Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari

issn cetak 2621-3184


issn online 2621-4032

PENETAPAN PARAMETER STANDAR SIMPLISIA DAN EKSTRAK


ETANOL DAUN KRATOM (Mitragyna speciosa Korth) YANG TUMBUH
DI KABUPATEN KAPUAS HULU DAN KABUPATEN MELAWI

Rizka Febriani Lestari1*, Suhaimi2, Wilda wildaniah 3


Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, Pontianak
Jl. Panglima A’im No. 2 Pontianak

Email 1 : rizkafebrianilestari@ymail.com
Email 2 : suhaimi.kalbar@yahoo.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penetapan parameter standar simplisia
dan ekstrak etanol daun kratom (Mitragyna speciosa Korth). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai parameter standar simplisia dan ekstrak etanol
daun kratom yang tumbuh di Kabupaten Kapuas Hulu dan Melawi. Hasil penetapan
parameter spesifik organoleptis simplisia daun kratom dari Kabupaten Kapuas Hulu
dan Kabupaten Melawi masing-masing memiliki bau khas kuat, rasa pahit,
berwarna hijau kecokelatan dan hijau kekuningan. Sedangkan ekstrak daun kratom
dari Kabupaten Kapuas Hulu berupa ekstrak kentak, tidak berbau, rasa sangat pahit,
berwarna hitam kecokelatan dan hitam pekat. Kadar senyawa Larut Air dan larut
etanol simplisia daun kratom dari Kapuas Hulu yaitu 0,8205 % dan 1,0956 %, dari
Kabupaten Melawi 1,095 % dan 1,7037 %. Kadar senyawa larut air dan larut etanol
ekstrak daun kratom dari Kapuas Hulu 1,1033 % dan 2,6769 %, dari Kabupaten
Melawi yaitu 1,4095 % dan 2,9199%. Hasil parameter nonspesifik kadar air
simplisia dan ekstrak dari Kabupaten Kapuas Hulu 10,4937 % dan 3,6203 % dari
Kabupaten Melawi 10,4734 dan 3,4359 %. Susut pengeringan simplisia dan ekstrak
dari Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 10,3940 % dan 3,5752 % , dari Kabupaten
Melawi sebesar 10,3488% dan 3,4042 % .
Kata Kunci: Parameter Standar, Daun Kratom, Mitragyna speciosa, Simplisia
dan Ekstrak
ABSTRACT
The research has been done on the determination of standard parameters
of simplicia and ethanol extract of kratom leaf (Mitragyna speciosa Korth). This
study aims to determine the standard parameters and ethanol extract of kratom leaf
that grow in Kapuas Hulu.The results of determining the specific parameters of the
organoleptic simplicia of kratom leaf from Kapuas Hulu and Melawi districts each
have strong strong odor, bitter taste, greenish brown and yellowish green.
Moderate kratom leaf extract from Kapuas Hulu regency in the form of kentak
extract, odorless, very bitter taste, brownish black and black. Water soluble
compound and soluble ethanol simplicia of Kratom leaves from Kapuas Hulu is
0.8205% and 1.0956%, from Melawi regency 1.095% and 1.7037%. Water
pollutant and soluble ethanol content of kratom leaf extract from Kapuas Hulu

Artikel diterima : 10 Maret 2018


Diterima untuk diterbitkan : 22 April 2018 72
Diterbitkan : 31 Mei 2018
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

1,1033% and 2,6769%, from Melawi Regency at 1.4095% and 2.9199%. The result
of nonspecific parameter of simplicia air and extract from Kapuas Hulu 10,4937%
and 3,6203% from Melawi Regency 10,4734 and 3,4359%. The losses store the
simplicia and extracts from Kapuas Hulu Regency by 10.3940% and 3.5752%, from
Melawi Regency of 10.3488% and 3.4042%.

