Anda di halaman 1dari 9

F3

1. Edukasi pilihan KB di Puskesmas Balowerti

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah di bidang kependudukan yang masih
tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit
usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan
penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan
dengan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB).
Masukkkan jenis2 kontrasepsi yang ada

PERMASALAHAN
Beberapa ibu-ibu sering lupa mengkonsumsi pil KB atau terlalu takut untuk menggunakan
KB, hal ini dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak direncanakan.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Dilakukan edukasi KB implant, pemeriksaan dilakukan lengkap mulai dari anamnesis hingga
pemeriksaan fisik lalu dilakukan pemasangan KB implant jika memungkinkan.

PELAKSANAAN
Edukasi KB dilakukan di KIA Puskesmas Balowerti pada tanggal 7 Januari 2021

MONITORING DAN EVALUASI


Setelah dilakukan pemasangan implant, pasien diberi buku KB, dan disarankan kontrol saat
ada keluhan untuk evaluasi.

2.
Judul
Stunting serta dampaknya untuk perkembangan balita

Latar belakang
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber
daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia
terutama masalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) pada balita serta masalah anemia dan
kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil ini dapat
menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan kekurangan gizi pada balita, termasuk
stunting. Muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku
pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi
yang kurang baik. 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting (pendek) (RISKESDAS 2013)
Permasalahan
1. Masyarakat belum paham mengenai pengertian stunting
2. Masyarakat belum paham mengenai penyebab dari stunting
3. Masyarakat belum paham mengenai pengelolaan dan pencegahan dari stunting
4. Masalah peran serta dari nakes dan kader desa dalam hal stunting

Perencanaan
Pemberian materi serta penyuluhan tentang stunting serta dampaknya untuk perkembangan balita
dilakukan di halaman puskesmas Dokter Internsip Puskesmas Balowerti. Kegiatan penyuluhan ini
ditujukan pada ibu balita yang akan melakukan imunisasi.Pada penyuluhan ini menggunakan metode
oral presentasi beserta video tentang Stunting serta dampaknya untuk perkembangan balita.

Pelaksanaan
Nama Peserta : dr. Zavira Pramasita
Tujuan Penyuluhan :
1. Agar masyarakat mengetahui mengenai pengertian stunting
2. Agar masyarakat mengetahui penyebab dari stunting
3. Agar masyarakat mengetahui pengelolaan dan pencegahan dari stunting
4. Agar mengetahui bagaimana peran serta dari nakes dan kader desa dalam hal stunting

Waktu : 08.00-Selesai
Tempat : Halaman puskesmas balowerti
Jumlah Peserta 20

Monitoring dan evaluasi


Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui dan mencegah stunting

3.
ANC

Latar belakang

Dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu, pemerintah bertanggung jawab


agar setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
mulai sejak hamil, persalinan, perawatan pasca persalinan (nifas) serta kesehatan
bayi baru lahir. Kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) yang
diperoleh ibu hamil akan mempengaruhi kesehatan ibu beserta janinnya, bayi yang
akan dilahirkan serta kesehatan ibu nifas (Kementerian Kesehatan, 2010)
.Pelayanan antenatal care (ANC) diharapkan dapat mendeteksi adanya faktor
risiko, serta pencegahan dan penanganan komplikasi. Menurut (Hunt and Mesquita,
2010) apabila ibu hamil tidak melaksanakan ANC selama kehamilan, maka risiko
terjadinya komplikasi persalinan menjadi lebih besar. Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar, diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI).
Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih
memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, gestosis dan anestesia. Angka kematian ibu dan bayi
di Indonesia masih tinggi yaitu angka kematian ibu rata-rata 307/100.000 kelahiran hidup
sedangkan target dari Millenium Development Goals 2015 adalah 102/100.000 kelahiran
hidup. Sementara untuk angka kematian bayi sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup. Adapun
target dari MDGs 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu
dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi
pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur. Pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal
dilakukan dengan memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi
kehamilan.

Permasalahan

Identitas Pasien :

Nama : Ny. S
Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pakelan
Tanggal Periksa : 16 April 2021

S:

Keluhan utama : Kontrol rutin kehamilan

RPS :

Pasien datang karena ingin kontrol kehamilan secara rutin. Pasien rutin kontrol
kehamilan di puskesmas sejak usia kandungan 4 minggu dan pernah periksa usg sebanyak 2x
saat UK 18-19 minggu dan UK32-33. Saat ini pasien merasa kadang perut terasa kencang-
kencang namun hanya beberapa saat saja. Tidak pernah keluar cairan dari kemaluan, tidak
pernah keluar darah dari kemaluan, tidak ada Riwayat mual ataupun muntah, tidak ada
keluhan pusing, tidak ada keluhan mata kabur. Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga.

