Anda di halaman 1dari 22

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 1 kb1

Judul Modul Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan 1. Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Belajar (KB) 2. Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
3. Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
4. Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1 : Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan
konsep Jasmani
(istilah dan A. Teori Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik
definisi) di  Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik
yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Hasil pertumbuhan antara
modul ini
lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya.
 Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu karena kepribadian individu membentuk
suatu kesatuan yang terinegrasi. Secara sederhana aspek utama kepribadian dapat dibedakan sebagai
berikut: aspek fisik motorik, aspek intelektual, aspek sosial, aspek bahasa, aspek moral, dan aspek
keagamaan.
 Menurut Hurlock (1991), dalam perkembangan ada dua proses yang bertentangan yang terjadi secara
serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dan kemunduran yang disebut dengan
involusi.
 Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan peserta didik sebagai individu ini, yaitu istilah
pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development).
 Dalam proses perkembangan dikenal istilah kematangan (maturation) yaitu peningkatan atau kemajuan yang
bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis. Setelah terjadinya kematangan, akan diikuti denga
penuaan (aging) yang merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena bertambah
usia.
B. Perkembangan Peserta Didik
 Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik :
a. Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan lain
sebagainya.
b. Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
2. Perubahan mental :
a. Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi.
b. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri- ciri sikap sosial yang baru, misalnya
egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.
 Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan pada umumnya mengikuti prinsip seperti
yang dinyatakan Hurlock (1980) ada sembilan, yaitu:
1. Sikap kritis sebagai dasar-dasar permulaan
2. Peran kematangan dan belajar
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
4. Semua individu berbeda
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
7. Perkembangan dibantu rangsangan
8. Perkembangan dipengaruhi Perubahan Budaya
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
 Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi
perkembangan yaitu:
1) Environmentalisme
Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan.
2) Naturalisme
Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara caranya sendiri melihat, berpikir, dan merasa.
3) Etologis
Etologis adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam konteks evolusi.
4) Komparatif dan organismic
Teori komparatif dan organismik dikemukakan Heinz Werner yang menyatakan bahwa perkembangan tidak
sekedar mengacu kepada peningkatan ukuran, tetapi perkembangan juga mencakup perubahan perubahan di
dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut prinsip ontogenik.
5) Perkembangan kognitif
Teori ini digagas Jean Piaget yang menyatakan bahwa tahapan berpikir manusia sejalan dengan tahapan
umur seseorang.
6) Perkembangan moral
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral menurut Kohlberg adalah internalisasi, yaitu
perubahan perkembangandari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilakuyang dikendalikan
secara internal.
7) Pengondisian klasik
Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
berasal prinsip stimulus dan respon.
8) Pengondisian Operan
Perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan reward dan punishment.
9) Pemodelan Teori
Pemodelan dikemukakan Albert Bandura yang menyatakan bahwaperkembangan manusia merupakan hasil
interaksiantara faktor heriditas dan lingkungan.
10) Sosial-Historis
Teori sosial-historis dikemukakan Lev Vigotsky yang berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang
sangat penting dalam proses belajar seorang anak.
11) Psikoanalitik
Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued yang menekankan pada pentingnya peristiwa dan pengalaman
pengalaman yang dialami anak khususnya situasi kekacauan mental.
12) Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson yang menyatakan bahwa perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia.
13) Perkembangan bahasa
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky yang menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan
manusia yang tidak dimiliki makhluk lain.
14) Humanistik
Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia ditentukan oleh hakikat batin yang esensial dan biologis.
 Howard Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan manusia yaitu: Kecerdasan verbal (linguistic),
Kecerdasan matematika (logical mathematical), Kecerdasan spasial (visual), Kecerdasan tubuh-kinestetik
(bodily and kinesthetic), Kecerdasan music (musical), Kecerdasan sosial (intrapersonal), Kecerdasan diri
(interpersonal), dan Kecerdasan alam (naturalistic).
C. Karakterisitik Individual Peserta Didik
 Karakteristik fisik
Pertumbuhan fisik seperti : ukuran tubuh (berat dan tinggi badan), perubahan proporsi tubuh, munculnya
ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi fisik pada
usia dewasa dan usia lanjut.
 Perbedaan Intelegensi
Perbedaan kecerdasan dalam diketahui para psikolog dengan menguji perbendaharaan kata, ketelitian,
ketahanan kerja, dan kekuatan persepsi.
D. Perkembangan Kognitif, Psikis dan Sosial
A. Karakteristik Perkembangan Kognitif
Kecerdasan dapat diukur melalui tes kecerdasan. Orang pertama yang melakukan tes tersebut adalah Binet
yang mengukur fungsi kognitif, ketajaman bayangan, lama dan kualitas pemusatan perhatian, ingatan,
penilaian estetis dan moral, pemikiran logis dan pengertian logis mengenai bahasa. Tes tersebut kemudian
disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga kemudian dikenal dengan istilah tes inteligensi Binet-Simon.
Hasil tes inteligensi disebut denganIntelligency Quotient (IQ), yang menunjukkan tingkat inteligensi seseorang.