Keywords: Parameter Standard, Daun Kratom, Mitragyna speciosa, Crude and


Extracts
PENDAHULUAN diharapkan dapat lebih meningkatkan
kepercayaan terhadap manfaat obat
Indonesia memiliki hutan yang
bahan alam tersebut. Obat tradisional
sangat luas dengan keragaman jenis
dibuat dalam bentuk ekstrak karena
tumbuhan yang sangat tinggi,
tanaman obat tidak lagi praktis jika
diantaranya 27.500 jenis tumbuhan
digunakan dalam bentuk bahan utuh
berbunga.Seluruh jenis tumbuhan
(simplisia). Ekstrak tersebut biasanya
berbunga di dunia, 10% didominasi oleh
berupa ekstrak kering, ekstrak kental
hutan hujan tropis basah.
dan ekstrak cair yang proses
Keanekaragaman jenis yang sangat
pembuatannya disesuaikan dengan
tinggi ini menyebabkan masih banyak
bahan aktif yang dikandung serta
jenis-jenis yang belum dimanfaatkan
maksud penggunaannya. Ekstrak
secara optimal akibat kurangnya
tersebut harus pula terstandarisasi untuk
informasi mengenai penyebaran jenis,
menjamin mutu dan keamanannya.
manfaat dan potensi jenis tumbuhan
Selain ekstrak, simplisia juga harus
tersebut.1
terstandarisasi guna meningkatkan
Tumbuhan obat Indonesia yang
mutu dan keamanan penggunanya.
telah dimanfaatkan baik sebagai obat
Standarisasi simplisia tumbuhan
tradisional
obat di Indonesia merupakan salah satu
Indonesia (jamu), obat herbal terstandar
tahap penting pengembangan obat
ataupun fitofarmaka. Berbagai
Indonesia. Suatu simplisia tidak dapat
penelitian dan pengembangan yang
dikatakan bermutu jika tidak memenuhi
memanfaatkan kemajuan teknologi juga
persyaratan mutu yang tertera dalam
dilakukan sebagai upaya peningkatan
monografi simplisia. Persyaratan mutu
mutu dan keamanan produk yang
yang tertera dalam monografi simplisia

74
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

antara lain susut pengeringan, kadar abu Kabupaten Kapuas Hulu dan Melawi.
total, kadar abu tidak larut asam, kadar Penelitian ini bertujuan untuk
sari larut air, kadar sari larut etanol, dan mengetahui nilai parameter standar
kandungan kimia simplisia meliputi simplisia dan ekstrak etanol daun
kadar minyak atsiri dan kadar senyawa kratom yang tumbuh di Kabupaten
tertentu. Persyaratan mutu ini berlaku Kapuas Hulu dan Melawi
bagi simplisia yang digunakan dengan METODOLOGI PENELITIAN
tujuan pengobatan dan pemeliharaan Alat
kesehatan.2 Alat-alat yang digunakan dalam
Kratom (Mitragyna speciosa) penelitian ini antara lain tabung reaksi
merupakan salah satu jenis tumbuhan [pyrex], corong, pipet tetes, bejana
yang terdapat dalam wilayah hutan di maserasi, gelas ukur[pyrex), rotary
Indonesia yang belum dimanfaatkan vacum evaporator, neraca analitik,
secara optimal. Kratom merupakan oven, tanur, krus porslen, beaker glass
tanaman yang dapat ditingkatkan nilai (pyrex), cawan penguap, penangas air,
kegunaannya, karena sejak dahulu desikator.
kratom sudah dimanfaatkan secara Bahan
tradisional. Daun kratom telah lama Bahan yang digunakan dalam
dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk penelitian ini adalah daun kratom,
melancarkan peredaran darah, etanol 96%, etanol 95%, aquadest,
peningkatan daya tahan tubuh dan kloroform, asam asetat anhidrat, H2SO4
stamina, mencegah sembelit, mengobati pekat, 2% HCl, reagen Dragendorff,
diabetes dan menurunkan kadar gula reagen Mayer, FeCl3.
dalam darah dengan cara dikunyah saat Pengambilan Sampel Daun Kratom
masih segar atau dibuat rebusan daun Tanaman yang diteliti adalah
kratom. Berdasarkan latar belakang Mitragyna speciosa yang diperoleh dari
diatas maka peneliti tertarik untuk dua tempat tumbuh yang berbeda, yaitu
melakukan penelitian tentang penetapan Kabupaten Kapuas Hulu di daerah
parameter standar simplisia dan ekstrak Jongkong dan Kabupaten Melawi di
etanol daun kratom yang tumbuh di daerah Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.

