Anda di halaman 1dari 9

LEARN SIX SIGMA TOOL: FISHBONE

DIAGRAM
Fishbone diagram atau juga dikenal sebagai diagram Ishikawa
merupakan sebuah diagram sebab-akibat yang diciptakan oleh
Kaoru Ishikawa (1968) yang menunjukkan penyebab-penyebab
dari event-event yang spesifik.

Diagram Ishikawa digunakan dalam perencanaan suatu


produk untuk mencegah terjadinya cacat atau penurunan
kualitas, dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab cacat
yang potensial yang menyebabkan efek tertentu. Setiap
penyebab ketidaksempurnaan merupakan sumber terjadinya
variasi. Penyebab-penyebab biasanya dikelompokkan dalam
kategori utama untuk mengidentifikasi sumber-sumber variasi
tersebut. Kategori-kategori utama ini biasanya berupa:

 Manusia: siapapun yang terlibat dalam proses.


 Metode: bagaimana proses berjalan dan beberapa hal yang
harus diperhatikan sebelum proses berjalan, seperti policy,
prosedur, aturan, regulasi dan hukum.
 Mesin: peralatan, equipment, komputer, tools, dll., yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.
 Material: raw material, part, kertas, pulpen, dll., yang
dicunakan untuk memproduksi barang jadi.
 Measurements: data yang diambil dari proses yang
digunakan untuk mengevaluasi kualitas proses tersebut.
 Lingkungan: kondisi lingkungan seperti lokasi, waktu,
temperatur, dan kultur dimana proses beroperasi.

Faktor-faktor Penyebab
Faktor-faktor penyebab dalam diagram Ishikawa atau fishbone
diagram dikategorisasikan dan dikenal dengan sebutan 6M.
Diagram Ishikawa ini dapat mengungkapkan hubungan antar
variabel yang beragam, dan faktor-faktor penyebab tersebut
akan menyajikan fakta-fakta tambahan mengenai process
behavior.

Faktor-faktor penyebab dapat didapat dengan cara melakukan


brainstorming. Kategori yang muncul dapat berupa beberapa
yang telah disebutkan diatas, maupun sesuatu yang lain. Untuk
mengidentifikasi faktor penyebab tersebut dapat
menggunakan analisa root-cause atau metode 5 Whys (why
why analysis).

Kategori Penyebab yang umum adalah:

Konsep 6M untuk Industri Manufaktur:

 Mesin (teknologi)
 Metode (proses)
 Material (termasuk raw materials, consumables dan
informasi)
 Man-power (pekerja fisik) dan Mind-power (pekerja non-fisik)
 Measurement / pengukuran (inspeksi)
 Milieu / Mother Nature (faktor lingkungan)

Fishbone diagram menggunakan konsep 6M yang awalnya


digunakan dalam Toyota Production System (TPS). Konsep
6M telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga
membentuk formasi 8M. Namun konsep 8M ini tidak dikenal
secara luas. Beberapa konsep yang diajarkan tetap berpegang
kepada sistem yang simpel dan mudah dipahami; tidak
memakai istilah 8M. Dua penyebab tambahan dalam
manufaktur yaitu: Management / Money Power, dan
Maintenance.

Konsep Fishbone Diagram 7P untuk Industri Marketing:

 Product = service
 Price
 Place
 Promotion
 People / personnel
 Process
 Physical Evidence

Konsep Fishbone Diagram 5S untuk Industri Jasa dan


Pelayanan:

 Surroundings (lingkungan)
 Supplier
 System (sistem pelayanan konsumen)
 Skill
 Safety (keselamatan)

Pertanyaan yang Harus Diajukan Saat Membuat Fishbone /


Diagram Ishikawa

Man / Operator (pekerja)

Apakah dokumen yang ada telah dipahami dengan menyeluruh?


Apakah informasi telah tersalurkan dengan baik ke semua fungsi
dalam proses?

Apakah penerima informasi telah memahami pesan-pesan yang


disampaikan?

Apakah telah diadakan pelatihan yang cukup untuk karyawan?

Apakah terlalu banyak penilaian yang harus dilakukan sebelum


memulai pekerjaan?

Apakah panduan untuk melakukan penilaian-penilaian tersebut telah


tersedia?

Apakah lingkungan mempengaruhi aktifitas kerja individu?

Adakah gangguan yang terjadi di area kerja?

Apakah terjadi isu berkaitan dengan kelelahan pekerja?

Apakah efisiensi kerja karyawan dapat diterima?

Apakah karyawan cukup bertanggung jawab dan dapat diandalkan?

Apakah karyawan memenuhi kualifikasi?

Apakah karyawan memiliki cukup pengalaman?

Apakah kesehatan karyawan baik?

Seberapa banyak pengalaman yang dimiliki karyawan dalam


melakukan tugas-tugas spesifik?

Apakah karyawan dapat melakukan pekerjaan tanpa error?

Mesin dan Peralatan


Apakah tools dan tooling yang digunakan sudah benar?

Apakah mesin yang digunakan tepat dengan kebutuhan produksi?

Apakah mesin memenuhi kapabilitas proses?

Apakah file disimpan dengan ekstensi yang benar di tempat yang


benar?

Apakah peralatan terpengaruh oleh kondisi lingkungan?

Apakah peralatan mendapatkan perawatan yang layak


(daily/weekly/monthly maintenance)?

Apakah software dan hardware perlu diupdate?

Apakah peralatan dan software memiliki kemampuan yang


memenuhi kebutuhan penggunaan?

Apakah mesin mendapatkan perawatan yang layak?

Apakah mesin telah terprogram dengan baik?

Apakah tooling dan fixturing memadai untuk melakukan pekerjaan?

Apakah mesin memiliki perlindungan yang layak?

Apakah peralatan digunakan sesuai dengan kemampuan dan


keterbatasan mereka?

Apakah semua kendali termasuk tombol emergency stop telah


dilabeli dengan baik dan apakah kode-kode warna dan kode ukuran
telah dilengkapi?

Apakah peralatan dan mesin yang ada tepat digunakan untuk


melakukan proses yang akan dilakukan?
Measurement / Pengukuran

Apakah gauge memiliki tanggal kalibrasi yang valid?

Apakah gauge layak untuk mengukur part, process, chemical,


compound, dll?

Apakah studi kapabilitas gauge pernah dilakukan?

Apakah pengukuran antara operator yang satu dan yang lain


bervariasi secara signifikan?

Apakah operator kesulitan menggunakan gauge yang tersedia?

Apakah fixturing gauge cukup memadai?

Apakah gauge memiliki resolusi pengukuran yang tepat?

Apakah lingkungan mempengaruhi hasil pengukuran?

Material (termasuk raw material, consumables dan informasi)

Apakah semua informasi yang dibutuhkan tersedia dan akurat?

Apakah informasi dapat diverifikasi dan di cross-check?

Apakah terdapat informasi yang berubah baru-baru ini?

Apakah informasi terjaga tetap up-to-date?

Apa yang akan terjadi jika informasi yang dibutuhkan tidak


seluruhnya tersedia?

Apakah Material Safety Data Sheet (MSDS) telah tersedia?

Apakah material yang digunakan telah diuji dengan baik?


Apakah material yang ada dapat/telah tersubstitusi?

Apakah proses yang dilakukan supplier telah terdefinisi dan


terkontrol?

Apakah terdapat cacat pada raw material?

Apakah material terkontaminasi?

Apakah material tertangani dengan baik (penyimpanan, penggunaan


dan pembuangan)?

Metode

Apakah canister, barrel, dll., telah diberi label dengan layak?

Apakah karyawan telah mendapat pelatihan yang layak mengenai


prosedur?

Apakah testing yang dilakukan signifikan secara statistik?

Apakah data telah teruji untuk menemukan root cause?

Seberapa banyak kata “jika diperlukan” dan “maksimum” ditemukan


dalam proses ini?

Apakah proses ini dilakukan oleh tim Integrated Product


Development (IPD)?

Apakah tim IPD mengimplementasikan prinsip-prinsip Design for


Experimental (DFE)?

Apakah studi kelayakan telah dilakukan untuk proses ini?

Apakah proses berjalan sesuai dengan Statistical Process Control


(SPC)?
Apakah instruksi kerja telah tertulis dengan jelas?

Apakah teknik dan alat mistake-proofing telah digunakan?

Apakah instruksi kerja dijabarkan dengan menyeluruh?

Apakah standar kerja yang ada telah diperbaharui sesuai dengan


revisi terbaru?

Apakah tooling telah dirancang dan dikontrol dengan memadai?

Apakah handling dan packaging telah terspesifikasi dengan baik?

Apakah proses telah berubah?

Apakah desain telah berubah?

Apakah sistem penerangan dan ventilasi telah layak?

Apakah proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pernah


dilakukan?

Apakah sampling yang memadai telah dilakukan?

Apakah seluruh fitur yang berkaitan dengan keamanan telah


disampaikan dengan jelas kepada operator?

Environment (Lingkungan)

Apakah proses tersebut dipengaruhi oleh perubahan temperatur


dalam sehari?

Apakah proses terpengaruh oleh kelembaban, getaran, kebisingan,


pencahayaan, dll.?

Apakah proses berjalan dalam lingkungan yang terkontrol?


Apakah karyawan terganggu dengan kebisingan, temperatur yang
tidak nyaman, lampu fluorescent, dll.?

Management

Apakah keterlibatan manajemen jelas terlihat? Kurangnya


keterlibatan manajemen mengakibatkan:

Kelalaian dalam pekerjaan

Potensi bahaya dalam pekerjaan tidak tercegah dengan baik

Karyawan merasa tertekan, kurang perhatian

Lack of process

Tidak memadainya pelatihan dan pendidikan untuk karyawan

Kurangnya keterlibatan karyawan dalam tugas

Kurangnya kemampuan mengenai bahaya dan resiko dari proses

Resiko yang telah teridentifikasi sebelumnya tidak hilang.

Anda mungkin juga menyukai