Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEKANISME ALIH FUNGSI LAHAN

Tugas Individu Mata Kuliah Teknik Evaluasi Perencanaan


Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh
FAJRIATI LESTARI D1091171011

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Kata Pengantar

Berkat rahmat Allah SWT dan didorong oleh motivasi yang sungguh-sungguh,
akhirnya Makalah Tugas Teknik Evaluasi Perencanaan tentang Alih Fungsi Lahan
dapat diselesaikan. Penulis sangat berharap makalah ini sesuai dengan apa yang
menjadi penilaian pada tugas ini serta berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat untuk
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini

Pontianak, September 2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................ 1

Daftar Isi ..................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan ...................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................. 5

Bab II Landasan Teori................................................................................................. 7

2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan ............................................................................. 7

2.2 Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan ........................................................................ 8

Bab III Pembahasan .................................................................................................. 10

3.1 Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan ............................................................ 10

3.2 Mekanisme Pengendalian Alih Fungsi Lahan di Indonesia ......................... 12

Bab IV Penutup ......................................................................................................... 19

4.1 Kesinpulan ......................................................................................................... 19

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua
sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan,
perumahan, industri, pertambangan dan transportasi. Akhir-akhir ini, sejalan dengan
meningkatnya taraf hidup dan terbukanya kesempatan untuk menciptakan peluang
kerja yang ditandai oleh banyaknya investor ataupun masyarakat dan pemerintah dalam
melakukan pembangunan sehingga masalah pembangunan pun semakin komplek.

Salah satu masalah yang muncul adalah kebutuhan ruang tidak sebanding dengan
ketersediaan ruang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Perkembangan penduduk yang cukup
pesat serta adanya konversi lahan mulai dari lahan pertanian hingga lahan sekitar
daerah aliran sungai mengakibatkan intensitas penggunaan lahan yang semakin tinggi
yang menyebabkan kurangnya lahan pertanian hingga adanya penyempitan aliran
sungai di beberapa tempat.

Menurut Elvia (2012) selama periode 2007–2010 konversi lahan pertanian ke


non- pertanian di Jawa mencapai 600.000 hektar. Lahan tersebut digunakan untuk
kepentingan di luar pertanian misalnya pembangunan gedung – gedung, jalan tol,
industri , perumahan dan sarana umum lainnya. Seperti yang diketahui lahan pertanian
pulau Jawa adalah lahan yang subur dan memiliki produktivitas tinggi dibanding
daerah lain yang tentu saja berkontribusi terhadap produksi pangan nasional.

Sebagai upaya membendung konversi lahan sawah, pemerintah telah


mengeluarkan Undang-undang (UU) No. 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan
pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Undang-undang ini diharapkan dapat
berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan laju konversi lahan sawah. Untuk
mengimplementasikan UU tersebut, pemerintah telah menyusun 4 Peraturan

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 4
Pemerintah (PP) turunannya yang diharapkan lebih bersifat operasional, yaitu
Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 tahun 2011 tentang penetapan dan pengaturan
konversi LP2B, PP No. 12 tentang insentif perlindungan LP2B, PP No. 25 tahun 2012
tentang sistem informasi LP2B, dan PP No. 30 tahun 2012 tentang pembiayaan
perlidungan LP2B. Selain itu juga telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) No. 07 tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan
Kawasan Lahan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Namun sejauh
ini ternyata berbagai peraturan tersebut belum mampu membendung laju konversi
lahan sawah secara efektif.

Oleh karena itu alih fungsi lahan atau yang biasa dikenal dengan konversi lahan
merupakan masalah yang menjadi pembahasan penting saat ini. Berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dirasa perlu untuk dibahas. Selain itu,
mekanisme alih fungsi lahan juga dinilai perlu menjadi pembahasan agar terdapat
solusi yang dikira bisa menyelesaikan permasalahan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat lah beberapa masalah yang
teridentifikasi. Berbagai masalah tersebut di rumuskan dalah rumusan masalah sebagai
berikut;
1. Apa saja faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan terjadi ?
2. Bagaimana mekanisme pengendalian alih fungsi lahan di Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang dapat diharapkan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai
berikut;
1. Mengetahui faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan
2. Mengetahui mekanisme pengendalian alih fungsi lahan di Indonesia

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 5
Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah pembaca dapat
mengambil kesimpulan dari masalah yang dibahas dan diharapkan dapat berguna
sebagai bahan pembelajaran.

