Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“BAKAT DAN INTELEGENSI”

PEMBIMBING:

Arifia Retna Yunita, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Galuh Tazqiya Rahma

Intan Balqis Humayroh

Nuril Alfiyah

FAKULTAS TARBIYAH

MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERITAS ZAINUL HASAN

GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO

TAHUN PELAJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, dengan terbuatnya tugas makalah ini, kami mahasiswi


UNZAH Genggong kami bisa menghimbau bahwa tugas yang kami buat karya yang berjudul
“BAKAT DAN INTELEGENSI” bisa terbukukan dalam rangka mempersentasikan pada makalah
ini. Sehubungan dengan pentingnya mengetahui devinisi kalimat efektif, ciri-ciri dan segala yang
berhubungan dengannya. Demikian, pembuatan makalah ini, penulis mengakui bahwa masih
banyak kekurangan baik dalam penulisan atau penjelasan penulis. Penulis berusaha untuk dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan. Dari penulis, selamat membaca dan semoga
bermanfaat.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat……………………...........................................................2
B. Pengukuran Bakat …………………………………………………………..4
C. Mengoptimalkan Bakat………………….....................................................5
D. Pengertian Intelegensi...................................................................................6
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelegensi………………………………7
F. Ciri-ciri Intelegensi…………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 9
B. Penutup..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia telah mendapat anugrah dari tuhan berupa potensi dasar dan kapasitas
yang berbeda-beda untuk berperilaku intelejen. Seiring perjalanan hidupnya, potensi tersebut
berkembang sesuai pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam perkembangan nya
anak makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya
pada orang lain dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kecerdasan (intelegensi) individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek


perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan dengan anatara
individu yang satu dengan individu yang lainnya, begitu juga dengan alamnya. Maka dengan
itu, individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan
yanh di miliki.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bakat?
2. Bagaimana Pengukuran Bakat?
3. Bagaimaana pengoptimalan Bakat?
4. Apa pengertian Intelegensi?
5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi Intelegensi?:
6. Apa saja ciri-ciri Intelegensi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Bakat.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran Bakat.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengoptimalan Bakat.
4. Untuk mengetahui pengertian Intelegensi.
5. Untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi bakat.
6. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri intelegensi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. BAKAT

1. Pengertian Bakat

Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif
pendek di bandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan
potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Jadi, bakat dapat
dipahami sebagai kemampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat
menonjol atau lebih mencolok yang terdapat pada diri seseorang, yang secara tepat dapat
menyelesikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas atau hal-hal tertentu.

2. Pengukuran Bakat

Pengukuran bakat atau tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran


mengenai kemempuan seseorang diberbagai area minatnya dibidang-bidang tertentu,
untuk kemudian merencanakan dan memnuat keputusan mengenai pilihan pendidikan
atau pekerjaan. Melaui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang
kemampuan dan minat seseorang.1

3. Pengoptimalan bakat

Mengoptimalkan bakat anak Usia remaja adalah masa perkembangan yang


ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang
memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang bessar untuk berada dan diakui
dalam kelompoknya. Hal ini sering kali membuat remaja mengikuti minat temannya,
memikih bidang yang sebenarnyabkurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya.

1
Ahmadi,Abu, Psikologi Umum, Jakarta: P.T. Rinekaa Cipta, 2003 hlm.182
Untuk memilih bidang-bidang yang akan di kembangkannya, remaja perlu berdiskusi,
mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.2

Apa yang bisa orang tua lakukan:

a) Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.


b) Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka misa mencapainya.
c) Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan komunikasi dengan
baik.
d) Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang
terjadi dilingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian anda,
jelaskan apa yang anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya
untuk anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
e) Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis,
atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan
itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba dilingkungan
sekitar atau di tingkat kota.
f) Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru,
seperti pentas music, museum atau galeri seni.
g) Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak
mengembangkan bakat mereka.3
B. INTELEGENSI

1. Pengertian Intelegensi

Intelegensi ialah kemapuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan


seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.

William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan


dasar dan turunan. Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada
intelegensi seseorang. Juga Prof. Waterink seorang mahaguru di Amsterda, menyatakan
bahwa penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelegensinya dapat diperbaiki
2
Sujantu, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm.66
3
Suryabrata Sumaidi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011, hlm. 76
atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikannya, bahwa banyaknya pengetahuan
bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.

Dalam pendapat-pendapat baru membuktikan bahwa intelejensi pada anak-anak


yang lemah pikiran dapat juga dididik dengan cara yang tepat (lihat hasil penyelidikan
Frohn di muka). Juga kenyataan membuktikan bahwa daya piker anak-anak yang telah
mendapat didikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat yang lebih Bbaik daripada anak
yang tidaki bersekolah.4

2. factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi


a. pembawaan: pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang
dibawa sejak lahir. “batas kesanggupan kita”, yakni dapat, tidaknya
memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.
Orang itu ada yang pintar ada juga yang bodoh. Meskipun menerima
latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu tetap ada.
b. Kematangan: tiap organ dalam tub uh manusia mengalami pertumbuhan
dan berkembangan. Tiap organ( fisik maupun psikis)dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinnya
masing-masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal tertentu, karena
soal-soal itu terlalu sukar baginya. Organ-organ tubuh nya dan fungsi-
fungsinya jiwanya masih belummatang untuk melakukan mengenai soal
itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
c. Pembentukan: pembentgukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan Intelejensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah).
d. Minat dan pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan
menyelidiki dunia luar ( Manipulate and ekploring Motives). Dari
manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu lama

4
Purwanto,Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,2011, hlm.52
kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat
seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
e. Keebebasan : kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih
metode-metode yang tertentu dala memecahkan masalah-masalah.
Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhhannya. Dengan adanya
kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat
dalam perbuatan intelejensi.5
3. Ciri-ciri yang mempengaruhi intelejensi
a. Masalah yang di hadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang
baru bagi yang bersangkutan. Umpama ada soal : “ Mengapa api jika
ditutup dengan sehelai karung bisa padam? Ditanyakan kepada anak yang
baru disekolah dapat menjawab dengan betul maka jawaban itu intelejensi.
Tetapi jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang baru saja memdapat
pelajaran ilmu alam tentang api, hal itu tidak dapat dikatakan imtelejensi.
b. Perbuatan Intelejensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis. untuk
mencapai tujuan yang hendak diselesaikannya, dicarinya jalan yang dapat
menghemat waktu maupun tenaga.
c. Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi
yang bersangkutan. Ada suatu masalah yang bagi orang dewasa mudah
memecahkannya atau menjawabnya, hamper tiada berpikir, sedang bagi
anak-anak harus dijawabnya dengan otak, tetapi dapat. Jawaban anak itu
intelejensi.
d. Keterangan pemecahannya harus diterima oleh masyarakat. Apa yang
harus anda perbuat jika anda lapar? Kalau jawaban nya : saya harus
mencuri makanan tentu saja jawaban itu tidak intelejensi.6

BAB III

5
Ibid, hlm. 55
6
Ibid hlm. 54
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif
pendek di bandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan
potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
Pengukuran bakat atau tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran
mengenai kemempuan seseorang diberbagai area minatnya dibidang-bidang tertentu,
Mengoptimalkan bakat anak Usia remaja adalah masa perkembangan yang
ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang
memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang bessar untuk berada dan diakui
dalam kelompoknya.

Intelejensi ialah kemapuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan


seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.

factor-faktor yang mempengaruhi intelejensi


1. Pembawaan.
2. Pematangan.
3. Pembentukan
4. Minat dan pembawaan yang khas.
5. Kebebasan.

Ciri-ciri yang mempengaruhi intelejensi

1. Masalah yang di hadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi
yang bersangkutan.
2. Perbuatan Intelejensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
3. Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, 2003, Psikologi Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta

Sujanti Agus, 2008, Psikologi Umum, Jakarta: PT Bumi Aksara

Suryabrata Sumaidi, 2011, psikologi pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Purwanto Ngalim, 2011, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Anda mungkin juga menyukai