Anda di halaman 1dari 34

Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir

Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mendominasi banyaknya wilayah


pesisir dan lautan. Wilayah pesisir dan lautan merupakan salah satu
sumberdaya alam yang mempunyai sifat yang kompleks, dinamis, dan unik
karena pengaruh dari dua ekosistem, yaitu ekosistem lautan dan daratan.
Dalam wilayah pesisir terdapat adanya masyarakat pesisir sebagai penghuni
wilayah tersebut. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang
yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya
bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.

Masyarakat pesisir mempunyai permasalahan yang rentan solusinya


menjadikan masyarakat pesisir tidak bisa memanfaatkan peluang dan
kesempatan untuk mensejahterakan hidup. Sehingga kebanyakan masyarakat
pesisir mempunyai masalah yang mengakar di kehidupan yakni rendahnya
tingkat ekonomi yang dapat berlanjut sampai masalah kemiskinan. Salah satu
desa pesisir di Indonesia yang memiliki sejumlah permasalahan pada wilayah
pesisir Sedati yang ada di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur yaitu
Desa Gisik Cemandi.

Desa Gisik Cemandi Sedati Sidoarjo merupakan salah satu desa di


kabupaten Sidoarjo yang melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP), karena pada dasarnya Desa
Gisik Cemandi termasuk kedalam daerah pesisir yang sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai nelayan, yang diharapkan program ini dapat
menanggulangi kemiskinan Di Desa Gisik Cemandi secara berkelanjutan
(Yuli dan Isnaini, 2016).

Berdasarkan banyaknya penelitian yang dilakukan menemukan bahwa


berbagai program pengentasan kemiskinan dan program pembangunan untuk
perbaikan kehidupan nelayan sebagian besar belum mencapai hasil yang
maksimal. Sehingga program yang dicanangkan selalu gagal meningkatkan
kesejahteraan hidup nelayan. Bahkan, yang ironis tidak sedikit program
bantuan dari pemerintah justru jatuh pada pihak-pihak yang sebetulnya tidak
berhak menerimanya, sehingga hasilnya menjadi kontraproduktif.

Mengatasi kemiskinan masyarakat nelayan yang sudah berakar kuat di


berbagai segi kehidupan tidaklah mudah. Kondisi kemiskinan nelayan
disebabkan oleh persoalan lingkungan pesisir dan laut yang kompleks.

1
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Persoalan yang kompleks tersebut perlu dikaji sehingga dapat membangun


dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir khususnya
nelayan. Sebelum membuat perencanaan untuk membangun dan
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir, diperlukan untuk
mengetahui karakter pada masyarakat pesisir sehingga dapat menyesuaikan
solusi yang tepat bagi keberlanjutan kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di sub bab
sebelumnya, masalah yang dihadapi yaitu :
1. Bagaimana karakter masyarakat pesisir yang berada di Desa Gisik
Cemandi, Kecamatan Sedati, Sidoarjo ?
2. Apa saja Potensi yang dapat dikembangkan di Desa Gisik Cemandi
Kecamatan Sedati, Sidoarjo?
3. Bagaimana solusi yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah pada
kehidupan masyarakat pesisir di Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati,
Sidoarjo?

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui karakter masyarakat pesisir yang berada di Desa Gisik
Cemandi Kecamatan Sedati, Sidoarjo.
2. Mengetahui Potensi yang dapat dikembangkan di Desa Gisik Cemandi
Kecamatan Sedati, Sidoarjo.
3. Mengetahui solusi yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah pada
kehidupan masyarakat pesisir di Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati,
Sidoarjo.

D. Manfaat

Pelaksanaan kegiatan observasi sosial budaya masyarakat pesisir ini


diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang
telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa
Pelaksanaan kegiatan observasi sosial budaya masyarakat pesisir
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa dalam melaksanakan suatu observasi di masyarakat.
b. Bagi Lembaga atau Instansi Terkait
Memberikan informasi tentang kondisi dan perkembangan wilayah.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya guna pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian sumber
daya pesisir yang berkelanjutan.

2
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

c. Bagi Masyarakat Umum


Memberikan informasi tentang kondisi di sekitar wilayah pesisir Desa
Gisik Cemandi kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

3
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November-06 Desember 2016.
Penelitian yang dilaksanakan selama satu bulan tersebut meliputi survei
lokasi, pengumpulan data berupa waawancara terhadap responden,
pengamatan selama di lokasi, serta tahap akhir berupa pengolahan data dan
penyusunan laporan akhir.
Penelitian dilakukan di Desa Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati,
Kabupaten Sidoarjo. Terletak di pesisir pantai timur dan juga berada di tepian
kabupaten sidoarjo (gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Observasi Ds Gisik Cemandi, Kec. Sedati, Kabupaten Sidoarjo.


(Sumber: EarthExplorer.usgs.gov)

B. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis yakni menjabarkan dan


menganalisis data-data yang ada dengan mengolah dari berbagai sumber.
Data dan fakta yang berhubungan dengan pembahasan tema ini berasal dari
tahapan-tahapan pengumpulan data dengan pengamatan langsung di lapangan
dan pembacaan secara kritis terhadap ragam literatur yang berhubungan
dengan tema pembahasan. Penelitian ini mendeskripsikan temuan data

4
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

mengenai keadaan Desa Gisik Cemandi beserta potensi yang terkait sebagai
sasaran daerah yang akan dibuat konsep pemberdayaan masyarakat pesisir.

C. Mekanisme Penelitian

Data yang dibutuhkan dan dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh


melalui beberapa cara yaitu:

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini merupakan tahap pengumpulan informasi awal


untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menentukan tujuan dari
pemecahan masalah Desa Gisik Cemandi Kec. Sedati, Sidoarjo. Studi
pendahuluan ini diperoleh lokasi penelitian di Ds Gisik Cemandi yaitu
pada RT 08 RW 03.

b. Pengumpulan Data

1) Data Primer

merupakan data yang dihimpun sendiri dari responden langsung


pada objek penelitian. Total responden yang didapat saat
penelitian berlangsung adalah 10 orang dengan latar belakang
berbeda-beda, yaitu 4 nelayan, 1 ketua kelompok nelayan (Putra
Samudra ), 1 ketua RT, 2 ibu rumah tangga, dan 2 perangkat desa
yang tinggal Desa Gisik Cemandi.

2) Data Sekunder

yaitu data pelengkap yang sifatnya mendukung keperluan data


primer seperti buku-buku, literatur dan sumber-sumber tertulis
yang diambil langsung dari objek penelitian.

c. Pengolahan Data

Tahap ini dilakukan setelah data yang dibutuhkan terkumpul, data


primer diolah dengan bantuan ms.office. Sehingga memudahkan
untuk proses selanjutnya

d. Analisa Data dan Kesimpulan

1. Analisa Data

Dari hasil pengolahan data penelitian dari kesepuluh responden,


maka dapat dianalisis apa saja permasalahan yang nelayan hadapi
dan potensi Desa Gisik Cemandi.

2. Kesimpulan

5
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Setelah pengolahan dan analisa data dilakukan maka dapat ditarik


suatu kesimpulan yang merupakan ringkasan akhir dari hasil
laporan yang telah di analisa. Setelah itu dapat di bentuk sebuah
konsep pemberdayaan sosial masyarakat pesisir RT 08 RW 03 Ds
Gisik Cemandi Kec. Sedati, Sidoarjo.

