Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH KDM

OBAT SISTEM KARDIOVASKULAR & HEMATOPOETIK

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HAFIZATUL HIKMAH

KELAS : XII B KEPERAWATAN

NO.ABSEN : 10

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SMK YARSI MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022


OBAT OBATAN SISTEM KARDIOVASKULAR & HEMATOPOETIK

A. Antidiuritik

Antidiuretik merupakan obat-obatan yang digunakan untuk menjaga


keseimbangan kadar air di dalam tubuh dengan cara menurunkan laju dan
volume urin yang dikeluarkan. Cara kerja ini mengadaptasi kinerja hormone
antidiuretik (ADH) atau vasopressin yang secara alami diproduksi oleh kelenjar
hipofisis posterior otak.

2.Minirin

Minirin adalah obat antidiuretik berbentuk tablet yang di produksi oleh Abbott Indonesia.
Obat ini mengandung Desmopressin acetate yang di indikasikan untuk mengontrol
peningkatan pengeluaran urin, sehingga keseimbangan cairan di dalam tubuh tetap
terjaga. Desmopresin meningkatkan adenosin monofosfat siklik (cAMP) dalam sel
tubular ginjal yang meningkatkan permeabilitas air, sehingga mengurangi volume urin
dan meningkatkan osmolalitas urin.

Kandungan

Kandungan: Desmopressin acetate 0.1 mg; Desmopressin acetate 0.2 mg


Dosis & Cara Penggunaan Minirin
Minirin merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk
pembelian serta penggunaannya.

1. Diabetes Insipidus Sentral

 Dosis awal: 0.1 mg 3 x sehari.

 Dosis harian: 0.2-1.2 mg.

 Regimen dosis optimal: 0.1-0.2 mg 3 x sehari.  

2. Enuresis Nokturnal Primer

 Dosis awal: 0.2 mg sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan hingga 0.4 mg
jika dosis tidak cukup efektif.

3. Nocturia

 Dosis awal: 0.1 mg sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan menjadi 0.2
mg dan kemudian menjadi 0.4 mg setiap minggu jika dosis tidak cukup efektif.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping Minirin


Efek samping penggunaan Minirin yang mungkin terjadi adalah:

 Hiponatremia (kadar natrium dalam darah kurang dari normal)

 Sakit kepala.

 Mual / muntah.

 Penurunan serum natrium.

 Penambahan berat badan.

 Kejang, pusing, edema perifer, sering buang air kecil di siang hari, sakit perut,
mulut kering.

Overdosis
 Gejala: retensi urin (tertahannya urine di dalam kandung kemih) dan
hiponatremia (kadar natrium darah rendah).

 Pengobatan: Meskipun pengobatan hiponatremia harus dilakukan secara


individual, rekomendasi umum berikut dapat diberikan. Hiponatremia asimtomatik
diobati dengan menghentikan pengobatan desmopresin dan pembatasan cairan.
Infus natrium klorida isotonik atau hipertonik dapat ditambahkan pada kasus dengan
gejala. Jika retensi air parah (kejang dan pingsan) pengobatan dengan furosemid
harus ditambahkan. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh
tenaga medis profesional.

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:

 Pasien yang hipersensitif

 Pasien dengan kondisi polydipsia kebiasaan atau psikogenik (produksi urin> 40


mL / kg / 24 jam)

 Penderita insufisiensi jantung yang diketahui atau diduga, dan kondisi lain yang
membutuhkan terapi dengan diuretik

 Sindrom sekresi ADH yang tidak tepat, hiponatremia yang dikenal, insufisiensi
ginjal sedang sampai berat

Interaksi Obat

 Meningkatan risiko akumulasi cairan abnormal dalam tubuh jika di berikan


bersamaan dengan TCA, SSRI, klorpromazin, karbamazepin, loperamid, obat-obatan
yang memperlambat saluran usus, dan beberapa preparat obat anti inflamasi non
steroid.

 Penyerapan menurun jika di berikan bersamaan dengan dimetikon.

Peringatan

Minirin terserap ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Tetap konsultasikan pada dokter


sebelum mengkonsumsi obat ini.
3.VASOPRESIN
Vasopressin atau vasopresin adalah obat untuk menangani diabetes insipidus. Obat ini
akan membantu mengurangi frekuensi buang air kecil dan mengontrol rasa
haus. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan dalam pengobatan perdarahan varises
esofagus.
Vasopressin bekerja dengan cara mengurangi jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal
dan membantu menyempitkan (vasokonstriksi) pembuluh darah, sehingga mempu
membantu mengatur frekuensi dan jumlah urine yang keluar.

Peringatan
Vasopressin tidak boleh digunakan sembarangan. Sebelum menggunakan obat ini,
Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
 Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vasopressin tidak boleh
digunakan oleh pasien yang alergi dengan obat ini.

 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung
koroner, penyakit ginjal, asma, migrain, epilepsi, kejang, atau edema.

 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk
herbal tertentu.

 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.

 Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat, efek samping serius, atau
overdosis setelah menggunakan vasopressin.

Dosis dan Aturan


Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan
kondisi yang dialami pasien. Vasopressin hanya tersedia dalam bentuk suntik dan bisa
disuntikkan ke pembuluh darah (intravena/IV), ke otot (intramuskular/IM), atau ke
bawah kulit (subkutan/SC).
Berikut ini adalah pembagian dosis vasopressin berdasarkan kondisi yang ingin diobati:

 Kondisi: Diabetes insipidus
Dosis 5–20 unit, diberikan secara SC/IM, 2–3 kali sehari.

 .Kondisi: Perdarahan varises esofagus
Dosis 20 unit, dilarutkan dalam infus 100 ml glukosa 5% selama 15 menit.

Cara Menggunakan Vasopressin dengan Benar


Vasopressin akan disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan
dokter. Obat ini akan disuntikkan ke pembuluh darah (intravena/IV), ke otot
(intramuskular/IM), atau di bawah kulit (subkutan/SC).
Selama menjalani terapi dengan vasopressin, dokter akan menentukan jumlah cairan
yang harus Anda konsumsi, untuk menghindari kelebihan atau kekurangan cairan.
Selain itu, Anda juga akan rutin menjalani pemeriksaan rekam jantung atau EKG untuk
memantau fungsi jantung. Ikuti anjuran dokter selama menjalani terapi dengan
vasopressin.
Interaksi dengan Obat Lain 
Penggunaan vasopressin bersama obat lain dapat menimbulkan efek interaksi obat, di
antaranya:

 Peningkatan efektivitas vasopressin jika digunakan dengan carbamazepine,


fludrocortisone, chlorpropamide, clofibrate, atau obat golongan antidepresan
trisiklik

 Penurunan efektivitas vasopressin jika digunakan dengan demeclocycline,


noradrenaline, lithium, atau heparin

 Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung, yaitu sindrom


pemanjangan interval QT jika digunakan dengan dolasetron, clozapine,
atau amiodarone

 Peningkatan risiko terjadinya retensi cairan dan rendahnya kadar natrium di


dalam darah jika digunakan dengan indomethacin atau ibuprofen

Efek Samping dan Bahaya


Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan vasopressin adalah:

 Pucat

 Mual atau muntah

 Kram perut atau kembung

 Keringat berlebihan

 Gemetar

 Sakit kepal

4.INDOMETHACHIN
Indomethacin adalah obat digunakan untuk meredakan peradangan dan rasa
nyeri. Indomethacin bisa digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada saat haid
(dismenore), nyeri akibat radang sendi (arthritis), dan nyeri pada penyakit asam
urat.
Peringatan
Indomethacin tidak boleh digunakan tanpa resep dokter. Sebelum menggunakan obat
ini, ada beberapa hal yang Anda perlu perhatikan:

 Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap indomethacin atau obat
golongan NSAIDs lain, seperti ibuprofen dan naproxen.

 Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin, selama


menjalani pengobatan dengan indometacin, karena obat ini dapat membuat
pusing.

 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama Anda menjalani pengobatan


dengan indomethacin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
saluran pencernaan.

 Indomethacin dapat membuat kulit Anda lebih sensitif terhadap paparan sinar
matahari. Hindari melakukan aktivitas yang membuat Anda terpapar sinar
matahari langsung selama menjalani pengobatan dengan obat ini.

 Jangan menggunakan indomethacin pada pasien yang akan menjalani


prosedur operasi CABG.

 Beri tahu jika Anda menderita asma, penyakit hati, penyakit


jantung, hipertensi diabetes, maag, penyakit asam lambung, tukak lambung,
stroke, gangguan pembekuan darah, penyakit Parkinson, penyakit ginjal,
atau gangguan mental.