75
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

Bagian yang digunakan dalam Sejumlah simplisia dimaserasi selama 24


penelitian ini adalah daun dari tanaman jam dengan 20 ml air-kloroform P,
tersebut yang sudah tua. menggunakan labu bersumbat sambil
dikocok selama 6 jam pertama dan
Penyiapan Sampel Daun Kratom
kemudian dibiarkan selama 18 jam,
1. Determinasi Tanaman
disaring. Diuapkan 10 ml hasil saringan
Pemeriksaan atau determinasi tanaman
hingga kering dalam cawan penguap,
dilakukan di Pusat Penelitian Biologi-
residu dipanaskan pada suhu 105º C
LIPI, Bogor, Jawa barat.
hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam
2. Penyiapan Simplisia
persen senyawa yang larut dalam air
Simplisia yang berasal dari dua tempat
a. Kadar senyawa yang larut dalam
tumbuh yang berbeda dipisahkan
etanol
terlebih dahulu dari masing-masing
Sejumlah simplisia dimaserasi selama
lokasi agar dalam penyiapan simplisia
24 jam dengan 20 ml etanol 95%
tidak tercampur. Penyiapan simplisia
menggunakan labu tersumbat sambil
daun kratom dilakukan dengan cara
dikocok selama 6 jam pertama dan
daun kratom kemudian dicuci
kemudian dibiarkan selama 18 jam,
menggunakan air. Kemudian sampel
disaring. Diuapkan 10 ml hasil
dirajang kasar lalu dihamparkan di atas
penyaringan hingga kering dalam
tempat datar untuk dikeringkan. sortasi
cawan penguap, residu dipanaskan pada
kering kemudian kemas dan simpan.
suhu 105º C hingga bobot tetap.
Standarisasi simplisia
Dihitung kadar dalam persen senyawa
Parameter Spesifik 3
yang larut dalam etanol.
1. Organoleptis
Parameter Non Spesifik 3
Diambil sedikit serbuk simplisia
1. Parameter Kadar Air (Metode
dan lakukan uji secara organoleptis
Gravimetri)
(bau, rasa, warna).
Ditimbang sejumlah
2. Penentuan kadar senyawa
simplisia dalam cawan yang telah
terlarut dalam pelarut tertentu
ditara. Dikeringkan pada suhu
a. Kadar senyawa yang larut dalam
105ºC selama 5 jam dan ditimbang.
air

76
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

2. Susut Pengeringan menggunakan pelarut etanol 96%


Sejumlah simplisia ditimbang sampai seluruh sampel terendam
dalam cawan yang telah dipanaskan merata. Proses maserasi dilakukan
pada suhu 105ºC selama 30 menit selama 3 x 24 jam. Selama 24 jam sekali
dan ditara. Kemudian dikeringkan maserat diaduk dan disaring, lalu
pada suhu 105ºC selama 30 diganti dengan pelarut yang baru. Hasil
menit,keluarkan, lalu dimasukan ke maserat kemudian disaring
dalam desikator lalu menggunakan kertas saring, didapatlah
ditimbang.Ulangi perlakuan sampai ekstrak cair dari daun kratom. Ekstrak
didapatkan bobot tetap. cair yang telah diperoleh kemudian
3. Penetapan Kadar Abu dipekatkan dengan menggunakan alat
Sejumlah simplisia evaporator dan dilanjutkan dengan
dimasukkan kedalam krus porslen water bath sampai didapatkan ekstrak
yang telah dipijarkan dan ditimbang kental etanol daun kratom.
terlebih dahulu, kemudian Parameter Standarisasi Ekstrak
diratakan. Dipijarkan hingga arang Parameter Spesifik 3
habis. Lalu dinginkan di dalam 1. Organoleptik
desikator dan ditimbang. Mendeskripsikan bentuk, warna,
4. Kadar Abu Yang Tidak Larut bau dan rasa
Asam 2. Penentuan kadar senyawa terlarut
Abu yang diperoleh dari penetapan dalam pelarut tertentu
kadar abu, didihkan dengan 25ml asam a. Kadar senyawa yang larut dalam
klorida P selama 5 menit, bagian yang air
tidak larut asam dikumpulkan, disaring Sejumlah ekstrak dimaserasi selama 24
melalui kertas saring, bebas abu, dicuci jam dengan 20 ml air-kloroform,
dengan air panas, kemudian dipijarkan menggunakan labu bersumbat sambil
hingga bobot tetap dan ditimbang. dikocok selama 6 jam pertama dan
Maserasi kemudian dibiarkan selama 18 jam,
Simplisia kering dimasukan kedalam kemudian disaring. Diuapkan 10 ml
bejana maserasi, kemudian direndam hasil saringan hingga kering dalam