Mulai

Studi Pendahuluan

Pengumpulan Data sekunder, literature


Data jurnal, buku, skripsi, dan
internet

Data Primer, wawancara


dengan 10 Responden
Desa Gisik Cemandi

Pengolahan Data

Analisa Data dan


Kesimpulan

Selesai
Gambar 2. Flowchart Mekanisme Penelitian

6
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

D. Pertanyaan Wawancara
1. Karakter
a) Sudah berapa lama anda berprofesi sebagai nelayan?
b) Apa peran anda ketika pergi melaut? (Sebagai pemilik
kapal/ABK/buruh angkut/dll)
2. Ekonomi
a) Apa saja hasil melaut di desa gisik cemandi ini?
b) Disalurkan kemana hasil melaut yang telah diperoleh?
c) Apakah hanya dengan melaut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
para nelayan dan keluarga?
d) Berapa penghasilan rata-rata per bulan yang didapatkan?
3. Agama/keyakinan/kepercayaan
a) Apa saja kegiatan islami yang sering dilakukan di Desa Gisik Cemandi
ini ?
b) Berapa jumlah tempat beribadah di sini?
4. Infrastruktur
a) Fasilitas atau bangunan apa yang kurang di Desa Gisik Cemandi ini?
b) Apakah jaringan listrik setiap rumah ada?
5. Kondisi Berlayar
a) Dimana posisi dermaga kapal dan kondisinya/ apakah penuh sampah
atau tidak?
b) Berapa jumlah kapal anda dan berapa ukurannya?
c) Apa saja alat untuk menangkap ikan?
d) Apa saja potensi yang berkembang di daerah ini ?
6. Pendidikan
a) Apakah generasi muda di desa gisik cemandi diarahkan juga untuk
menjadi nelayan? Atau apakah mereka sedang menjalani jenjang
sekolah?
7. Sanitasi
a) Apakah kebersihan itu penting menurut anda?
b) Berapa lama tinggal di Desa Gisik Cemandi?
c) Bagaimana kondisi toiletnya? Air nya apakah PDAM? Ada berapa
jumlahnya?
d) Bagaimana kebersihan lingkungan, pesisir pantai?

7
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

e) Berapa jumlah dari tempat pembuangan sampah digunakan atau isinya


apa saja?
8. Gaya Hidup
a) Apa saja kegiatan para istri/ibu/perempuan sehari-hari?
b) Apakah ada pekerjaan lain/pekerjaan sampingan anda selain sebagai
nelayan? Atau disaat tidak berlayar?
9. Kebiasaan
a) Kapan saja anda melaut?
b) Bagaimana anda mengetahui keberadaan ikan?
c) Bagaimana cara anda menangkap ikan?
d) Berapa jumlah & personil ABK setiap sekali melaut?
e) Bagaimana anda mengetahui arah mata angin?
10. Adat istiadat
a) Apa saja adat istiadat yang biasa dilakukan di sini?
b) Apakah dampak yang para nelayan desa gisik cemandi peroleh setelah
melaksanakan adat istiadat tersebut?
11. Kepemerintahan
a) Apa saja bantuan dari pemerintah ?
b) Program apa saja yang sudah dilakukan pemerintah di Desa Gisik
Cemandi ?
c) Apa saran untuk pemerintah, dan apa harapan anda kedepannya?

8
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara
Total responden yang telah diobservasi adalah 9 orang dengan latar
belakang berbeda-beda, yaitu 3 nelayan, 1 ketua kelompok nelayan (Putra
Samudra ), 1 ketua RT, 2 ibu rumah tangga, dan 2 perangkat desa yang
tinggal Desa Gisik Cemandi.
 3 Nelayan :
1. Bapak Fauzan
Bapak Fauzan adalah seorang kepala keluarga yang
mempunyai satu istri dan dua orang anak. Beliau berprofesi sebagai
seorang nelayan yang juga pemilik kapal, setiap harinya melaut
sendirian mulai pukul 03.00 WIB sampai 12.00 WIB hal ini dilakukan
selama kurang lebih 10 tahun. Tujuan melaut tidak pernah jauh, paling
jauh kira-kira sampai kenjeran saja dengan menghabiskan 3-5 liter
saja tiap hari. Selain berprofesi sebagai nelayan yaitu membuka usaha
tambal ban untuk pekerjaan sampingan selama 6 tahun pekerjaan ini
dilatar belakangi pengalaman sendiri yang merasa kasihan ketika ada
orang yang mendorong sepeda untuk menemukan tambal ban di
tengah malam. Sehingga dibukalah usaha ini untuk sedikit membantu
orang-orang yang kesusahan saat mengalami ban bocor.
Sebagai nelayan hasil yang didapat dilaut tidak bisa diprediksi
saat ini, jadi hasil penangkapan yang diperoleh tergantung
musimannya. Pada musim ini Pak Fauzan mencari kerang, yang
kemudian disetor kepada juragan dengan mendapat uang per
kilogramnya sebesar Rp 18.000. Penghasilan sehari-hari Bapak
Fauzan sebagai nelayan kurang lebih Rp. 100.000 – Rp. 150.000
tergantung banyaknya hasil yang ditangkap. Untuk saat ini dengan
penghasilan melaut ditambah dengan tambal ban bapak fauzan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena selain dua profesi
tersebut beliau mempunyai kelebihan sebagai orang panggilan untuk
memperbaiki saluran listrik, mesin kapal, dan air.
Pak Fauzan mempunyai beberapa alat tangkap untuk masing-
masing jenis hasil laut, untuk saat ini beliau menggunakan barrit untuk
menangkap kerang. Semua alat tangkap di Desa Gisik Cemandi
tergolong alat tangkap ramah lingkungan karena hanya berupa jaring
udang, jaring ikan, barrit, dan krek. Rata-rata kapal yang digunakan
dibawah 5gt. Potensi tangkap yang ada di Desa Gisik Cemandi ini
berupa udang, kerang darah, kerang bulu, ikan dorang, dan ikan

9
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

kakap. Cara untuk menangkap ikan sendiri kebanyakan tergantung


feeling begitupun untuk mengetahui arah mata angin. Peralatan saat
melaut juga hanya berupa senter saja sebagai cahaya arah laju kapal.
Semua hal ini dilakukan karena kebiasaan dan pengetahuan yang
sudah dimiliki nelayan, sehingga tidak memerlukan bantuan seperti
kompas, ataupun GPS.
Para pemuda di Desa Gisik Cemandi sangat jarang yang ikut
melaut, jika ada jumlahnya tidak banyak dengan kegiatan sebagai
ABK (Anak Buah Kapal). Selain itu pemuda di Desa Gisik Cemandi
masih banyak yang menempuh jenjang pendidikan. Menurut Bapak
Fauzan minat pemuda di Desa Gisik bukan berprofesi sebagai nelayan
melainkan mencari pekerjaan yang lebih baik dengan melanjutkan
pendidikan sampai tingkat SMU. Sedangkan untuk ibu-ibu sendiri
saat dirumah berkegiatan membuat jaring dan mengikuti pengajian
rutin di setiap malam minggu (Sabtu), selain itu membantu suami
setelah melaut seperti mengupas kerang, dan memilih udang untuk
dibedakan besar kecilnya.
Kegiatan selain melaut dan pekerjaan lainnya, di Desa Gisik
Cemandi ada tahlilan untuk bapak-bapak dimalam senin (Minggu),
selain itu di saat menjelang puasa yang biasa disebut ruwah ada
kegiatan petik laut atau nyadran. Dimana kegiatan ini dilakukan oleh
semua nelayan di Desa Gisik Cemandi selama 1 hari 1 malam dengan
berbagai persembahan untuk dibuang ke laut. Sebenarnya bukan
kepercayaan diri sendiri, namun hal ini dilakukan untuk mengikuti
adat ata kebiasaan yang sudah lama dilakukan para orang terdahulu,
sehingga kegiatan ini harus dilakukan.