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 6
Bab II
Landasan Teori

2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan

Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai
konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi
dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih
fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan
oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan
akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Menurut Kustiawan (1997) konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasinya
lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan
dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.

Menurut Wahyunto (2001), perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan


pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama
adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat
jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan
yang lebih baik.

Menurut Agus (2004) konversi lahan sawah adalah suatu proses yang disengaja
oleh manusia (anthropogenic), bukan suatu proses alami. Kita ketahui bahwa
percetakan sawah dilakukan dengan biaya tinggi, namun ironisnya konversi lahan
tersebut sulit dihindari dan terjadi setelah system produksi pada lahan sawah tersebut
berjalan dengan baik. Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan
aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 7
dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan
menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang masih produktif.

2.2 Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan

UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruangan bahwa ruang Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara,
baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya
pengelolaanmya secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna dengan berpedoman
pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga
keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai
dengan landasan Konstitusioan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1995.

Undang-undang No 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian


berkelanjutan, sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, efisiesnsi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi
nasional. Selain itu negara menjamin hak atas pangan sebagai hak asasi setiap warga
negara sehingga negara berkewajiban menjamin kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan, serta mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk dan
perkembagan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan
fragmentasi lahan pertanian pangan yang telah mengancam daya dukung wilayah
secara nasional dalam menjaga kemandirian, ketahan, dan kedaulatan pangan.
Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan Kabupaten/Kota diatur dalam
peraturan Daerah mengenai rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota

PP No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan, peraturan pemerintah ini adalah untuk memberikan dukungan kepada
petani yang tidak mengalih fungsikan lahannya dengan memberikan insentif berupa

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 8
peningkatan infrastruktur,bantuan keringanan pajak, serta penyediaan sarana produksi
pertanian dan penghargaan bagi petani berprestasi tinggi

PP No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan
dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian,
ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, hal ini dimaksudkan untuk melindungi
lahan potensial agar pemanfaatannya, kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali
untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan pada masa yang
akan datang.

PP No 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan adalah merupakan sistem dan proses dalam merencanakan dan
menetapkan, mengambangkan, memanfaatkan, membina, mengendalikan, dan
mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasan secara berkelanjutan, pembiayaan
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah suatu pendanaan dalam
rangka melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Peraturan Menteri Pertanian No 81 Tahun 2013 Tentang Teknis Tata Cara Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan ini dimaksudkan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pelayanan bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penetapan Tata Cara Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan yang berkeadilan dan kepastian hukum bagi semua
pihak.

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 9
Bab III
Pembahasan
3.1 Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan
pertanian. Faktor – faktor penting yang menyebabkan alih fungsi lahan tersebut antara
lain :

1. Banyaknya kebutuhan lahan yang bersifat non-pertanian


Lokasi sekitar kota yang dulunya masih didominasi oleh penggunaan lahan
pertanian menjadi sasaran empuk bagi pengenbangan jasa – jasa di bidang non
pertanian terutama di bidang industri.. Mengingat lahan pertanian yang relatif
masih lebih murah serta tempat yang sudah berdekatan dengan kota yang
menyebabkan mudahnya menjangkau sarana dan prasarana seperti listrik, air
bersih, jalan raya sekaligus dekat dengan keramaian membuat lahan pertanian
menjadi rebutan para investor industri. Selain itu, terdapat keberadaan lahan
terjepit yakni lahan – lahan pertanian yang tidak terlalu luas disebabkan karena
daerah sekitarnya sudah beralih menjadi perumahan atau kawasan yang bersifat
non pertanian atau industri, mengakibatkan petani yang memiliki lahan pertanian
tersebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, air ter-irigasi, dan
sarana produksi lainnya, memaksa mereka untuk mengalih fungsikan lahan
pertaniannya atau bahkan menjualnya.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Seiring berjalannya waktu penduduk pun semakin banyak bertambah. Pesatnya
jumlah peningkatan penduduk tersebut tentunya mengakibatkan semakain
banyak pula jumlah atau luas tanah yang di butuhkan. Jika dalam suatu keluarga
membangun rumah di tanah yang berluaskan 2 are, dan jika keluarga itu disertai
dengan 3 orang anak yang nantinya akan mandiri dan membangun rumah sendiri
dengan masing – masing luas tanah per rumah sama 2 are, maka akan ada

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 10
penambahan luas tanah yang di alih fungsikan menjadi bangunan. Dari kejadian
tersbut secara otomatis luas lahan pertanian sedikit demi sedikit akan
terkikis yang berarti kegiatan alih funsi lahan hari demi hari akan bertambah.
3. Peningkatan taraf hidup masyarakat
Peningkatan taraf hidup juga bisa di katakana menjadi salah satu faktor
pendorong (penyebab) terjadinya kegiatan alih fungsi lahan, terlihat dari
permintaan lahan akibat peningkatan intensitas kegiatan masyarrakat seperti
pusat pebelanjaan, jalan raya, obyek wisata (tempat rekreasi), lapangan olah raga,
dan tempat – tempat umum lainnya.
4. Ekonomi masyarakat
Jauh lebih rendahnya hasil pertanian karena biaya produksi yang amat tinggi
sedangkan hasil yang di hasilkan relatif rendah, yang di bandingkan dengan
tingginya hasil di sektor non pertanian (industri), sewa tanah , dan tingginya
harga tanah jika di jual membuat banyak petani – petani yang mengalih
fungsikan lahannya ke bidang non pertanian bahkan menyewakan dan menjual
lahan pertaniannya kepada orang lain untuk kegiatan non pertanian (Industri).
Selain itu karena kebutuhan keluarga lainnya seperti pendidikan, mencari
pekejaaan non pertanian atau yang lainnya sering kali membuat petani tidak
mempunysi pilihan lain untuk menjual sebagian lahan pertaniannya.
5. Degradasi lingkungan
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia secara berlebihan yang berdampak
pada meningkatnya serangan hama tertentu akibat hilangnya predator – predator
alami dair hama yang bersangkutan, pencemaran air irigasi, rusaknya sawah
pinggiran pantai dan kemarau panjang yang menimbulkan kekurangan air untuk
kegiatan pertanian mengakibatkan hancurnya sektor pertanian karena petani
susah untuk mengembangkan kegiatan pertaniannya. Menjadi suatu faktor petani
beralih pekerjaan atau mngalih fungsikan lahan – lahan pertanian yang merekan
miliki.
6. Kebijakan pemerintah

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 11
Aspek regulasi yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.
Kelmahan pada aspek regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan
masalah kekuatan hokum, sangsi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang
dilarang di konversi.

3.2 Mekanisme Pengendalian Alih Fungsi Lahan di Indonesia


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam rangka pengadaan tanah
untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan dengan persyaratan:
1. Memiliki kajian kelayakan strategis.
Kajian kelayakan strategis ditinjau dari aspek kepentingan umum yang akan
mengalihfungsikan lahan pertanian pangan berkelanjutan dapat dipisah
peruntukannya untuk pembangunan yang berskala besar, menengah dan kecil
yang mengarah kepada kepentingan umum. Pembangunan yang berskala besar
dapat dikategorikan berbasis nasional dan regional, pembangunan skala
menengah berbasis provinsi dan kabupaten, serta pembangunan skala kecil
berbasis kecamatan dan desa.
Kajian ini mempunyai dampak dominan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat dan peningkatan kesejahteraan petani, serta mempunyai dampak
negatif rendah yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Kajian ini dapat menjadi bagian dari suatu kajian yang lebih luas
dalam pembangunan sektor/subsektor sebagai suatu persyaratan dalam
pembangunan tersebut. Misalnya pembangunan sarana prasarana irigasi dan
jalan umum dibutuhkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), pengelolaan dampak lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Kajian kelayakan strategis ditinjau dari aspek lahan yang akan dialihfungsikan
harus memperhatikan:
a. luas lahan yang akan dialihkan;

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 12
b. potensi kehilangan hasil pangan akibat konversi;
c. nilai resiko akibat konversi;
d. dampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja pertanian; dan
e. perkiraan perubahan pada sosio kultural masyarakat (kekerabatan,
pemukiman dll).
Sehubungan hal tersebut di atas, data yang harus dikumpulkan dan dicantumkan,
yaitu:
a. luas lahan, kesuburan tanah, jumlah dan ragam produksi komoditas di areal
bersangkutan, dan potensi produksi ke depan;
b. tenaga pertanian yang diserap;
c. perkiraan lamanya waktu pemulihan akan dapat terpenuhi;
d. pendapatan rumah tangga dari areal bersangkutan; dan
e. kondisi demografi penduduk antara lain meliputi jumlah penduduk, jenis
kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan dan penghasilan.

2. Mempunyai rencana alih fungsi lahan


Rencana alih fungsi lahan untuk pembangunan kepentingan umum antara lain
penyusunan rencana tahunan termasuk luas, lokasi, peruntukan, dan dilengkapi
dengan rencana induk sehingga tidak mengganggu kelangsungan pemanfaatan
infrastruktur yang ada. Misalnya pembangunan saluran air minum atau air bersih
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus menyusun rencana tahunan
pembangunan saluran tersebut.

3. Pembebasan kepemilikan hak atas tanah


Pengalih fungsi melakukan pembebasan kepemilikan hak atas tanah pada pemilik
tanah tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembebasan kepemilikan hak atas tanah dilaksanakan melalui pemberian ganti
rugi kepada para pemilik hak.
Pemberian ganti rugi diatur dengan tata cara sebagai berikut:

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 13
a. Setiap pemilik Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
dialihfungsikan wajib diberikan ganti rugi oleh pihak yang
mengalihfungsikan.
b. Selain ganti rugi kepada pemilik, pihak yang mengalihfungsikan wajib
mengganti nilai investasi infrastruktur pada Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan yang dialihfungsikan.
c. Penggantian nilai investasi infrastruktur diperuntukkan bagi pendanaan
pembangunan infrastruktur di lokasi lahan pengganti.
d. Biaya ganti rugi dan nilai investasi infrastruktur dan pendanaan penyediaan
lahan pengganti bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota instansi yang melakukan alih fungsi.
e. Besaran nilai investasi infrastruktur didasarkan pada:
i. taksiran nilai investasi infrastruktur yang telah dibangun pada lahan
yang dialihfungsikan; dan
ii. taksiran nilai investasi infrastruktur yang diperlukan pada lahan
pengganti.
f. Taksiran nilai investasi infrastruktur dilakukan secara terpadu oleh tim
yang terdiri dari instansi yang membidangi urusan infrastruktur dan yang
membidangi urusan pertanian.
g. Selain biaya investasi infrastruktur perlu dimasukkan juga biaya ganti rugi
atas nilai komoditas yang tumbuh di atas tanah yang dialihfungsikan.

4. Ketersediaan lahan pengganti terhadap lahan pertanian pangan


berkelanjutan.
Pemohon alih fungsi dapat melakukan alih fungsi setelah lahan pengganti yang
diminta oleh pemilik lahan telah dipenuhi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pemenuhan lahan pengganti meliputi lahan yang telah siap tanam,
perbaikan infrastruktur yang rusak akibat alih fungsi dan bangunan pendukung
lainnya:

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 14
a. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan
penggantinya dialokasikan pada daerah irigasi dengan luasan minimal 3
(tiga) kali luas lahan yang dialihfungsikan.
b. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan
penggantinya dialokasikan pada lahan rawa pasang surut dan/atau lebak
dengan luasan minimal 6 (enam) kali luas lahan yang dialihfungsikan.
c. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan
penggantinya dialokasikan pada lahan tidak beririgasi dengan luasan
minimal 9 (sembilan) kali luas lahan yang dialihfungsikan.
d. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan rawa pasang surut
dan/atau lebak maka lahan penggantinya dialokasikan pada lahan rawa
pasang surut dan/atau lebak dengan luasan minimal 2 (dua) kali luas lahan
yang dialihfungsikan.
e. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan rawa pasang surut
dan/atau lebak maka lahan penggantinya dialokasikan pada daerah tidak
beririgasi dengan luasan minimal 4 (empat) kali luas lahan yang
dialihfungsikan.
f. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan tidak beririgasi maka
lahan penggantinya dialokasikan pada daerah tidak beririgasi dengan
luasan minimal 1 (satu) kali luas lahan yang dialihfungsikan.

5. Persyaratan Alih Fungsi Lahan meliputi:


Alih fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan hanya dapat dilakukan oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah dalam rangka pengadaan tanah untuk
kepentingan umum atau terjadi bencana.
a. Persyaratan Alih Fungsi Lahan Untuk Kepentingan Umum
i. persyaratan alih fungsi lahan sebagaimana dimaksud pada BAB II
butir a sampai dengan butir d di atas diusulkan oleh pemohon alih
fungsi lahan untuk pengadaan tanah demi kepentingan umum,

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 15
dicantumkan dalam suatu laporan rekomendasi singkat yang
memuat:
- latar belakang;
- maksud dan tujuan;
- rencana pengembangan lahan dan peruntukannya, termasuk
kajian lingkungan hidup strategis, AMDAL dan pengelolaan
dampak lingkungan;
- rencana alih fungsi lahan meliputi: luasan, lokasi, serta
pelepasan hak atas petani melalui ganti rugi tanah dan berbagai
komoditas serta infrastruktur di atasnya dan menyiapkan lahan
pengganti baik yang berada di dalam satu kabupaten atau lintas
kabupaten di dalam satu provinsi, atau lintas provinsi sesuai
dengan luasan lahan pengganti yang diminta dan telah
mendapatkan persetujuan dari pemerintah di wilayah tersebut
dan penggantiannya disediakan oleh pemohon alih fungsi.
ii. alih fungsi lahan dapat dilaksanakan setelah ada jaminan lahan
pengganti dan dana yang tersedia di kabupaten/kota dari Pemerintah
atau pemerintah daerah serta rencana pembukaan lahan baru.
b. Persyaratan Alih Fungsi Lahan Karena Terjadi Bencana.
i. alih fungsi lahan karena terjadi bencana, maka laporan kelayakan
strategis dan rencana alih fungsi lahan tidak diperlukan, tetapi
pembebasan dan ganti rugi kepemilikan hak atas tanah bagi pemilik
tanah termasuk komoditas serta infrastruktur lain tetap diselesaikan
dengan pemiliknya, terutama masyarakat dan petani. Di samping
itu, pengalihfungsi juga melakukan penyediaan lahan pengganti
sesuai dengan tipologi lahan yang akan dialihfungsikan.
- Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi
maka lahan penggantinya dialokasikan pada daerah irigasi
dengan luasan minimal 3 (tiga) kali luas lahan yang
dialihfungsikan.

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 16
- Lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan
penggantinya dialokasikan pada lahan rawa pasang surut
dan/atau lebak dengan luasan minimal 6 (enam) kali luas lahan
yang dialihfungsikan.
- Lahan yang dialihfungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan
penggantinya dialokasikan pada lahan tidak beririgasi dengan
luasan minimal 9 (sembilan) kali luas lahan yang
dialihfungsikan.
- Lahan yang dialihfungsikan berupa lahan rawa pasang surut dan/atau
lebak maka lahan penggantinya dialokasikan pada lahan rawa pasang
surut dan/atau lebak dengan luasan minimal 2 (dua) kali luas
lahan yang dialihfungsikan
- Lahan yang dialihfungsikan berupa lahan rawa pasang surut
dan/atau lebak maka lahan penggantinya dialokasikan pada
daerah tidak beririgasi dengan luasan minimal 4 (empat) kali
luas lahan yang dialihfungsikan.
- Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan tidak beririgasi
maka lahan penggantinya dialokasikan pada daerah tidak
beririgasi dengan luasan minimal 1 (satu) kali luas lahan yang
dialihfungsikan.
ii. Lahan Pengganti ini dapat berada di dalam satu kabupaten/kota,
atau dapat berada dalam satu provinsi atau lintas provinsi dengan
lahan yang akan dialihfungsikan.
iii. alih fungsi lahan dapat dilaksanakan setelah ada jaminan lahan
pengganti dan dana yang tersedia di kabupaten/kota dari
Pemerintah atau pemerintah daerah serta rencana pembukaan lahan
baru.

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 17
Gambar Diagram Alur Tata Cara Alih Fungsi Lahan Pertanian

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 18
Bab IV
Penutup
4.1 Kesinpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ;
1. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan, antara lain;
Banyaknya kebutuhan lahan yang bersifat non-pertanian, Peningkatan jumlah
penduduk, Peningkatan taraf hidup masyarakat, Ekonomi masyarakat,
Degradasi lingkungan, dan Kebijakan pemerintah.
2. Mekanisme pengendalian alih fungsi lahan telah diatur pada Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dalam peraturan tersebut lengkap membahas
alur tata cara alih fungsi lahan

Makalah Alih Fungsi Lahan


Teknik Evaluasi Perencanaan 19

Anda mungkin juga menyukai