77
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

cawan penguap, residu dipanaskan pada Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang


suhu 105º C hingga bobot tetap. dalam cawan yang sebelumnya telah
Dihitung kadar dalam persen senyawa dipanaskan pada suhu 105ºC selama 30
yang larut dalam air. menit dan telah ditara. Sebelum di
b. Kadar senyawa yang larut dalam timbang ekstrak diratakan dengan
etanol bantuan batang pengaduk hingga
Sejumlah 1 gram ekstrak dimaserasi membentuk lapisan setebal 5 sampai 10
selama 24 jam dengan 20 ml etanol 95% mm kemudian dikeringkan pada suhu
menggunakan labu tersumbat sambil 105ºC selama 30 menit, keluarkan, lalu
berkali-kali dikocok selama 6 jam dimasukan ke dalam desikator
pertama dan kemudian dibiarkan selama kemudian ditimbang.Ulangi perlakuan
18 jam, kemudian disaring. Diuapkan sampai didapatkan bobot tetap.
10 ml filtrate hingga kering dalam Kemudian dicatat bobot tetap yang
cawan penguap, residu dipanaskan pada diperoleh untuk menghitung persentase
suhu 105º C hingga bobot tetap. susut pengeringannya.
Dihitung kadar dalam persen senyawa 3. Parameter kadar abu
yang larut dalam air terhadap berat Sejumlah 2 gram ekstrak
ekstrak awal pada masing-masing ditimbang dengan seksama dalam krus
ekstrak etanol daun kratom yang yang telah ditera, dipijarkan perlahan-
tumbuh di Kabupaten Kapuas Hulu dan lahan. Kemudian suhu dinaikan secara
ekstrak etanol daun kratom yang bertahap hingga 600 ± 25ºC sampai
tumbuh di Kabupaten Melawi. bebas karbon, selanjutnya didinginkan
Parameter Non-spesifik 3 dalam desikator, serta ditimbang berat
1. Parameter kadar air (Metode abu. Kadar abu dihitung dalam persen
Gravimetri) berat sampel awal.
Ditimbang sebanyak 1 gram 4. Kadar abu tidak larut asam
ekstrak dalam cawan yang telah Abu yang diperoleh dari
ditara. Dikeringkan pada suhu 105ºC penetapan kadar abu, didihkan dengan
selama 5 jam dan ditimbang. 25ml asam klorida P selama 5 menit,
2. Susut Pengeringan bagian yang tidak larut asam

78
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

dikumpulkan, disaring melalui kertas speciosa yang tumbuh di dua tempat


saring, bebas abu, dicuci dengan air tumbuh yang berbeda yaitu Kabupaten
panas, kemudian dipijarkan hingga Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi.
bobot tetap dan ditimbang, ditentukan Hasil maserasi ini diperoleh rendemen
kadar abu yang tidak larut asam dalam ekstrak daun kratom yang berasal dari
persen terhadap berat sampel awal. Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN 15,9133 %, sedangkan rendemen
Hasil Determinasi Tanaman ekstrak daun kratom yang berasal dari
Kabupaten Melawi sebanyak
Hasil determinasi tanaman kratom
19,9625%. Persentase rendemen
dilakukan di Herbarium Bogoriense,
menunjukan kemaksimalan dari pelarut
Pusat Penelitian Biologi LIPI,
yang digunakan untuk menyari.
Cibinong, Bogor. Hasil determinasi
Parameter Spesifik Simplisia dan
menunjukkan bahwa kedua sampel
Ekstrak Daun Kratom
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daun kratom jenis Mitragyna Adapun hasil standarisasi
speciosa (Korth.) dan suku Rubiaceae. simplisia daun kratom dapat dilihat pada
Tabel 1 sebagai berikut: Pengujian
HASIL STANDARISASI
parameter spesifik simplisia meliputi
SIMPLISIA DAN EKSTRAK DAUN
dengan mendeskripsikan bentuk, warna,
KRATOM
bau dan rasa 3. Simplisia yang diperoleh
Hasil Rendemen Ekstrak dari Kabupaten Kapuas Hulu

Pada penelitian ini digunakan


sampel berupa daun dari Mitragyna
Tabel I. Parameter Spesifik Organoleptis Simplisia dan Ekstra Daun Kratom
Hasil Rata-rata (%)
PARAMETER SPESIFIK Kabupaten Kapuas Hulu Kabupaten Melawi
Simplisia Ekstrak Simplisia Ekstrak