2. Bapak Husein
Menurut Pak Husein, ia dan kawan-kawannya hanya
menggunakan alat tangkap tradisional yang sesuai. Ketika sedang
musim udang, nelayan menggunakan jaring khusus untuk menangkap
udang. Ketika musim kerang, nelayan juga menggunakan jaring
khusus untuk menangkap kerang. Ketika sedang tidak ada tangkapan
di laut, ia dan para nelayan lain cenderung tidak memiliki pekerjaan
pengganti. Jadi hanya menganggur di rumah dan menggunakan uang
pada hari-hari sebelumnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Setiap subuh nelayan berangkat melaut dan kembali sekitar pukul
12.00. Terkadang ia juga melaut pada malam hari dan kembali pagi
buta untuk mendapatkan hasil tangkapan yang berbeda.

10
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

3. Bapak Kasmari
Menurut Pak Kasmari, nelayan merupakan pekerjaan yang dari
dulu sudah diajarkan. Rugi selama melaut pernah ia rasakan. Selama
beberapa bulan terakhir di tahun 2016, hasil tangkapan nelayan yakni
udang dan kerang. Juragan tidak menerima hasil tangkapan kerang
sehingga istri pak kasmari yang setiap hari mengupasi kerang,
dimasak lalu dijual matang. Adapun teknologi yang telah
disosialisasikan pemerintah berupa alat pengolah tepung dari kulit
kerang. Namun kiranya tidak digunakan lagi sebab alat terbatas dan
penggunaan yang membingungkan.

 1 Ketua Kelompok Nelayan (Putra Samudera)


Bapak Saiful Anam
Saiful Anam merupakan Ketua Kelompok Nelayan Putera
Samudera yang beralamat di jalan Dewi Reni Sekardadu RT/RW 08/03,
Gebang Klopo Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
Telah menjadi nelayan selama 10 tahun yaitu mulai tahun 2006. Pak
saiful sudah sejak tahun 90an tinggal di Desa Gisik Cemandi, setelah
lulus sekolah pak saiful merasa tertarik mengikuti pamannya sebagai
nelayan, akhirnya sampai saat ini beliau enggan beralih profesi. Pak
Saiful memiliki kapal sendiri, menurut beliau perahu rata-rata nelayan di
Ds. Gisik Cemandi dibawah 5 GT, dan solar maksimum hanya sampai 10
lietr saja, dan paling jauh melaut disekitar jembatan Suramadu, Surabaya.
Jam kerja pak saiful dimulai setiap hari senin hingga sabtu,
melaut dari pukul 03.00 dini hari hingga pukul 09.00 pagi dan terkadang
dimulai dari pukul 05.00 hingga pukul 12.00 siang. Dalam bekerja
sebagai nelayan pak saiful tidak pernah menggunakan alat-alat elektronik
yang dapat membantu mendapatkan ikan, beliau hanya menggunakan
perkiraan saja. Pernah sekali pemerintah kabupaten memberikan GPS
dan kompas kepada nelayan setempat, namun karena tidak ada
penyuluhan cara penggunaan GPS dan kompas maka nelayan sekitar
tidak merasa terbantu oleh adanya alat penunjuk arah tersebut. Sehingga
alat penunjuk tersebut dijual dan dilelang untuk khas nelayan.
Hasil laut nelayan di desa Gisik Cemandi RT 08 RW 03 ini
adalah ikan dorang, kerang, kakap dan udang. Masing- masing hasil laut
ini menggunakan alat tangkap yang berbeda tergantung jenis yang akan
ditangkap. contoh untuk mencari udang nelayan sekitar menggunakan
jaring udang yang memiliki pemberat dibawahnya. Hasil laut seperti
udang dan ikan dorang maka dijual kepada juragan (tengkulak), dan jika
berupa kerang maka akan dijual ke TPI. Untuk penghasilan tidak
menentu, paling besar jika hasil tangkapan banyak bisa mencapai Rp.

11
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

600.000 perhari, atau jika hasil tangkapan sedikit bisa tidak mendapatkan
apa-apa dalam sehari.
Ketika tidak berlayar pak saiful akan bersantai dirumah, namun
terkadang juga membetulkan alat tangkap yang rusak. Pak saiful saat ini
tidak memiliki ABK di perahu. Namun ada yang nelayan di wilayah Ds.
Gisik Cemandi yang memiliki hingga 4 ABK di perahunya. M enurut pak
saiful di Desa Gisik Cemandi ini, terdapat sekitar 90 ABK/Buruh Kapal.
Harapan pak saiful sebagai nelayan adalah supaya pemerintah dapat lebih
membantu para nelayan dalam melunasi hutang pada juragan, sehingga
para nelayan dapat menjual hasil tangkapan lebih tinggi.

 1 Ketua RT 08 Desa Gisik Cemandi


Bapak Muhammad Fadholi
Sudah 16 tahun bpk Muhammad fadholi selaku ketua RT. 08 RW
03 Desa Gisik Cemandi berprofesi sebagai nelayan. Sebagai orang asli
daerah, pak. Fadholi menganggap bahwa empat tahun terakhir,
pengahasilan hasil melautnya menurun drastis. Hal ini disebabkan karena
faktor alam yakni cuaca yang tidak dapat diprediksi. Pernah ia tidak
mendapatkan hasil apa selama melaut dua hari. Dia justru mengeluaarkan
uang untuk biaya bensin dan lain-lain. Jika ia tidak melaut, pekerjaannya
hanya membuat jaring dari bahan seadanya. Ia tak punya pekerjaan
cadangan sebab ia tak punya keterampilan apa-apa selain sebagai
nelayan.
Hal lain yang dilakukan masyarakat sekitar agar tangkapan hasil
lautnya banyak ialah dengan melaksanakan tradisi (adat istiadat) mereka.
Nyadaran atau petik laut adalah tradisi yang setiap tahun pasti dijalankan.
Biasanya pada bulan ruwah (dalam kalender islam) kegiatan tersebut
berlangsung satu hari penuh. Kegiatannya berupa membuat tumpeng
besar, membuang kepala binatang, seperti sapi atau kambing ke tengah
laut. Hal tersebut dipercaya masyarakat sekitar untuk memudahkan para
nelayan melaut dan agar dimudahkan urusannya dalam mencari uang.
Hampir semua nelayan di Desa Gisik Cemandi khususnya warga
RT 08 meminjam kapal dari para juragan dengan harga kapal sebesar 30-
40 juta rupiah. Tergantung model kapal yang diinginkan oleh nelayan
dengan panjang kapal 10-11 m dan dengan difasilitasi mesin kapal. Para
juragan menganggap para nelayan berhutang sehingga untuk
melunasinya, nelayan tidak boleh mencicil namun harus langsung
membayar cash. Perjanjian lain yang mau tak mau nelayan harus ikuti
adalah seluruh hasil tangkapan nelayan harus dijual kepada juragan
dengan syarat harga yang ditawarkan lebih murah. Tidak ada cara lain
selain meminjam kapal kepada juragan lalu menyetujui persyaratan yang
telah diajukan. Namun tidak ada pula tuntutan untuk terus memenuhi

12
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

hasil tangkapan saat di laut. Juragan menerima apapun dan berapapun


hasil nelayan. Menurut pak fadholi, ia merasa tidak dirugikan oleh
juragan karena justru juraganlah yang membantu ia menghidupi keluarga
dengan membeli semua hasil tangkapannya.
Pak Fadholi merupakan ketua RT 08 yang hanya lulusan SD.
Sebagai ketua RT di daerahnya, beliau dituntut bijaksana, adil dan
menjadi contoh bagi warga lainnya. Meskipun begitu pendidikan yang
rendah dan kurangnya andil pemerintah dalam sosialisasi sangat
merugikan warga di sekitar yang tidak tau mereka sedang dirugikan.
Tidak adanya patokan atau standart harga ikan langsung dari pemerintah
membuat para nelayan menuruti segala harga yang diberi oleh juragan.
Hutang sebesar 30-40 juta rupiah menjadikan nelayan bergantung kepada
juragan. Tidak dipungkiri bahwa secara kasat mata justru juraganlah
yang membantu nelayan. Meminjamkan kapal puluhan juta dengan
sukarela, membeli apapun hasil tangkapan mereka, dan tidak
memaksakan kehendak. Namun bila boleh membuka mata lebih lebar
lagi, kenyataannya kebergantungan nelayan ke juragan justru
menguntungkan juragan itu sendiri.

