Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Sungai Jawi,
Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Penulis juga
berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki,DEA yang telah memberikan
dukungan dan pengarahan dalam penyelenggaranaan kegiatan dan penyusunan laporan
PMKM ini. Tidak lupa, kami juga menyampaikan terimakasih kepada dosen Perencanaan
Wilayah dan Kota, ketua RT, 01,02,03 Kelurahan Sungai Jawi dan semua pihak yang
telah membantu dalam terlaksananya kegiatan ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan laporan yang telah penulis buat
untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan laporan ini.

Pontianak, Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................2


DAFTAR ISI ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................4
1.2 Tujuan .............................................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup PMKM ..................................................................................5
1.4 Sistematika Penyajian Laporan .......................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM ..................................................................................7
2.1 Gambaran Umum Covid-19 ...........................................................................7
2.1.1. Pengertian Covid-19 ..................................................................................7
2.1.2. Sejarah Covid-19 .......................................................................................7
2.1.3. Proses Penyebaran Covid-19 .....................................................................8
2.1.4. Ciri-Ciri atau Gejala Covid-19...................................................................8
2.1.5. Cara Pencegahan Covid-19 ........................................................................9
2.2 Gambaran Umum Kota Pontianak ................................................................10
2.2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah ..........................................................11
2.2.2 Kondisi Kependudukan ............................................................................13
2.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Kesehatan ................................................14
2.3 Perkembangan Covid-19 di Kota Pontianak .................................................16
BAB III KEGIATAN LAPANGAN ........................................................................20
3.1 Gambaran Kegiatan ....................................................................................20
3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ...........................................................................20
3.2.1 Masker......................................................................................................21
3.2.2 Handsanitizer ...........................................................................................26
3.2.3 Sembako ...................................................................................................32
3.2.4 Teknis Pembagian ....................................................................................33
BAB IV KESIMPULAN ..........................................................................................35
LAMPIRAN .............................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat merupakan salah satu bentuk Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi
merupakan tanggung jawab semua elemen yang terdapat di perguruan tinggi. Mahasiswa
diharapkan tidak hanya mendapatkan pendidikan di perkuliahan tetapi juga dapat
mengaplikasikan ilmu serta terjun langsung di lingkungan masyarakat.

Permasalahan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ialah Virus Covid-19.
Permasalahan ini menimpa beberapa negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Di
indonesia Covid-19 menyebar di 32 provinsi dengan DKI Jakarta sebagai episentrum
utama. Update data pada tanggal 5 April 2020 jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia
mencapai 2.273 pasien dengan kasus terbanyak di DKI Jakarta.

32 provinsi yang termasuk dalam penyebaran Covid-19 salah satunya ialah


Kalimantan Barat dengan jumlah kasus terbanyak di Kota Pontianak. Update data pada
tanggal 5 April 2020 jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pontianak mencapai 73 kasus,
kasus ini diperkirakan akan terus bertambah apabila masyarakat tidak mengikuti arahan
dari pemerintah mengenai tata cara pencegahan Covid-19. Covid-19 memberikan dampak
yang sangat banyak terutama dalam hal perekonomian. Banyak perusahaan yang menutup
perusahaannya dan mengurangi pekerjanya. Hal ini tentu membuat pendapatan
masyarakat menurun dan perekonomian semakin memburuk sehingga kesulitan dalam
hal pemenuhan kebutuhan pokok.

Berdasarkan dari hal tersebut maka PMKM ini dilakukan dengan cara memberikan
pengetahuan kepada masyarakat terkait hal yang dilakukan untuk pencegahan Covid-19
dan pembagian bahan pokok untuk masyarakat yang membutuhkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat ini antara lain:
1. Mewujudkan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Meningkatkan wawasan, sikap, dan perilaku sosial kepada lingkungan
masyarakat
3. Menumbahkan rasa tanggung jawab dengan melaksanakan pengabdian
masyarakat
4. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait bentuk pencegahan Virus
Covid-19
5. Memberikan bantuan kepada masyarakat berupa bahan pokok yang dibutuhkan
dalam masa pandemi Covid-19
1.3 Ruang Lingkup PMKM
Ruang lingkup wilayah dari kegiatan PMKM ialah RW 019 Kelurahan Sungai Jawi,
Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan yang
dilakukan dalam Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat ialah pemberian bantuan
sembako, masker, serta hand sanitizer kepada masyarakat yang pada saat ini pandemi
Covid-19.
1.4 Sistematika Penyajian Laporan
Sistematika penyajian laporan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat ialah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dari kegiatan PMKM, ruang
lingkup PMKM serta sistematika penyajian laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang gambaran Virus Covid-19 yaitu terkait penyebab, dampak,
upaya pencegahan. Bab ini juga menjelaskan terkait gambaran umum Kota Pontianak
yaitu letak geografis, kondisi kependudukan, kondisi sarana dan prasarana kesehatan,
perkembanganCovid-19 di Kota Pontianak serta gambaran umum lokasi kegiatan PMKM
dilaksanakan.
BAB III KEGIATAN LAPANGAN
Bab ini menjelaskan tentang kegiatan di lapangan yang mencakup gambaran kegiatan,
runng lingkup kegiatan, penjelasan mengenai rangkaian kegiatan seperti menyiapkan
masker, pembuatan handsanitizer, penyiapan sembako hingga teknis pembagian sembako
untuk masyarakat.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil kegiatan PMKM yang telah dilaksanakan.
LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Covid-19


Berdasarkan WHO COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
corona yang ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019, dan diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2). Sehingga, penyakit ini
disebut dengan Coronavirus Disease-2019 (Covid-19). Singkatan Covid-19 juga
memiliki rincian, seperti "co" berarti corona, "vi" mengacu ke virus, "d" untuk diseases,
dan 19 merupakan tahun wabah penyakit pertama kali diidentifikasi pada 31 Desember
2019. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut,
sampai kematian.
2.1.1. Pengertian Covid-19
Virus Corona atau COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan
manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang
sempat merebak beberapa tahun lalu. Menurut World Health Organization (WHO),
COVID-19 menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat
menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi
virus ini bersin atau batuk. Itu sebabnya penting untuk menjaga jarak 1meter lebih dari
orang yang sakit. Hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan virus corona
COVID-19 bisa menular melalui udara.

