F2
Judul Penyuluhan Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian. Hampir di
Latar belakang
seluruh daerah di dunia dan semua kelompok usia diserang oleh diare, tetapi kebanyakan yang menjadi sasaran
penyakit ini adalah bayi dan anak balita, dimana mereka mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun, akan
tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak
Menurut World Health Organization (WHO), tidak kurang dari satu milyar episode diare terjadi setiap tahun di
seluruh dunia, 25-35 juta diantaranya terjadi di Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang
Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini dilaporkan terdapat 1,6 sampai
2 kejadian diare per tahun pada balita, sehingga secara keseluruhan diperkirakan kejadian diare pada balita berkisar
antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 - 400.000 balita. Pada tahun 2008 jumlah penderita diare
Penyakit diare bisa diakibatkan dari beberapa faktor. Penyebab terjadinya diare bisa dari kurang memadainya
ketersediaan air bersih, airnya tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak
higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya.
Dari beberapa faktor yang ada, penyakit ini berhubungan langsung dengan lingkungan dan perilaku perorangan,
dimana keduanya saling berinteraksi. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi.
F4
Judul Penyuluhan MP ASI
Latar belakang Nutrisi yang adekuat pada masa bayi dan anak-anak
sangat dibutuhkan untuk perkembangan setiap anak.
Diketahui bahwa periode dari lahir hingga usia 2 tahun
merupakan periode yang penting untuk mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Untuk
mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding,
WHO/UNICEF merekomendasikan 4 hal penting yang
harus dilakukan, yaitu memberikan Air Susu Ibu (ASI)
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi
berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24
bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia
24 bulan atau lebih. Pemberian MP-ASI didefinisikan
sebagai suatu proses dimana ASI saja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga diperlukan makanan
dan minuman lain yang diberikan bersamaan dengan ASI.1
ASI merupakan makanan yang baik dan memenuhi
semua kebutuhan nutrisi dari bayi selama 6 bulan pertama.
Akan tetapi, setelah usia 6 bulan ASI tidak cukup untuk
membuat bayi tumbuh dengan baik, tambahan makanan lain
juga dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan bayi dan
aktivitas dari bayi yang bertambah. Sehingga nutrisi yang
dibutuhkan oleh bayi akan meningkat sesuai pertambahan
usia. Pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan ke atas disertai
dengan pemberian ASI lanjutan adalah hal yang penting
dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi.2
Di negara-negara berkembang, angka kejadian gizi
buruk masih cukup tinggi berkisar 6,9-53%. Memburuknya
gizi bayi dapat saja terjadi karena penghentian pemberian
ASI dengan alasan ASI tidak keluar dan ketidaktahuan ibu
atas tata cara pemberian ASI kepada bayinya. Data Survei
Demografis dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
menunjukkan konsumsi MP-ASI secara dini cukup besar,
yaitu sebanyak 35% pada bayi kurang dari 2 bulan dan
sebanyak 37% Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara
adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif
dapat menurunkan Angka Kematian Bayi.
Intervensi :
- Melakukan penyuluhan interaktif
- Membagikan leaflet
Peserta Peserta Ibu Desa Mintobasuki yang mengikuti kegiatan
imunisasi
Media yang digunakan ialah leaflet dan poster
Metode yang digunakan ialah melalui presentasi oral dan diskusi
tanya jawab
Pelaksanaan PPenyuluhan tentang MP ASI dilaksanakan pada :
1. Hari, tanggal : Senin, 3 Agustus 2020
2. Jam : 08.00 - selesai WIB
Peserta Peserta Ibu Desa Mintobasuki yang mengikuti kegiatan
imunisasi
Media yang digunakan ialah leaflet dan poster
Metode yang digunakan ialah melalui presentasi oral dan diskusi
tanya jawab
Monitoring & - Evaluasi Proses
evaluasi
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
- Peserta berperan aktif dan interaktif selama jalannya
penyuluhan
- Evaluasi Hasil
- Bentuk : Tanya – Jawab
- Jumlah : 2 pertanyaan
Makanan untuk MP ASI pertama?
MP Asi 4 bintang?