 Tim P2KP :
Pak Khusnan Hadi
Bapak Khusnan merupakan satu dari warga Desa Gisik Cemandi
yang masuk dalam Tim Pelaksana program P2KP. Tujuan diadakannya
program tersebut ialah untuk menyelesaikan masalah yang ada di warga
Desa Gisik Cemandi. Rencananya program berakhir pada bulan Desember
dengan hal-hal yang telah terselesaikan yaitu perbaikan jalan dan saluran
air PDAM di beberapa titik lokasi. Lokasi yang masih dalam tahap
pembangunan yaitu di belakang sekolah Gisik Cemandi dan akan selesai
sekitar satu minggu lagi. Tidak diketahui kucuran dana secara pasti namun
ketika ada pembangunan yang dianggap perlu lalu disetujui maka pak
khusnan hadi yang melaksanakan dan mengontrol di lapangan. Bila tidak
ada pekerjaan maka Pak Khusnan akan kembali melaut. Sebenarnya
pemerintah tak kurang menyediakan berbagai perbaikan desa, seperti
PNPM, P2KP dan program yang akan menyusul yakni KOTAKU yang
kurang lebih 1,3 M akan didapat langsung untuk satu kelurahan. Anggaran
tersebut rencananya akan dipakai untuk perbaikan jalan Desa Gisik
Cemandi yang belum terealisasai, saluran air PDAM dan perbaikan rumah
bagi warga yang dianggap benar-benar tidak mampu

 2 Ibu Rumah Tangga :


1. Ibu Sutin

13
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Berdasarkan hasil wawancara ke bu sutin, salah satu warga


desa gisik cemandi RT 8, kami berhasil menemukan bahwasanya
kehidupannya sebagai seorang istri nelayan yang kurang lebih selama
14 tahun ini tidak membantu pekerjaan suaminya sebagai nelayan,
kecuali kalau ada kerang yang bisa dikupasnya. Menurut bu sutin hasil
dari melaut suaminya selalu di bawa ke juragan yang memberi mereka
pinjaman uang untuk membeli perahu untuk melaut, biasanya hasil
melautnya adalah kerang, ikan dorang, dan udang. Menurut bu sutin,
jika suaminya tidak memiliki hasil apapun dari melautnya, uang solar
untuk perahu yang mereka gunakan untuk melaut adalah tanggung
jawab dari pemilik perahu, bukan dari juragan. Jadi hasil dari melaut
tersebut tidak selalu membawa hasil berupa uang kerumahnya,
terkadang juga malah membuatnya terlilit beberapa hutang.
Para nelayan biasanya pergi kelaut pada jam 04.00 subuh dan
kembali ke rumah pada pukul 12.00 siang. Untuk permasalahan adat
atau kebiasaan suami bu sutin untuk pergi melaut salah satunya adalah
kebiasaan nyadran/petik laut. Nyadran dilaksanakan satu bulan
sebelum puasa romadon atau bulah Ruwah. Menurutnya kebiasaan
Nyadran ini dilakukan oleh para bapak nelayan. Biasanya di pagi hari
para nelayan pergi ke laut untuk melarungkan sesaji (tumpeng dan
kalau ada rezeki dari para nelayan kepala kambing) akan tetapi untuk
tahun ini mereka hanya melarungkan angsa karena penghasilan
mereka yang semakin berkurang setiap tahunnya.

2. Sunarsih (Ibu Rumah Tangga)


Ibu Sunarsih, yang beralamat di Jl. Dewi Reni Sekardadu
RT/RW 08/03, Gebang Klopo Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo. Merupakan seorang Ibu Rumah Tangga yang
memiliki dua orang anak dan seorang suami yang berprofesi sebagai
nelayan selama 10 tahun. Suami ibu Sunarsih telah menjadi nelayan
sejak tahun 2006. Suami ibu Sunarsih melaut dari pukul 03.00 dini
hari hingga pukul 09.00 pagi, terkadang dimulai dari pukul 05.00
hingga pukul 12.00 siang.
Disamping mengurus rumah tangga, Ibu sunarsih juga
membantu merakit jaring untuk melaut. Saat suami pulang dari melaut
ibu sunarsih biasanya langsung mengolah hasil tangkapan. Contohnya
tangkapan kerang bulu yang sedang musim di bulan November-
Desember, kerang bulu tersebut ada yang langsung dijual tanpa di
masak, namun juga ada yang dimasak terlebih dahulu sebelum dijual.
Selain hasil tangkapan dari melaut, ada juga pengolahan tambak
disekitar wilayah RT 08, sayangnya tambak tersebut bukan miliki
warga sekitar.

14
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Menurut ibu Sunarsih untuk saat ini sanitasi di wilayah Gisik


Cemandi RT 08 hampir seluruh warganya sudah memiliki sanitasi
yang memadai. Warga setempat juga telah menggunakan saluran
PDAM dan hanya sedikit rumah yang menggunakan sumur. Dilihat
dari kondisi disekitar rumah ibu Sunarsih cukup bersih, namun
beberapa hewan peliharaan seperti kambing dibiarkan berkeliaran
disekitar rumah warga. Tempat pembuangan sampah di sekitar tempat
tinggal ibu sunarsih tidak ada, akibatnya warga sekitar langsung
membuang sampah di sungai bermuara ke laut atau dibakar.
Hampir setiap orang tua yang menjadi responden,
menginginkan agar anaknya kelak tidak berprofesi sebagai nelayan.
Dapat dilihat juga dari hasil wawancara yang ternyata setiap kali para
bapak nelayan melaut, anak mereka tidak ingin pergi menemani atau
membantu bapaknya untuk ikut melaut. Untuk kebiasan adat warga
sekitar, setiap bulan ruwah atau menjelang bulan Ramadhan, di Ds.
Gisik Cemandi selalu mengadakan petik laut, karena menurut
kepercayaan warga sekitar petik laut dilakukan untuk memberikan
keselamatan para nelayan yang sedang melaut dan hasil tangkap yang
memuaskan.

 2 Perangkat Desa :
1. Bapak Suryono
Menurut pak Suryono salah satu perangkat desa juga sebagai
sesepuh, ada program baru di desa gisik cemandi selain PNPM, P2KP,
dan sekarang yang akan berjalan adalah Kotaku yang berasal dari
provinsi. Program dari P2KP salah satunya adalah memabngun
transportasi umum seperti jalan menuju bagian daerah yang lebih kecil
dan bantuan air PDAM. PNPM juga membaut WC umum, WC pribadi
di rumah warga, dan kalau Kotaku ini akan ada agenda bedah rumah,
WC, Drainase dan dimulai akhir dari tahun 2016. Untuk anggaran
dananya diatur langsung oleh desa. Untuk program Kotaku ini hanya
ada di desa gisik cemandi dan banjar kemuning. Anggaran untuk
pembangunan fasilitas warga seperti PNMP dan Kotaku semuanya
harus dihabiskan pada bulan desember 2016.

