Oleh
FAJRIATI LESTARI D1091171011
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Kata Pengantar
Berkat rahmat Allah SWT dan didorong oleh motivasi yang sungguh-sungguh,
akhirnya Makalah Tugas Teknik Evaluasi Perencanaan tentang Alih Fungsi Lahan
dapat diselesaikan. Penulis sangat berharap makalah ini sesuai dengan apa yang
menjadi penilaian pada tugas ini serta berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat untuk
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
Daftar Isi
Salah satu masalah yang muncul adalah kebutuhan ruang tidak sebanding dengan
ketersediaan ruang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Perkembangan penduduk yang cukup
pesat serta adanya konversi lahan mulai dari lahan pertanian hingga lahan sekitar
daerah aliran sungai mengakibatkan intensitas penggunaan lahan yang semakin tinggi
yang menyebabkan kurangnya lahan pertanian hingga adanya penyempitan aliran
sungai di beberapa tempat.
Oleh karena itu alih fungsi lahan atau yang biasa dikenal dengan konversi lahan
merupakan masalah yang menjadi pembahasan penting saat ini. Berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dirasa perlu untuk dibahas. Selain itu,
mekanisme alih fungsi lahan juga dinilai perlu menjadi pembahasan agar terdapat
solusi yang dikira bisa menyelesaikan permasalahan ini.
Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai
konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi
dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih
fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan
oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan
akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Menurut Kustiawan (1997) konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasinya
lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan
dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.
Menurut Agus (2004) konversi lahan sawah adalah suatu proses yang disengaja
oleh manusia (anthropogenic), bukan suatu proses alami. Kita ketahui bahwa
percetakan sawah dilakukan dengan biaya tinggi, namun ironisnya konversi lahan
tersebut sulit dihindari dan terjadi setelah system produksi pada lahan sawah tersebut
berjalan dengan baik. Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan
aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada
UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruangan bahwa ruang Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara,
baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya
pengelolaanmya secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna dengan berpedoman
pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga
keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai
dengan landasan Konstitusioan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1995.
PP No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan
dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian,
ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, hal ini dimaksudkan untuk melindungi
lahan potensial agar pemanfaatannya, kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali
untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan pada masa yang
akan datang.
Peraturan Menteri Pertanian No 81 Tahun 2013 Tentang Teknis Tata Cara Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan ini dimaksudkan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pelayanan bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penetapan Tata Cara Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan yang berkeadilan dan kepastian hukum bagi semua
pihak.