B. Karakteristik Perkembangan Psikis Peserta Didik


Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress, yaitu terjadinya pergolakan emosi yang diiringi dengan
pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi.
C. Karakteristik Perkembangan Sosial Peserta Didik
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.

E. Teori Belajar
a) Teori belajar behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.
b) Classical Conditioning merupakan teori belajar yang diungkapkan oleh Pavlov yang menghasilkan hokum-
hukum belajar seperti law of Respondent Conditioning, Law of Respondent Extinction.
c) Operant Conditioning merupakan teori belajar yang diungkapkan B. F Skinner menghasilkan hukum belajar,
seperti Law of operant conditioning, Law of operant extinction.
d) Social Learning atau disebut juga observasional learning yang diungkapkan oleh Albert bandura adalah
sebuah teroi yang relative masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini memandang
perilaku individu tidak semata-mata reflex ototmatis atas stimulus (S-R bond) melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.
e) Teori belajar kognitif Piaget yang menjadi pelopor teori belajar konstruktivisme. Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap, yaitu sensori motor, pra operasional, operasi formal,
dan operasi formal.
pertumbuhan
pertumbuhan (growth)
(growth)

perkembangan
perkembangan (development)
(development)

Teori
Teori Pertumbuhan
Pertumbuhan dan
dan perkembangan
perkembangan Peserta
Peserta
Didik
Didik kematangan (maturation)
kematangan (maturation)

penuaan
penuaan (aging)
(aging)

Perubahan
Perubahan fisik dan mental
fisik dan mental

Prinsip perkembangan
Prinsip perkembangan (Hurlock)
(Hurlock)

Perkembangan
Perkembangan Peserta
Peserta Didik
Didik
Teori perkembangan (Crain)
Teori perkembangan (Crain)

Teori Perkembangan Peserta


Teori Perkembangan Didik dan
Peserta Didik dan Konsep
Konsep Belajar
Belajar serta
serta Aplikasinya
Aplikasinya dalam
dalam
Pembelajaran
Pembelajaran Pendidikan
Pendidikan Jasmani Kecerdasan
Jasmani Kecerdasan manusia
manusia (Howard
(Howard Gardner)
Gardner)

Perkembangan
Perkembangan Kognitif
Kognitif

Perkembangan
Perkembangan Kognitif, Psikis dan
Kognitif, Psikis Sosial
dan Sosial
Perkembangan
Perkembangan Psikis
Psikis

Behaviorisme
Behaviorisme Perkembangan
Perkembangan Sosial
Sosial

Classical
Classical Conditioning
Conditioning

Operant Conditioning
Operant Conditioning

Social
Social Learning
Learning
Teori Belajar
Teori Belajar

Konstruktivisme
Konstruktivisme

2 Daftar 1. Teori perkembangan


materi yang 2. Teori belajar
sulit
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Hukum-hukum teori belajar
materi yang
sering
mengalami
miskonsepsi

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 1 kb2


Judul Modul Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
3. Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
4. Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 2 : Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya
(istilah dan definisi) di dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
modul ini A. Media pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
1. Defenisi Media
 Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Lain, medium, yang berarti perantara.
 Media oleh karenanya dapat diartikan sebagai perantara antara pengirim infomrasi yang
berfungsi sebagai sumber atau resources dan penerima informasi atau receiver.
 Dalam proses belajar, media berperan dalam menjembatani proses penyampaian dan
pengiriman pesan dan informasi.