2.1.2. Sejarah Covid-19


Terkait COVID-19, episentrum wabah diduga bermula dari sebuah pasar di
Wuhan, Provinsi Hubei, di mana hewan-hewan liar dijajakan sebagai binatang
peliharaan atau bahan makanan, percampuran spesies juga virus bisa terjadi. Kelelawar
jadi 'tersangka' pemicu Corona COVID-19. Hasil riset mengindikasikan, hewan itu
berperan sebagai reservoir virus corona baru atau SARS-
CoV-2, sebelum akhirnya menular ke manusia, menyebar sampar ke
181 negara, hingga memicu pandemi global. Ada alasan untuk mencurigai
kelelawar. Sebab, virus pemicu COVID-19 sebelumnya terlihat pada kelelawar tapal
kuda (horseshoe bats) yang ada di China.

Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Kemampuan itu


memungkinkan hewan itu menyebar dalam jumlah besar di wilayah yang luas,
demikian menurut para ilmuwan.Itu berarti, mereka bisa menampung sejumlah
patogen atau penyakit. Kemampuan terbang kelelawar membutuhkan aktivitas dalam
jumlah besar, yang membuat sistem imun atau kekebalan tubuh hewan itu menjadi
istimewa. Virus Corona baru yang memicu pandemi COVID-19 mungkin adalah
peringatan pertama dan jelas bagi umat manusia bahwa kerusakan lingkungan juga
bisa membunuh manusia dengan cepat.

2.1.3. Proses Penyebaran Covid-19


Menurut WHO virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan
cairan dari mulut dan hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin.
Tetesan cairan tersebut bisa jatuh dan tertinggal pada permukaan dan benda di dekatnya
seperti meja, kursi atau telepon. Orang yang dalam keadaan sehat bisa terpapar atau
terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi
- dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut. Jika berdiri pada jarak 1 atau 2
meter dari seseorang dengan COVID-19, Anda dapat terjangkit melalui batuk termasuk
saat mereka menghembuskan napas. Dengan kata lain, cara penularan COVID-19
mirip seperti penularan penyakit flu.

2.1.4. Ciri-Ciri atau Gejala Covid-19


WHO menambahkan gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri,
hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan
dan terjadi
secara bertahap. Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak
menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang
(sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap
6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti tekanan
darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin terkena penyakit serius.
Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus mendapat perhatian medis.
Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan
tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit
tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan
COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

2.1.5. Cara Pencegahan Covid-19


Cara Pencegahan Covid-19 yang dapat dilakukan yaitu :
a. Menjaga Kesehatan Imun Tubuh
Disaat-saat seperti ini, pastikan kita benar-benar menjaga kesehatan . Jangan
biarkan imun dalam tubuh menurun, karena virus akan mudah menyerang ketika
imun menurun. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk jaga imun tubuh
kamu:
- Perbanyak konsumsi sayur dan buah
- Cukup Istirahat (Dewasa: 7-8 Jam, Remaja: 9-10 Jam)
- Kelola Stress
- Rutin Berolahraga minimal 30 menit sehari, bisa dimulai dari berjalan kaki.
- Hindari Rokok dan Alkohol
- Minum Air Mineral minimal 1,5 L Per hari
- Mencuci Tangan Yang Benar
Sudah diketahui bahwa cuci tangan merupakan cara yang ampuh untuk
membunuh kuman atau virus yang ingin masuk ke dalam tubuh. Usahakan mencuci
tangan menggunakan air yang mengalir dengan sabun , minimal selama 20 detik.
Jika kesulitan mendapatkan air, dapat menggunakan hand sanitizer dan tisu basah
yang mengandung minimal 70% alkohol.
b. Terapkan Etika Ketika Bersin & Batuk
Tutup mulut dengan tisu jika saat batuk & bersin. Jika sedang tidak membawa tisu
atau masker, dapat menutup mulutm dengan telapak tangan. Tapi, pastikan tidak
menyentuh bagian muka atau bersentuhan dengan orang lain dan segeralah mencuci
tangan hingga bersih. Hal ini dilakukan agar lingkungan sekitar tidak tertular.
c. Menjaga Jarak (Social Distance)
Dalam situasi seperti ini, penjagaan jarak antar orang sangatlah penting,
diharapkan untuk tidak keluar atau bepergian terkecuali ada hal-hal uyang penting
atau mendesak.
d. Gunakan Masker Bila Sakit
Tidak ada yang lebih tahu tubuh kita kecuali diri kita sendiri. Jika mulai merasa
kurang enak badan seperti batuk-batuk dan bersin, pastikan memakai masker.
Apalagi jika sedang berada ditempat umum. Ini merupakan pencegahan virus
corona terpenting nih. Dan pastikan masker bekas di gunting agar tidak seorangpun
dapat memakainya lagi.
e. Hindari Memakan Daging Tidak Matang
Pada masyarakat yang gemar memakan daging, tingkat kematangan medium
rare seringkali menjadi pilihan untuk menyantap daging, sebaiknya hindari dulu
pola makan seperti ini. Melihat situasi seperti sekarang ini, memakan daging lebih
baik dihindari, apalagi memakan daging hewan liar, itu tidak sehat untuk tubuh kita

2.2 Gambaran Umum Kota Pontianak


Kota Pontianak merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat. Kota Pontianak
terletak di Delta Sungai Kapuas dengan kontur topografis yang relatif datar dengan
ketinggian permukaan tanah berkisar 0,1 s/d 1,5 meter diatas permukaan laut dengan
kondisi ini maka Kota Pontianak sangat dipengaruhi oleh pasang surut air sungai sehingga
menyebabkan Kota Pontianak mudah tergenang. Kondisi geologi Kota Pontianak
termasuk ke dalam kategori wilayah paneplant dan sedimen alluvial yang secara fisik
merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur Sungai
Kapuas. Dengan kondisi tersebut, tanah yang ada sangat labil dan mempunyai daya
dukung sangat rendah.
Kota Pontianak memiliki kondisi yang unik yaitu terbelah menjadi tiga daratan yang
dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Keberadaan anak sungai dan parit yang sangat banyak di Kota Pontianak menjadikan Kota
Pontianak memiliki julukan sebagai Kota Seribu Parit. Tidak hanya itu, Kota Pontianak
juga memiliki julukan sebagai Kota Equator atau Kota Khatulistiwa karena Kota
Pontianak tepat berada di garis Khatulistiwa.
2.2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kota Pontianak merupakan Kota yang terletak pada garis khatulistiwa, tepatnya
pada 0002’24” LU - 0005’37” LS dan109016’25’’ BT – 109023’04 BT hal ini membuat
Kota Pontianak dijuluki Kota Khatulistiwa. Kota Pontianak secara keseluruhan
dibatasi oleh Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kuburaya. Batasan wilayah Kota
Pontianak secara rinci ialah sebagai berikut:

Bagian Selatan Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya dan


Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya

Bagian Timur Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya dan Desa


Kuala Ambawang Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya
Bagian Barat Desa Pal IX dan Desa Sungai Rengas Kecamatan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
Bagian Timur Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten
Pontianak dan Desa Mega Timur dan Desa Jawa
Tengah Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya

Kota Pontianak memiliki luas wilayah sebesar 107,82 km2 atau sebesar 0,07%
dari luas Kalimantan Barat. Kota Pontianak dengan luas wilayah 107,82 km2 terbagi
menjadi 6 Kecamatan dan 29 Kelurahan. Kecamatan di Kota Pontianak yaitu
Kecamatan Pontianak Selatan, Pontianak tenggara, Pontianak Timur, Pontianak Barat,
Pontianak Kota dan Pontianak Utara. Luas wilayah administrasi Kota Pontianak ialah
sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Pontianak

Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)


Pontianak Selatan 14,54 13,49
Pontianak Tenggara 14,83 13,75
Pontianak Timur 8,78 8,14
Pontianak Barat 16,94 15,71
Pontianak Kota 15,51 14,39
Pontianak Utara 37,22 34,53
Kota Pontianak 107,82 Km 100
Sumber: BPS Kota Pontianak, tahun 2019

Dapat dilihat pada tabel diatas Kecamatan Pontianak Utara merupakan


kecamatan yang luas wilayah nya paling besar yaitu sebesar 37,22 km2 sedangkan
kecamatan Pontianak Timur merupakan kecamatan yang luas wilayahnya paling kecil
dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Pontianak yaitu sebesar 8,78 km2. Batas
wilayah dari masing-masing kecamatan di Kota Pontianak dengan wilayah kabupaten
ialah sebagai berikut.

Pontianak Selatan Berbatasan dengan Kec. Sui Kakap (Desa


Punggur Kecil) Kabupaten Kubu
Raya dan Kec. Pontianak Timur
Pontianak Tenggara Berbatasan dengan Kec. Sui Kakap dan
Kec. Sungai Raya (Desa Punggur Kecil)
Kabupaten Kubu Raya dan Kec.
Pontianak Timur dan Kec. Pontianak
Selatan
Pontianak Timur Berbatasan dengan Kec. Sui Ambawang
(Desa Mega Timur dan Desa Ambawang
Kuala) dan Kec. Sungai Raya (Desa Kapur
dan Desa Sungai Raya) Kab. Kubu
Raya
Pontianak Barat Berbatasan dengan Kec. Sui Kakap (Desa
Sungai Rengas) Kab. Kubu Raya dan Kec.
Siantan (Desa Wajok Hulu)
Kab. Mempawah
Pontianak Kota Berbatasan dengan Kec. Sui Kakap
(Desa Pal IX dan Desa Punggur)
Pontianak Utara Berbatasan dengan Kec. Siantan (Desa
Wajok Hulu) dan Kec. Sui Ambawang
(Desa Ambawang Kuala, Desa Mega
Timur, dan Desa Jawa Tengah)

2.2.2 Kondisi Kependudukan


Kota Pontianak pada tahun 2019 memiliki jumlah penduduk sebanyak 637.723
berdasarkan data BPS Kota Pontianak yang tertuang kedalam Buku Kota Pontianak
Dalam Angka Tahun 2019. Jumlah penduduk ini tersebar pada enam kecamatan di
Kota Pontiank. Persebaran penduduk di tiap kecamatan di Kota Pontianak dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kota


Pontianak

Jumlah Kepadatan
Kecamatan Luas (Km2)
Penduduk (Km2)
Pontianak Selatan 14,54 95,867 6.593
Pontianak Tenggara 14,83 51,597 3.479
Pontianak Timur 8,78 94,676 10.783
Pontianak Barat 16,94 141,095 8.329
Pontianak Kota 15,51 125,946 8.120
Pontianak Utara 37,22 128,546 3.454
Kota Pontianak 107,82Km2 637.723 5.915
Sumber: BPS Kota Pontianak Tahun 2019
Pada tabel diatas dapat dilihat kecamatan yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak pada tahun 2019 ialah kecamatan Pontianak Barat dengan jumlah 141.095
jiwa. Kecamatan Pontianak Barat memiliki luasan wilayah terbesar kedua setelah
Kecamatan Pontianak Utara yaitu sebesar 16,94 Km2 sehingga kepadatan di Pontianak
Barat tidak terlalu tinggi.

Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit ialah kecamatan


Pontianak Tenggara dengan julmah 51.597 jiwa. Kecamatan Pontianak tenggara
memiliki luas wilayah 14,83 Km2 , kepadatan di Pontianak Tenggara merupakan yang
paling kecil dibandingkan dengan kecamatan lain karena Pontianak Tenggara
memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit dan wilayah yang cukup luas.

2.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Kesehatan


Kota Pontianak sudah memiliki beberapa fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu,
Klinik/Balai Kesehatan, Sarana Penunjang Layanan Kesehatan, dan Rumah Sakit
Khusus yang tersebar di kecamatan di Kota Pontianak. Berikut ini merupakan jumlah
sarana kesehatan menurut kecamatan yang ada di Kota Pontianak.

Tabel 2. 3 Daftar Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kota Pontianak

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah


1. RS Umum 10
2. RS Bersalin 2
3. Puskesmas 23
4. Puskesmas Pembantu 10
5. Posyandu 284
6. Klinik/Balai Kesehatan/Kecantikan 38
Sarana Punanjang Pelayanan Kesehatan (Termasuk
7. 22
Lab. Kesehatan, Radiologi dan Fisioterapi)
8. RS Khusus (RS. Jiwa Daerah) 1
Jumlah 390
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2018

Dalam penanganan covid-19 Kota Pontianak telah menyiapkan failitas


pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit rujukan penanganan virus covid-19 yaitu
RSUD Dr. Soedarso Pontianak yang terletak di Jl. Dr. Soedarso No. 1 Pontianak.

Gambar 2.1 Fasilitas Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Pontianak


Sumber Tribun Pontianak,2020

Pemerintah Kota Pontianak juga sudah menyiapkan rumah karantina Covid-19.


Rumah karantiana tersebut disiapkan untuk isolasi penderita-penderita kategori Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) dengan gejala ringan dan asimptomatik atau Orang Tanpa
Gejala (OTG). Fasilitas tersebut diberikan sebagai antisipasi agar pasien covid-19
yang harus menjalani karantina bisa tertampung. Rumah karantina tersebut terletak di
rusunawa di Nipah Kuning. Jumlah kamar di rusunawa ini dapat menampung 58 orang.
Gambar 2.2 Fasilitas Pelayanan Rumah Karantina di Pontianak

Sumber: Pemerintah Kota Pontianak, 2020


2.3 Perkembangan Covid-19 di Kota Pontianak
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin 2 Maret lalu.
Berawal dari adanya Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang positif Corona
mengunjungi Indonesia. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang
Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu
berusia 64 tahun. Tidak lama setelah pertama kali covid-19 masuk ke Indonesia, virus ini
langsung menyebar ke kota-kota yang ada di Indonesia salah satunya yaitu Kota
Pontianak, Kalimantan Barat. Awalnya hanya satu warga yang positif covid- 19, tetapi
tidak butuh waktu lama virus covid19 menyebar ke seluruh Kota Pontianak dan
sekitarnya.

Pada hari Jumat 24 April 2020, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson
mengumumkan terdapat 19 pasien baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalbar. Dengan
demikian, sudah ada 50 pasien positif Covid-19, 7 di antaranya sembuh dan 3 pasien
meninggal dunia. Harisson merinci, masing-masing 19 kasus baru terkonfirmasi positif
Covid-19 adalah pasien 032, pria 38 tahun; pasien 033 pria 60 tahun; pasien 034 pria
61 tahun; pasien 035 pria 44 tahun; pasien 036 perempuan 31 tahun; dan pasien 037 balita
2 tahun. "Keenam pasien ini berhubungan atau bagian dari klaster jemaah tabligh akbar
di Malaysia," ujar Harisson. Kemudian masih ada 59 Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Covid-19 yang tengah dirawat di ruang isolasi sejumlah rumah sakit serta tempat isolasi
lain dan menunggu hasil uji laboratorium swab. Berdasarkan data yang di publis Dinas
Kesehatan pukul 08.00 WIB, Selasa (28/4/2020), kasus positif corona di Kota Pontianak
yaitu mencapai 28. Pada tanggal 7 Mei 2020 sudah terdapat 51 orang yang positif covid-
19 di Kota Pontianak. Berikut merupakan data masyarakat yang terinfeksi virus covid-19
di Kota Pontianak yang di update pada tanggal, 7 Mei 2020.
Gambar 2. 3 Peta Persebaran Covid-19 di Pontianak

Sumber: Pontive Center

Tabel 2. 4 Data Masyarakat yang Terpapar Virus Covid-19 di Kota Pontianak


(update 7 Mei 2020).

Jumlah
Jumlah Pasien Jumlah
Orang Jumlah
dalam Kasus
Kecamatan Kelurahan dalam Kasus
Pengawasan Positif
Pemantauan Reaktif
(PDP) COVID-19
(ODP)
Total 356 100 51 309
Kelurahan
Tengah 2 1 0 3
Kelurahan
Mariana 2 1 0 3
Pontianak Kelurahan
Kota Sungai Jawi 45 9 6 47
Kelurahan
Sungai Bangkong 38 5 2 26
Kelurahan Darat
Sekip 3 1 0 0
Kelurahan
Sungai Jawi Luar 22 6 1 15

Kelurahan
Sungai Jawi Dalam 19 6 3 17

Pontianak Kelurahan Pal


Lima 11 1 1 12
Barat
Kelurahan
Sungai Beliung 23 7 4 22
Kelurahan
Akcaya 11 3 3 16
Kelurahan Kota
Baru 4 6 2 5
Kelurahan Parit
Tokaya 9 4 4 10
Pontianak Kelurahan Benua
Selatan Melayu Darat 16 8 1 5
Kelurahan Benua
Melayu Laut 2 0 1 5
Kelurahan
Pontianak Bangka Belitung
Tenggara 5 4 1 13
Laut

Jumlah
Jumlah Pasien Jumlah
Orang Jumlah
dalam Kasus
Kecamatan Kelurahan dalam Kasus
Pengawasan Positif
Pemantauan Reaktif
(PDP) COVID-19
(ODP)
Kelurahan
Bangka Belitung
11 0 1 5
Darat
Kelurahan
Bansir Laut 8 0 0 6
Kelurahan
Bansir Darat 11 3 3 17
Kelurahan
Saigon 7 9 8 24
Kelurahan
Tanjung Hulu 5 3 1 8
Kelurahan Parit
Mayor 8 0 0 1
Kelurahan
Pontianak 19 1 0 3
Banjar Serasan
Timur
Kelurahan
Tambelan Sampit 1 0 1 6

Kelurahan
Dalam Bugis 5 3 1 9
Kelurahan
Tanjung Hilir 9 3 2 1
Kelurahan
Siantan Hulu 21 2 3 9
Kelurahan
Siantan Tengah 21 5 0 7
Kelurahan
Pontianak 5 8 2 8
Siantan Hilir
Utara
Kelurahan Batu
Layang 13 1 0 6
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak
BAB III
KEGIATAN LAPANGAN

3.1 Gambaran Kegiatan


Kegiatan PMKM dilakukan di RW 019 Kelurahan Kelurahan Sungai Jawi
Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, yang terdiri dari
3 RT yaitu, RT 01, RT 02, RT 03. Kegiatan PMKM dimulai dengan pembungkusan
masker, pembuatan handsanitizer, pengemasan sembako, pembuatan voucher yang akan
digunakan untuk memudahkan pembagian sembako, dan kegaitan terakhir ialah
pembagian sembako, masker dan handsanitizer. Pembagian ini dilakukan pada hari
Minggu, tanggal 10 Mei Tahun 2020 di kediaman ketua RW O19 Kelurahan Kelurahan
Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Kegiatan pembagian bantuan ini dimulai dari pukul 08:00 WIB hingga selesai.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan PMKM ini terdiri dari empat kegiatan, yaitu :
a. Kegiatan pembuatan masker dilakukan untuk memproduksi masker kain yang
tepat sasaran, tepat bahan, dan tepat cara pakai. Dalam kegiatan ini yang
diproduksi merupakan masker kain yang berfungsi agar droplet bersin atau batuk
tidak keluar dan menulari orang lain.
b. Kegiatan pembuatan hand sanitizer dilakukan untuk memproduksi hand sanitizer
yang mudah terjangkau. Dalam kegiatan ini pembuatan hand sanitizer bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan untuk mencegah penyebaran virus covid-
19 melalui sentuhan atau kontak fisik.
c. Kegiatan pembuatan disinektan dilakukan untuk memproduksi disinfektan untuk
keperluan umum. Dalam kegitan ini pembuatan disinfektan bertujuan untuk
mensterilisasi suatu tempat keramaian/umum agar terhindar dari covid-19

d. Kegiatan pembagian sembako dilakukan untuk membantu masyarakat


menengah kebawah yang terdampak langsung oleh virus covid-19.Pembagian
sembako dilakukan tepatnya di Jl. Kemakmuran, Kecamatan Pontianak Kota,
Kota Pontianak.
Metodologi pelaksanaan terhadap empat kegiatan di atas adalah sebagai berikut:

a. Pendefinisian dan pemilihan bahan


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka perlu mendefinisikan
dan memilih bahan-bahanpembuatan yang memang sangat diperlukan oleh
masyarakat. Di samping itu juga perlu didefinisikan barang-barang yang sangat
umum dibutuhkan untuk mencegah penyebaran virus covid-19.
b. Agar kegiatan PMKM dapat mencapai sasarannya, maka perlu diadakan
pelatihan bagaimana cara pembuatan dan penggunaan barang-barang diatas.
Sebagai bentuk nyata kegitan tersebut dapat ditunjang dengan memberikan
pelatihan pembuatan masker, hand sanitizer, dan disinfektan kepada mahasiswa.
Selain itu kegiatan pembagian sembako juga untuk mengetahui bagaimana
dampak langsung virus covid-19 terhadap masyarakat.

3.2.1 Masker
Virus Covid-19 dapat menular melalui percikan dahak atau air liur saat penderita
Covid-19 batuk atau bersin. Untuk mengurangi resiko penularan virus maka setiap
orang dihimbau untuk menggunakan masker. Terdapat tipe dan klasifikasi masker
yang perlu diketahui oleh masyarkat umum berdasarkan panduan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) penjelasannya ialah sebagai berikut:
a. Masker Kain
Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan sekaligus
mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi di pasar seperto apotek dan toko-
toko kesehatan. Masker kain yang dibuat perlu memiliki 3 (tiga) lapisan yaitu
lapisan non-anyaman tahan air (depan), microfibre meltblown kain non-
anyaman (tengah), dan kain biasa non-tenunan (belakang).
Gambar 3. 1 Contoh Masker Kain

Sumber: Google, 2020

Penggunaan masker kain dapat dipergunakan untuk:


- Bagi masyarakat umum dalam keadaan sehat
Masker jenis ini bisa digunakan ketika berada di tempat umum dan fasilitas
lainnya dengan tetap menjaga jarak aman yakni 1-2 meter. Namun, jika
masyarakat memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya,
penanganan jenazah Covid-19, dan sebagainya) maka tidak disarankan
menggunakan masker kain tapi harus menggunakan masker jenis lain dan
APD pendukung
- Bagi tenaga medis
Masker kain tidak direkomendasikan sebagai APD (Alat Pelindung Diri)
untuk tingkat keparahan tinggi karena sekitar 40%-90% partikel dapat
menembus masker kain bagi tenaga medis. Masker kain hanya boleh
digunakan sebagai opsi terakhir jika masker bedah atau masker N95 tidak
tersedia lagi. Meskipun demikian penggunaan masker kain oleh tenaga medis
idealnya perlu dikombinasikan dengan pelindung perlu dikombinasikan
dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi wajah.

b. Masker Bedah 2 Ply atau Surgical Mask 2 Ply


Masker bedah 2 Ply alias Surgical Mask 2 Ply ini, hanya terdiri dari 2 lapisan
(layers) yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi
sebagai filter. Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah diantara
lapisan luar kedap air dan dalam yang langsung kontak dengan kulit, maka tipe
masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet atau percikan yang keluar
dari mulut dan hidug pemakai ketika batuk atau bersin.
Gambar 3. 2 Contoh Masker Bedah 2 Ply

Sumber: Google, 2020


Dengan begitu, masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian
masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu atau influenza
yang disertai dengan batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri
tenggorokan. Karena mudah tembus jenis masker ini tidak direkomendasikan
untuk dipakai oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan, apalagi mengani
pasien yang terpapar virus corona Covid-19.

c. Masker Bedah 3 Ply atau Surgical Mask 3 Ply


Masker Bedah memiliki tiga lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa
anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi
dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai
penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun
bersin.

Gambar 3. 3 Contoh Masker Bedah 3 Ply

Sumber: Google, 2020

Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet
yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan
merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai
dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil. Dengan begitu, masker ini
direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu atau
influenza yakni batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan.
Masker ini juga bisa digunakann oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.

d. Masker N95 (Ekuivalen)


Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan merupakan kelompok
masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable).
Kelompok jenis masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi
pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga
berukuran aerosol.

Gambar 3. 4 Masker N95


Sumber: Google, 2020
Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung
pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang
dengan benar. Adapun jenis masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang
ekuivalen dengan N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95 (GB2626-
2006, China), P2 (AS/NZA) 1716:2012, Australia/New Zealand), KF94
(KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification 214,2018, Jepang).
Kelompok masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga kesehatan yang
harus kontak erat secara langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius
yang tinggi seperti pasien positif terinfeksi virus corona Covid-19.

e. Reusable Facepiece Respirator


Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun
tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih
tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas.
Gambar 3. 5 Masker Reusable Facepiece Respirator

Sumber: Google, 2020

Tipe masker ini direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan yang
memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe masker ini dapat
digunakan berkali- kali selama face seal tidak rusak dan harus dibersihkan dengan
disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.

Tanggal 5 April 2020 yang lalu, juru bicara pemerintah penanganan COVID-19,
Achmad Yurianto mengumumkan bahwa pemerintah tengah menggalakkan
program ‘masker untuk semua’. Program tersebut senada dengan imbauan Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, CDC, yang menganjurkan untuk
memakai masker bagi semua orang yang hendak keluar rumah. Untuk
menghindari terjadinya kelangkaan masker bagi petugas medis, CDC kemudian
menyarankan untuk memilih masker jenis kain dikarenkan lebih gampang,
waktu membuat yang singkat dan praktis serta bahan yang mudah didapat.
Berikut penjelasan jenis masker kain yang paling efektif untuk dikenakan dan
cara membuatnya. Adapun Kain yang memiliki daya saring paling baik adalah:

- Bahan serbet yang biasanya digunakan untuk lap piring


- Sarung bantal berbahan katun
- Kaos katun
3.2.2 Handsanitizer
Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan
antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti,
2006). Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan
hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel
yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan,
mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih
tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan
yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian
Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif
dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan.

Banyak hand sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam penggunaannya.
Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaanya mudah dan praktis tanpa
membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi
masyarakat. (Hapsari, 2015)

Seiring perkembangan zaman, dikembangkan juga pembersih tangan non


alkohol, tetapi jika tangan dalam keadaan benar – benar kotor, baik oleh tanah, udara,
darah, ataupun lainya, mencuci tangan dengan air dan sabun lebih disarankan karena
gel hand sanitizer tidak dapat efektif membunuh kuman dan membersihkan material
organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik /desinfektan untuk
desinfeksi permukaan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk kulit yang luka (Hapsari,
2015). Selain itu alkohol juga mempunyai sifat iritasi pada kulit, mudah terbakar, dan
juga meningkatkan infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan, karena itu muncul
ide untuk memanfaatkan bahan alami yang dapat mengurangi resiko munculnya
penyakit gangguan pencernaan (Cahyani, 2014).

Hand sanitizer adalah alternatif pembersih tangan selain sabun yang sering kali
digunakan untuk berpergian. Terlebih jika tidak medapat air dan sabun dengan mudah,
serta ingin membuat tangan bersih secara cepat. Tentunya, hand sanitizer memiliki
kelebihan dan keurangan dibandingkan dengan sabun cuci tangan. Berikut ini
merupakan kelebihan dan kekurangan dari hand sanitizer.

a. Kelebihan dan Kekurangan Hand Sanitizer


Ahli kesehatan Universitas Kedokteran Massachusett, dr. Richard Ellison,
memaparkkan bahwa hand sanitizer dapat mengganti sabun. Hand sanitizer
mengandung alkohol jenis ethyl alcohol yang berfungsi layaknya antiseptik
bahkan hand sanitizer akan lebih efektif membasmi kuman, bakteri, atau
mikroorganisme, dan virus jika memiliki kandungan alkohol sebesar 60-95%.
Alkohol pada hand sanitizer bekerja dengan melunakan bakteri menjadi tidak
efektif. Oleh sebab itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
merekomendasikan hand sanitizer sebagai alternatif sabun dan air saat kondisi
tangan tidak cukup bersih namun jauh dari sumber air atau jika seseorang
memiliki profesi yang memang diminta untuk selalu dalam keadaan steril.
Terlepas dari adanya kandungan pada hand sanitizer yang bisa membantu
membasmi kuman, tidak direkomendasikan menggunakan hand sanitizer jika
kondisi tangan sangat kotor dan berminyak, seperti usai makan, berkebun, atau
berolahraga. Ada kemungkinan hand sanitizer tidak dapat bekerja maksimal
pada tangan yang terlalu kotor. Dr. Richard T. Ellison III dari University of
Massachusetts Medical School, mengatakan bahwa sanitizer dapat mengganti
sabun dan air jika tidak ada kotoran yang terlihat pada tangan. Antibakteri dalam
alkohol sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme, namun alkohol harus
langsung menyentuh mikroorganisme tersebut. Jika pada tangan terdapat banyak
kotoran, hand sanitizer mungkin tidak akan mencapai mikroorganisme yang ada
di bawah kotoran.
Produk hand sanitizer juga memiliki jenis hand sanitizer non-alkohol. Jenis ini
kemungkinan tidak akan efektif mengusir beberapa jenis kuman tertentu, bahkan
dapat membuat kuman kebal terhadap zat yang ada pada hand sanitizer, dan
mungkin bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Apalagi hand sanitizer kerap
diproduksi dengan berbagai aroma (seperti vanila, stroberi, atau permen karet)
dan warna. Jika tertelan, hal ini dapat membahayakan anak-anak dan dapat
membuat mereka keracunan alkohol. Meski pembersih tangan berbasis alkohol
(dengan persentase alkohol 60% atau lebih) dapat mengurangi jumlah kuman,
namun hand sanitizer tidak dapat mengurangi penyebaran beberapa virus, seperti
norovirus, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

b. Alat dan Bahan Pembuatan Hand Sanitizer


Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan hand sanitizer ialah sebagai berikut:
- Beaker Glass (Gelas Ukur)
- Jerigen 5L
- Corong
- Botol Plastik 250 ml
- Botol Plastik 100 ml
- Botol Sprayer 300 ml
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan hand sanitizer ialah sebagai berikut:

1. Hand Sanitizer Alkohol


- Alkohol 70%
- Gliserol
- H2O2
2. Hand Sanitizer non-alkohol
- imethylcoco Benzyl Ammonium Chloride / Benzalkonium Cloride
- Glutaraldehyde

Berikut penjelasan mengenai kandungan bahan aktif yang digunakan.

1. Alkohol
Secara kimiawi, alkohol adalah molekul organik yang tersusun dari karbon,
oksigen, dan hidrogen. Alkohol menghancurkan kuman penyakit, dengan
memecah protein, membelah sel menjadi beberapa bagian, atau mengacaukan
metabolisme sel. Dengan kandungan 30% alkohol memiliki kemampuan
membunuh patogen, dan efektivitasnya meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol. Penelitian telah menunjukkan bahwa alkohol membunuh
beragam bakteri dan virus ketika konsentrasinya melebihi 60%, dan ia bekerja
lebih cepat ketika konsentrasinya meningkat.
Kelebihan alkohol adalah bakteri yang dibunuhnya tidak bisa
mengembangkan daya tahan terhadapnya, sehingga alkohol tidak kehilangan
keefektifannya pada penggunaan yang berkelanjutan. Tetapi alkohol tidak
bekerja untuk semua kuman, seperti norovirus; Clostridium difficile, yang
dapat menyebabkan diare yang mengancam jiwa.
Pembersih tangan tidak benar-benar kedaluwarsa. Alkohol adalah bahan
kimia yang stabil. Ini berarti bahwa jika alkohol disimpan dalam wadah
bersegel pada suhu kamar, ia akan tetap pada konsentrasi yang sama untuk
waktu yang sangat lama. Namun, alkohol mudah menguap karena titik
didihnya yang relatif rendah, dan seiring waktu, ketika botol dibuka dan
ditutup, beberapa alcohol dapat keluar dan konsentrasi alkohol dalam
pembersih tangan Anda mungkin mulai berkurang.
Alkohol dianggap aman untuk digunakan sebagai antiseptik dan umumnya
tidak memiliki efek toksik pada kulit, meskipun penggunaan berulang dapat
menyebabkan kekeringan atau iritasi ringan. Tetap berhati-hati dengan
penggunaan alkohol karena sifatnya yang keras, mampu membakar kulit bila
dipakai berlebihan.
2. Gliserol
Gliserin atau gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana.
Gliserin dalam pembuatan hand sanitizer berguna untuk membuat alkohol
lebih mudah diaplikasikan pada kulit. Gliserin juga berguna melembapkan
kulit dan mencegah iritasi kulit akibat alkohol. Bahan gliserol digunakan
sebagai humektan (menjaga kelembaban) kulit.
3. Hydrogen Peroxide (H202)
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah zat kimia yang berbentuk cairan bening,
tidak berwarna, dengan tekstur sedikit lebih kental dibandingkan air. Zat
kimia yang tersusun dari zat kimia hidrogen dan oksigen ini, juga dikenal
sebagai agen pemutih yang kuat. Hidrogen peroksida merupakan senyawa
yang banyak ditemukan di berbagai produk rumah tangga, mulai dari produk
kecantikan hingga pembersih rumah dan pakaian. Hidrogen peroksida juga
dapat digunakan sebagai obat.
Penggunaan Hidrogen Peroksida tidak boleh sembarangan, karena juga
berpotensi membahayakan tubuh dan lingkungan sekitar. Bahaya bahan ini
antara lain:
- Jika produk dengan kadar hidrogen peroksida tinggi tertelan, maka dapat
menyebabkan iritasi atau tukak lambung yang disertai gejala mual,
muntah, atau bahkan muntah darah (hematemesis)
- Jika terkena mata, maka dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan
pada mata. Jika konsentrasinya tinggi, cairan hidrogen peroksida bahkan
bisa menyebabkan kerusakan mata permanen. Segera bilas dengan air
bersih selama 15-30 menit bila hidrogen peroksida tidak sengaja mengenai
mata.
- Hidrogen peroksida yang terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan
iritasi saluran pernapasan, batuk, sesak napas, hingga pembengkakan paru-
paru.
- Keracunan hidrogen peroksida dapat menimbulkan beberapa gejala,
seperti pusing, mual, sesak napas, sakit perut, dan luka di saluran cerna.
Dalam penggunaan Hand sanitizer, hidrogen eroksida berfungsi untuk
mengatasi bakteri yang terkontaminasi. Hidrogen peroksida adalah cairan
bening, agak lebih kental daripada air, yang merupakan oksidator kuat.
Hidrogen peroksida berperan sebagai zat antiseptik seperti alkohol dalam
hand sanitizer. Zat ini digunakan untuk mengentikan pertumbuhan mikroba
yang dapat berkembang di cairan hand sanitizer.
4. Dimethylcoco Benzyl Ammonium Chloride / Benzalkonium Cloride
Benzalkonium chloride adalah zat amonium yang umumnya terkandung
dalam produk antiseptik, seperti sampo atau sabun. Selain itu, benzalkonium
chloride juga menjadi salah satu bahan penyusun dalam produk-produk obat
yang bermanfaat sebagai preparat mulut dan menangani gangguan ringan
pada mata. Zat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan beberapa jenis
bakteri, virus, atau jamur yang dapat membahayakan tubuh.
5. Glutaraldehyde
Glutaral adalah cairan bahan aktif yang berisi glutaraldehyde, yang
membunuh virus yang menyebabkan kutil dan mata ikan. Ketika diterapkan
pada kutil atau mata ikan, glutaraldehid juga membuat lapisan atas kulit
mengeras, sehingga membuatnya keras dan berwarna putih. Lapisan kulit ini,
yang berisi virus, akan copot. Ini membantu mencegah penyebaran virus.
Kulit baru, yang tumbuh di bawahnya, akan sehat dan bebas dari virus.
c. Cara Pembuatan Hand Sanitizer
Pada pembahasan ini, akan menerangkan pembuatan hand sanitizer yang
berbahan dasar alcohol. Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
terdapat dua komposisi yang dapat digunakan dalam membuat hand sanitizer
yaitu:
1. Formula I
- Alkohol/etanol 96 persen sekitar 8.333 ml
- Hidrogen peroksida, 3 persen sekitar 417 ml
- Gliserol, 98% sekitar 144 ml
- Air suling (distilasi) atau air matang yang sudah dingin 1105 ml
2. Formula II
- Isopropil alkohol 99,8 % 7.515 ml.
- Hidrogen peroksida 3 % 417 ml.
- Gliserol 98 % 145 ml.
- Distilasi steril atau air mendidih yang sudah dingin.

