Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM 3
PIGMEN PADA TUMBUHAN

Nama : Adelia Kusuma Wardhani


NIM : 1303621076
Kelas : Pendidikan Kimia Kelas B

1. Kegiatan 1. Sifat dan kelarutan pigmen

Hasil pengamatan: Perubahan warna pelarut (tidak hijau, hijau, sangat hijau)
Air: Tidak hijau
Alkohol: Hijau
Aseton: Sangat hijau

Pembahasan:
Pada kegiatan 1, tujuan praktikumnya adalah mengetahui sifat dan
kelarutan pigmen pada tumbuhan. Bahan yang dibutuhkan pada praktikum
Ini adalah 3 buah gelas kaca, pada gelas kesatu, kedua, dan ketiga secara
berturut-turut saya isi air suling bervolume 50 ml, alkohol 70% bervolume 50
ml, dan aseton bervolume 50 ml. Untuk gelas pertama, saya menyiapkan daun
manga (Magnifera indica) dengan ukuran tebal, panjang, dan lebar secara
berturut-turut 0,4 cm, 17,8 cm, dan 0,1 cm. Untuk gelas kedua, saya
menyiapkan daun mangga dengan ukuran tebal, panjang, dan lebar secara
berturut-turut 0,5 cm, 16,4 cm, dan 0,1 cm. Untuk gelas ketiga, saya
menyiapkan daun mangga dengan ukuran tebal, panjang, dan lebar secara
berturut-turut 0,5 cm, 19,1 cm, dan 5,3 cm. Pada tiap daun itu, saya
memotong menjadi ukuran kecil-kecil dengan lebar 1 mm dengan ketebalan
yang masih sama, sedangkan untuk panjangnya mengikuti ukuran daun. Hal
ini dilakukan agar daun mudah terekstraksi oleh larutan. Setelah masing-
masing daun terpotong, saya memasukkan daun ke dalam masing-masing
gelas dalam waktu yang bersamaan. Lalu, saya menutup tiap gelasnya dengan
alumunium foil. Selanjutnya, saya biarkan selama 5 menit sembari
digoyangkan gelasnya sesekali. Setelah itu dilakukan, saya melihat pelarut
aseton memilki warna yang sangat hijau dibandingkan dengan pelarut lain.
Setelah ditutup alumunium foil sembari sesekali digoyangkan dalam
waktu 5 menit, saya melakukan pengamatan pada ketiga tabung tersebut.
Pada gelas kaca pertama yang berisi air suling, tidak terjadi perubahan
terhadap warnanya yaitu tetap tidak berwarna (tidak hijau). Pada gelas kaca
kedua, alkohol 70% yang berperan sebagai pelarut warnanya menjadi hijau.
Warna hijau ini merupakan warna daun mangga yang larut. Warna daun
berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas.
Pada gelas kaca ketiga, aseton yang berperan sebagai pelarut berubah menjadi
sangat hijau.
Dari hasil pengamatan itu didapatkan bahwa pigmen warna daun tidak
terlarut dalam pelarut air suling. Pigmen warna daun ini akan lebih banyak
larut dalam pelarut alkohol dan aseton. Pelarut aseton menghasilkan warna
yang paling hijau di antara yang lainnya. Hal ini menunjukkan klorofil tidak
larut dalam air, melainkan larut dalam alkohol dan aseton. Klorofil tidak dapat
larut dalam air suling karena memiliki sifat kepolaran yang rendah, lebih
rendah dari alkohol dan aseton. Selain itu, air suling memiliki ikatan yang
lemah dengan pigmen (klorofil), hal ini menyebabkan warna larutannya tidak
berubah. Dalam alkohol, klorofil sedikit larut dan larutannya berubah warna
menjadi hijau karena kepolarannya lebih tinggi dari dan lebih pekat
kelarutannya dari air suling, sehingga kepolarannya mendekati kepolaran
klorofil dan alkohol dapat menyerap klorofil yang ada pada tumbuhan. Pada
aseton, klorofil dapat larut dan berubah warna larutannya menjadi sangat
hijau. Hal itu disebabkan karena kepolaran aseton lebih tinggi dari alkohol
dan air suling dan memiliki kepolaran yang mendekati kepolaran klorofil. Dari
hal itu, dapat diperoleh bahwa semakin polar dan pekat pelarut maka semakin
banyak klorofil yang terlarut, sehingga warna pigmen hijau akan semakin
pekat.
Selain itu, hal yang menyebabkan alkohol dan aseton berubah cairannya
menjadi warna hijau dan sangat hijau adalah karena klorofil berikatan dengan
lipoprotein menggunakan masing-masing pelarut itu. Ini akan menyebabkan
denaturasi protein sehingga ikatan klorofil terikat dan lepas. Kemudian, ikatan
klorofil ini pun ikut terekstraksi dan alkohol serta aseton masing-masing
menjadi warna hijau dan sangat hijau. Gambar 1 menunjukkan warna sangat
hijau pada aseton.
Gambar 1

Kesimpulan:
Pada ekstraksi daun mangga dengan pelarut air tidak terjadi perubahan
warna, sedangkan pada ekstraksi alkohol berwarna hijau dan pada aseton
berwarna sangat hijau. Warna hijau ini dapat terjadi karena klorofil berikatan
dengan lipoprotein menggunakan pelarut, seperti alkohol dan aseton yang
akan menyebabkan denaturasi protein sehingga ikatan klorofil terikat dan
lepas. Kemudian, ikatan klorofil ini pun ikut terekstraksi dan alkohol menjadi
warna hijau. Selain itu, alkohol dan aseton memiliki tingkat kepolaran
mendekati tingkat kepolaran klorofil yang dapat menghasilkan warna hijau
juga pada ekstraksi.

Kegiatan 3. Komponen pigmen tumbuhan


Tentukan macam-macam warna yang membentuk lingkaran-lingkaran tadi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan hijau tadi sebenarnya terdiri atas
campuran beberapa zat yang sedikit berbeda.
Sebutkan macam-macam warna yang terdeteksi!

Jawaban =
Gambar 2 adalah kertas yang belum dicelupkan ke dalam klorofil, sedangkan
gambar 3 adalah kertas yang sudah dicelupkan ke dalam klorofil dan
dikeringkan. Terlihat pada gambar 3 terdapat warna merah (menunjukkan
pigmen antosianin), warna kuning (menunjukkan pigmen karotenoid), dan
warna hijau (menunjukkan pigmen klorofil, yang terbagi menjadi 2, yaitu
klorofil a dan klorofil b). Warna itu adalah warna pigmen pada daun tumbuhan
mangga.

Gambar 2
Gambar 3

Kesimpulan:
Gambar 3 yang terdapat berbagai warna pigmen menunjukkan daun mangga
memiliki 3 pigmen, yaitu klorofil (terbagi atas klorofil a dan b), karotenoid, dan
antosianin. Pigmen ini yang memberi warna pada daun mangga. Daun mangga
saya sendiri berwarna hijau, ini menandakan pigmen klorofil lebih
mendominasi warna daun dibanding dengan pigmen yang lain.

Kegiatan 4. Fluoresensi Klorofil

Hasil pengamatan dan pembahasan:

Gambar 4

Gambar 4 adalah hasil pengamatan ekstrak klorofil yang diberikan cahaya


senter. Pada percobaan ini, larutan klorofil daun mangga (Magnifera indica)
yang telah diekstrak dengan aseton disinari senter yang cahayanya kuat,
sehingga dapat terlihat terjadinya fluoresensi klorofil. Fluoresensi adalah
pemantulan berkas radiasi cahaya oleh suatu materi yang tereksitasi oleh
berkas cahaya berenergi tinggi, energi dapat sebagian hilang sebagai panas
dan sisanya berubah menjadi cahaya tampak dengan panjang gelombang lebih
panjang dari panjang gelombang yang diadsorpsi. Berdasarkan gambar hasil
pengamatan, setelah dilakukan pengamatan secara tegak lurus antara ekstrak
klorofil dengan arah datangnya sinar pada senter terlihat adanya warna
merah. Hal ini menunjukan bahwa sifat fluoresensi berwarna merah dalam
larutan, artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang diteruskan, tetapi
merah tua pada cahaya yang dipantulkan.