RPD : tidak ada

RPO :,Fe 1x1 dan Calc 1x1

RPK : Tidak ada yang mengalami keluhan serupa di keluarga

RPS : Pasien tinggal di rumah bersama Suami dan anaknya, tidak menggunakan kontrasepsi

R. Alergi : riwayat alergi disangkal, riwayat alergi di keluarga disangkal

R. Obstetri :
1. Laki-laki / Lahir pervaginam lahir ditolong bidan / BB 3010 / PB 51cm / usia 5tahun

2.Perempuan/ Lahir pervaginam lahir ditolong bidan / BB 3040 / PB 52cm / usia 2tahun

O:

Kesadaran : CM

GCS:456, meningeal sign (-), pupil isokor

KU : Baik

BB : 69kg

TB : 158 cm

TD : 127/72

N : 84

RR : 20

Temp : 36.3

K/L : A-/I-/C-/D-, Tidak didapatkan pembesaran kelenjar

Thorax : Simetris +

- Paru : ves|ves, Rhonki -|-, Wheezing -|-, tidak didapatkan pemakaian otot napas bantu

- Jantung : S1S2 tunggal reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen : soepel, BU (+) normal, tidak ada meteorismus,

Ekstremitas : Akral hangat, kering, merah. CRT <2", tidak didapatkan edema, tidak
didapatkan parese, turgor dalam batas normal

Status Obstetri

HPHT : 10 Agustus 2020

HPL : 17 Mei 2021

LILA : 24cm

TFU : 28cm

DJJ : 146
Letak : membujur

Presentasi : Kepala

HIS : tidak ada

Gerak : aktif

A: Diagnosis : G3P2002 UK 36-37 Minggu

Perencanaan
1. Terapi non medikamentosa
2. Terapi medikamentosa

Pelaksanaan
1.Terapi non medikamentosa
- Hindari aktivitas berat dan perjalanan yang jauh
- Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan banyak minum air putih
- Hindari konsumsi kafein dan alcohol
- Kontrol tiap 2 minggu
2. Terapi medikamentosa
- Calc tab 1x1
- Fe Tab 1x1

KIE :
segera ke RS jika mengalami pendarahan atau keluar cairan banyak atau perut
terasa kencang-kencang dalam 10 menit 3-4x
Monitoring
Pasien diminta untuk kontrol 2 minggu lagi karena usia kehamilan 36-37 minggu
dan sudah mendekati HPL

4.
Judul :
ASI EKSKLUSIF
Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung dari payudara
seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, praktis, murah
dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis
ASI terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum
adalah susu yang keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan mengandung protein tinggi
dan sedikit lemak. Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim
pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi
berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, kartinin dan
mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama
sekali tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Komposisi
ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu.

Kadangkala ibu mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, mengenai
cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui. Proses pemberian ASI bisa saja mengalami hambatan dikarenakan produksi ASI
berhenti. Hambatan dalam pemberian ASI eksklusif antara lain ASI keluar sedikit, ibu takut
payudara turun, dan ibu bekerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
eksklusif antara lain faktor pengetahuan, faktor meniru teman, faktor sosial budaya, faktor
psikologis, faktor fisik ibu, faktor perilaku, faktor tenaga kesehatan.

Pemberian ASI eksklusif selain bermanfaat bagi bayi juga bermanfaat bagi ibu diantaranya
sebagai kontrasepsi alami saat ibu menyusui dan sebelum menstruasi, menjaga kesehatan ibu
dengan mengurangi risiko terkena kanker payudara dan membantu ibu untuk menjalin ikatan
batin kepada anak. Pemberian ASI dapat membantu mengurangi pengeluaran keluarga karena
tidak membeli susu formula yang harganya mahal. Proses pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain pada bayi berumur 0–6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif yang
dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh
ibu yaitu ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi ASI
selama paling sedikit 6 bulan pertama dalam kehidupan seorang bayi dan dilanjutkan dengan
makanan pendamping yang tepat sampai usia 2 tahun dalam rangka menurunkan angka
kesakitan dan kematian anak.
Permasalahan
Kurangnya pengetahuan Ibu hamil dan Ibu menyusui mengenai pentingnya ASI Eksklusif
Perencanaan

Kegiatan penyuluhan ASI EKSKLUSIF dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Januari 2021, di Puskesmas
Balowerti, dengan pelaksana dokter Internsip di Puskesmas Balowerti November 2020-februari
2021. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian informasi dalam bentuk penyuluhan dan tanya
jawab mengenai ASI EKSKLUSIF. Sasaran kegiatan adalah Ibu hamil pengunjung poli KIA pada
waktu tersebut. Metode yang digunakan pelaksana adalah ceramah dan tanya jawab.

pelaksanaan
Nama Peserta : dr. Zavira Pramasita
Tema Kegiatan : Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
Tujuan Kegiatan : Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI dan peran penting gizi bagi masa depan anak.
Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif kepada
Ibu hamil sehingga informasi ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat serta dapat meningkatkan
gizi bayi melalui ASI

Waktu : Pukul 08.00 – 09.00


Tempat : Puskesmas Balowerti
Jumlah Peserta : 15 orang

Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Balowerti pada hari
Rabu, 27 Februari pukul 08.00-09.00 WIB

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Respon peserta baik dengan mendengarkan materi
yang disampaikan dan memberikan pertanyaan terhadap pemateri. Dengan dilakukan
penyuluhan ini diharapkan peserta yaitu ibu-ibu dapat memahami akan pentingnya pemberian
ASI eksklusif setelah proses persalinan.