F5
Judul “Anak Laki-laki 3 tahun dengan Asma di Poli KIA
Puskesmas Gabus I”
Latar belakang Asma merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak-
anak. Asma memiliki gejala berupa batuk kronik, mengi, napas yang
pendek, dan atau sesak pada dada. Definisi menurut GINA asma adalah
penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan jalan napas
kronis. Hal ini didefinisikan oleh riwayat gejala pernafasan seperti mengi,
sesak napas, sesak dada dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu
dan intensitas, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara saat
melakukan ekspirasi. 5
Di Manado, 497 anak yang terpilih secara random dari 25 sekolah
dasar, dilakukan penelitian dengan kuesioner. Hasil yang diperoleh dari
kuesioner yaitu 10,1% menderita asma, Dari 10,1% anak yang menderita
asma terdapat 42,2% mempunyai riwayat atopi berupa rinitis, 20,4%
urtikaria dan 10,7% eksema. Penelitian di Malang terhadap 2232 anak
didapatkan prevalens asma berumur 6-12 tahun 8,4% dan dikatakan
bahwa sebagai faktor pencetus serangan asma adalah infeksi (94,1%),
makanan (51,3%), cuaca (45,5%) dan kelelahan (42,2%). Berbagai negara
melaporkan terjadinya peningkatan jumlah kematian akibat penyakit
asma, termasuk pada anak. 7
Serangan asma bervariasi dari ringan, berat sampai mengancam
kehidupan. Ada berbagai faktor yg dapat menjadi pencetus terjadinya
serangan asma antara lain olahraga, alergen, infeksi, perubahan suhu
udara yang mendadak atau pajanan terhadap iritan respiratorik seperti
asap rokok dll. Selain itu faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras,
sosio ekonomi dan faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi
prevalensi asma, derajat penyakit asma, terjadinya serangan asma, dan
berat ringannya serangan asma. 1,8
Tatalaksana asma jangka panjang pada anak bertujuan untuk
mencegah terjadinya serangan asma seminimal mungkin sehingga
memungkinkan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan usianya
F6
Judul Konseling dan Edukasi pada Pasien Ny N 58 tahun dengan
DM, Neuropati DM, HT, dan Riwayat Stroke
Penyakit diabetes melitus atau yang dikenal dengan kencing manis
merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan oleh
pelayan kesehatan di layanan primer, baik klinis maupun
puskesmas. Sebanyak 422 juta penduduk di seluruh dunia
merupakan penderita diabetes melitus pada tahun 2016. Sebanyak
2.650.340 orang (2,1%) angka kejadian diabetes melitus di
Indonesia. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2007
mencatat prevalensi DM di daerah urban adalah sebanyak 5.7%,
menurut data Riskesdas 2013 yang diperoleh dari Departemen
Kesehatan melaporkan prevalensi diabetes mellitus di Indonesia
sebanyak 1.5%. Sebanyak 1,3% dari penduduk di provinsi Jawa
Tengah merupakan penderita diabetes mellitus.
Hipertensi masih menjadi salah satu masalah yang sering
ditemukan dalam pelayanan kesehatan dan masih menjadi penyakit
pertama yang dapat menimbulkan banyak komplikasi terhadap
organ seperti mata, ginjal, pembuluh darah, jantung, otak yang
berujung pada kematian. [Muhadi, 2016]. World Health
Organization (WHO) mencatat sebanyak 1,13 miliar orang di seluruh
dunia menderita hipertensi. Berdasarkan hasil RISKESDAS pada
tahun 2013, didapatkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
9,4%, dengan prevalensi terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara
sebesar 15% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 3,2%. Provinsi
Jawa Tengah sendiri memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi
yaitu sebesar 8.6%. Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas
Gabus pada Januari-September 2018 menunjukkan bahwa Hipertensi
masuk ke dalam 5 penyakit tidak menular dan menduduki urutan pertama
dengan jumlah 1631 kasus lama dan 357 kasus baru.
Permasalahan
Diabetes Mellitus dan hipertensi merupakan penyakit kronis
yang jika tidak ditangani secara komprehensif akan terjadi
komplikasi
Perencanaan & Melakukan pendekatan dengan menganamnesis dan melakukan
pemilihan
pemeriksaan fisik pada pasien DM dan Hipertensi yang datang ke
intervensi
poli umum Puskesmas Gabus 1.
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
penyakit DM dan hipertensi.
Sasaran : Pasien dengan penyakit DM dan hipertensi
Nama : Ny. N
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam