sosial Ekonomi Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 3. Assessment of Internal Factors (IFAS) Socio-Economic Conditions of Banda Neira Islands
2015.
Bobot / Rating/ Skor /
Faktor-faktor Internal / Internal Factors
Weight Rankimg Score
Kekuatan (Strength)
Kebijakan Pemerintah yang mendukung / Government policies that
1 0.11 3 0.34
support (S1)
Adat istiadat dan budaya masyarakat masih tinggi/kental /
2 0.11 4 0.45
Customs and culture communities are still high/strong (S2)
3 Aktivitas LSM / NGO's activity (S3) 0.09 3 0.27
Sebelumnya terdapat pelabuhan perikanan dan tempat pelelangan ikan
4 (TPI) / Previous are fishing ports and fish auction (S4) 0.06 1 0.06

Sudah ada kelompok masyarakat/nelayan / Existing community/


5 0.08 3 0.24
fishers groups (S5)
Ketersediaan sumberdaya manusia / Availability of human resources
6 0.08 2 0.16
(S6)
Total Kekuatan / Total of Strength 1.51
Kelemahan (Weakness)
Pendidikan dan pelatihan masyarakat kurang memadai / Low education
1 0.04 1 0.04
and training of community (W1)
Keterbatasan modal usaha masyarakat / Limitations of public capital
2 0.06 2 0.11
(W2)
Sarana dan prasarana penunjang kesehatan kurang memadai /
3 0.09 1 0.09
Health facilities and supporting infrastructure inadequate (W3)
Fasilitas teknologi informasi (internet) / Information technology
4 0.08 2 0.16
facilities (W4)
Sarana transportasi ke Kepulauan Banda Neira / Transportation
5 0.11 3 0.34
infrastructure to the Banda Neira Islands (W5)
Ketersediaan bahan bangunan dan fasilitas penerangan /
6 0.09 2 0.18
Availability of building materials and lighting facilities (W6)
Total Kelemahan / Total of Weaknesses 0.92
Total Faktor Internal / Total of Internal Factors 1 2.43
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

62
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor internal Selain itu, keakraban masyarakat Banda Neira
(IFAS), nilai total faktor internal adalah sebesar 2,43. juga terlihat dalam kegiatan budaya seperti festival
Adapun kekuatan utama dengan nilai terbesar yaitu adat budaya yang dilaksanakan setiap tahun dengan salah
istiadat dan budaya masyarakat (S2) sebesar 0,45 satu perlombaannya yaitu lomba perahu belang antar
dengan total nilai kekuatan sebesar 1,51, sedangkan desa. Akan tetapi, sarana transportasi menuju Banda
kelemahan utama dengan nilai terbesar adalah sarana Neira yang masih kurang atau terbatas. Kekuatan dan
transportasi ke Banda Neira (W5) sebesar 0,34 dengan kelemahan tersebut merupakan dasar dalam
total nilai kelemahan sebesar 0,92. Nilai faktor internal penyelesaian masalah yang ada di Banda Neira, yaitu
tersebut dikuatkan dengan masih eratnya hubungan dengan memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan
antar masyarakat di Kepulauan Banda Neira dan adat kelemahan.
istiadat yang masih terpelihara dengan baik.
Hasil analisis faktor-faktor internal menjadi
Sasi merupakan kearifan lokal di Kepulauan pertimbangan dalam penyusunan strategi penyelesaian
Banda Neira yang masih terpelihara dengan baik. Salah masalah sosial ekonomi masyarakat Kepulauan Banda
satu bentuk sasi tersebut yaitu penangkapan biota laut Neira. Selain IFAS, dibutuhkan juga pendekatan faktor
dengan sistem terbuka dan tertutup pada suatu kawasan eksternal (EFAS). Penilaian EFAS terhadap kondisi
konservasi yang telah ditetapkan (penangkapan biota lingkungan dan masyarakat Banda Neira disajikan
laut tertentu “buka sasi” hanya diperbolehkan setiap 4 pada Tabel 4.
tahun sekali seperti penangkapan siput lola (Trochus
sp.).

Tabel 4. Penilaian Faktor Eksternal (EFAS) Kondisi Sosial Ekonomi Kepulauan Banda Neira Tahun
2015.
Table 4. Assessment of External Factors (EFAS) Socio-Economic Conditions of Banda Neira Islands
2015.
Faktor-faktor Eksternal / Bobot / Rating/ Skor /
External Factors Weight Ranking Score
Peluang (Opportunities)
1 Alternatif mata pencaharian / Alternative livelihoods (O1) 0.08 3 0.25
2 Potensi sumberdaya pesisir dan laut, serta pertanian pala / The potential of 0.11 4 0.45
coastal and marine resources, and agriculture nutmeg (O2)
3 Dukungan Pemerintah Pusat/Daerah / Support of Central/Local 0.09 4 0.38
Government (O3)
4 Keinginan belajar (formal dan non-formal) / Study interest (O4) 0.08 2 0.15
5 Pemberdayaan masyarakat (aktivitas ekonomi dan penyetaraan gender) / 0.07 3 0.20
Community empowerment (economic activity and gender equality) (O5)

6 Potensi kawasan wisata alam dan budaya / Potency of natural and cultural 0.08 4 0.34
tourism area (O6)
Total Peluang / Total of Opportunities 1.77
Ancaman (Treat)
1 Distribusi dan Harga BBM yang tinggi / Distribution and fuel prices are 0.06 3 0.17
high (T1)
2 Isu kerusakan lingkungan dan abrasi pantai / The issue of 0.07 2 0.13
environmental damage and coastal erosion (T2)
3 Fasilitas kebersihan / Sanitary facilities (T3) 0.10 4 0.42
4 Ketersediaan air bersih/tawar / Availability of clean water/freshwater (T4) 0.09 2 0.19
5 Pendapatan masyarakat khususnya nelayan masih rendah / 0.08 2 0.15
Communities income, especially fishers still low (T5)
6 Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata belum optimal / 0.08 3 0.25
Management and utilization of tourist areas is not optimal (T6)
Total Ancaman / Total of Threats 1.31
Total Faktor Eksternal / Total of External Factors 1 3.08
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

63
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor jauh menjadi kendala proses pengolahan atau
eksternal (EFAS), nilai total faktor eksternal adalah pembuangan sampah. Banda Neira merupakan kawasan
sebesar 3,08. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kepulauan menjadi kendala yang terkait dengan
kondisii lingkungan Banda Neira mampu memberikan penyediaan tempat pengolahan atau pembuangan
respon positif, peluang dapat dimanfaatkan untuk sampah.
meminimalisir ancaman yang ada. Adapun peluang
utama dengan nilai terbesar yaitu potensi sumberdaya Penilaian analisis IFAS dan EFAS menjadi input
pesisir dan laut, serta pertanian pala (O2) sebesar 0,45 dalam penyusunan strategi penyelesaian masalah sosial
dengan total nilai peluang sebesar 1,77, sedangkan ekonomi masyarakat Banda Neira. Strategi
ancaman utama dengan nilai terbesar adalah fasilitas penyelesaian permasalahan secara menyeluruh
kebersihan (T3) sebesar 0,42 dengan total nilai ancaman merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap
sebesar 1,31. masalah yang ada. Alternatif strategi penyelesaian
masalah sosial ekonomi masyarakat Banda Neira
Kondisi sumberdaya pesisir dan laut yang masih berdasarkan IFAS dan EFAS disajikan pada Tabel 5
baik, dan potensi pertanian khususnya tanaman pala dan 6.
menjadi peluang masyarakat Banda Neira untuk dapat
dikembangkan dalam peningkatan kesejahteraan. Alternatif strategi yang disajikan pada Tabel 3
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan merupakan matriks SWOT dengan pertimbangan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 kekuatan dan kelemahan dari peluang dalam
terkait dengan potensi sumberdaya pesisir dan laut menyelesaikan permasalahan di Kepulauan Banda
Kepulauan Banda Neira khususnya kawasan Taman Neira. Salah satu alternatif strategi penyelesaian
Wisata Perairan (TWP) Laut Banda Neira antara lain masalah sosial ekonomi yang mempertimbangkan
rata-rata persentase tutupan karang hidup dalam kekuatan dengan peluang yaitu mengadakan atau
kawasan TWP Laut Banda Neira sekitar 32,25 persen, mendukung festival atau pesta rakyat. Alternatif
karang lunak sekitar 14,5 persen, dan karang mati strategi tersebut mempertimbangkan kekuatan yaitu
sekitar 2,75 persen. kebijakan pemerintah yang mendukung, adat istiadat
dan budaya masyarakat masih tinggi atau kental, dan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. aktivitas LSM, serta sudah ada kelompok masyarakat
58 tahun 2014 juga menunjukkan potensi ikan atau nelayan untuk mendukung strategi. Selain itu,
termasuk biomassa maupun keanekaragamannya peluang yang dipertimbangkan yaitu dukungan
diseluruh Banda termasuk dalam kategori yang tinggi, Pemerintah Pusat atau Daerah, pemberdayaan
dengan rata-rata tingkat keanekaragaman mencapai masyarakat, dan potensi kawasan wisata alam dan
191 jenis dan kelimpahan lebih dari budaya.
1.000 ekor per hektar dari 20 titik pengamatan di
Kepulauan Banda Neira. Jumlah jenis ikan yang Adapun salah satu alternatif strategi yang
dijumpai secara keseluruhan adalah 433 spesies ikan mempertimbangkan kelemahan dengan peluang yaitu
dari 49 famili. Selain itu, potensi kawasan pantai penyediaan dan perbaikan fasilitas sarana penerangan
dengan pasir putih juga dapat dikembangkan menjadi umum. Alternatif strategi tersebut mempertimbangkan
kawasan wisata yang mendukung perekonomian kelemahan yaitu keterbatasan modal usaha masyarakat
masyarakat. Kawasan perkebunan dan holtikultura dan ketersediaan bahan bangunan dan fasilitas
(pala) juga menjadi peluang yang potensial bagi penerangan; dan peluang yaitu dukungan Pemerintah
masyarakat Banda Neira untuk meningkatkan Pusat atau Daerah dan potensi kawasan wisata alam
perekonomian. dan budaya.

Aktivitas masyarakat lokal dan wisatawan yang Strategi disusun untuk menyelesaikan
datang ke Kepulauan Banda Neira, dan jarak tempuh permasalahan dengan mempertimbangkan faktor
yang cukup jauh dari Kota Kabupaten dan Provinsi, internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
serta kawasan yang terdiri dari pulau-pulau (kepulauan) (peluang). Penyelesaian masalah sosial ekonomi
diduga menjadi faktor fasilitas kebersihan merupakan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
ancaman utama di Kepulauan Banda Neira. Aktivitas Banda Neira. Konsep pemberdayaan masyarakat dan
masyarakat dan wisatawan menjadi salah satu yang penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan secara
menyebabkan penambahan jumlah sampah di umum akan dipengaruhi oleh lingkungan internal
Kepulauan Banda Neira. Jarak tempuh menuju pulau maupun eksternal, yang dapat menentukan tingkat
yang cukup keberhasilan peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Tampubolon, 2013).

64
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

Tabel 5. Matriks SWOT (Strategi SO dan WO) Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 5. SWOT Matrix (SO and WO Strategy) of Problem Solving Strategies Of Socio-Economic
Coastal Community Problems at Banda Neira Islands 2015.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
SO Strategi / SO Strategy WO Strategi / WO Strategy
1. Membangun koperasi dan unit usaha mikro 1. Mengadakan pendidikan/pelatihan
seperti pengolahan hasil perikanan / Build pengembangan usaha dan bantuan penunjang
cooperatives and micro business units terhadap kelompok masyarakat / Conduct
such as processing of fishery products education/ training in business
(S1,3,4,5,6 – O1,2,3,4,5,6) development and supporting assistance
to communities groups (W1,2,3
– O1,2,3,4,5,6)
2. Membangun kelembagaan pengelolaan SDA 2. Menambah fasilitas kesehatan (rumah sakit
antar stakeholder / Natural resources daerah/puskesmas) dan penyediaan tenaga
management institutional building between medis / Adding health facilities (regional
stakeholders (S1,2,3,5,6 – O2,3,5,6) hospitals/ health centers) and provision of
medical personnel (W3 –
O3,4,5)
3. Melakukan kajian bersama (stakeholder) 3. Menambah armada dan fasilitas transportasi
(Opportunities

terkait aspek sosial, ekonomi dan lingkungan – laut dan udara / Increase the fleet, and air
Peluang

Membangun Pusat Kajian and sea transport facilities (W2,5 – O1,3,5,6)


/ Conduct a joint research (stakeholder)
)

related social, economic and environmental


– Building Research Center (S1,2,3,4,5,6 –
O2,3,4,5,6)
4. Membangun tempat pelelangan ikan 4. Bantuan jaringan internet cepat / Help fast
(pengelolaan bersama stakeholder terkait) / internet network (W1,2,3,4 – O1,3,4,5)
Building fish markets (co-management with
relevant stakeholder) (S1,2,3,4,5,6 – O1,2,3,5)
5. Mengadakan/mendukung festival/pesta rakyat / 5. Penentuan lokasi dan penegakan aturan lokasi
Hold/support festivals/people party (S1,2,3,6 – pengambilan bahan bangunan sesuai daya
O3,5,6) dukung / Determining the location and
location of the enforcement of
appropriate building materials carrying
capacity (W6 – O1,3,4,5,6)
6. Mengembangkan kawasan wisata meliputi 6. Penyediaan dan perbaikan fasilitas sarana
perbaikan tempat wisata dan fisilitas umum / penerangan umum / Provision of
Developing tourist areas include infrastructure facilities and improvement of
improvements to tourist spots and public public lighting (W2,6 – O3,6)
facilities (S1,2,3,5,6 – O1,2,3,5,6)

Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Pertimbangan faktor-faktor internal dan Penyusunan strategi penyelesaian masalah


eksternal sangat menentukan dalam penyusunan berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal
strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi yang ada dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT,
di Kepulauan Banda Neira. Matriks SWOT pada Tabel sehingga didapatkan strategi yang mempertimbangkan
6 menyajikan kekuatan (strength) dan kelemahan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman
(weakness) berdasarkan ancaman (treat) yang ada yang ada terhadap permasalahan di Kepulauan Banda
untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi di Neira. Berdasarkan matriks SWOT, didapatkan
Kepulauan Banda Neira. beberapa alternatif strategi dalam penyelesaian masalah
sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.

65
Tabel 6. Matriks SWOT (Strategi ST dan WT) Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 6. SWOT Matrix (ST and WT Strategy) of Problem Solving Strategies of Socio-Economic Coastal
Community Problems at Banda Neira Islands 2015.

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


ST Strategi / ST Strategy WT Strategi / WT Strategy
1. Membangun fasilitas sumber alternatif energi 1. Melakukan koordinasi dengan
terbarukan untuk aktivitas masyarakat/nelayan/ pemerintah lokal maupun pusat
petani / Build alternative sources of renewable terkait distribusi dan harga BBM
energy facilities for community activities / / To coordinate with Local and
fishers / farmer (S1,2,3,4,5 – T1,2) Central Government regarding the
distribution and fuel prices (W2,3,4,5,6 –
T1,5,6)
2. Melakukan kajian bersama dan membantu 2. Menginformasikan dan menegakkan
menanggulangi abrasi pantai / Conduct a tata ruang wilayah perairan yang sudah
research together and help tackle coastal ada / Inform and enforce spatial
erosion (S1,2,3,6 – T2,6) existing territorial waters (W1,2,5 –
T2,3,6)
3. Membangun tempat pembuangan sampah yang
3. Membangun fasilitas penahan
tepat dan tidak mengganggu kenyamanan
gelombang, rehabilitasi habitat pantai,
masyarakat lokal / Building a proper landfills and
dan transplantasi karang yang sudah
does not interfere with the local community
AncamanAncaman

rusak / Build a retaining facilities


(S1,2,3,4,5,6 – T3,6)
waves, coastal habitat rehabilitation,
(Treat)(Treat)

and transplantation of corals already


damaged (W1,2 – T2,5,6)
4. Menegakan aturan zonasi wisata dan perikanan 4. Membangun fasilitas air bersih (sumur
berkelanjutan / Enforcing zoning rules travel masyarakat) dan teknologi konversi air
and sustainable fisheries (S1,2,3,4,5,6 tawar / Building a clean water
– T3,5,6)
facility (community wells) and
conversion technologies freshwater
(W3,4 – T4,5,6)
5. Pengembangan kawasan wisata dan budidaya 5. Pembuatan akses jalan dan jalan
perikanan sebagai alternatif pendapatan setapak menuju lokasi wisata /
yang berdasarkan kearifan lokal / Tourism Preparation of access roads and
development and aquaculture as an alternative footpaths to tourist sites (W3,4 – T6)
revenue based on local wisdom (S1,2,3,4,5,6 –
T3,5,6)
6. Penyusunan peraturan desa terkait pengelolaan dan 6. Penyediaan akomodasi khusus bahan
pemanfaatan kawasan wisata bangunan ke Kepulauan Banda Neira /
/ Preparation of village regulations related to Provision of special accommodation
the management and utilization of tourist areas building materials to Banda Neira
(S1,2,3,4,5,6 – T3,5,6)
Islands (W6 – T6)
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Beberapa alternatif strategi yang dapat kebijakan subsidi pemerintah daerah; dan pendidikan
dikembangkan dalam pengelolaan kawasan pesisir dan dan keterampilan masyarakat dalam kawasan
laut antara lain pemanfaatan perairan dalam kawasan konservasi ditingkatkan disertai upaya pengembangan
Taman Nasional oleh kegiatan masyarakat maupun mata pencaharian alternatif masyarakat (Sambali,
pemangku kepentingan lainnya harus ditujukan untuk 2014).
menunjang fungsi kawasan; pengawasan dan
pengendalian penambangan karang dan pasir disertai Strategi penyelesaian masalah tentu harus
dengan pengadaan material baru dan pasir mempertimbangkan prioritas permasalahan sosial
melalui ekonomi masyarakat Banda Neira.

66
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

Strategi penyelesaian masalah pada Tabel 3 dan 4 permasalahan dapat diselesaikan secara
merupakan alternatif strategi penyelesaian masalah komprehensif.
sosial ekonomi masyarakat Banda Neira yang dapat
digunakan berdasarkan permasalahan yang ada. Akan Permasalahan dalam analisis hierarki (AHP) ini
tetapi, prioritas permasalahan tentu harus diketahui, merupakan masalah-masalah yang direspon dan
sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara dianggap penting oleh responden dengan pertimbangan
tuntas. permasalahan dan kondisi lingkungan, serta strategi yang
disusun berdasarkan analisis SWOT. Penentuan prioritas
Penyelesaian masalah sosial ekonomi masalah pada setiap desa di Kepulauan Banda Neira
masyarakat Banda Neira sangat memerlukan dilakukan dengan menggunakan AHP dan sebaran
pertimbangan kekuatan dan kelemahan, serta peluang masalah digambarkan dengan analisis spasial. Urutan
dan ancaman yang ada pada kawasan tersebut. prioritas permasalahan secara umum pada Kepulauan
Kombinasi komponen strategi SWOT mengacu pada Banda Neira disajikan pada Gambar 4.
memanfaatkan kekuatan dan peluang dengan optimal
untuk meminimalkan kelemahan dan ancaman. Berdasarkan hasil AHP, tiga (3) prioritas
Prioritas dan pemetaan permasalahan menjadi penting masalah yang ada pada Kepulauan Banda Neira antara
dalam penyelesaian masalah. Hal ini dilakukan agar lain fasilitas kebersihan, pendapatan masyarakat
permasalahan dapat diselesaikan secara menyeluruh khususnya nelayan masih rendah, dan ketersediaan air
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari tawar. Prioritas permasalahan menggambarkan urgensi
suatu permasalahan. masalah yang dihadapi masyarakat di Kepulauan Banda
Neira. Akan tetapi, setiap masalah perlu diselesaikan,
Prioritas dan Sebaran permasalahan dalam sehingga kenyamanan masyarakat lokal dan wisatawan
lingkup desa di Kepulauan Banda Neira tetap terjaga dengan baik.
Permasalahan yang ada pada suatu lokasi tentu Permasalahan lain yang ada yaitu pengelolaan
akan berbeda. Hal ini dapat dikarenakan karakteristik dan pemanfaatan kawasan wisata, transportasi sekitar
sosial, budaya dan adat istiadat, serta lingkungan fisik. dan menuju Kepulauan Banda Neira, akses informasi
Pemilihan strategi penyelesaian masalah yang tepat yang belum optimal, tempat
sangat dibutuhkan, sehingga

Gambar 4. Prioritas Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015
Figure 4. Priority of Socio-Economic Issues at Banda Neira Islands 2015
Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

67
pelelangan ikan masih minim, bahan bangunan, dan pada setiap desa di Kepulauan Banda Neira tentu
fasilitas penerangan, serta ketersediaan bahan bakar berbeda. Sebaran permasalahan pada setiap desa di
minyak. Permasalahan tersebut tentu harus Kepulauan Banda Neira disajikan secara spasial pada
diselesaikan, tetapi urgensi masalah tetap menjadi Tabel 7.
prioritas penyelesaian masalah. Urgensi masalah

Tabel 7. Sebaran Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira tahun 2015.
Table 7. Distribution of Socio-Economic Problems at Banda Neira Islands 2015.

Fasilitas Kebersihan / Ketersediaan Air Tawar /


Cleanliness/ Sanitary Facility Freshwater Availability

Transportasi / Transportation Kawasan Wisata / Tourism Regions

Akses Informasi / Access Information Tempat Pelelangan Ikan / Fish Markets

Pendapatan Masyarakat / Community


Bahan Bangunan / Building Material
Income

Fasilitas Penerangan / Lighting Facility Ketersediaan BBM / Fuel Availability


Keterangan / Information :
Sangat Rendah / Very low

Rendah / Low

Sedang / Medium

Tinggi / High

Sangat Tinggi / Very high

Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

68
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

Hasil analisis spasial Tabel 7 merupakan nilai dan mempertahankan kondisi lingkungan dan
pembobotan permasalahan dalam AHP pada setiap desa keberadaan biota laut.
yang ditampilkan secara spasial dengan degradasi
warna. Hasil analisis spasial sebaran permasalahan Masyarakat pesisir pada umumnya telah menjadi
yang ada disetiap desa Kecamatan Banda Neira bagian masyarakat yang pluraristik tapi masih tetap
menggambarkan tingkatan permasalahan dari sangat memiliki jiwa kebersamaan, artinya bahwa struktur
rendah hingga sangat tinggi. Kategori tersebut masyarakat pesisir rata-rata merupakan gabungan
berdasarkan prioritas masalah yang ada disetiap desa. karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan
(Wahyudin, 2003). Keberagaman karakter
Prioritas masalah fasilitas kebersihan tertinggi masyarakat tentu akan mennyebabkan kompleksitas
berada pada Desa Ay, Rhun dan Waling- Spanciby. dari suatu permasalahan.
Adapun permasalahan pendapatan dihadapi terutama
pada Desa Tanah Rata, Combir- Kaisastoren, dan Waer. Pendekatan yang dilakukan pun akan menjadi
Permasalahan ketersediaan air tawar atau bersih lebih rumit. Penggambaran masalah yang terjadi sangat
dihadapi terutama pada Desa Lonthoir, Ay, dan Hatta. penting dilakukan untuk mendapatkan solusi terbaik
dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan kajian (hasil
Kajian masalah dan isu lingkungan wilayah analisis SWOT dan AHP) yang dilakukan dengan
pesisir dan laut saat ini masih ada yang hanya berhenti pendekatan masalah pada setiap desa di Kepulauan
pada tingkat indentifikasi, artinya masalah dan isu Banda Neira, didapatkan beberapa gambaran strategi
wilayah pesisir tidak masuk dalam pertimbangan penyelesaian masalah sosial ekonomi masyarakat
pengelolaan karena sifatnya yang tidak terukur Banda Neira. Strategi penyelesaian masalah sosial
(intangible), sehingga sebagai input bagi kebijakan ekonomi masyarakat Banda Neira tersebut disajikan
masih kurang diperhitungkan (Adrianto, 2006). pada Tabel 8.
Oleh karena itu, hasil analisis dalam kajian ini Strategi yang disajikan pada Tabel 8 diharapkan
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan mampu menjadi opsi penyelesaian masalah yang ada di
strategi penyelesaian masalah yang ada pada setiap Banda Neira. Penyusunan strategi dilakukan dengan
desa di Kecamatan Banda Neira bagi pemerintah menilai kepentingan permasalahan dalam jangka
maupun masyarakat. pendek dan jangka panjang. Strategi jangka pendek
merupakan solusi dengan mempertimbangkan
Rekomendasi Alternatif Strategi Penyelesaian
keterdesakan penyelesaian masalah. Adapun strategi
Masalah Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda
jangka panjang mempertimbangkan keberlanjutan,
Neira sehingga tidak terjadi masalah yang sama di masa yang
Kepulauan Banda Neira merupakan pulau akan datang.
dengan keanekaragaman yang tinggi, seperti budaya
Berdasarkan hasil prioritas permasalahan,
dan kearifan lokal, pesisir dan laut, serta biota-biota
masalah prioritas secara umum di Kepulauan Banda
yang terdapat didalamnya. Kawasan perairan Banda
Neira antara lain fasilitas kebersihan, pendapatan
Neira juga merupakan kawasan konservasi yang
masyarakat khususnya nelayan masih rendah, dan
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan
ketersediaan air tawar. Solusi jangka pendek
Perikanan nomor 69 tahun 2009 tentang Penetapan
permasalahan fasilitas kebersihan yaitu membangun
Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Banda di
fasilitas kebersihan seperti tempat pembuangan
Provinsi Maluku.
sampah, memperbanyak tempat sampah disisi jalan
Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat seperti umum dan rumah, dan menyediakan kendaraan angkut
Coral Triangel Center (CTC) dan Localy Managed sampah, sedangkan solusi jangka panjang yang
Marine Area (LMMA) telah melakukan berbagai ditawarkan antara lain memberikan informasi agar
pendekatan untuk menjaga kawasan dan kearifan lokal, masyarakat dan wisatawan untuk tetap menjaga
serta menyelesaikan permasalahan masyarakat Banda kebersihan, dan menyediakan lahan atau tempat
Neira. Pendekatan yang dilakukan antara lain adalah pengelolaan sampah terpadu (organik dan non-organik)
memanfaatkan kearifan lokal masyarakat (sasi) untuk seperti mesin pencacah sampah plastik.
memulihkan

69
Tabel 8. Strategi Penyelesaian Permasalahan Sosial Ekonomi di Kepulauan Banda Neira Tahun 2015.
Table 8. Socio-economic Problems Solving Strategies at Banda Neira Islands 2015.
Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/
No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
1. Fasilitas kebersihan / – Membangun fasilitas kebersihan seperti – Memberikan informasi agar
Cleanliness Facility tempat pembuangan sampah / Building masyarakat dan wisatawan untuk
sanitation facilities like landfills tetap menjaga kebersihan
– Memperbanyak tempat sampah disisi / Provide information that aware
jalan umum dan rumah / Increase the public and tourists to keep
trash side of public roads and houses cleanliness
– Menyediakan kendaraan angkut sampah – Menyediakan lahan atau tempat
/ Provides garbage transport vehicles pengelolaan sampah terpadu
(organik dan non-organik) seperti
tempat atau mesin pencacah
sampah plastik / Providing land or
integrated place for waste
management (organic and non -
organic) as a place or a
thrasher plastic waste
2. Ketersediaan air tawar / – Perbaikan dan penyediaan saluran air yang – Membangun fasilitas saluran air
Freshwater Availability telah ada / Improvements and provision tawar yang terkontrol / Build
of water channels that already exis freshwater facilities controlled
– Pembuatan bak penampungan air tawar / channels
Making freshwater reservoirs – Menghadirkan teknologi
konversi air laut menjadi
air tawar (mesin desalinasi)
/ Conversion technology -
desalination
3. Transportasi menuju – Menambah jumlah dan meningkatkan moda – Membangun sarana dan
Banda Neira / transportasi ke Banda Neira sesuai daya prasarana transportasi udara yang
Transportation to Banda dukung pulau / Increase the number and layak dan sesuai dengan
Neira improve transport armada to Banda Neira kebutuhan masyarakat lokal
appropriate carrying capacity of the island / Developing air transport
– Penambahan trip reguler (setiap hari) infrastructure feasible and
menuju Banda Neira atau transportasi appropriate to the needs of local
antar pulau / Addition regular trip (day communities
trip) to Banda Neira or transportation – Memperbaiki dan membangun
between islands sarana pelabuhan yang layak di
setiap Pulau / Improving and
building decent port facilities in
each island

4. Pengelolaan dan – Menegakan aturan yang ada dan – Penguatan modal dan
pemanfaatan kawasan menumbuhkan kembali kearifan lokal / kelembagaan masyarakat pesisir
wisata / Management and Enforce existing rules and regrow local dalam pengelolaan dan
Utilization of Tourism wisdom pemanfaatan kawasan wisata
Areas/Regions – Pengaturan waktu tempat wisata / Timing (Pemerintah Desa dan
sights masyarakat,serta stakeholder
– Pendidikan dan pelatihan bahasa terkait) / Strengthening the
sumberdaya manusia / Education and capital and institutional coastal
language training human resources communities in management
– Pembuatan akses jalan dan jalan setapak and utilization of tourist areas
menuju lokasi wisata / Preparation of (the village authorities and
access roads and footpaths to tourist communities, as well as relevant
sites stakeholders)
– Pembuatan tambat labuh (mooring buoy) – Penyusunan peraturan desa terkait
untuk lokasi penyelaman / Making pengelolaan dan pemanfaatan
anchoring mooring (buoy) for dive site kawasan wisata / Preparation of
– Pembuatan papan informasi terkait lokasi village regulations related to the
dan tempat wisata / Preparation of management and utilization of
location-related information boards and tourist areas
sights – Perbaikan dan rehabilitasi
– Pembuatan fasilitas umum kawasan wisata kawasan wisata / Repair and
seperti gazebo atau tempat rehabilitation of tourist areas
berteduh/bersantai / Making public
facilities such as tourism area gazebo or
shelter/relax

70
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

Lanjutan Tabel 8/Continue Table 8

Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/


No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
5. Akses informasi yang belum – Membangun fasilitas jaringan teknologi – Mendidik masyarakat untuk
optimal (teknologi komunikasi dan informasi yang cepat dan manfaatkan akses komunikasi dan
komunikasi) / Access terbuka untuk masyarakat (tower informasi secara positif dan
to information is not telekomunikasi dan jaringan internet) berorientasi peningkatan
optimal (communications / Establish communication technology ekonomi masyarakat / Educating
technology) network facilities and information people to take advantage of
quickly and open to the public access to communications
(telecommunications tower and Internet and information positively
networks) oriented and improving the local
– Pembuatan papan informasi disetiap economy
Pulau / Making information boards on
each island
6. Tempat pelelangan ikan – Membangun dan memperbaiki fasilitas – Pengembangan kemitraan
masih minim / Less fish pelabuhan dan tempat pelelangan ikan / dan kelembagaan masyarakat,
markets Establish and improve port facilities and swasta dan pemerintah /
fish markets Development of partnerships
and community institutions,
private and government

7. Pendapatan masyarakat – Menegakan aturan zonasi wisata dan – Peningkatan kemampuan


khususnya nelayan masih perikanan berkelanjutan / Enforcing masyarakat melalui pelatihan
rendah / Communities zoning rules travel and sustainable dan pendidikan pemanfaatan
income, especially fisheries sumberdaya pesisir dan
fishers still low – Pengembangan kawasan wisata dan laut / Improving the ability of
budidaya perikanan sebagai alternatif community through training and
pendapatan yang berdasarkan kearifan education of coastal and marine
lokal / The development of tourist areas resource use
and aquaculture as an alternative – Peningkatan usaha mikro dan
revenue based on local wisdom pengembangan usaha
– Pemberian bantuan (pengadaan mesin kreatif sebagai alternatif mata
kapal) kepada kelompok nelayan / The pencaharian masyarakat / Improved
provision of assistance (procurement of micro enterprises and creative
ship engines) to the group of fishers business development as an
alternative to the people's
livelihood
– Pelatihan pengolahan hasil
perikanan dan perkebunan skala
rumah tangga hingga penjualan
produk / Training processing of
fishery products and household-
scale plantations to product
sales

8. Bahan bangunan / – Penegakan aturan penggunaan bahan – Penyediaan akomodasi khusus


Building material bangunan tidak berasal dari kawasan yang bahan bangunan ke Banda Neira /
rawan abrasi / Enforcement the rules of Provision of special
use of building materials did not accommodation building
originate from abrasion-prone area materials to Banda Neira
– Penentuan lokasi pengambilan bahan
bangunan yang diizinkan sesuai daya
dukung lingkungan / Determining
the location of building materials are
permitted pursuant to carrying capacity of
environment

9. Fasilitas penerangan / – Penyediaan dan perbaikan fasilitas sarana – Perbaikan dan peningkatan
Lighting facility penerangan umum / Provision of kapasitas energi surya yang ada di
infrastructure facilities and improvement Pulau Neira / Repair and
of public lighting improvement of solar energy
– Perbaikan saluran listrik ke setiap pulau / capacity in Neira Island
Repair power lines to each island

71
Lanjutan Tabel 8/Continue Table 8

Solusi (Jangka Pendek)/ Solusi (Jangka Panjang)/


No. Masalah/ Problems
Solution (Short term) Solution (Long term)
10. Ketersediaan bahan bakar – Melakukan koordinasi dengan pemerintah – Pengembangan energi alternatif
minyak (BBM) / Fuel lokal maupun pusat terkait distribusi dan seperti surya, angin ataupun energi
availability harga BBM / To coordinate with Local laut untuk setiap pulau
and Central Government regarding the / Development of alternative
distribution and fuel prices energy such as solar, wind or
ocean energy for each island

Sumber: Data primer diolah (2015) / Source : Primary data processed (2015)

