0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan provinsi Kalimantan Timur khususnya rumah adat dan pakaian adat. Rumah adatnya disebut Rumah Lamin yang memiliki ukuran besar dan luas serta dihuni oleh banyak orang. Pakaian adatnya beragam sesuai dengan suku-suku seperti Kutai, Dayak, dan Banjar yang mendominasi di provinsi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan provinsi Kalimantan Timur khususnya rumah adat dan pakaian adat. Rumah adatnya disebut Rumah Lamin yang memiliki ukuran besar dan luas serta dihuni oleh banyak orang. Pakaian adatnya beragam sesuai dengan suku-suku seperti Kutai, Dayak, dan Banjar yang mendominasi di provinsi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan provinsi Kalimantan Timur khususnya rumah adat dan pakaian adat. Rumah adatnya disebut Rumah Lamin yang memiliki ukuran besar dan luas serta dihuni oleh banyak orang. Pakaian adatnya beragam sesuai dengan suku-suku seperti Kutai, Dayak, dan Banjar yang mendominasi di provinsi tersebut.
Kalimantan Timur merupakan wilayah yang memiliki karakteristik khas dalam hal budaya. Berbagai pakaian adat dan suku-suku yang terkenal seperti Dayak, menjadi identitas yang melekat dan dikenang pada nama Kalimantan Timur. Namun selain itu, terdapat jenis budaya lain yang tetap terus melekat hingga saat ini. Budaya tersebut yakni rumah adat Kalimantan Timur. Rumah adat Kalimantan Timur dinamakan Rumah Lamin. Sebenarnya rumah ini asalnya merupakan rumah identitas milik Suku Dayak Kenyahk. Kemudian ditetapkan menjadi rumah tradisional oleh pemerintah pada tahun 1967. Bila anda amati sekilas saja, Rumah Lamin terlihat sangat besar dan luas. Lantai rumah yang terlihat sangat lapang, tentu mampu ditempati oleh banyak orang. Rumah Lamin memiliki nilai-nilai filosofis tersendiri yang terletak pada bagian-bagiannya. Ukiran khas pada bagian dinding, pagar, tangga, dan bagian rumah lainnya yang memiliki nilai filosofis tuah sebagai penolak bala.
Filosofi Rumah Adat Kalimantan Timur
Nilai filosofis lainnya adalah ukuran bangunan yang besar, yang menunjukkan masyarakat Dayak sebagai masyarakat yang hidup secara bersamaan dan dalam gotong-royong. Melihat karakter Rumah Lamin yang memiliki ukuran yang sangat besar dan lebar tersebut, tentu membuat anda penasaran untuk mengetahuinya lebih dalam. Bangunan dengan ukuran yang sangat luas tersebut menyimpan berbagai tanda tanya tentang bagaimana karakteristik Rumah Lamin yang khas. Untuk itu, akan dijelaskan karakteristik Rumah Lamin sebagai rumah adat Kalimantan Timur berikut ini:
Karakteristik Rumah Adat Lamin Begitu Unik
Rumah Lamin merupakan jenis rumah adat yang memiliki gambaran luar berupa rumah yang dibuat seperti panggung. Lantai Rumah Lamin berada di atas tiang penyangga yang berbentuk silindris atau tabung dengan jumlah yang banyak dan tersebar pada bagian bawah bangunan. Ukuran rumah ini adalah 300 m x 15 m x 3 m dan dapat menampung jumlah orang yang sangat besar, yakni hingga 100 orang. Secara keseluruhan, Rumah Lamin terbuat dari kayu ulin yang merupakan kayu khas Pulau Kalimantan yang terkenal sangat kuat dan tahan lapuk. Kayu ulin ini jika terkena air, maka akan menjadi lebih kuat hingga seperti besi. Rumah Lamin juga memiliki tangga yang mengantarkan pengunjung ke lantai rumah. Selain beberapa tiang yang menyangga lantai rumah, juga terdapat tiang yang menyangga atap rumah dengan bahan pembuatan yang sama. Itulah beberapa karakteristik Rumah Lamin sebagai rumah adat Kalimantan Timur yang berbentuk megah dan luas. Gaya rumah tersebut yang khas akan dideskripsikan lebih lanjut dalam ciri khas Rumah Lamin. Dengan mengetahui ciri khasnya, tentu gambaran mengenai Rumah Lamin sebagai rumah adat Kalimantan Timur akan bisa didapatkan secara menyeluruh. Berikut ciri khas dari rumah adat Kalimantan Timur yang menarik untuk diketahui.
Ciri Khas Rumah Lamin Sebagai Rumah Adat Kalimantan Timur
Ada beberapa ciri khas rumah adat Kalimantan Timur yang menarik untuk diketahui, yakni : a. Terdapat Ukiran Ciri khas yang pertama dan menonjol dari Rumah adat Kalimantan Timur ini adalah ukiran- ukiran etnik indah berupa gambar yang bermakna. Gambar-gambar yang diukir biasanya memiliki motif makhluk hidup. Seperti tampilan wajah manusia, tumbuhan, hewan, dll. Menurut kepercayaan setempat, ukiran-ukiran yang dibuat tersebut dapat menjaga keluarga yang menempatinya dari bahaya ilmu hitam yang sewaktu-waktu menyerang. b. Bahan Konstruksi Bahan-bahan konstruksi yang digunakan adalah kayu ulin, yang hanya bisa didapatkan di hutan Kalimantan. Kayu ulin merupakan kayu yang terbaik dan bersifat sangat kuat, serta tidak mudah lapuk. Kemudian bila terkena air, justru kayu ini bertambah keras dan kuat selayaknya besi. Oleh karena itu, banyak orang yang menjulukinya dengan kayu besi, yang mana dapat dengan efektif digunakan untuk penyangga lantai dan dinding. c. Warna Yang Khas Rumah Lamin memiliki ciri khas berupa warna-warna yang didesain kontras dan mampu menghiasi dasar dindingnya. Kuning, merah, hitam, biru, dan putih adalah warna-warna yang utama yang sering selalu digunakan dalam arsitektur Rumah Lanin ini. Dalam makna filosofis, merah adalah simbol keberanian, kuning adalah simbol kewibawaan, putih adalah simbol kebersihan jiwa, dan hitam adalah simbol keteduhan. d. Pembagian Ruangan Ruangan dalam Rumah Lanin ini dibagi menjadi 3 ruangan, yakni ruang tamu, ruang tidur, dan dapur. Wujud dari ruang tamu adalah ruang yang kosong dan panjang yang digunakan sebagai tempat menerima tamu atau ruang pertemuan adat. Ruang tidur yang dimiliki dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya, yakni laki-laki dan perempuan. Terdapat juga ruangan tidur yang khusus bagi pasangan yang telah resmi menikah. e. Tangga Dan Kolong Rumah Tangga dalam Rumah Lanin difungsikan untuk mengantar tamu/pengunjung ke lantai rumah. Karena bentuknya adalah panggung, maka sangat diperlukan penggunaan tangga untuk menghubungkannya dengan dasar tanah. Tangga pun juga dibuat dari kayu ulin, sehingga tidak mudah lapuk atau dimakan rayap Sedangkan kolong rumah merupakan ruangan terbuka di bawah rumah yang dihimpit oleh tiang- tiang penyangga yang tersebar di sepanjang bagian bawah lantai rumah. Kolong rumah biasa digunakan sebagai kandang sapi, kambing, atau kuda. Kolong rumah ini juga sering digunakan sebagai lumbung padi. f. Aksesoris Rumah Setiap rumah memiliki aksesoris rumah, demikian Rumah Lamin. Aksesoris rumah yang dimiliki pada umumnya adalah ornamen-ornamen tertentu serta kerajinan-kerajinan yang terbuat dari kayu. Aksesoris lain yang dimiliki dapat berupa bahan-bahan yang terbuat dari logam, seperti guci emas, senjata, dll. Bagi masyarakat Dayak kuno, mereka menambahkan patung-patung dewa yang mereka yakini sebagai penjaga rumah dari malapetaka. Itulah beberapa ciri khas rumah adat Kalimantan Timur yang unik dan menarik untuk diketahui. Rumah adat yang khas dengan bentuk fisik yang megah dan luas tentu memiliki arti budaya. Kebudayaan itu tentu membuat Kalimantan Timur sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang kental akan budaya. Rumah adat Kalimantan Timur perlu dilestarikan bersama agar tetap menjadi ikon utama untuk wilayah Kalimantan Timur.
2. Pakaian adat Kalimantan Timur
Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri segi budaya dan adat yang sangat menarik. Budaya dan Adat Kalimantan Timur terbilang beragam beragam dan cukup unik, Hal ini dapat terjadi karena pada provinsi ini ada banyak perpaduan dari berbagai suku yang ada. Suku-suku yang mendominasi masyarakat Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda ini adalah: Suku Kutai, Suku Dayak Dan Suku Banjar.
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Karena provinsi ini masyarakatnya terdiri dari beberapa suku, menyebabkan provinsi Kalimantan Timur in tidak hanya memiliki satu pakaian adat saja, melainkan beragam. Nama pakaian adat tersebut adalah : pakaian adat Kustin, pakaian adat sapei sapaq, pakaian adat dayak Ngaju, pakaian adat Bulan kurung, dan pakaian adat Bulang Burai King. a. Pakaian Adat Kustin Busana adat dengan sebutan Kustin ini adalah pakaian adat Kalimantan Timur yang bisanya dipakai oleh suku Kutai. Pakaian ini pada umumnya dikenakan oleh masyarakat golongan menengah ke atas sebagai busana resmi dalam upacara pernikahan pada jaman dahulu. Nama “Kustin” sendiri berasal dari bahasa kutai yang bermakna busana. Pakaian adat Kustin Kalimantan Timur ini pada umumnya dibuat dari bahan beludru dengan warna hitam. Lengan busana dibuat dengan model panjang dan kerahnya tinggi dengan bagian kerah dan dadanya berhiaskan pasmen. Untuk kaum pria, pakaian adat Kustin biasanya dipadukan dengan celana panjang hitam yang dipasangi dodot rambut bundar berhiaskan lambang wapen. Sedangkan untuk kaum wanitanya, busana adat Kustin dipakai dengan aksesoris berupa kelibun kuing yang dibuat dari sutera. Selain itu mereka juga akan menghias rambutnya dengan hiasan yang menyerupai aksesoris berupa sanggul pada adat jawa. b. Pakaian Adat Sapai Sapaq Suku Dayak Kenyah merupakan sub-suku Dayak mayoritas yang mendiami provinsi Kalimantan Timur. Sub-suku ini juga memiliki pakaian adat yang cukup terkenal. Pakaian itu bernama baju adat ta’a dan baju adat Sape sapaq. Baju adat ta’a adalah busana wanita suku Dayak Kenyah. Pakaian ini terdiri dari ta’ a yaitu sejenis ikat kepala yang dibuat dari duin pandan, baju atasan sapei inog, dan rok ta’a. Sedangkan pakaian adat Sapai Sapaq adalah busana untuk para laki-lakinya. Tidak jauh beda dengan ta a, Pakain adat Sapai Sapaq juga memiliki gaya yang sama. Perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada busana atasnya yang berupa seperti rompi, celana dalam ketat, serta aksesoris tambahan berupa senjata tradisional khas Kalimantan Timur yaitu Mandau. Corak pakaian adat Kalimantan Timur beraneka raga. Ada yang coraknya bergambar burung enggang dan harimau (corak khusus untuk bangsawan), dan corak tumbuhan (corak untuk rakyat jelata). c. Pakaian Adat Suku Dayak Ngaju Suku Dayak Ngaju sebenarnya bukanlah suku mayoritas di daerah Provinsi Kalimantan Timur. Tetapi, keunikan pakaian adat warisan kebudayaan mereka sangat disayangkan jika tidak kita dibahas. Suku Dayak Ngaju lebih banyak ditemukan mendiami daerah Kalimantan Tengah. Bagi kaum pria, pakaian tradisional mereka biasanya berbentuk kain penutup bagian bawah sebatas lutut, rompi, ikat kepala berhias bulu enggang, kalung manik-manik, ikat pinggang dan perisai kayu serta senjata tradisional mandau sebagai aksesoris pada pinggang. Sedangkan bagi kaum perempuan, busana adat tersebut berbentuk rok pendek, baju rompi, ikat kepala berhiaskan bulu enggang, ikat pinggang, kalung manik-manik dan gelang tangan. Untuk pembuatan pakaian adat tersebut, suku Dayak Ngaju pada umumnya memakai bahan- bahan alami berupa serat alam, kulit siren, atau kayu nyamun. Bahan ini lalu dibentuk sedemikian rupa dan dibubuhi warna dan ragam hias. Ragam hias yang dipakai dalam pakaian adat tersebut biasanya diilhami oleh keyakinan masyarakat di suku tersebut. d. Pakaian Adat Bulan Kurung Selain pakaian adat yang telah kami jelaskan, masih ada beberapa busana adat Kalimantan Timur lainnya, yaitu pakaian adat Bulan Kurung. Pakaian adat tersebut dibagi menjadi beberapa macam. Ada yang didesain tak berlengan, baju dengan lengan pendek (dokot tangan), dan baju dengan desain lengan panjang (lengke). Biasanya busana adat ini dipakai oleh para dukun. e. Pakaian Adat Bulang King Pakaian adat Kalimantan Timur yang lainnya adalah pakaian adat dengan sebutan Bulung Burai King. Busana ini biasanya dipakai pada saat upacara adat suku Dayak. Ciri khas yang mencolok pada baju ini terdapat pada hiasan manik-manik dan bulu burung yang dibentuk sedemikian rupa sehingga nampak lebih indah, rapi dan menarik.