Proses pembuatan Hand Sanitizer alkohol ialah sebagai berikut :


1. Alkohol sesuai formula dituangkan ke dalam botol atau tangki besar.
2. Tambahkan hidrogen peroksida dengan tabung ukur silinder.
3. Tambahkan gliseral menggunakan pengukur silinder. Gliseral yang sangat
kental dan menempel pada dinding tabung ukur harus dibilas dengan air
sterilatau air rebusan yang sudah dingin, dan kosongkan ke dalam botol atau
tangki.
4. Penuhi botol atau tangki hingga 10 liter. tandai dengan suling steril atau air
matangdingin.
5. Setelah itu, tutup tangki atau botol sesegera mungkinuntuk mencegah
penguapan.
6. Campur dengan menggoyangkan botol atau tangki dengan lembut, di mana
sesuai atau dengan menggunakan sebuah dayung.
7. Masukan ke wadah akhir (plastik atau botol 500ml, 100ml) dan diamkan
selama 72 jam sebelum digunakan.
Dikutip dari situs Aladokter, berikut cara tepat penggunaan hand sanitizer:
- Lepaskan perhiasan dari tangan seelum menggunakan hand sanitzer
- Tuangkan cairan hand sanitizer secukupnya pada satu telapak tangan
- Kemudian, gosok telapak tangan yang sudah ada hand sanitiser ke telapak
tangan satunya
- Ratakan ke seluruh permukaan tangan dan jari-jari hingga mengering

Gunakan hand sanitizer terutama bila tidak ada air dan sabun untuk mnecuci
tangan dengan benar. Hati-hati terhadap penggunaan hand sanitizer pada anak-
anak. Jangan biarkan anak-anak memakai hand sanitzer sendiri karena ada resiko
tertelan. Apalagi hand sanitizer kerap diproduksi dengan berbagai aroma dan
warna. Jika tertelan, anak-anak bisa keracunan alkohol. Meskipun hand sanitizer
bermanaat untuk menangkal berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit,
namun cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit berbahaya adalah cuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pembersih tangan juga tidak menghilangkan bahan kimia berbahaya seperti
pestisida atau logam berat. Pembersih tangan juga tidak bekerja dengan baik
terutama pada tangan yang kotor atau berminyak. Jadi, sabun dan air masih
memenangkan kontes secara keseluruhan. Berikut ini merupakan dokumentasi
kegiatan PMKM pembuatan handsanitizer dan penyemprotan handsanitizer saat
kegiatan pembagian sembako.

Gambar 3.2.2 Dokumentasi Pembuatan hand sanitizer


Sumber: Dokumentasi, 2020

3.2.3 Sembako
Sembilan Bahan Pokok atau sering disingkat Sembako adalah sembilan jenis
kebutuhan pokok masyarakat menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998. Kementerian
Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
27/MDAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan
Harga Acuan Penjualan di Konsumen yang mulai berlaku pada 16 Mei 2017.
Kesembilan bahan itu menurut Kepmenperindag 115/1998 adalah beras, gula pasir,
minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak
tanah, dan garam.

Pemberian sembako merupakan salah satu rangkaian kegiatan PMKM.


Pemberian sembako kepada masyarakat menjadi salah satu kegiatan PMKM
mengingat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan sementara dirumahkan
karena banyak perusahaan yang menutup usahanya saat terjadi pandemi COVID-19.
Sembako diberikan kepada masyarakat RT 019 Kelurahan Sungai Jawi, Kecamatan
Pontianak Kota, Kota Pontianak. Sembako yang diberikan berupa bahan pokok seperti
beras, gula, dan minyak makan. Pemberian sembako diharapkan dapat meringankan
masyarakat yang membutuhkan. Dokumentasi pemberian sembako ialah sebagai
berikut:

Gambar 3.2.3 Pembagian sembako ke masyarakat


Sumber: Dokumentasi, 2020
3.2.4 Teknis Pembagian
Mahasiswa membagikan paket sembako gratis yang mencakup tiga RT yang ada
di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Jawi, Kecamatan Pontianak Kota, Kota
Pontianak. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kepedulian mahasiswa kepada
masyarakat yang terdampak akibat Covid-19
, kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu, 10 Mei 2020 mulai pukul 08.00
WIB hingga selesai.
Adapun teknis pembagiannya menggunakan kupon yang telah diberikan oleh
ketua RT masing-masing sesuai data yang sudah terverifikasi. Sembako akan diambil
menggunakan kupon dengan teknis atau arahan yang sesuai dengan pencegahan covid-
19 dan setiap RT akan diberi waktu 1 jam untuk pengambilannya.
Pembagian dimulai dengan melakukan penyemprotan handsanitizer kepada
masyarakat, kemudian masyarakat melakukan registrasi dengan memberikan
memperlihatkan kupon, ktp dan melakukan tanda tangan, setelah itu diberikan 3 buah
masker (untuk masyarakat yang tidak menggunakan masker saat mengambil sembako
diharapkan menggunakan masker yang telah diberikan) kemudian diarahkan untuk
melakukan pengambilan sembako. Dokumentasi kegiatan pengambilan sembako ialah
sebagai berikut

Gambar 3.2.4 Teknis Pembagian Sembako


Sumber: Dokumentasi, 2020
BAB IV
KESIMPULAN

Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat merupakan salah satu bentuk Tri


Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan PMKM yang dilakukan
mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura pada saat pandemi Covid-19 ialah pengemasan masker berbahan dasar kain,
pembuatan handsanitizer, serta pembagian sembako kepada masyarakat yang
membutuhkan. Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian mahasiswa kepada masyarakat
yang terdampak akibat adanya virus Covid-19.

Kegiatan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat (PMKM) dilakukan dalam


ringkup RW yaitu RW.019 Kelurahan Sungai Jawi, Kecamatan Pontianak Kota, Kota
Pontianak. Untuk kedepannya diharapkan adanya kegiatan-kegiatan sebagai tindak lanjut
program yang sudah kami lakukan ini agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh
seluruh masyarakat
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengemasan Hand Sanitizer

Gambar 2. Data masyarakat yang menerima bantuan


Gambar 3. Pemberian sembako kepada Desa Sungai Asam

Gambar 4. Masker yang dibagikan kepada masayarakat

Gambar 5. Pembagian masker


Gambar 6. Pembagian Hand sanitizer

Gambar 7. Pembagian Sembako

Gambar 8. Pengisian Data

Anda mungkin juga menyukai