Adapun solusi jangka pendek dalam karena itu, berdasarkan Tabel 8, strategi atau solusi
penyelesaian masalah ketersediaan air tawar antara lain yang ditawarkan antara lain penyediaan dan perbaikan
perbaikan dan penyediaan saluran air yang telah ada, fasilitas sarana penerangan umum, dan perbaikan
dan pembuatan bak penampungan air tawar, sedangkan saluran listrik ke setiap pulau. Adapun solusi jangka
solusi jangka panjang yaitu membangun fasilitas panjang yang ditawarkan yaitu perbaikan dan
saluran air tawar terkontrol, dan menghadirkan peningkatan kapasitas energi surya yang ada di Pulau
teknologi konversi air laut menjadi air tawar (mesin Neira.
desalinasi).
Peningkatan modal sosial ekonomi juga sangat
Solusi jangka pendek untuk permasalahan diperlukan dalam penyelesaian masalah di Banda
pendapatan masih rendah khususnya untuk nelayan Neira. Modal sosial ekonomi tersebut antara lain
antara lain menegakan aturan zonasi wisata dan penguatan kelembagaan dan kearifan lokal, kelestarian
perikanan berkelanjutan, pengembangan kawasan lingkungan dan budaya, dan pemberdayaan masyarakat.
wisata dan budidaya perikanan sebagai alternatif Menurut Satria (2009), dimensi pemberdayaan
pendapatan yang berdasarkan kearifan lokal, dan masyarakat pesisir bisa mengacu pada konsep
pemberian bantuan (pengadaan mesin kapal) kepada keberlanjutan Charles (2001), yaitu keberlanjutan
kelompok nelayan, sedangkan solusi jangka panjang ekologis, keberlanjutan sosial ekonomi, dan
yang ditawarkan yaitu peningkatan kemampuan keberlanjutan institusi. Selain itu, diperlukan bantuan
masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan dan dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut, peningkatan stakeholder lain dalam penyelesaian masalah
usaha mikro dan pengembangan usaha kreatif sebagai masyarakat Banda Neira terkait dengan pengembangan
alternatif mata pencaharian masyarakat, dan pelatihan kawasan Kepulauan Banda Neira.
pengolahan hasil perikanan dan perkebunan skala
rumah tangga hingga penjualan produk.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Salah satu alternatif solusi dalam penyelesaian
masalah pendapatan masyarakat adalah mata Kesimpulan
pencaharian alternatif. Menurut Nababan (2014), mata
Berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa
pencaharian alternatif yang sangat layak
kesimpulan sebagai berikut :
dikembangkan di Banda Neira yaitu budidaya rumput
laut, sedangkan yang layak dikembangkan adalah Potensi sumberdaya pesisir dan laut Kepulauan
industri rumahan, kerupuk ikan, dan bertanam sayur. Banda Neira, seharusnya mampu memberikan manfaat
bagi kelangsungan hidup masyarakat Banda Neira,
Permasalahan lain juga perlu dipertimbangkan
secara sosial maupun ekonomi. Akan tetapi,
agar dapat diselesaikan, permasalahan tersebut seperti
kenyataannya pendapatan per kapita rata-rata nelayan
salah satunya kurangnya fasilitas penerangan yang ada
sebagai pemanfaat langsung sumberdaya perikanan
di Pulau Hatta, Pulau Rhun, Pulau Syahril, dan Pulau
pada tahun 2012 - 2013 adalah sebesar Rp. 377.544,00
Ay. Penerangan saat ini masih swadaya masyarakat,
per bulan turun dari kisaran Rp. 387.461,00 per bulan
untuk membeli mesin dan bahan bakar. Oleh
tahun 2010. Nilai penurunan pendapatan tersebut

72
Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kepulauan Banda Neira (simon junior ivakdalam)

menunjukkan pemanfaatan sumberdaya belum secara yang mampu memberikan dampak posistif terhadap
maksimal berdampak kepada kesejahteraan masyarakat perekonomian masyarakat. Manajemen pengelolaan
Banda Neira. wilayah yaitu dengan adanya kawasan konservasi, yang
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi mengatur dan melindungi sumberdaya alam sebagai
masyarakat Banda Neira harus diselesaikan secara daya tarik dan daya saing untuk mengembangkan sosial
komprehensif. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor ekonomi dan budaya masyarakat Kepulauan Banda
internal (IFAS), kekuatan utama yang ada di Neira.
Kepulauan Banda Neira adalah adat istiadat dan Perlu adanya model keterlibatan para
budaya masyarakat, adapun kelemahan utama adalah stakeholder untuk mengelola dan mengembangkan
sarana transportasi ke Banda Neira. Hasil analisis potensi sumberdaya alam dan budaya yang tinggi di
faktor-faktor eksternal (EFAS) menunjukkan kondisi Kepulauan Banda Neira.
lingkungan Banda Neira mampu memberikan respon
positif, peluang dapat dimanfaatkan untuk
UCAPAN TERIMAKASIH
meminimalisir ancaman. Peluang utama yang ada yaitu
potensi sumberdaya pesisir dan laut, serta pertanian Penulis mengucapkan terimakasih kepada TWP
pala, sedangkan ancaman utama adalah fasilitas Laut Banda, Kecamatan Banda Neira, Baracuda
kebersihan yang masih minim. Diving Club (BDC) dan Center for Marine
Berdasarkan hasil AHP, tiga (3) prioritas Assessment and Development Economic
masalah yang ada pada Kepulauan Banda Neira antara (CMADE), serta responden dan pihak-pihak yang telah
lain fasilitas kebersihan, pendapatan masyarakat memberi dukungan penelitian ini, dan redaksi Jurnal
khususnya nelayan masih rendah, dan ketersediaan air Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan atas peluang
tawar. Akan tetapi, penyelesaian terhadap masalah lain publikasi naskah jurnal ini.
tetap menjadi pertimbangan, sehingga permasalahan
dapat terselesaikan secara menyeluruh dan tidak terjadi DAFTAR PUSTAKA
masalah yang sama di masa yang akan datang.
Adrianto, L. 2006. Pengantar Penilaian Ekonomi Sumberdaya
Penyusunan strategi penyelesaian masalah Pesisir dan Laut. PKSPL-IPB Press. Hal. 2.
dilakukan dengan menilai kepentingan permasalahan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peningkatan 2014. Kecamatan Banda Neira dalam Angka 2014.
modal sosial ekonomi sangat diperlukan dalam BPS Kabupaten Maluku Tengah
penyelesaian masalah di Banda Neira. Modal sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
ekonomi tersebut antara lain penguatan kelembagaan 2013. Maluku Tengah dalam Angka 2013. BPS
dan kearifan lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, Kabupaten Maluku Tengah.
dan pemberdayaan masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah.
2012. Kecamatan Banda Neira dalam Angka 2012.
Implikasi Kebijakan BPS Kabupaten Maluku Tengah.

Kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell
Science Ltd.: United Kingdom. 370Hal.
kepada stakeholder terkait dalam menyelesaikan
permasalahan sosial ekonomi di Kepulauan Banda Darajati, W. 2004. Kajian Kebijakan Kelautan dalam
Neira, seperti masalah fasilitas kebersihan, pendapatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Jurnal Info
Kajian Bappenas. 1(1):4-5. http://
nelayan yang masih rendah, dan ketersediaan air tawar.
www.bappenas.go.id/files/3513/5022/6052/
Strategi yang dapat digunakan antara lain dengan pesisir__ 20081122234529 __ 948 __ 7 .pdf.
penyusunan aturan dan program peningkatan modal Diakses tanggal 12 Desember 2016.
sosial ekonomi.
Giyanto, Suharsono, A. Manuputty, Suyarso, F.D. Hukom,
H. Capenberg, A. Salatalohy, A. Budiyanto, J.
Arah dan pengembangan Kepulauan Banda
Picasouw, S. Unyang, Djuwariah, A. Irawan, C.
Neira didasarkan atas tiga sektor pengembangan Matuankotta, Y. Hehuat, R. Alik, S.R. Mansyur.
wilayah dari segi perikanan, pertanian dan pariwisata. 2015. Monitoring Kesehatan Terumbu Karang dan
Ketiga sektor ini dapat dikembangkan dalam suatu Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Laut
manajemen pengelolaan wilayah Banda, COREMAP-CTI Tahun 2015 (Baseline).
COREMAP-CTI Pusat Penelitian Oseanogra- fi-
LIPI. Jakarta. Hal. 55.

73
Helmi, A. dan Satria, A. 2012. Strategi Adaptasi Nelayan Saaty, R.W. 1987. The Analytic Hierarchy Process-What It Is
terhadap Perubahan Ekologis. Jurnal Sosial and How It Is Used. Pergamon Journals Ltd. Great
Humaniora – Makara. Jakarta. 16(1):72. http:// Britain. 9(3-5):161-176. http://
journal.ui.ac.id/ index.php/humanities/article/ ac.els-cdn.com/0270025587904738/1- s2.
viewFile/1494/1296. Diakses tanggal 17 Maret 2015. 0-0270025587904738- main. pdf ?_
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. tid=33d7e368-c104-11e6-a044-00000aac-
2014. Keputusan Menteri Kelautan Perikanan b 3 6 2 & ac d n a t = 1 4 8 1 6 1 3 6 2 7 _ f f c 9 6 a 3 d -
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang c173811f782f728f48aa4fe3. Diakses tanggal 13
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Desember 2016.
Perairan Laut Banda di Provinsi Maluku tahun 2014 – Sambali H., F. Yulianda, D.G. Bengen, dan M.M. Kamal.
2034. KKP – RI. 2014. Analisis Kelembagaan Pengelola Taman
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Nasional Laut Kepulauan Seribu. Jurnal Sosial
2009. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Ekonomi Kelautan dan Perikanan – Balitbang KP –
Republik Indonesia Nomor KKP. 9(1):112.
69 Tahun 2009 tentang Penetapan Kawasan Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. IPB Press.
Konservasi Perairan Nasional Laut Banda di Provinsi Bogor. Hal. 27, 34-36.
Maluku. KKP – RI.
Tampubolon D. 2013. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Marimin dan Maghfiroh, N. 2011. Aplikasi Teknik Pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal Ilmu-
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai ilmu Sosial dan Ekonomi (SOROT) – Lembaga
Pasok. IPB Press. Bogor. Hal.92-98. Penelitian Universitas Riau. 8(2):155.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan http://ejournal.unri.ac. id/index.
Kriteria Majemuk. Grasindo. Bogor. Hal.58-65. php/JS/article/view/2358/2319. Diakses tanggal 23
Juli 2016.
Nababan, B.O. dan Sari, Y.S. 2014. Identifikasi dan Strategi
Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif di Taman Wahyudin, Y. 2003. Sistem Sosial Ekonomi dan Budaya
Wisata Perairan Laut Banda. Paper – Bagian Masyarakat Pesisir. Paper Pelatihan Pengelolaan
Percontohan dan Sosialisasi Mata Pencaharian Kawasan Konservasi Perairan. PKSPL-IPB.
Alternatif di TWP Laut Banda – BKKPN Kupang. https://www. researchgate.
https://www. researchgate. net/publication/282662169_Sistem_Sosial_
net/publication/272025987_Identifikasi_dan_ Ekonomi_dan_Budaya_Masyarakat_Pesisir.
Strategi_Pengembangan_Mata_Pencaharian_ Diakses tanggal 2 Desember 2015.
Alternatif_di_TWP_Laut_Banda_%28Iden-
Welly M., R. Djohani, A. Green Suharsono, A. Muljadi,
tification_and_Development_Strategy_
M. Korebima, Y. Hehuat, R. Alik, N. Rijoli. 2012.
of_Alternative_Livelihood_in_TWP_Laut_
Kajian Cepat Kelautan Kepulauan Banda, Maluku
Banda%29. Diakses tanggal 2 Desember 2015.
Tengah, Indonesia. Coral Triangle Center.
Radiarta, I N., Erlania, dan Haryadi, J. 2015. Analisis
Pengembangan Perikanan Budidaya Berbasis
Ekonomi Biru dengan Pendekatan Analytic Hierarchy
Process (AHP). Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan – Balitbang KP KKP. 10(1):47.

74

Anda mungkin juga menyukai