2. Jenis dan Klasifikasi Media


 Williams (2003) mengemukakan jenis dan klasifikasi media sebagai sarana komuniaskai yang
dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
a. Media yang tidak diproyeksikan atau non-projected, seperti foto, diagram, bahan pameran
atau display, dan model.
b. Media yang diproyeksikan atau projected media misalya, LCD.
c. Media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman kuliah, ceramah
narasumber, dan rekaman musik.
d. Media gambar gerak atau media video, seperti VCD, DVDs, dan blue rays disc.
e. Pembelajaran berbasis komputer.
f. Multimedia dan jaringan komputer.
 Heinich dan kawan- kawan (2005) juga mengemukakan klasifikasi media yang digunakan
untuk aktivitas pembelajaran yang terdiri dari:
(1) media cetak/ teks
(2) media pameran/ display
(3) media audio
(4) gambar bergerak/ motion pictures
(5) multimedia
(6) media berbasis web atau internet

3. Tujuan Pemanfaatan Media


 Pemanfaatan media, baik untuk keperluan individual maupun kelompok, secara umum
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
(1) memperoleh informasi dan pengetahuan
(2) mndukung aktivitas pembelajaran
(3) sarana persuasi dan motivasi

4. Kontribusi Media Pembelajaran


 Secara umum, penggunaan media untuk keperluan mengkomunikasikan pengetahuan dan
informasi akan memberikan beberapa manfaat terhadap penggunanya, yaitu:
a. Penyampaian isi pesan dan pengetahuan menjadi bersifat standar
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
c. Proses pembelajara berlansung lebih interaktif
d. Penggunaan waktu dan tenaga dalam memperoleh informasi dan pengetahuan menjadi
lebih efisien
e. Meningkatkan kuaitas proses belajar
f. Meningkatkan sikap posifif terhadap isi atau materi pembelajaran

5. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan Media


 Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk- bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan,
sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum.
B. Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Jasmani
1. Sarana Pendidikan Jasmani
 Menurut Soepartono sarana olahraga adalah “sesuatu yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani” (Soepartono,
2000).
 Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a) Peralatan adalah sesuatu yang digunakan, contoh: palang tunggal, palang sejajar, dan lain-
lain
b) Perlengkapan dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera atau tanda,
garis batas, dan lain-lain
(2) Sesuatu yang dimainkan oleh tangan dan kaki, misalnya: bola, raket, pemukul, dan
lain-lain.

2. Prasarana Pendidikan Jasmani


 Prasarana atau perkakas adalah sesuatu benda yang sulit digerakan pada saat digunakan
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani ataupun tidak yang mudah dipindahkan dan
sifatnya semi permanen.
 Contoh prasarana : lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan
sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain.

3. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani


 Sarana dan prasarana memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran penjas.
 Menurut Agus S. Suryobroto, (2004: 4) fungsi sarana dan prasarana pendidikan jasmani
dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk:
a. Memperlancar jalannya pembelajaran
b. Memudahkan gerakan
c. Mempersulit gerakan
d. Memacu peserta didik dalam bergerak
e. Kelangsungan aktivitas, karena jika tidak ada maka tidak akan berjalan
f. Menjadikan peserta didik tidak takut melakukan gerakan/aktivitas
 Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16) persyaratan sarana dan prasarana pendidikan
jasmani antara lain:
a. Aman
b. Mudah dan murah
c. Menarik
d. Memacu untuk bergerak
e. Sesuai dengan kebutuhan
f. Sesuai dengan tujuan
g.Tidak mudah rusak
h. Sesuai dengan lingkungan

C. Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani


1. Revolusi Teknologi
2. Perangkat Keras (hardware)
 Komponen komputer hardware adalah komponen yang berbentuk fisik yang membentuk
komputer.
 Pengelompokkan hardware sesuai dengan fungsi pada komputer:
a) Input Device: Perangkat input/masukan
b) Process Device: Perangkat yang menjalankan proses sistem komputer
c) Output Device: Perangkat output keluaran, menghubungkan sistem keluar
d) Storage Device: Perangkat untuk menyimpan dan dapat dilanjutkan pada link
3. Perangkat Lunak (software)
 Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data
elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan
menjalankan suatu perintah.
4. Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani
 TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di
kelas maupun di luar kelas.
 TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas
dan produktivitas pembelajaran.
 TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian peserta didik.
 Melalui TIK peserta didik akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas
dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya.
D. Media Informasi dalam Pendidikan Jasmani
1) Definisi Media Informasi
 alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi.
2) Jenis Media Informasi
 Media Lini Atas
Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens dan jumlahnya
terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti billboard, iklan televis, iklan radio, dan
lain-lain.
 Media Lini Bawah
Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa dan
jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah, seperti brosur. Poster, flyer,
Sign System dan lain-lain.
 Media Cetak
Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster, pamphlet, spanduk, dan lain-
lain.
 Media Elektronik
Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset, kamera, handphone, dan internet.
Defenisi Media