2. Bapak Samsul Hadi


Bapak Samsul Hadi adalah seorang perangkat desa bekerja di
Balai Desa Gisik Cemandi bagian pelayanan umum yang bertanggung
jawab membawahi RT dan RW. Di Desa Gisik Cemandi terdapat
sebuah dusun yaitu Dusun Gebang, sehingga pembagian RT 01-RT 09
termasuk desa Gisik sedangkan RT 10- RT 13 termasuk dalam Dusun

15
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Gebang. Setiap hari beliau berada di kelurahan Gisik Cemandi


bersama rekannya yaitu Bapak Saryono sebagai ketua pelayanan
umum dan Carik. Menurut pak Samsul Hadi di Desa Gisik Cemandi
dibagi dua mata pencaharian yaitu Desa Gisik sebagai nelayan dan
Dusun Gebang sebagai petani.
Data di kelurahan menyatakan bahwa bantuan yang datang di
Desa Gisik Cemandi paling banyak untuk nelayan, karena mayoritas
masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Di Desa Gisik Cemandi
termasuk dalam desa yang miskin sehingga menjadi perhatian para
instansi di Kecamatan, Kabupaten, maupun Provinsi. Banyak program
yang dicanangkan di desa ini, seperti PNPM, P2KP, dan KOTAKU
(Kota Tanpa Kumuh). Semua program ini membantu membangun
fasilitas, sarana dan prasarana seperti membuatkan toilet umum dan
pribadi, membuat saluran air PDAM, serta perbaikan jalan.
Selain itu bantuan yang datang dari DKP (Dinas Kelautan dan
Perikanan), seperti memberikan mesin kapal, memberikan bahan alat
tangkap, memberikan kapal (bagi yang tidak mampu), dan
memberikan investasi uang sebagai modal usaha para nelayan.
Menurut Pak Samsul banyak pelatihan dari Dinas maupun mahasiswa
bagi warga nelayan terutama untuk ibu rumah tangga yaitu mengolah
kulit kerang menjadi tepung, membuat batik, mengolah sampah
menjadi souvenir.

B. Potensi Desa Gisik Cemandi


Setelah melakukan wawancara dengan kesepuluh responden, maka
didapat kesimpulan beberapa potensi yang ada pada Desa Gisik Cemandi.
Beberapa potensi yang diperoleh saat obesrvasi adalah:
b. Kolam pancing
Terdapat kolam pancing di Desa Gisik Cemandi tepatnya di RT 08 RW 03,
namun kolam pemancingan ini merupakan milik TNI AL, yang dikelola
oleh salah satu warga di sekitar kolam pemancingan.
c. Tambak
Di Desa Gisik Cemandi hanya ada terdapat beberapa tambak, tidak banyak
jika dibandingkan dengan Desa Tambak Cemandi dan Banjar Kemuning.
d. Hasil Tangkapan
Mayoritas profesi penduduk Desa Gisik Cemandi merupakan nelayan.
Hasil tangkap para nelayan di desa Gisik Cemandi adalah Ikan dorang,
kerang bulu dan darah, udang, dan ikan kakap.
e. Pertanian
Selain potensi hasil perikanan tangkap, potensi lain yang ada di Desa
Gisik Cemandi adalah adanya lahan persawahan. Tepatnya di dusun
gebang, menurut salah satu perangkat desa bapak sariyono terdapat sekitar

16
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

36 hektar area persawahan, sehingga rata-rata profesi warga dusun gebang


adalah petani.

C. Permasalahan Masyarakat Desa Gisik Cemandi

Hasil wawancara dari kesepuluh responden mengindikasikan adanya


beberapa permasalahan di Desa Cemandi RT 08 RW 03. Berikut adalah
permasalahan yang diperoleh saat obeservasi lapangan:

1. Tidak terdapat TPA (Tempat Pembuangan Akhir)


TPA adalah tempat untuk pembuangan sampah terakhir yang
dihasilkan penduduk. Sehingga warga membuang sampah secara
sembarangan tanpa memperhatikan lingkungannya, kebanyakan dari para
warga desa membuang sampah di depan rumah dengan cara dibakar
seketika itu jika tidak seperti itu sampah akan dibuang di sungai dan di
laut.
2. Adanya Kapal Besar Masuk Perairan Sidoarjo
Kehadiran kapal besar milik dari perusahaan di pasuruan dan
probolinggo itu menyebabkan hasil tangkapan nelayan jadi berkurang,
karena menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti
Trawl. Meskipun pernah tertangkap oleh nelayan sebanyak 4 kapal di
perairan sidoarjo, kapal besar tersebut tetap kembali lagi ke perairan
sidoarjo. Menurut penuturan ketua nelayan putra samudra, pihak pemilik
kapal pernah di sidang oleh warga setempat dan di denda, namun mereka
mengancam balik pihak nelayan gisik cemandi, jika kapal mereka
ditangkap kembali, mereka akan memperlebar masalah dan dapat
menuntut balik warga desa.
3. Konsep Adanya Juragan
Konsep adanya para juragan di Desa Gisik Cemandi membuat
perekonomian warga stagnan pada kondisi kemiskinan. Juragan yang
meminjami uang pada nelayan untuk membeli perahu, harus menjual
hasil tangkapan ke juragan dengan harga sesuka juragan. Jika nelayan
ingin membayar hutang ke juragan harus lunas, meskipun tanpa bunga.
nelayan yang menjual hasil tangkapannya ke juragan tidak membuat
hutang yang dimiliki nelayan sedikit demi sedikit terlunasi. Namun
ketika nelayan tersebut ingin pindah juragan ataupun membayar hutang
pembelian perahu, harus dibayar secara lunas.
4. Kegiatan Pelatihan Ibu Rumah Tangga
Kegiatan pelatihan yang biasanya diadakan oleh pihak Kecamatan
Sedati maupun Kelurahan Desa Gisik Cemandi tidak dilakukan
sosialisasi secara merata kepada warga desa. Menurut penuturan warga
setempat, untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan di Balai
Desa hanya orang – orang tertentu. Kegiatan pelatihan ini biasanya

17
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

diperuntukkan untuk ibu-ibu pkk. Hal ini lah yang menjadikan para ibu
rumah tangga Desa Gisik Cemandi kurang mempunyai kegiatan untuk
berkreasi atau membuat keterampilan agar menambah penghasilan
keluarga.