Kadar Senyawa Larut Air 0,8205 % 1,1033 % 1,0956 % 1,4095 %


Kadar Senyawa Larut Etanol 95% 1,2366 % 2,6769 % 1,7037 % 2,9199 %

79
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

memiliki bau khas kuat, rasa pahit dan senyawa larut air yang diperoleh dari
berwarna hijau kecokelatan, simplisia simplisia yang berasal dari Kapupaten
yang diperoleh dari Kabupaten Melawi Melawi sebesar 1,095% . Kadar
memiliki bau khas lemah, rasa pahit dan senyawa yang larut dalam etanol
berwarna hijau kekuningan. Sedangkan diperoleh kadar 1,7037%. Ini
ekstrak yang diperoleh dari Kabupaten menunjukan bahwa simplisia yang
Kapuas Hulu berupa ekstrak kental, berasal dari Kabupaten Melawi juga
tidak berbau, rasa sangat pahit dan lebih banyak terlarut dalam etanol
berwarna hitam kecoklatan, sedangkan dibandingkan dalam air.
ekstrak yang diperoleh dari Kabupaten Pengujian kadar senyawa larut
Melawi berupa ekstrak kental, tidak air dan larut etanol pada ekstrak masing-
berbau, rasa sangat pahit dan berwarna masing nilai yang diperoleh ekstrak
hitam pekat.. Adapun parameter daun kratom yang berasal dari Kapuas
simplisia dan ekstrak dapat dilihat pada Hulu yaitu 1,1033 % dan 2,6769 % .
tabel II. Hasil kadar senyawa Larut Air Sedangkan esktrak daun kratom yang
yang diperoleh dari simplisia daun berasal dari Kabupaten Melawi yaitu
kratom yang berasal dari Kapuas Hulu 1,4095 % dan 2,9199%. Pada pengujian
yaitu 0,8205% dan kadar senyawa larut ini terlihat bahwa ekstrak lebih larut di
etanolnya yaitu 1,0956%. Ini dalam etanol yaitu 2,6769 % dan 2,9199
menunjukan simplisia lebih banyak % sedangkan dalam air sebesar 1,1033
terlarut dalam etanol dibandingkan %. dan 1,4095 %.
dalam air. Sedangkan hasil kadar
Tabel II. Parameter Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Kratom

80
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032
Asal Tanaman
Parameter
Kabupaten Kapuas Hulu Kabupaten Melawi
Spesifik
Simplisia Ekstrak Simplisia Ekstrak
Organoleptis:
Serbuk Kasar Kental Serbuk Kasar Kental
Bentuk/Tekstur
Bau Bau khas kuat Tidak berbau Bau khas lemah Tidak berbau

Rasa Pahit Sangat Pahit Pahit Sangat Pahit

Hijau Hitam Hijau


Warna Hitam Pekat
Kecokelatan Kecoklatan kekuningan

Penetapan kadar ekstrak larut air penetuan parameter non spesifik


dan larut etanol bertujuan untuk simplisia dan ekstrak dapat dilihat pada
memperkirakan kadar senyawa aktif tabel III.
berdasarkan sifat polaritas. Penetapan Hasil pengujian kadar air simplisia yang
kadar senyawa larut air dan etanol diperoleh dari Kabupaten Kapuas Hulu
bukanlah hal yang terkait efek 10,4937 % dan dari Kabupaten Melawi
farmakologis namun adalah perkiraan 10,4734 %. Kadar air simplisia yang
senyawa-senyawa yang bersifat polar dipersyaratkan oleh BPOM adalah ≤
(larut air) dan senyawa aktif yang 10%. Hasil uji kadar air yang diperoleh
bersifat semipolar-nonpolar (larut > 10 % di atas batas yang merupakan
etanol). indikator bahwa simplisia dapat
Parameter Non Spesifik Simplisia ditumbuhi jamur. Sedangkan hasil
dan Ekstrak Daun Kratom pengujian kadar air ekstrak yang
Penentuan parameter non diperoleh dari Kabupaten Kapuas Hulu
spesifik simplisia meliputi kadar air, 3,6203 % dan dari Kabupaten Melawi
susut pengeringan, kadar abu dan kadar 3,4359 %.
abu tak larut asam. Adapun hasil dari
Tabel III. Parameter Non-Spesifik Simplisia dan Ekstrak Daun Kratom

Hasil Rata-rata (%)


Parameter
Kabupaten Kapuas Hulu Kabupaten Melawi
Non Spesifik
Simplisia Ekstrak Simplisia Ekstrak
Kadar Air 10,4937 % 3,6203 % 10,4734 % 3,4359 %
Susut Pengeringan 10,3940 % 3,5752 % 10,3488 % 3,4042 %
Penetapan Kadar Abu 5,173 % 5,8830 % 3,0116 % 4,3945 %

81
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

Kadar Abu Tak 0,0124 % 3,0834 % 1,5636 % 2,8673 %


Larut Asam

Ekstrak etanol daun kratom merupakan menguap sampai tinggal unsur mineral
ekstrak kental. Menurut Voigt 1994, (anorganik) saja. Hasil kadar abu
range kadar air tergantung terhadap simplisia yang berasal dari Kabupaten
jenis ekstrak, untuk ekstrak kental 3- Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi
30%. Hasil kadar air ektrak daun kratom diperoleh sebesar 5,173 % dan 3,0116
yang memenuhi persyaratan %, kadar abu tidak larut asam sebesar
meminimalisir kemungkinan ekstrak 0,0124 dan 1,5636 %. Sedangkan hasil
ditumbuhi jamur. kadar abu ekstrak yang berasal dari
Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten
Hasil pengujian susut
Melawi diperoleh sebesar 5,8830 % dan
pengeringan simplisia diperoleh dari
4,3945 %, kadar abu tidak larut asam
Kabupaten Kapuas Hulu sebesar
sebesar 3,0834 % dan 2,8673 %.
10,3940 % dan Kabupaten Melawi
Kecilnya kadar abu total yang
sebesar 10,3488 %. Sedangkan pada
dihasilkan pada simplisia dan ekstrak
ekstrak, hasil pengujian susut
menunjukan bahwa simplisia yang
pengeringan diperoleh dari Kabupaten
diperoleh dari proses pasca panen tidak
Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi
banyak mengandung mineral,
masing-masing sebesar 3,5752 % dan
sedangkan adanya kadar abu tidak larut
3,4042 % .Pemeriksaan parameter non
asam menunjukan adanya kotoran atau
spesifik selanjutnya adalah kadar abu
pasir yang terikut.
total dan kadar abu tidak larut asam.
KESIMPULAN
Kadar abu ditetapkan sebagai kadar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
anorganik (mineral) dalam simplisia
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dan ekstrak sedangkan kadar abu tidak
Nilai parameter standar simplisia dan
larut asam sebagai kadar anorganik
ekstrak etanol daun kratom Kabupaten
yang tidak larut asam.Pada tahap ini
kapuas hulu Organoleptis Simplisia
simplisia dan ekstrak dipanaskan pada
yang diperoleh memiliki bau khas kuat,
suhu 600oC hingga senyawa organik

82
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

rasa pahit dan berwarna hijau simplisia yang berasal dari Kapupaten
kecokelatan, esktrak kentak, tidak Melawi sebesar 1,095 % dan kadar
berbau, rasa sangat pahit dan berwarna senyawa yang larut dalam etanol
hitam kecokelatan, Kadar Senyawa 1,7037 %, esktrak daun kratom yang
Larut Air dan Etanol, Kadar senyawa berasal dari Kabupaten Melawi yaitu
Larut Air yaitu 0,8205 % dan kadar 1,4095 % dan 2,9199%.Kadar AirNilai
senyawa larut etanolnya yaitu 1,0956 %, hasil pengujian kadar air simplisia yang
kadar senyawa larut air dan larut etanol diperoleh dari Kabupaten Kapuas Hulu
pada ekstrak nilai yang diperoleh 10,4937 % dan dari Kabupaten Melawi
ekstrak daun kratom yaitu 1,1033 % dan 10,4734 %, susut pengering 3,4042 % .
2,6769 %, pengujian kadar air ekstrak Kadar Abu Tak Larut Asam 3,0116 %,
yang diperoleh 3,6203 %. susut UCAPAN TERIMA KASIH
pengeringan sebesar 3,5752 %, Kadar Pada kesempatan ini Penulis
Abu dan Kadar Abu Tak Larut Asam menyampaikan terima kasih kepada Ibu
5,173 % sedangkan simplisia yang Suhaimi, M.Farm., Apt selaku Dosen
diperoleh dari Kabupaten Melawi Pembimbing I dan Ibu Wilda
memiliki bau khas lemah, rasa pahit dan Wildaniah, S.Si selaku Dosen
berwarna hijau kekuningan, ekstrak Pembimbing II, Ayah, ibu dan seluruh
kental, tidak berbau, rasa sangat pahit keluarga yang telah memberikan do’a
dan berwarna hitam pekat. kadar dan dukungan Ibu Adhisty Kharisma
senyawa larut air yang diperoleh dari
Justicia, M.Sc., Apt selaku Direktur
akademi farmasi Pontianak.
DAFTAR PUSTAKA 2. Depkes RI .(1985). Cara Pembuatan
1. Kemenhut. (2013). ForPro,Majalah Simplisia. Jakarta; Depkes RI, hal 1-
Ilmiah Populer Bidang Keteknikan 22
Kehutanan dan Pengolahan Hasil 3. Departemen Kesehatan RI. (2000).
Hutan, Vol.2, No.1, Edisi Juni 2013, Parameter Standar Umum Ekstrak
ISSN:2301-8682, Pengembangan TumbuhanObat. Dirjen Pengawasan
Produk HHBK Berbasis Tanaman Obat dan Makanan.Volume1
Hutan,BPPK: Bogor, hal 24-25 :Jakarta, hal 3-5, hal 13-14, hal 17-40
(Diakses Pontianak tanggal 30 4. Depkes RI. (1995). Farmakope
Oktober 2015 pukul 20:22) Indonesia Edisi IV.

83
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 72-84 Rizka Febriani Lestari
issn cetak 2621-3184
issn online 2621-4032

DirektoratJendral Pengawasan Obat 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591.


dan Makanan : Jakarta. Hal: 7 Program Studi Farmasi, Jurusan
5. Eva, S. (2014). Skrining Fitokimia Biologi, Fakultas MIPA Universitas
Ekstrak Etanol Daun Gatak (Laportea Cenderawasih: Jayapura (Diakses
decumana (Roxb.) Wedd), Vol.11 No. pada
6. Pontianak, 29 November 2015 pukul 10. Robinson, T., (1995).
23:44) Kandungan organic tumbuhan tingkat
7. Harborne, J B. (1987). Metode tinggi.Bandung: Penerbit ITB.
Fitokimia, Penuntun Cara modern 11. Sumaryanto, A. (2009). Isolasi
menganalisistumbuhan. Penerbit ITB: Karakterisasi Senyawa Alkaloid Dari
Bandung, hal: 4, 47, 69, 102, 123, 234 Kulit Batang Tanaman Angsret
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis (Spathoda campanulata Beauv) Serta
Anorganik Kualitatif Makro dan Uji Aktivitas Biologisnya Dengan
Semimikro. Edisi kelima. Penerjemah: Metode Uji Brine Shrimp. Skripsi
Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Tidak Diterbitkan. Jurusan Kimia.
Jakarta: PT Kalman Media Pusaka. Fakultas MIPA. Malang: Universitas
8. Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Brawijaya. Diakses Pontianak, 8 Juni
Anorganik Kualitatif Makro dan 2016 pukul 18:06
Semimikro. Edisi kelima. Penerjemah: 12. Kristianingsih. (2005). Isolasi dan
Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Identifikasi Senyawa Triterpenoid dari
Jakarta: PT Kalman Media Pusaka. Akar Tanaman Kedondong Laut
9. McMurry, J. and R.C. Fay. 2004. (Polyscias fruticosa). Skripsi Tidak
McMurry Fay Chemistry. 4th edition. Diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia
Belmont, CA.: Pearson Education FMIPA Universitas Brawijaya.
International. (Diakses pada Pontianak, 8 Juni 2016
pukul 19:36)
13. Widyasari, A, R. 2008. Karakterisasi
dan Uji Antibakteri Senyawa Kimia
Fraksi n-Heksana dari Kulit Batang
Pohon Angsret (Spathoda
campanulata Beauv). Skripsi tidak
Diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia
Fakultas MIPA Universitas
Brawijaya. (Diakses Pontianak, 8 Juni
2016 pukul 18:17)
14. Halimah, N. (2010). Uji Fitokimia
dan Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman
Anting-Anting (Acalypha indica
Linn) Terhadap Larva Udang
(Artemia salina Leach). Skripsi
Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan
Kimia Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim. . (Diakses
Pontianak, 7 Juni 2016 pukul 19:01)

84

Anda mungkin juga menyukai