 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen vitamin, atau
produk herbal tertentu.

 Beri tahu dokter jika Anda hendak menjalani prosedur operasi termasuk operasi
gigi.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau
menyusui.

 Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan


indomethacin, segera temui dokter.

Dosis dan Aturan


Dosis indomethacin yang diberikan dokter berdasarkan usia dan kondisi yang ditangani.
Berikut penjelasan dosis dan aturan pakai indometacin:          
Tujuan: Meredakan nyeri pada akibat gangguan otot dan sendi
Sediaan: Obat minum (kapsul)

 Dewasa: 25 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 150–200 mg
per hari

Sediaan: Obat suppositoria

 Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari, dimasukkan ke dalam anus pada malam hari.
Jika diperlukan, dosis dapat diulang kembali pada pagi hari

Tujuan: Mengobati nyeri haid (dismenore)


Sediaan: Obat minum

 Dewasa: 75 mg per hari

Tujuan: Meredakan nyeri pada penyakit asam urat (gout)


Sediaan: Obat minum
Dewasa: 150–200 mg per hari dibagi ke dalam beberapa dosis
Tujuan: Mencegah pengecilan pupil (miosis) saat operasi mata

Cara Penggunakan
Gunakan indometacin sesuai dengan saran dokter dan baca informasi pada kemasan.
Indomethacin dalam bentuk kapsul sebaiknya ditelan bulat-bulat pada saat atau setelah
makan untuk mencegah timbulnya efek samping, seperti gangguan pencernaan.
Lama penggunaan indomethacin akan ditentukan oleh dokter, sesuai dengan kondisi
pasien. Obat ini bisa digunakan dalam jangka pendek mau pun jangka panjang.
Konsumsi indomethacin pada jam yang sama tiap hari agar lebih efektif. Jika lupa
mengonsumsi indomethacin disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat,
bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Indomethacin dalam bentuk suntikan akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di
bawah pengawasan dokter.
Indomethacin dalam bentuk suppositoria perlu dicelupkan ke dalam air sebelum
digunakan. Jangan buang air besar setidaknya hingga 1 jam sejak Anda memasukkan
suppositoria ke anus.
Jika menggunakan tangan kanan untuk memasukkan suppositoria ke dalam anus,
baringkan tubuh ke kiri. Tahan obat di dalam anus selama beberapa saat. Tunggu
hingga 15 menit sebelum Anda kembali beraktivitas.
Simpan indomethacin dalam kemasannya pada suhu ruangan, terhindar dari sinar
matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi I dengan Obat Lain


Indomethacin dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan oleh obat-obatan lain, di
antaranya:

 Peningkatan kadar methotrexate atau probenecid dalam darah

 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan


obat antikoagulan, seperti warfarin

 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal akibat efek kerja yang berlawanan
jika digunakan bersama obat ACE inhibitor, seperti captopril, enapril, atau
lisinopril.

 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama suplemen


vitamin K atau diuretik hemat kalium

 Penurunan efektivitas dari furosemide, hydralazine, diuretik jenis thiazide, serta


penghambat beta, seperti atenolol, propranolol, dan oxyprenolol

 Peningkatan risiko terjadinya efek samping haloperidol


Efek Samping dan Bahaya 
Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi atau
menggunakan indometacin. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain:

 Sakit perut

 Mual dan muntah

 Diare

 Penyakit asam lambung

 Dispepsia

 Sakit kepala atau pusing

 Sangat mengantuk
B.Vasolidator Periver & Activator Serebral

2. Sonamin kaplet 

Sonamin kaplet digunakan untuk mengatasi alergi. Obat ini merupakan obat


keras yang harus menggunakan resep dokter. Sonamin mengandung
dexamethasone dan dexchlorpheniramine maleate.

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi alergi yang membutuhkan terapi dengan kortikosteroid.


Komposisi obat

 Dexamethasone 0,5 mg.

 Dexchlorpheniramine Maleate 2 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa dan anak 12 tahun keatas: 1-2 kaplet sebanyak 4 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesudah makan dan sebelum tidur. Setelah penyakitnya membaik, dosis

obat diturunkan secara bertahap dan bila mungkin dihentikan.

Efek samping obat

 Gangguan pada otot:

o Lemas.

o Kelainan otot karena induksi steroid (miopati steroid).

o Pengeroposan tulang (osteoporosis).

o Fraktur osteonekrosis.

o Fraktur kompresi vertebra patologik pada tulang panjang.

 Gangguan pencernaan:

o Luka pada lambung (tukak lambung) dengan kemungkinan perforasi dan


pendarahan.

o Peradangan pada pankreas (pankreatitis).

o Peradangan pada lapisan kerongongan (esofagitis ulseratif).


Perhatian Khusus

 Pasien yang mengonsumsi alkohol atau obat penekan sistem saraf pusat (SSP).

 Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus).

 Penggunaan kortikosteroid dapat menekan gejala gejala klinis dari suatu


penyakit infeksi.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

 Infeksi jamur sistemik.

 Pasien yang alergi terhadap komponen bahan obat ini

Kegunaan Sonamin
Sonamin digunakan untuk mengobati alergi yang membutuhkan terapi dengan
kortikosteroid

Dosis & Cara Penggunaan Sonamin


Sonamin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada
setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. 

 Dewasa dan anak-anak usia > 12 tahun: 1 - 2 kaplet, diminum 4 kali sehari
sesudah makan dan sebelum tidur. Setelah penyakitnya mengalami perbaikan, dosis
sonamin harus diturunkan secara bertahap dan bila mungkin dihentikan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping Sonamin


Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Sonamin, antara lain:

 Gangguan pada otot

 Osteoporosis

 Tukak lambung (dengan kemungkinan perforasi dan perdarahan)

 Pankreatitis dan esofagitis ulseratif

 Kemerahan pada wajah


 Keringat bertambah

Kotraindikasi

 Tidak digunakan pada pasien hipersensitif terhadap kandungan dalam obat

 Tidak digunakan pada penderita infeksi jamur sistemik

Interaksi Obat

Belum ada interaksi obat yang dilaporkan.

3.Serolin Tablet 30 mg

Serolin merupakan obat yang digunakan untuk memperbaikan dan menormalkan


gangguan di sirkulasi otak dan menurunkan tekanan darah. Serolin mengandung zat
aktif Nisergolin yaitu obat golongan agonis alfa pusat yang bekerja pada otak (kerja
sentral) menstimulasi sel alfa adrenolitik supaya dapat melemaskan pembuluh darah
dan mengurangi denyut jantung dan tekanan darah menjadi turun.
Indikasi / Manfaat / Kegunaan :

Pengobatan kardiovaskuler untuk gangguan vaskulo-metabolik serebral akut dak kronik


(trombosis, emboli, gangguan sirkulasi) gangguan vaskulo-metabolik perifer akut dan
kronik

Komposisi

Nisergolin 30 mg

Dosis

2-3 x sehari 30-60 mg

Penyajian

Sebelum makan

Cara Penyimpanan

Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari

Perhatian

Hipersensitifitas

Efek Samping

Gangguan gastrointestinal, sensani panas pada wajah, mengantuk, insomnia


4.Vascuprax Tablet 200mg
Vascuprax adalah obat dengan kandungan naftidrofuryl oxalate yang berfungsi untuk
membantu mengobati gangguan pembuluh darah perifer, seperti nyeri saat istirahat dan
kejang pada malam hari.
Kandungan Vascuprax 200 mg
Naftidrofuryl oxalate

Dosis Penggunaan Vascuprax 200 mg

 Dewasa dan usia lanjut : 3 x sehari 1 tablet

 Gangguan pembuluh darah perifer : 3 x sehari 1 tablet

 Gangguan pembuluh daah otak : 3 x sehari 1/2 tablet

 Lama terapi minimal 3 bulan

Cara Menggunakan Vascuprax 200 mg


Berikan bersama dengan makanan dengan segelas air

Cara Penyimpanan Vascuprax 200 mg


Simpan di tempat sejuk dan kering, serta terhindar dari paparan sinar matahari
langsung

Efek Samping Vascuprax 200 mg

 Mual
 Nyeri epigastrik

 Ruam kulit

Kemasan Vascuprax 200 mg
1 strip x 10 tablet

Kontraindikasi Vascuprax 200 mg
Hindari penggunaan pada penderita:

 Insufisiensi jantung

 Gangguan konduksi

 Insufisiensi ginjal atau hati

Anda mungkin juga menyukai