Kesimpulan:
Hasil menunjukkan fluoresensi berlaku pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti
mangga. Dari pengamatan itu, menunjukan bahwa sifat fluoresensi berwarna
merah dalam larutan, artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang
diteruskan, tetapi merah tua pada cahaya yang dipantulkan.
Daftar Pustaka

Novitasari, A. J., & Adawiyah, R. (2018). PERBANDINGAN PELARUT PADA


EKSTRAKSI TOTAL KLOROFIL DAUN MANGKOKAN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI. Jurnal Sains, 8(15), 16-20.
Pratama, A. E., & Laily, A.N. (2015). Analisis Kandungan Klorofil Gandasuli
(Hedychium gardnerianum Shephard ex Ker-Gawl) pada Tiga Daerah
Perkembangan Daun yang Berbeda. Makalah. Dalam: Seminar Nasional
Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015.
Lampiran

TUGAS (DISKUSI)
1. Pada ekstraksi klorofil, mengapa digunakan aseton 85%?
Jawaban =
Hal ini dapat terjadi karena di dalam daun, klorofil berikatan dengan
lipoprotein menggunakan pelarut berupa aseton yang akan menyebabkan
denaturasi protein sehingga ikatan klorofil terikat dan lepas. Lalu, ikatan
klorofil ini pun ikut terektraksi. Selain itu, tingkat kepolaran aseton mendekati
tingkat kepolaran klorofil. Aseton juga dapat mengaktifkan pigmen klorofil a
dan b pada daun mangga. Klorofil a dan b ini yang berperan menyerap cahaya.

3. Pada percobaan komponen pigmen tumbuhan, mengapa pada kertas saring


dapat terbentuk lingkaran-lingkaran/warna yang mengandung pigmen
berbeda?
Hal ini terjadi karena pigmen-pigmen yang mengisi tumbuhan ada banyak
macamnya, bukan pigmen hijau saja, misalnya ada fikosianin (pigmen biru),
fikoeretin (pigmen merah), fikosantin (pigmen pirang), karoten (pigmen
keemasan), dan xantofil (pigmen kuning).

4. Apa yang dimaksud dengan fluoresensi? Jelaskan proses terjadinya!


Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi dari cahaya oleh suatu zat
setelah tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. Fluoresensi terjadi
ketika molekul dengan tingkat vibrasi yang paling rendah dari keadaan
singlet, dimana molekul tersebut dapat melakukan beberapa hal, salah
satunya kembali ke keadaan dasar melalui emisi foton. Fluoresensi akan
nampak jelas terlihat apabila penyerapan sinar terjadi pada daerah
ultraviolet dan melepaskannya dalam daerah gelombang tampak. Pada
fluoresensi, pemancaran kembali sinar oleh suatu molekul yang menyerap
energi sinar terjadi dalam waktu yang sangat singkat setelah penyerapan.
Untuk prosesnya dapat juga dengan memberikan seberkas sinar pada hasil
ekstraksi klorofil. Pada suatu elektron daya molekul klorofil sangat
berpengaruh untuk mendapatkan keistimewaan dengan diangkat ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron ini bebas berpindah-pindah mengikuti
molekul. Apabila cahaya diserap molekulnya ketika suatu elektron
menempati energi yang lebih tinggi, ini disebut rangsang. Inilah salah satu
ciri-ciri makhluk hidup yang dimiliki oleh tumbuhan, yaitu peka terhadap
rangsang.

Anda mungkin juga menyukai