Jenis dan Klasifikasi Media

Media pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani


Tujuan Pemanfaatan Media

Kontribusi Media Pembelajaran

Media
dalam
danMedia

Jasmani
Aplikasinyadalam
PendidikanJasmani
Prasarana,
danPrasarana,

Sarana Pendidikan Jasmani


Teknologi dan
sertaAplikasinya
PembelajaranPendidikan
PemanfaatanTeknologi

Prasarana Pendidikan Jasmani


Saranadan

Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Jasmani


Media,Sarana

Informasi serta

Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani


Pembelajaran
Pemanfaatan
Informasi
Media,

Perangkat Keras (hardware)

Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan


Perangkat Lunak (software)
Jasmani,,,,,,,,,,,

Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani

2 Daftar materi yang 1. Software dan Hardware


sulit dipahami di
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Sarana dan prasarana
sering mengalami
miskonsepsi

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 1 kb3


Judul Modul Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
3. Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
4. Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 3 : Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
(istilah dan definisi) di 1. Persyaratan Guru Pendidikan Jasmani
modul ini  Syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok:
a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan bersifat formal
c. Persyaratan psikis
d. Persyaratan fisik
 Menurut Oemar Hamalik (2006) yang dikutip bukunnya oleh Ngainun Naim ada beberapa
persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu:
a. Harus memiliki bakat seorang guru
b. Harus memiliki keahlian seorang guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila
f. Guru adalah seorang warga Negara yang baik
 Tugas Guru
Tugas utama guru antara lain adalah:
(a) Tugas guru sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas
merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun dan
melaksanakan penilaian setelah progam/proses belajar mengajar dilaksanakan
(b) Tugas guru sebagai pendidik (Edukator). Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas
membimbing, mengarahkan peserta didik untuk mencapai tingkat kedewasaan dan
berkepribadian sempurna
(c) Tugas guru sebagai pemimpin (Managerial)

 Peran Guru
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari bidang ilmu yang ia
kuasai
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang guru harus mampu
menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator, seseorang guru dituntut
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai
alat komunikasi dalam proses pembelajaran
4. Peran Guru sebagai Evaluator, Sebagai evaluator, seorang guru dituntut mampu melakuakan
proses evaluasi, baik untuk mengtahui keberhasilan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran,
maupun nilai hasil belajar siswa

2. Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani


 Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki
jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan
baik secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu.
 Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.
 Dimensi kualifikasi merujuk dari Peraturan No. 19 tahun 2005, adapun dimensinya adalah :
(1) Kualifikasi akademik
(2) Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan
(3) Sertifikat profesi guru
(4) rencana pengajaran (teaching plans and materials)
(5) prosedur mengajar (classroom procedurs)
(6) hubungan antar pribadi (interpersonal skill)

3. Kompetensi Guru
 Kompetensi adalah perangkat perilaku efektif yang terkait dangan eksplorasi dan investigasi,
menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang
mengarahkan seseorang menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
 Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang
mencakup:
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu sumber
bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam konteks yang lebih
luas, penggunaan metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan memantapkan
pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap- tahap
perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif, afektif, dan psikomotor) dalam
mengoptimalkan perkembangann dan pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar proses pendidikan
dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerpanya dalam pelaksanaan dan
pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup pengembangan intuisi
keagamaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap
dan kemampuan mengembangkan profesionalisme kependidikan.

4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani


 Kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak
jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayti, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas
keprofesionalannya.
 Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi dan jenis-jenis kompetensi guru yang
profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
 Memahami peserta didik secara mendalam
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran
 Melaksanakan pembelajaran
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
b. Kompetensi Kepribadian
 Kepribadian yang mantap dan stabil
 Kepribadian yang dewasa
 Kepribadian yang arif
 Kepribadian yang berwibawa
 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
c. Kompetensi Sosial
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar
d. Kompetensi Profesional
 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
 Menguasai struktur dan metode keilmuan
Klasifikasi persyaratan guru

Persyaratan Guru
Pendidikan Jasmani Tugas guru

Peran guru

Persyaratan, Pengertian kualifikasi guru


Kualifikasi, dan Kualifikasi Guru
Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani Dimensi kualifikasi guru