D. Tabel Pertanyaan Responden


1. Responden (Ibu Rumah Tangga)

Responden (Ibu Rumah Tangga)


No Pertanyaan
1 2
1 Siapa nama anda ? Sutin Sunarsih
Sudah berapa lama suami anda
berprofesi sebagai nelayan? Dan
2 14 tahun 10 tahun
sudah berapa lama anda tinggal
di Desa Gisik Cemandi
ketika suaminya
merakit jaring
dapat kerang,
untuk melaut, dan
Apa peran anda ketika suami baru bu Sutin
3 mengolah hasil
pergi melaut? akan bekerja
tangkapan berupa
untuk
kerang
mengupasnya
kerang, ikan
Apa saja hasil melaut di desa kerang, ikan
4 dorang, dan
gisik cemandi ini? dorang, dan udang
udang
Disalurkan kemana hasil melaut
5 Juragan Juragan
yang telah diperoleh?

tidak, karena tidak, biasanya


terkadang merugi juga malah rugi,
Apakah hanya dengan melaut jika suaminya karena terkadang
tidak membawa hasil tangkapan
6 dapat memenuhi kebutuhan hasil melaut, ada atupun tidak
sehari-hari anda dan sekeluarga? meruginya karena kita yang tetap
harus mengganti menanggung
uang solar solarnya

tidak menentu,
terkadang jika
hasil tidak menentu,
Berapa penghasilan rata-rata per
7 tangkapannya kadang sedikit
bulan yang didapatkan? banyak, kadang banyak
penghasilannya
juga banyak
Berapa jumlah tempat beribadah
8 1 1
di sini?
Apakah jaringan listrik setiap
9 iya iya
rumah ada?

18
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Dimana posisi dermaga kapal dermaga ada di


dermaga ada di
seberang jalan,
10 dan kondisinya/ apakah penuh pertigaan jalan
dan tidak
sampah atau tidak? raya depan
terpenuhi sampah
Apakah kapal yang digunakan
11 iya iya
suami anda adalah milik pribadi?
Apa saja alat untuk menangkap Jaring ikan dan Jaring ikan dan
12
ikan? udang udang
Apa saja potensi yang potensi perikanan potensi perikanan
13
berkembang di daerah ini ? tangkap tangkap
Apakah generasi muda di desa
gisik cemandi diarahkan juga
mereka sedang mereka sedang
14 untuk menjadi nelayan? Atau
menjalani sekolah menjalani sekolah
apakah mereka sedang menjalani
jenjang sekolah?
harapannya tidak
Apakah Harapan anda untuk harapannya tidak
ikut melaut
ikut melaut, dan
15 generasi muda atau anak anda seperti bapaknya.
lebih baik
kedepannya? Lebih maju dari
orangtuanya
orangtuanya
Apakah kebersihan itu penting
16 penting penting
menurut anda?
untuk toilet,
untuk toilet,
pemerintah
pemerintah pernah
pernah
Bagaimana kondisi toiletnya? Air membangunkan
membangunkan
toilet umum di RT
17 nya apakah PDAM? Ada berapa toilet umum di
08. dan untuk
jumlahnya? RT 08. dan untuk
airnya sendiri
airnya sendiri
berasal dari air
berasal dari air
PDAM
PDAM
Apa saja kegiatan ibu selain
18 tidak ada merakit jaring ikan
mengupas kerang?
pernah ikut
tidak, yang
pelatihan di
Apakah ibu pernah mengikuti mengikuti
19 kelurahan kalau
kegiatan pelatihan? pelatihan
tidak ya di
biasanya dipilihi
kecamatan
untuk adat
Nyadran. Biasanya
Apa saja adat istiadat yang biasa istiadatnya
20 diadakan pada
dilakukan di sini? nelayannya
bulan Ruwah
adalah Nyadran

19
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

untuk dampaknya
dampaknya saya saya kurang tau,
Apakah dampak yang para kurang tau, akan yang tau itu para
nelayan desa gisik cemandi tetapi nyadran nelayan. Yang
21
peroleh setelah melaksanakan merupakan merasakan
adat istiadat tersebut? ungkapan rasa peningkatan
syukur ataupun penurunan
jumlah ikan

lebih diperhatikan
Apa saran untuk pemerintah, dan
22 lagi warga desa Tidak ada
apa harapan anda kedepannya? Gisik Cemandi

Hasil dari wawancara kedua responden diatas, yaitu sudah lama menjadi
istri dari seorang nelayan. Harapan untuk anak-anak mereka kedepannya
mempunyai masa depan yang lebih dari seorang nelayan agar lebih
mensejahterakan hidup sehingga tidak seperti bapaknya. Mereka mengganggap
sebagai istri nelayan hidupnya kurang sejahtera karena bergantung pada alam.
Sehingga para istri harus bisa menabung uang yang dihasilkan saat melaut,
sebagai cadangan saat tidak dapat hasil laut.

Setiap harinya kegiatan para ibu rumah tangga di Desa Gisik Cemandi
yaitu membuat jaring dan mengupas kerang. Rata-rata kegiatan yang dilakukan
kurang mengasah kreativitas. Adapun kegiatan pelatihan bagi ibu-ibu masih tidak
merata, hanya orang-orang tertentu saja. Untuk kegiatan adat istiadat yang
dilakukan di Desa Gisik Cemandi yaitu nyadran atau petik laut yang biasanya
dilaksanakan pada bulan ruwah atau sebulan sebelum bulan ramadhan.

2. Responden (Nelayan)

Responden (Nelayan)
No Pertanyaan
1 2 3 4 5
Siapa nama anda Fauzan Husein Kasmari Saiful M. Fadholi
1
? Anam
Sudah berapa
lama anda
Sudah Sudah
2 berprofesi 10 Tahun 10 tahun 16 tahun
lama lama
sebagai
nelayan?
Apa peran anda
ketika pergi
melaut?
Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik
3 (Sebagai kapal kapal kapal kapal kapal
pemilik
kapal/ABK/bur
uh angkut/dll)

20
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Udang,
Udang,
Apa saja hasil kerang, Kerang
Kerang
udang, Udang Darah,
melaut di desa Kerang Darah,
4 kalau ikan dan Kerang
gisik cemandi dan udang Kerang
sudah kerang Bulu, Ikan
ini? Bulu, Ikan
jarang Dorang,
Dorang
Ikan Kakap
Ikan
Dorang,
Dimasak Udang, dan
dulu Ikan Kakap
kemudian di serahkan hasil
Disalurkan dijual ke ke Juragan tangkap
Langsung orang- ( pak fadholi
kemana hasil
5 ke juragan orang, Tengkulak) dijual pada
melaut yang juragan karena . Dan juragan
telah diperoleh? jurgan kerang- (Tengkulak
tidak mau kerangan )
menerima bisa
kerang langsung ke
TPI atau
agen-agen
Apakah hanya Sudah
dengan melaut karena
dapat punya pak fadholi
iya, pak
kerja merasa
memenuhi saiful sudah
6 sampinga Ya begitu Sudah cukup
kebutuhan merasa
n yang dengan satu
sehari-hari para cukup
sedikit profesi
nelayan dan membant
keluarga? u
tidak
tidak bisa menentu,
diprediksi paling
tidak
, karena banyak
menentu,
Berapa setiap sehari dapat
Pernah
penghasilan harinya Rp.
tidak
tidak Tidak Tidak 600.000.
7 rata-rata per mendapatk
menentu mesti mesti Bahkan
bulan yang an hasil apa
kira-kira pernah
didapatkan? selama
Rp. tidak
melaut dua
100.000- mendapat
hari
Rp. apapun
150.000 dalam
sehari
Apa saja
kegiatan islami
yang sering
8 Tahlilan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dilakukan di
Desa Gisik
Cemandi ini ?

21
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Berapa jumlah
ada satu ada satu
tempat Satu saja
9 satu satu mushola mushola
beribadah di musholla
pada RT 08 pada RT 08
sini?
kurang
Fasilitas atau adanya
bangunan apa Tempat tempat
Pembuan pembuanag
10 yang kurang di tidak ada tidak ada tidak ada
gan n sampah
Desa Gisik Sampah yang
Cemandi ini? memadai
(TPA)
setiap setiap
Apakah rumah rumah
jaringan listrik sudah sudah
11 Ada Ada Ada
setiap rumah memiliki memiliki
ada? jaringan jaringan
listrik listrik
tidak ada
di dekat
sampah
dermaga
Sedikit disini,
Dimana posisi kapal tidak
saja karena
dermaga kapal terdapat
sampahny sampah
sampah,
dan kondisinya/ a karena yang
12 Banyak Banyak meskipun
apakah penuh sering dibuang ke
warga
sampah atau terbawa sungai
selalu
tidak? pasang air langsung
membuang
laut terbawa
sampah
pasang ke
disana
laut
jumlah
kapal
Berapa jumlah Ukuran
didermaga
1 kapal kapal pak
kapal anda dan banyak,
13 ukuranny 1 kapal 1 kapal saiful tidak
berapa rata-rata
a 3gt lebih dari 5
ukurannya? panjangnya
GT
sekitar 10-
11 meter
Barrit
ada jaring
Apa saja alat (untuk
udang, ada
kerang),
untuk jaring dan jaring dan juga Barrit Barrit dan
14 jaring
menangkap barrit barrit untuk jaring
ikan,
ikan? menangkap
jaring
kerang
udang

Apa saja potensi potensi


perikanan perikanan
potensi yang Pemancin
15 Tidak ada Tidak ada dari hasil dari hasil
berkembang di gan
tangkap tangkap
daerah ini ? nelayan nelayan

22
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Apakah pemuda
generasi muda Kalau
disini
di desa gisik bisa tidak
setelah
cemandi jadi
tidak, anak lulus
diarahkan juga nelayan,
pak saiful biasanya
rata-rata
untuk menjadi Tidak Tidak diarahkan langsung
16 semua
nelayan? Atau tahu tahu untuk tidak mencari
pemuda
apakah mereka menjadi pekerjaan
masih ada
sedang nelayan. ain, jarang
di jenjang
menjalani yang ikut
pendidika
jenjang melaut
n
bapaknya
sekolah?
Apakah Penting,
penting,
agar tidak
kebersihan itu sangat tapi belum
17 ada Iya Iya
penting penting ada fasilitas
wabah
menurut anda? TPA
penyakit
sejak lahir,
Sudah sudah 15
Berapa lama pak fadholi
lama tahun
Sudah Sudah merupakan
18 tinggal di Desa sejak tinggal di
lama lama warga asli
Gisik Cemandi? setelah Gisik
gisik
menikah Cemandi
cemandi
Semua
rumah
sudah ada
Bagaimana toilet dan
kondisi toilet saluran airnya
tiap rumah? Air air PDAM,
air disini
PDAM, sudah
19 nya apakah sudah ada sudah ada sudah
karena ini jarang yang
PDAM? Ada PDAM
semua menggunak
berapa dapat an sumur
jumlahnya? bantuan
dari
pemerinta
h

23
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

sekitar
rumah pak
saiful
Samping- cukup
samping bersih,
laut masih namun
Bagaimana banyak masih
sampah terdapat
kebersihan Banyak Banyak cukup
20 karena kambing
lingkungan, sampah sampah bersih
tidak ada yang
pesisir pantai? tmpat dibiarkan
untuk lepas
membuan sehingga
g sampah banyak
kotoran di
lingkungan
RT 08
istri pak
Apa saja kegiatan
Membant fadholi
ibu-ibu
kegiatan para u suami Ngupas Ngupas membantu
21 mengerjaka
istri/ibu/peremp mengelup kerang kerang pekerjaan
n urusan
uan sehari-hari? as kerang di balai
rumah
desa
membuat
jaring dari
bahan
seadanya.
Apakah ada ada, Ia tak
pekerjaan mengupas punya
lain/pekerjaan Ada kulit kerang pekerjaan
sampingan anda sebagai jika musim
22 Tidak ada Tidak ada cadangan
selain sebagai tambal kerang, dan
ban membuat sebab ia
nelayan? Atau
jaring tak punya
disaat tidak
udang keterampil
berlayar?
an apa-apa
selain
sebagai
nelayan.

24
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Jam kerja
pak saiful
dimulai
setiap hari
senin
hingga
sabtu,
melaut
dari pukul
03.00 dini berangkat
Setiap
hari jam 04.00
hari jika
Kapan saja dini hari
23 anginnya Tiap hari Tiap hari hingga
anda melaut? dan pulang
tidak pukul sekitar jam
besar 09.00 11.00
pagi,
terkadang
dimulai
dari pukul
05.00
hingga
pukul
12.00
siang.

antar
nelayan di
desa ini
biasanya
saling
memberi
Bagaimana kabar jika
dengan
Sudah terdapat
anda Sudah menghapal
hafal jadi Terlatih ikan/udang
24 mengetahui tahu dari tempat
feeling dari dulu di daerah x,
keberadaan dulu yang sering
saja maka saya
ikan? didatangi
langsung ke
tempat
tersebut
karena
memang
sudah hapal
arah

25
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Alatnya
langsung dengan
di menggunak
Bagaimana cara ceburkan an alat
kelaut tangkap
anda Langsung Langsung menggunak
25 dengan yang
menangkap dilempar dilempar an jaring
menungg berbeda
ikan? u 1 jam pada setiap
biar jenis hasil
banyak tangkap
hasilnya
Berapa jumlah pak saiful
tidak tidak
& personil
26 Tidak ada Tidak ada Tidak ada memiliki memiliki
ABK setiap ABK dalam ABK
sekali melaut? melaut
Bagaimana
anda menggunak menggunak
Feeling Kebiasaan Terlatih an insting an insting
27 mengetahui
saja melaut dari dulu atau atau
arah mata perasaan perasaan
angin?

Nyadaran
atau petik
laut adalah
tradisi
yang
setiap
tahun pasti
Setiap dijalankan
Apa saja adat bulan
Petik laut Petik laut Petik laut . Biasanya
istiadat yang ruwah
28 atau atau atau pada bulan
biasa dilakukan selalu
Nyadran Nyadran Nyadran ruwatan
di sini? diadakan
petik laut (dalam
kalender
islam)
kegiatan
tersebut
berlangsun
g satu hari
penuh.

26
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

memudah
agar kan para
Apakah dampak
nelayan nelayan
yang para
mendapat melaut
nelayan desa
hasil dan agar
gisik cemandi
29 Tidak ada Tidak ada Tidak ada tangkap dimudahk
peroleh setelah yang an
melaksanakan memuaskan urusannya
adat istiadat dan selamat dalam
tersebut? saat melaut mencari
uang.
Air Air Air PDAM,
WC PDAM, PDAM, saluran
Apa saja
pribadi saluran saluran Air PDAM, listrik, WC
30 bantuan dari dan air listrik, listrik, saluran pribadi, dan
pemerintah ? PDAM dan WC dan WC listrik, dan perbaikan
pribadi pribadi WC pribadi jalan
Program apa PNPM PNPM PNPM PNPM, PNPM,
saja yang sudah dan P2KP dan P2KP dan P2KP P2KP, P2KP,
dilakukan KOTAKU KOTAKU
31
pemerintah di
Desa Gisik
Cemandi ?
Harapan
pak saiful
sebagai
membuat nelayan
kan TPA adalah
(Tempak supaya
Pembuan pemerinta
gan h dapat
Akhir), lebih
lebih membantu Agar
Apa saran memperk para dibantu
untuk etat kapal nelayan dalam
besar
pemerintah, dan dalam pengadaan
32 yang Tidak ada Tidak ada
apa harapan melunasi kebutuhan
masuk ke
anda hutang nelayan
perairan
kedepannya? pada untuk
sidoarjo
juragan, melaut
yang
mengguna sehingga
kan alat para
tidak nelayan
ramah dapat
lingkunga menjual
n hasil
tangkapan
lebih
tinggi.

27
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Dari pernyataan responden di atas bahwa para nelayan di Desa Gisik


Cemandi memiliki kapal pribadi yang digunakan melaut setiap hari. Semua
nelayan rata-rata melaut setiap hari tanpa ada rekan dalam satu kapal. Jarang
sekali para nelayan disana mempunyai ABK, dikarenakan para pemuda disana
masih berada di jenjang pendidikan. Profesi selain sebagai nelayan di Desa Gisik
Cemandi sangat jarang sekali. Hal inilah yang menjdikan para nelayan tidak ada
kegiatan selain melaut. Hasil tangkapan melaut sekarang tidak dapat diprediksi
karena dipengaruhi kondisi alam. Potensi tangkapan di perairan Sidoarjo meliputi
udang, kerang, ikan dorang, dan ikan kakap. Semua hasil laut yang diperoleh
langsung diberikan kepada juragan. Harga yang didapat sesuai dengan keputusan
juragan.

Dari banyaknya nelayan disana tidak pernah belajar bagaimana


mengetahui arah mata angin, arah arus, dan keberadaan ikan dengan bantuan alat.
Sehingga mereka beranggapan sesuai ilmu yang turun menurun akan membuat
mereka semua mengerti bagaimana cara melaut. Menurut para nelayan ketika
mereka diberikan alat canggih seperti GPS tidak akan memudahkan mereka tetapi
akan memprburuk perjalanan saat melaut. Selain belajar ilmu melaut dari para
pendahulunya, masyarakat di Desa Gisik Cemandi masih melakukan adat istiadak
yang disebut petik laut atau nyadran. Kegiatan ini dianggap para nelayan sebagai
rasa syukur karena masih melimpahkan hasil laut mereka, selain itu juga
memberikan kepercayaan agar dapat selamat ketika melaut.

Keadaan di Desa Gisik Cemandi masih kesulitan tempat akhir


pembuangan sampah, sehingga para masyarakat disana membuang sampah
seenaknya yang akan berdampak pencemaran di laut. Hal ini telah diusulkan
kepada pihak pemerintah, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Selain
tidak menanggapi hal itu, pemerintah mengalihkan dengan cara memberikan
progam-pogram pembangunan seperti, PNPM (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat), P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), dan
KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Semua program pemerintah akan dilaksanakan
secara langsung oleh perangkat desa setempat.

Program pembangunan sangat membantu msyarakat dalam mengentaskan


kemiskinan seperti, perbaikan jalan, pemasangan saluran air PDAM, pemasangan
saluran listrik, pembangunan WC pribadi, adapun bagi masyarakat yang
digolongkan sangat tidak mampu akan mendapat bonus bantuan bedah rumah dan
kapal. Saran nelayan bagi pemerintah yaitu adanya tempat pembuangan akhir
sampah, meringankan beban nelayan terhadap juragan sehingga dapat menjual
hasil tangkapan dengan harga yang lebih tinggi, dan pengadaan kebutuhan nelayan
untuk melaut.

28
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat Desa Gisik Cemandi mempunyai tiga potensi yaitu
potensi di bidang pertanian, perikanan tangkap, dan pertambakan. Meskipun
terdapat banyak potensi di Desa Gisik Cemandi, ada beberapa permasalahan
yang membuat perekonomian warga Desa Gisik Cemandi belum bisa
meningkat, tetap pada ambang kemiskinan. Permasalahan tersebut
diantaranya adalah tidak terdapat tepat pembuangan akhir untuk sampah,
konsepsi juragan, kapal perusahaan yang tidak ramah lingkungan, dan
pemerataan pelatihan untuk ibu rumah tangga. Permasalahan yang masih
krusial bagi masyarakat pesisir di daerah tersebut yaitu tidak adanya TPA.
Selain permasalahan tersebut ada beberapa permasalah yang sudah
teratasi dengan adanya program pemerintah yang sekarang sedang berjalan
untuk mengurangi permasalahan lingkungan dan kemiskinan yang terjadi
disana, diantaranya : program PNPM, P2KP, dan KOTAKU.

B. Saran
Dalam mengurangi permasalahan yang terjadi di Desa Gisik Cemandi,
dibutuhkan beberapa saran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat
pesisir, sebagai berikut :
1. Untuk membantu kesejahteraan nelayan, diperlukan adanya koperasi
bagi nelayan dengan modal yang lebih besar.
2. Pembangunan TPA disekitar wilayah Desa Gisik Cemandi, dikarenakan
fasilitas untuk sanitasi di wilayah tersebut belum memadai.

29
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Lampiran 1

Foto Bersama Perangkat Desa

Foto Bersama Ketua Kelompok Nelayan Putra Samudra (Bapak Saiful Anam)

Foto Bersama Ibu Sunarsih

Bantuan Dari DKP Provinsi Berupa Jaring Udang

30
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

SDN Gisik Cemandi


Bantuan Renovasi Dari PT. Angkasa Pura I

POLINDES Gisik Cemandi

Wawancara Bersama Bapak Fauzan

31
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Wawancara Bersama Ketua RT 08 RW 03 (Bapak M. Fadholi)

Alat Tangkap Barrit (Untuk Menangkap Kerang)

Kegiatan Ibu-Ibu PKK di Balai Desa Gisik Cemandi

32
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Data Pendudk RT 08 RW 03 Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

33
Laporan Observasi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Di Desa Gisik Cemandi, Sedati Kabupaten Sidoarjo

Lampiran 2

Rundown Kegiatan Penelitian

No Hari/Tanggal Waktu Agenda Tempat PJ


Jum'at, 28 Oktober
1 07.0 WIB-10.00 WIB Asistensi proposal Kampus UIN SA Aulia
2016

Sabtu, 29 Oktober Gisik Cemandi,


2 08.00 WIB-12.00 WIB Pra Observasi #1 Kr Bina
2016 Seati, Sidoarjo

Jum'at, 4 Pengumpulan
3 07.0 WIB-10.00 WIB Kampus UIN SA Anis Nur
November 2016 proposal
Sabtu, 5 Gisik Cemandi,
4 06.00 WIB-selesai Observasi inti #1 Verinda
November 2016 Seati, Sidoarjo

Rabu, 9 November Gisik Cemandi,


5 06.00 WIB-selesai Observasi inti #2 Kr Bina
2016 Seati, Sidoarjo
Jum'at, 11
6 07.0 WIB-10.00 WIB Asistensi #3 Kampus UIN SA Anis Nur
November 2016
Senin, 14
7 07.0 WIB-10.00 WIB Asistensi #4 Kampus UIN SA Verinda
November 2016

Rabu, 16 Proses pembuatan


8 06.00 WIB-selesai Kampus UIN SA Aulia
November 2016 video
Jum'at, 25
9 07.0 WIB-10.00 WIB Asistensi #5 Kampus UIN SA Anis Nur
November 2016
Rabu, 30 Gisik Cemandi,
10 09.00 WIB- 15.00 WIB Pasca Observasi Kr Bina
November 2016 Seati, Sidoarjo
Jum'at, 2 Jurnal finish dan
11 07.0 WIB-10.00 WIB Kampus UIN SA Verinda
Desember 2016 diasistensi #6
Jum'at, 9 Video finish dan
12 07.0 WIB-10.00 WIB Kampus UIN SA Aulia
Desember 2016 diasistensi #7
Jum'at, 16 Final Laporan dan
13 07.0 WIB-10.00 WIB Kampus UIN SA Anis Nur
Desember 2016 dikumpulkan

34

Anda mungkin juga menyukai