5.
Judul
PENYULUHAN tentang 1000 HPK

Latar belakang
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) merupakan indikator keberhasilan pembangunan suatu
bangsa. IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Indikator kesehatan
meliputi angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi, dan usia harapan hidup. Menurut
UNDP pada tahun 2013, IPM Indonesia tahun 2012 berada di peringkat 121 dari 187 negara. Hal ini
menunjukkan jika kesehatan gizi merupakan salah satu fokus utama untuk meningkatkan tiga aspek
tersebut. Dalam meningkatkan aspek pendidikan dan aspek ekonomi dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas yaitu memiliki fisik yang tangguh, mental
yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas dapat membantu keberhasilan suatu bangsa. Sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan aset yang mendukung keberhasilan pembangunan suatu
negara dengan meningkatkan aspek ekonomi suatu Negara. Oleh sebab itu pemerintah
bertanggungjawab akan SDM yang berkualitas, yang tidak dapat terlepas dari peran gizi. Asupan
makanan dengan gizi yang tepat dan seimbang sangat dibutuhkan agar janin bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Demi mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk
dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih di dalam kandungan atau
yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase
kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari). Seribu hari pertama kehidupan telah
disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak
saat perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan
kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di
kemudian hari. Perbaikan gizi yang baik selama periode 1000 hari pertama kehidupan sangat penting
untuk masa depan kesehatan, kesejahteraan dan kesuksesan anak. Gizi yang tepat pada periode ini
memberi dampak besar pada kemampuan anak untuk tumbuh, belajar, dan bangkit dari
keterpurukan. Periode 1000 HPK secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas
kehidupan yang sering disebut sebagai periode emas. 1000 HPK merupakan periode sensitif karena
dampak yang ditimbulkan akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak
hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasan, dan pada
usia dewasa akan terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak
kompetitif berakibat pada rendahnya produktivitas dan ekonomi.
Permasalahan gizi yang masih terjadi di Indonesia harus segera diatasi mengingat dampaknya yang
sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Masalah gizi yang terjadi pada kelompok 1000
HPK saat ini semakin memprihatinkan, baik masalah gizi pada ibu hamil maupun pada balita. Adapun
masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia.
Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013 prevalensi ibu hamil KEK usia 15-19 tahun adalah
38,5% dan prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu 37,1%. Hal ini berbanding lurus dengan semakin
meningkatnya masalah gizi pada balita yaitu terdapat 19,6 % balita gizi kurang dan 37,2% balita
pendek (stunting). Puskesmas Balowerti sebagai salah satu puskesmas di Jawa Timur juga kerap kali
menemukan kasus – kasus gizi kurang baik pada ibu hamil maupun padaa balita. Hal tersebut banyak
terjadi karena ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya gizi dalam periode 1000 HPK. Oleh
karena itu, penyuluhan mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan kepada kader sebagai bagian dari
masyarakat perlu untuk dilakukan dalam rangka memperbaiki gizi ibu hamil dan balita di wilayah
Puskesmas Balowerti

Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan yaitu :
1. Masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu yang memiliki balita, belum mengetahui tentang
1000 HPK.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai asupan gizi yang baik dan benar bagi ibu
hamil dan balita.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai peran penting gizi bagi ibu hamil dan balita
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia ke depannya.

Perencanaan

Kegiatan penyuluhan 1000 HPK dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Januari 2021, di Puskesmas
Balowerti, dengan pelaksana dokter Internsip di Puskesmas Balowerti November 2020-februari
2021. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian informasi dalam bentuk penyuluhan dan tanya
jawab mengenai 1000 HPK. Sasaran kegiatan adalah Ibu hamil pengunjung poli KIA pada waktu
tersebut. Metode yang digunakan pelaksana adalah ceramah dan tanya jawab.

pelaksanaan
Nama Peserta : dr. Zavira Pramasita
Tema Kegiatan : Penyuluhan tentang 1000 HPK
Tujuan Kegiatan : Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang 1000 HPK dan peran penting gizi bagi masa depan anak. Tujuan
khusus dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang 1000 HPK kepada para
kader sehingga informasi ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat serta dapat meningkatkan gizi
ibu hamil dan balita sehingga meminimalisir kasus gizi kurang pada ibu hamil dan balita.

Waktu : Pukul 08.00 – 09.00


Tempat : Puskesmas Balowerti
Jumlah Peserta : 15 orang

Monitoring
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga
Berencana (KB)

Anda mungkin juga menyukai