Anda di halaman 1dari 12

1

Analisis Penyebab Kegagalan Produksi Batu Bata Hasil Mesin


Extruder dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis)
(Studi kasus di Perajin Batu Bata Ngunut, Kabupaten Klaten)
Pulung Aji Purwandhito1, Susatyo Nugroho WP2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Kampus Universitas Diponegoro Jalan Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Email : pulungaji@gmail.com

ABSTRACT
Most of the bricks produced conventionally (handmade), the artisans will not be able
to meet demand for bricks that so much, while existing tools have not been able to meet the
desired brick by brick producers. In order to meet the market demand, brick producers using
extruder machine, but the results are worse, because the number of broken bricks increased
from 5% to 40% when baked bricks.
This study aims to determine the root cause of the failed product using an extruder
machine, and give recommendation root causes of failed products using an extruder machine.
The results of the study by the method of Fault Tree Analysis shows that the root cause
of the problem increased the number of broken bricks from 5% to 40% is to reduce operating
costs, have not found the exact formulation, to be in ekstrude horizontally, cutting the results of
an extruder with a wire cutter, using the output displacement hand, misinformed, inexperienced,
low prices, weather, no drying machine, want a quick sale, no humidity control, and traditions /
customs. For that some of the recommendations given are: 1. designing new engines that are
more suitable to the type of soil mixture with TRIZ methods; 2. Learn how to drying bricks that
are effective and efficient.

Keywords : Bricks, Fault Tree Analysis, TRIZ

1. Pendahuluan gedung perkantoran Hal ini dikarenakan


Dewasa ini pembangunan berat jenisnya yang relatif lebih rendah bila
perumahan baik yang dibangun secara dibandingkan dengan batako ataupun
pribadi maupun yang dibangun oleh hollow brick yang terbuat dari bahan baku
developer berkembang dengan pesat. pasir sungai dan semen.
Perkembangan ini disebabkan karena Bahan baku dari batu bata adalah
rumah merupakan suatu kebutuhan primer tanah liat atau tanah lempung, tanah hitam
bagi manusia. Seiring dengan laju dan pasir sungai yang telah dibersihkan dari
pembangunan perumahan tersebut, maka kerikil dan bebatuan lain. Batu bata mudah
kebutuhan akan bahan bangunan yang didapatkan karena untuk jenis-jenis tanah
berkualitas juga semakin meningkat. tersebut cukup mudah ditemukan di
Pada tahun 2013, diperkirakan lingkungan sekitar. Terkadang ditemukan
kebutuhan rumah untuk masyarakat batu bata dengan warna dan tingkat
Indonesia masih cukup tinggi mencapai 800 kekerasan yang berbeda. Perbedaan ini
ribu unit, meningkat 20% dari tahun 2012, disebabkan karena perbedaan bahan baku
yang hanya berjumlah 640 ribu unit. tanah yang digunakan serta perbedaan
(PERUMNAS, 2013) teknik pembakaran yang diterapkan.
Batu bata (bata merah) yang Memilih batu bata sebagai bahan pembuat
terbuat dari tanah merah (clay) masih tembok memang cukup beralasan.
dipandang sebagai satu alternatif bahan Sebagian besar batu bata
bangunan yang berkualitas, baik untuk diproduksi secara konvensional
pembuatan dinding rumah tinggal maupun (handmade), para perajin tidak akan
2

mampu memenuhi permintaan batu bata model pohon kesalahn (fault tree). Analisis
yang begitu banyak, sedangkan alat yang pohon kesalahan (Fault Tree Analysis)
ada belum mampu memenuhi standar batu merupakan salah satu metode yang dapat
bata yang diinginkan oleh para perajin batu digunakan untuk menganalisa akar
bata. penyebab masalah.
Dalam rangka memenuhi
permintaan pasar, perajin batu bata Menurt Pyzdex (2002), FTA memiliki
menggunakan mesin extruder, tetapi beberapa tahapan :
hasilnya lebih buruk, karena jumlah batu
bata yang pecah meningkat dari 5%  Tentukan kejadian paling
menjadi 40% ketika batu bata di panggang. atas/utama
Kabupaten Klaten merupakan  Tetapkan batasan FTA
salah satu daerah di Jawa Tengah yang  Periksa system untuk mengerti
memiliki potensi wilayah, sumber daya bagaimana berbagai elemen
alam, dan sumber daya manusia yang berhubungan pada satu dengan
mampu mendukung berkembangnya lainnya dan kejadian paling atas
industri batu bata. Tepatnya di Desa  Buat pohon kesalahan, mulai dari
Ngunut, Kecamatan Wedi (±25 KM dari kejadian paling atas dan bekerja
pusat Kabupaten Klaten) terdapat sentra kearah bawah
batu bata.  Analisis pohon kesalahan untuk
Pada tahun 2006, seorang perajin mengidentifikasi cara dalam
batu bata di Desa Ngunut pernah membeli menghilangkan kejadian yang
mesin ekstruder dengan harapan mampu mengarah pada kegagalan
memenuhi kebutuhan pasar dan  Persiapkan rencana tindakan untuk
meningkatkan produktifitas dari 2000 unit/6 mencegah kegagalan.
jam/4 orang menjadi 2000 unit/jam. Namun
mesin ini tidak mampu memberikan
kualitas yang lebih baik atau minimal sama
2.2. Fishbone Diagram
dengan proses cetak konvensional, seperti
batu bata lebih rapuh dan mudah pecah Fishbone diagram (diagram tulang
ketika mengalami proses pembakaran. ikan — karena bentuknya seperti tulang
ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect
2. Tinjauan Pustaka Diagram atau Ishikawa Diagram
2.1. Fault Tree Analysis diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari
Fault tree analysis adalah suatu
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas
analysis pohon kesalahan secara sederhana
dasar (7 basic quality tools). Fishbone
dapat diuraikan sebagai suatu teknik
diagram digunakan ketika kita ingin
analitis. Pohon kesalahan adalah suatu
mengidentifikasi kemungkinan penyebab
model grafis yang mnenyangkut berbagai
masalah dan terutama ketika sebuah team
parallel dan kombinasi percontohan
cenderung jatuh berpikir pada rutinitas
kesalahan-kesalahan yang akan
(Tague, 2005, p. 247). Suatu tindakan dan
mengakibatkan kejadian dari peristiwa
langkah improvement akan lebih mudah
tidak diinginkan yang sudah didefinisikan
dilakukan jika masalah dan akar penyebab
sebelumnya. Dalam membangun model
masalah sudah ditemukan. Manfaat
pohon kesalahan (fault tree) dilakukan
fishbone diagram ini dapat menolong kita
dengan cara wawancara dengan manajemen
untuk menemukan akar penyebab masalah
dan melakukan pengamatan langsung
secara user friendly, tools yang user
terhadap proses produksi dilapangan.
friendly disukai orang-orang di industri
Selanjutnya sumber-sumber kecelakaan
manufaktur di mana proses di sana terkenal
kerja tersebut digambarkan dalam bentuk
3

memiliki banyak ragam variabel yang


berpotensi menyebabkan munculnya Mulai
permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).

2.3. TRIZ (Teoriya Resheniya


Izobreatatelskikh Zadatch) Studi Pendahuluan Penelitian
2.3.1 Pengertian TRIZ (melakukan observasi pada salah satu

Penentuan Topik Penelitian


perajin yang memiliki mesin extruder,
desa ngunut, kabupaten Klaten)
TRIZ adalah sebuah metodologi
sistematis berdasarkan pengetahuan yang
berorientasi pada manusia untuk
pemecahan masalah inventif (berdaya
cipta). TRIZ merukapan akronim dari Perumusan
Masalah
bahasa Rusia, Teoriya Resheniya
Izobreatatelskikh Zadatch. Diterjemahkan
dalam bahasa Inggris menjadi ―Theory of
Inventive Problem Solving‖.
Penentuan
TRIZ adalah hasil dari suatu Tujuan
analisis menyeluruh dari inovasi dunia Penelitian
teknologi yang paling kreatif sebagai uraian
dalam literatur hak paten di seluruh dunia.
Analisis ini telah dilaksanakan selama
periode 50 tahun dengan jumlah total hak
paten yang dianalisa sekarang kira-kira 3
Studi Literature
Studi Literatur

juta. (TRIZ and Innovation Management, 1. Root Cause Analysis (RCA)


2008) 2. Fault Tree Analysis (FTA)
3. Proses Pembuatan batu bata
secara manual dan mekanis
3. Metodologi Penelitian (menggunakan mesin extruder)

Metodologi penelitian merupakan


kumpulan metode yang digunakan dalam
penilaian Tugas Akhir ini menggambarkan
langkah –langkah dalam menyelesaikan
Pengumpulan dan

permasalahan yang diangkat serta Pengumpulan dan Pengolahan Data


pengolahan data

Pengumpulan dan pengolahan data hasil


menjawab pertanyaan pada perumusan observasi lapangan dengan RCA dan
masalah. Penyusunan langkah langkah ini FTA melalui :
1. Wawancara
bertujuan untuk mempermudah dalam 2. Studi Lapangan
penyelesaian penelitian karena alur dari 3. Studi Literature
penelitian sudah jelas.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Tahapan


Penelitian
4

A 4. PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Masalah
Mendefinisikan masalah
(mendefinisikan masalah yang terjadi saat ini)
Seluruh penyebab meningkatnya
jumlah batu bata yang pecah dari 5% - 40%
Pengumpulan data
ketika diproduksi menggunakan mesin
Dalam tahap ini, harus dilakukan analisa mendalam sebelum ekstruder akan dijabarkan dengan
melangkah untuk melihat faktor-faktor yang berperan dalam
menggunakan tabel 5 whys.
Pengolahan Data

timbulnya masalah.
1. Sistem pengoperasian yang dilakukan
2. Peralatan / mesin yang digunakan
3. Work Instruction pengoperasian / Standard Operasional
4. Kegiatan maintenance yang dilakukan

Identifikasi Penyebab
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin
penyebab masalah yang bisa pikirkan dan dibantu dengan
menggunakan beberapa tool yang ada untuk membantu
menemukan faktor – faktor kausal dari masalah.
a. Analisa dengan menggunakan ―5-Whys‖
b. Jabarkan fakta – fakta yang ada
c. Diagram sebab – akibat

Menentukan tujuan FTA

Mendefinisikan Top Event


Pembuatan Diagram FTA

Mendefinisikan batasan dari FTA

1. kegunaan/
3. Batasan 4. Kondisi awal
tujuan dari 2. Batasan Fisik
Analitis sistem
sistem tersebut

Mulai membuat bagan FTA

Menganalisa FTA

Identifikasi Basic
Event

Aplikasi Tools untuk


perbaikan basic event (TRIZ
untuk redesign)

Rekomendasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 2 Diagram Alir Tahapan


Penelitian (Lanjutan)
5

Tabel 4.1 Tool 5-Whys

5th
Permasalahan 1st why 2nd why 3rd why 4th why why
komposisi adukan tanah → →
tidak sama dengan membuat posisi ekstruder &
ketika diproduksi secara adukan menjadi balok pencetak
konvensional lebih liat horizontal
→ pemotongan
menggunakan kawat
→ handling output → tidak ada
menggunakan alat bantu
tangan pemindah
→ belum menemukan
formulasi tepat

spesifikasi mesin batu → →


bata tidak sesuai salah beli kurang informasi

tidak berpengalaman
meningkatnya batu bata pecah dari 5% - 40%


harga murah

→ hanya sesuai → posisi ekstruder &


untuk adukan balok pencetak
liat horizontal
→ pemotongan
menggunakan kawat
→ handling output → tidak ada
menggunakan alat bantu
tangan pemindah

lama penjemuran → tidak ada mesin →


kurang pengering keuntungan rendah
→ ingin cepat -
cepat dijual

hujan
→ lama →
penjemuran
menggunakan
kira - kira Tradisi
→ tidak ada kontrol → tidak
tingkat kelembapan tahu
tanah sebelumnya caranya

→ → produsen mesin
tidak bisa tidak ada tidak menyediakan
mengoperasikan mesin pelatihan pelatihan
→ → produsen mesin
tidak ada buku tidak menyediakan
petunjuk buku
6

Dengan menggunakan diagram ekstruder. Pada gambar 4.1 dibawah ini


fishbone dapat diketahui seluruh aspek merupakan diagram fishbone untuk mencari
yang mungkin menjadi penyebab batu bata penyebab batu bata pecah saat di produksi
pecah saat di produksi menggunakan mesin menggunakan mesin ekstruder

Gambar 4.1 Fishbone Meningkatnya Jumlah Batu Bata Pecah dari 5% - 40%

Dari hasil diagram fishbone Tabel 4.2 Penentuan Top Event


tersebut dapat diketahui bahwa yang Komposisi Adukan Tanah Berubah
mempengaruhi batu bata pecah yaitu pada Basic Event
Top Event FTA
aspek manusia, mesin, metode,dan Fishbone
lingkungan. Dengan mengetahui tiap aspek komposisi adukan belum menemukan
yang mempengaruhi maka bisa diketahui tanah berubah formulasi tepat
hal – hal yang mempengaruhi aspek
tersebut. Kemudian dari aspek yang sudah
diketahui maka akan lebih diidentifikasi Hasil akhir dari Fault Tree
lagi untuk lebih diketahui akar dari Komposisi Adukan Tanah Berubah adalah
permasalahan yang terjadi. Dengan sebagai berikut :
menggunakan tool FTA, maka aspek
tersebut bisa lebih didentifikasi sampai
kepada akar permasalahan yang terjadi.
Dari hasil penjelasan diagram fishbone ,
maka dapat diketahui kondisi awal pada
sistem dilihat dari tulang ikan, yaitu belum
menemukan formulasi yang tepat. Sehingga
Top Event FTA yang pertama, yaitu
Komposisi Adukan Tanah berubah.
Komposisi Adukan Tanah Berubah karena
beberapa hal. Yang pertama yaitu,
mengurangi biaya operasional. Selain itu
penyebab adalah membuat adukan menjadi
lebih liat dan belum menemukan formulasi
yang tepat.
7

Gambar 4.2 Diagram Hasil Akhir Fault Tree Hasil Komposisi Adukan Tanah Berubah

Dari hasil penjelasan diagram


fishbone , maka dapat diketahui kondisi
awal pada sistem dilihat dari tulang ikan,
yaitu posisi ekstruder dan balok pencetak
horizontal, pemotongan menggunakan
kawat, tidak ada alat bantu pemindah,
kurang informasi, dan harga murah.
Sehingga Top Event FTA yang kedua, yaitu
Mesin Ekstruder Tidak Sesuai dengan
Adukan Tanah karena beberapa hal. Yang
pertama yaitu, salah beli. Selain itu
penyebab adalah mesin hanya cocok untuk
adukan liat.

Tabel 4.3 Penentuan Top Event FTA


Mesin
Top Event
FTA Basic Event Fishbone
posisi ekstruder & balok
pencetak horizontal
Spesifikasi pemotongan
Mesin Batu menggunakan kawat
Bata tidak tidak ada alat bantu
Sesuai dengan’ pemindah
Adukan tanah
kurang informasi
harga murah
Hasil akhir dari Fault Tree
komposisi adukan tanah berubah adalah
sebagai berikut :
8

Gambar 4.3 Diagram Hasil Akhir Fault Tree Spesifikasi Mesin Batu Bata tidak Sesuai dengan
Adukan Tanah

Dari hasil penjelasan diagram


fishbone , maka dapat diketahui kondisi
awal pada sistem dilihat dari tulang ikan,
yaitu Tradisi, tidak ada kontrol tingkat
kelembapan tanah sebelumnya, keuntungan
rendah, ingin cepat mendapat hasil, dan
hujan. Sehingga Top Event FTA yang
ketiga, yaitu Pengeringan Tidak
Tepat/Penjemuran Kurang karena beberapa
hal. Yang pertama yaitu, salah beli. Selain
itu penyebab adalah Cuaca
(Hujan/Mendung), Tidak ada mesin
pengering, ingin cepat dijual, dan
menggunakan perkiraan.

Tabel 4.4 Penentuan Top Event FTA


Pengeringan Tidak Tepat/Penjemuran
Kurang
Top Event FTA Basic Event Fishbone
tradisi
tidak ada kontrol
tingkat kelembapan
pengeringan tidak tanah sebelumnya
tepat/penjemuran
kurang keuntungan rendah
ingin cepat - cepat
dijual
hujan

Hasil akhir dari Fault tree lama


penjemuran kurang adalah berubah adalah
sebagai berikut :
9

Gambar 4.4 Hasil Akhir Fault Tree Lama Penjemuran Kurang

bata pecah saat diproduksi menggunakan


mesin ekstruder
1.1. Rekap Data Basic Event Kemudian diberikan rekomendasi
Dalam rekap data yang dilakukan, untuk mencegah terulangnya kegagalan.
kejadian – kejadian dasar atau basic event Pada tabel 5.1 dibawah ini merupakan
penyebab kegagalan dalam mencetak batu rekap data basic event yang terjadi.
bata dapat diartikan sebagai hazard yang
dapat mempengaruhi meningkatnya batu

Tabel 4.5 Rekap Data Basic Event

NO. Top Event Penyebab/ Basic event


1. Komposisi adukan tanah berubah Mengurangi biaya operasional
Belum menemukan formulasi yang tepat
Agar bisa di ekstrude horizontal
Pemotongan hasil ekstruder menggunakan
kawat pemotong
Pemindahan output menggunakan tangan
2. Spesifikasi mesin batu bata tidak sesuai Salah informasi
dengan adukan tanah Tidak berpengalaman
Harga murah
Ekstrude horizontal
Pemotong kawat
Pemindahan hasil potongan / output
menggunakan tangan
3. Pengeringan tidak tepat/Lama penjemuran Cuaca (hujan / mendung)
kurang Tidak ada mesin pengering
Ingin cepat dijual
Tidak ada kontrol tingkat kelembaban
tradisi/ kebiasaan
10

4.2. Rekomendasi dan studi yang mempelajari tentang metode


Setelah mengidentifikasi penyebab – pengeringan batu bata dengan lebih efektif
penyebab yang terjadi pada setiap causal dan efisien.
factor tahap selanjutnya adalah membuat
rekomendasi dari berbagai akar penyebab 3. Rekomendasi untuk kejadian
yang ada agar bisa diimplementasikan Spesifikasi Mesin Batu Bata tidak
dengan benar dan efektif. sesuai dengan adukan tanah
Rekomendasi yang diberikan untuk
1. Rekomendasi untuk kejadian mesin batu bata adalah, merancang sebuah
Komposisi Adukan Tanah mesin baru yang sesuai dengan jenis
Berubah adukan tanah lumpur, sehingga para perajin
Penggunaan mesin ekstruder tidak perlu mengubah komposisi adukan
harusnya mampu mengurangi biaya tanah untuk menyesuaikan adukan dengan
operasional dari sisi jumlah operator dan mesin pencetak batu bata.
waktu produksi batu bata, untuk itu
hendaknya sebelum membeli ekstruder 4.3. Perancangan Mesin Batu
hendaknya perajin mencari mesin batu bata Bata dengan Metode TRIZ
yang mampu menyesuaikan dengan jenis Berikut ini akan dijelaskan
adukan tanah yang biasa mereka buat perancangan mesin batu bata dengan
sehingga tidak perlu melakukan perubahan metode TRIZ. Dari hasil perancangan
pada komposisi adukan tanah yang tersebut akan digunakan untuk
menyebabkan tingkat retak meningkat dari memproduksi batu bata yang digunakan
5% menjadi 20%. oleh para perajin batu bata di Klaten.

2. Rekomendasi untuk kejadian 4.3.1 Solusi


Pengeringan tidak Adapun ide yang dapat dibangkitkan
Tepat/Penjemuran Kurang untuk sebagai solusi desain mesin batu bata
Dalam melakukan pengeringan atau yaitu:
penjemuran batu bata, para perajin masih  Prinsip #28 Mechanical Principle
menggunakan tradisi dan perkiraan, karena Replacement
tidak ada alat bantu pengukur kelembapan Ide yang dapat dibangkitkan :
yang mereka miliki dan hanya melihat 1. Menggunakan Pneumatic Pressure
tampak luar dari batu bata saja. Untuk itu sebagai ganti tangan untuk
rekomendasi yang penulis berikan adalah menekan adukan tanah
adanya pelatihan untuk menggunakan alat
pengukur kelembapan, mesin pengering,

Gambar 4.5 Pneumatic Pressure


11

 Prinsip #4 Asymetry 1. Menggunakan pneumatic yang


Ide yang dapat dibangkitkan : menekan dari atas dan mendorong
hasil cetakan menuju conveyor

Gambar 4.6 Pneumatic

 Prinsip #8 Anti - Weight


Ide yang dapat dibangkitkan :
1. Menggunakan bahan aluminium

Gambar 3.7 Mesin Pencetak Batu Bata Berbahan Aluminium

5. Kesimpulan diproduksi menggunakan mesin


Dari hasil penelitian ini, beberapa ekstruder, yaitu :
hal yang bisa disimpulkan adalah sebagai a. Adukan tanah diubah
berikut : komposisinya karena untuk
1. Pada produksi batu bata menekan biaya produksi
menggunakan mesin ekstruder dan untuk membuat adukan
melalui beberapa proses, yaitu tanah lebih liat sehingga
mencampur adukan tanah bisa diproduksi
kemudian langsung dilanjutkan menggunakan mesin
memasukkan adukan tanah ekstruder.
kedalam mesin ekstruder. b. Mesin ekstruder hanya
2. Ada 4 penyebab meningkatnya mampu memproduksi batu
jumlah batu bata yang pecah ketika bata dari adukan tanah
yang liat
12

c. Para perajin tidak bisa Performance for Bottom – Line Result,


mengoperasikan mesin Third Edition. USA ; 2006
dengan baik Mahto, Dalgobind. Kumar, Anjani.
d. Kondisi cuaca yang Aplication of Root Cause Analysis in
mempengaruhi durasi Improvement of Product Quality and
pengeringan Productivity. National Institue of
Technology ; 2008
6. Rekomendasi yang Moubray, John. Reliability Centered
diberikan Maintenance. Oxford ; 1997
a. Para perajin seharusnya Perumnas. Buletin Perumnas – Rumah
lebih teliti dalam membeli Kita. Jakarta ; 2013
mesin ekstruder Rowendal. Product Aplication dan
b. Adanya alat pengukur Research Center Polimer Extrusion
kelembapan, mesin 4th Edition. Mumbai ; 2006
pengering dan studi yang Stamatelatos, Michael. Office of Safety &
mempelajari cara Mission Assurance Root Cause
pengeringan batu bata Analysis. Washington ; 2002
dengan lebih efektif dan Tawancy, Hany M., UI – Hamid, Anwar,
efisien dan Abbas, Nureddin M. Pratical
c. Memberikan rekomendasi Engineering Failure Analysis. New
mesin pencetak batu bata York ; 2004
yang bisa mengurangi US, Departement Of Energy. Root Cause
kelalaian yang disebabkan Analysis Guidance Document.
oleh manusia Washington ; 1992
Wulandari, Trisya. Jurnal Analisis
DAFTAR PUSTAKA Kegagalan Sistem dengan Fault Tree.
Depok ; 2011
American Petrolium Institute. USA ; 2002 (http://perumnas.co.id/webapp/uploads/201
Dearborn, MI. Failure Mode and Effect 3/03/RUMAH_KITA_1301.pdf).
Analysis Handbook 4,1 Version. Ford Diakses 17 Februari 2014
Motor Company ; 2004
Departemen Pekerjaan Umum. Bata Merah
sebagai Bahan Bangunan (NI-10-
1978). Bandung ; 1978
Departemen Pekerjaan Umum. Mutu dan
Uji Batu Bata Merah Pejal (SII-0021-
1978). Bandung ; 1978
E. Forsthoffer, William. Reliability
Optimization Through Component
Condition and Root Cause Analysis.
Elsevier Sciene & Technology Books ;
2005
Handayani, Sri. Jurnal Kualitas Batu Bata
Merah dengan Penambahan Serbuk
Gergaji. Semarang ; 2010
Hartono. Laporan Departemen
Perindustrian - Bahan Mentah untuk
Membuat Keramik. Bandung ; 1987
Latino, Robert J. Latino, Kenneth C. Root
Cause Analysis Improvement

Anda mungkin juga menyukai