Kompetensi Guru kompetensi standar profesi guru

Kompetensi Guru
Jenis kompetensi guru profesional
Pendidikan Jasmani

2 Daftar materi yang 1. Kompetensi guru


sulit dipahami di
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Peranan dan tugas guru
sering mengalami
miskonsepsi
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri modul 1 kb4
Judul Modul Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
3. Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
4. Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 4 : Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru
(istilah dan definisi) di A. Regulasi Kebijakan Nasional
modul ini  Pembinaan profesi guru sudah mulai dirancang ssebagai profesi sejak 4 Desember 2004
sehingga pada tahun 2006 terbitlah (1) Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan (2) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pada tahun 2006 juga mulai dilaksanakan Sertifikasi Guru untuk kuota 2006 dan
2006.
 Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru dan pembayaran tunjangan Profesi
Pendidik bagi guru-guru yang sudah sertifikasi.
 Pada tahun 2009 diterbitkan PP nomor 41 tahun 2009 tentang tunjangan Profesi Guru dan
Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor. Selanjutnya
pada tahun yang sama diterbitkan PerMennag PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang
jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
 Pada tahun 2010 pemerintah menerbitkan Permendiknas nomor 27 tahun 2010 tentang program
induksi bagi guru pemula dan Permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk teknik
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
 Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan kualifikasi, kompetensi dan upaya untuk
menghasilkan profesi guru yang profesional, yaitu:
a. Standart seleksi Guru: S1 dan D4
b. Standart kompetensi Jenjang Jabatan Guru
c. Sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB
d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Pra dan Dalam Jabatan melalui PPG
e. Bimbingan teknis PK Guru dan PKB
f. Penyesuaian Jafung guru seesai (Perme 38/2010)
g. Pembentukan Tim Penilai Jafung Guru
h. Sistem sanksi
i. Rintisan Pelaksanaan PK Guru dan PKB
 Pada tahun 2013, Permennegpan dan RB 16/2009 sudah efektif berlaku (Penilaian Kinerja Guru
dan PKB serta program induksi dilaksanakan di seluruh sekolah).
 Pada tahun 2014 dilaksanakan penuntasan peningkatan kualifikasi guru ke S1 dan D4 serta
pelaksanaan PK Guru dan PKB berdasarkan hasil PK Guru.
 Pada tahun 2015 penuntasan sertifikasi guru dalam jabatan dan pendidikan profesi guru bagi
calon guru.
 Pada tahun 2016 dilaksanakan pengangkatan guru yang diwajibkan sudah bersertifikasi.

B. Pandangan Yuridis Guru


 Guru professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan
tugas pendidikan dan pengajaran, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.
 Guru dituntut untuk bekerja secara professional yang didasarkan kepada kompetensi guru yang
memadai dan memperhatikan kepada kesejahteraan guru tersebut melalui sertifikasi.
C. Kode Etik Guru
 Kode etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia
sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota masyaraakt, dan warga negara.
 Menurut Edward (2005), kode etik profesionalisme guru yang dikeluarkan oleh national
Educational Association (NEA) menyatakan bahwa pendidik haruslah mengambil sikap, antara
lain:
(1) memberikan kebebasan gerak kepada siswa dalam mengajar tujuan-tujuan belajarnya
(2) menyediakan akses bagi siswa terhadap berbagai pandangan yang bervariasi
(3) tidak mengurangi atau mengkerdilkan materi pelajaran yang berkaitan dengan
perkembangan siswa
(4) dengan sungguh-sungguh melindungi siswa dari kondisi yang mengancam dan melemahkan
kegiatan belajarnya, kesehatannya, dan keselamatannya
(5) tidak membukakakn hal-hal yang memalukan atau merugikan siswa
(6) tidak membedakan siswa atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, asal suku
dan kebangsaan, status perkawian, kepercayaan/ agama, atau politik, keluarga, latar belakang
sosial budaya, dan orientasi seksual
(7) tidak mempergunakan hubungan professional dengan siswa untuk kepentingan pribadi
(8) tidak mengungkapkan keterangan siswa yang diperoleh dalam pelayanan professional untuk
tujuan pribadi dan tidak jelas.

 Menurut Djhar (2006), bila diperhatikan dari bidang tugasnya, kode etik guru minimal meliputi
tiga hal, yaitu:
(1) kompeten dalam mengajarkan bidang studinya
(2) professional dalam menjalankan tugasnya
(3) terampil dan benar dalam melaksanakan kinerja
 Kode etik guru ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan cabang dan
pengurus daerah PGRI se-Indonesia dalam kongres ke-XIII di Jakarta pada 1973, yang kemudian
disempurnakan dalam kongres PGRI ke-XVI pada 1989 juga di Jakarta yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhya yang berjiwa
Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh infoemasi tentang siswa sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua muris dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Regulasi Kebijakan
Nasional, Pandangan
Yuridis dan Kode Etik Guru

Regulasi Kebijakan Nasional Pandangan Yuridis Guru Kode etik guru

Regulasi mulai 2006 - 2016 Guru profesional

2 Daftar materi yang 1. Pandangan yuridis dan kode etik guru


sulit dipahami di
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Regulasi yang hampir tiap tahun berubah
sering mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai