Tugas MK - Gizi Dan Kespro
Tugas MK - Gizi Dan Kespro
OLEH
KELOMPOK II
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA, kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan makalah ini yang
akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GIZI SEIMBANG BALITA
B. PRINSIP GIZI UNTUK BALITA
C. CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAGI BALITA
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN
E. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
F. MENU SEIMBANG BAGI BALITA
G. PRINSIP GIZI UNTUK ANAK REMAJA DAN DEWASA
H. KEBUTUHAN GIZI SEIMBANG
I. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP SISTEM REPRODUKSI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi Protein
(KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus.
Angka kejadian tertinggi terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas,
Mei 2005). Hal ini juga dikarenakan anak–anak berumur (0–5 tahun balita) adalah
termasuk golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).
Beberapa literatur mengungkapkan, bahwa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan
bahan makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi makan
yang benar sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan keluarga,
faktor kepadatan penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi (Kartasapoetra &
Marsetyo, 2002).
Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan
perilakunya dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dalam pemberian
makanan pada anak antara lain meliputi kualitas makanan, kuantitas makanan, saat
dan jadwal pemberian makanan serta cara memberikan makanan, termasuk
didalamnya membujuk anak untuk makan.Kekurangan gizi pada anak balita sejak
lahir hingga 3 tahun akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sel otaknya. Gizi
kurang pada usia dibawah 2 tahun akan menyebabkan sel otak berkurang 15 –20 %,
sehingga anak yang demikian, kelak kemudian hari akan menjadi manusia dengan
kualitas otak 80– 85 %, dan apabila nantinya harus bersaing dengan anak lain yang
berkualitas otak 100 % akan menemui banyak hambatan (Dinkes Jatim, 2005).
Pengetahuan dan sikap ibu yang kurang tentang makanan bergizi, bisa terlihat
dengan perilaku ibu yang tidak sesuai dengan kesehatan, diantaranya anak tidak
diperbolehkan makan protein dari hewani jika ada luka, Ibu tidak mau atau kurang
sabar didalam membujuk anak untuk mau makan. Bagi ibu yang habis melahirkan
ada larangan makan dengan menggunakan lauk dari protein hewani dan tidak boleh
makan sayur atau minum terlalu banyak, karena akan berakibat Air Susu Ibu akan
berbau amis dan lukanya tidak cepat sembuh ( Wiryo,2002).
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada remaja ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan
akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Gizi Seimbang Balita ?
2. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Balita ?
3. Bagaimana Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita ?
4. Apa-Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan ?
5. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan ?
6. Apa Saja Menu Seimbang Bagi Balita ?
7. Bagaimana Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa ?
8. Apa Saja Kebutuhan Gizi Seimbang ?
9. Bagaimana Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Gizi Seimbang Balita
2. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Balita
3. Untuk Mengetahui Cara Pengelolaan Makanan Bagi Balita
4. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
5. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Perkembangan
6. Untuk Mengetahui Menu Seimbang Bagi Balita
7. Untuk Mengetahui Prinsip Gizi Untuk Anak Remaja Dan Dewasa
8. Untuk Mengetahui Kebutuhan Gizi Seimbang
9. Untuk Mengetahui Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
(c) Protein
Umur Kebutuhan Protein
(g/kg BB/hari)
6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0
(d) Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam
jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan
arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang
dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-
kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
(e) Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang
menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia
yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya
bubur susu dan nasi tim.
(f) Vitamin dan mineral
(1) Umur 6-11 tahun
Ca : 0,6 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1200 mg
Vit B1 : 0,4 mg
Vit B12 : 0,5 mg
Vit B6 : 6 mg
Vit C : 25 mg
Vit D : 400 unit
(2) Umur 1-3 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 8 gr
Vit A : 1500 mg
Vit B1 : 0,5 mg
Vit B12 : 0,7 mg
Vit B6 : 8 mg
Vit C : 30 mg
(3) Umur 4-6 tahun
Ca : 0,5 gr
Fe : 10 gr
Vit A : 1800 mg
Vit B1 : 0,6 mg
Vit B12 : 0,9 mg
Vit B6 : 9 mg
Vit C : 40 mg
1. Gizi Seimbang Bagi Balita
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan
yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh
gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi
bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita
diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin)
akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita
justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh,
sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang
berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk
dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika
pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah
sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi
mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak
usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus,
seperti seng dan vitamin A.
2. Tujuan Gizi Bagi Balita
a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan
makanan untuk sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi
sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan
berbagai organ tubuh anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi
anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak
balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
C. CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAGI BALITA
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang
lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang,
protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup).
Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara
bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan
yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan
dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga.
Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat.
Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan
yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan
dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam
diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap
yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi
daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-
lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :
1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.
Pengolahan bahan makanan adalah tindakan mengolah bahan pangan atau
makanan dengan menggunakan teknik memasak yang tepat, yang meliputi :
a. Menggoreng
Bahan makanan yang digunakan untuk digoreng biasanya ayam goring
dengan bumbu crispy, ikan goring, tahu goring atau yang dicampur garam,
merica, tepung roti dan dibuat nugget, dan tempe goreng.
b. Mengukus
Makanan yang dikukus biasanya, ayam yang ditambah daun kemangi,
tomat, dan bumbu lainnya dan dibuat pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu,
dan pepes tempe.
c. Merebus
Teknik merebus seperti sayuran, wortel, buncis, kol, ayam atau daging dan
ditambah lain yang dibuat sayur sop.
d. Menumis
Bahan makanan yang ditumis biasanya sayuran hijau seperti kangkung yang
di tumis menggunakan bawah mrerah, bawang putih, garam, sedikit gula
putih dan sawi biasanya ditumis dengan tahu yang telah digoreng.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN
1. Pengaruh ibu
Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang mempengaruhi gizi di
bidang memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan.
2. Prasangka buruk
Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa mempengaruhi gizi,
misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan
cacingan.
3. Pantangan
Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi kebiasaan yang
mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang
biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.
4. Kesukaan yang berlebihan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang
mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal
kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.
5. Jarak kelahiran yang terlalu cepat
Jarak antara dua kelahiran yang terlalu rapat yaitu kurang dari 1
tahun.
6. Sosial ekonomi
Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi kurang pada
balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.
7. Penyakit pada anak
Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan terganggunya status gizi
balita
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh gangguan atau kelainan nafsu makan:
a. Anoreksia
Anoreksia adalah keadaan nafsu makan rendah atau sama sekali tidak ada.
Anoreksian disebabkan oleh berbagai faktor, berupa penyakit organis, sikologis,
atau pengaturan makanan yang kurang baik. Anoreksia yang menyertai penyakit
organis akan menghilangkan bila anak telah penyakit primernya. Berbagai
penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan
misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula karena
defisiensi gizi sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi penyebab
anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang sedang
mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa makan-makanan yang
tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena mungkin
merupakan segala sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksi mungkin
hanya bersifat sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari.
Anoreksia munkin bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih
menyukai jenis makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya
menyukai jenis makanan tertentu dan tudak bernafsu untuk mencoba makanan
baru, lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal
warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
1) Memperbaiki faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun
psikolosis.
2) Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan
yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
3) Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan
sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab
yang nyata dari anoreksia tersebut.
b. Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya
tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing,
dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun,
biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak
sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam
mulutnya.
Keadaan tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan
oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi
dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah
laku demikian sering disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor
termasuk eksterna. Pika mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi
gizi, mungkin pula pada penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri
pengawasan yang ketat agar penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin
berbahaya untuk kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi.
Selain itu kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat
digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya. Bila
terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
c. Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar
usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya.
Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol
karena kontaminasi.
d. Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari
perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau kebiruan.
Kelaiana ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan.
Penyebabnya mungkin terlalu banyak mengandung karbohidrat, gangguan emosi
an lain-lain.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas,
umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk
seorang bayi maupun anak balita.
E. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan sebagian oleh factor
keturunan, akan tetapi lingkungan juga mempunyai peran yang besar. Factor-faktor
lingkungan berperan dalam tumbuh kembang anak ialah masukan makanan (diet),
sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani, keadaan kesehatan.
Bagi pertumbuhan bayi yang penting tentunya pemberian makananyang kualitas
maupun kuantitasnya baik hingga bayi dapat tumbuh normal, tidak terlalu kurus akan
terjadi juga tidak kegemukan. Tiap kali bayi menderita sakit, seperti penyakit infeksi,
nafsu makannya akan berkurang sedangkan kebutuhan energy dan zat-zat meningkat
pada tiap infeksi, baik yang ringan maupun yang berat. Pengaruh
Status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:
B. SARAN
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat
dan seimbang. Jadi disarankan bagi para orang tua harus memperhatikan
makanan yang mengandung gizi untuk diberikan kepada balta.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11498398/Gizi_Seimbang_bagi_Balita
http://yupianfurba.blogspot.com/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-ballita.html
https://www.academia.edu/31979678/Makalah_Gizi_Balita
https://www.academia.edu/5412286/TUGAS_TINA_GIZI_REMAJA_N_DEWASA
https://dokumen.tips/amp/documents/gizi-seimbang-bagi-anak-remaja-dan-dewasa.html
http://www.depkes.go.id/