OLEH :
CI Lahan CI Institusi
PROGRAM STUDINERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat- Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Kelompok dengan judul “Asuhan Keperawatan PADA
TN. “A” Dengan Masalah ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) Di Ruangan ICU
RSUD Haji Makassar”. Penulisan laporan kelompok ini dilakukan dalam rangka memenuhi
tugas praktik klinik Keperawatan Gawat Darurat. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan
kelompok ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Indra Dewi, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Ners yang telah
banyak memberikan dukungan kepada kami selama mengikuti praktik klinik
Keperawatan Gawat Darurat di RSUD Haji Makassar.
2. Ns. Faisal Asdar, S.Kep.,M.Biomed selaku Pembimbing Institusi kami yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing kami selama proses praktik
klinik Keperawatan Gawat Darurat di RSUD Haji Makassar
3. Ns. Nurwahidah, S.Kep selaku Pembimbing Lahan yang telah memberikan ilmu kepada
kami selama praktik klinik Keperawatan Gawat Darurat di RSUD Haji Makassar
Makassar, 06 Oktober,2021
ARDS adalah penyakit paru berat yang dapat ditimbulkan oleh penyebab
langsung atau tidak langsung pada paru. ARDS ditandai dengan kondisi radang
(inflamasi) yang hebat pada jaringan paru, yang menyebabkan gangguan
pertukaran gas dan hipoksemia dan sering disertai gagal organ multiple
[ CITATION Zur17 \l 1033 ]
2. Etiologi
Menurut Fatimah & Nuryaningsih, (2018) gangguan yang dapat mencetuskan
terjadinya ARDS adalah:
a. Trauma langsung pada paru
1) Pneumoni virus, bakteri, fungal
2) Contusion paru
3) Aspirasi cairan lambung
4) Inhalasi asap berlebih
5) Inhalasi toksin
6) Mengisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
b. Non Pulmonal
1) Cedera kepala
2) Peningkatan tekanan intrakranial
3) Pascakardioversi
4) Pankreatitis
5) Uremia
c. Sistemik
1) Syok karena beberapa etiologi
2) Sepsis gram negatif
3) Hipotermia
4) Takar lajak obat (narkotik, salisilatm trisiklik, paraquat, metadon,
bleomisin)
5) Gangguan hematologi (DIC, transfusi massif, bypas kardiopulmonal)
6) Eklamsia
7) Luka bakar
3. Klasifikasi
Berdasarkan kriteria Berlin, derajat keparahan ARDS juga dapat dibedakan
menjadi (Black & Hawks), 2018):
Tanda khas dari ARDS adalah respon inflamasi masif dari paru-paru yang
meningkatan permeabilitas dari membran avlveolus dengan akibat gerakan cairan
kedalam ruang interstisial dan alveolus.Ini menyebabkan terjadinya edema paru
nonkardiogenik, yang menurunkan daya kembang paru dan mengganggu transpor
oksigen. Terdapat tiga fase ARDS (Black & Hawks, 2019).
a. Fase 1 (eksudatif) tampak sekitar 24 jam setelah cedera awal dan terdiri atas
kerusakan endotel kapiler serta kebocoran cairan ke dalam interstisial paru.
Mikroembolus juga terjadi dan menyebabkan peningkatan tekanan arteri paru.
Respons inflamasi menyertai kerusskan parenkim paru, menyebabkan
pelepasan mediator beracun, aktivasi komplemen, mobilisasi makrofag, dan
pelepasan zat vasoaktif dari sel mast. Terjadi kerusakan lebih lanjut ke
membran basalis, ruang interstisial, dan epitel alveolus. Fibrin, darah, cairan,
dan protein akan bereksudasi ke ruang interstisial di sekitar alveolus dan
meningkatkan jarak membran kapiler.
b. Fase 2 (proliferatif) terjadi sekitar 7 hingga 10 hari kemudian, sel alveolus tipe
1 dan tipe 2 akhirnya mengalami kerusakan, menyebabkan penurunan
produksi surfaktan, kolapsnya alveolus, dan ateletaksis.
c. Fase 3 (fibrotik) terjadi pada sekitar 2 hingga 3 minggu. Terdapat penumpukan
fibrin yang ireversibel di dalam paru, menyebabkan fibrosis paru, yang
semakin menurunkan daya kembang paru dan memperburuk.
6. Penyimpangan KDM
7. Komplikasi
Menurut Black & Hawks, (2019) Komplikasi yang dapat terjadi pada ARDS
adalah:
a. Abnormalitas obstruktif terbatas (Keterbatasan aliran udara)
b. Defek difusi sedang
c. Hipoksemia selama latihan
d. Toksisitas okssigen
e. Sepsis
f. Multiple organ failure
g. Death
h. Permanent lung diseasease
i. Oxygentoxicity
j. Barotrauma
k. Superinfeksi
l. Fibrosis pulmonaris
m. Kolaps paru
n. Infeksi bakteri
o. Abnormalitas fungsi paru
p. Kehilangan massa otot dan kelemahan
q. Masalah memori dan fungsi kognitif
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah
Sampel darah yang diambil dari darah arteri. Hasil pemeriksaan ada
beberapa komponen utama:
1) PH (derajat keasaman) Alkalosis respiratori (PH>7,4) pada tahap dini.
Asidosis respiratori/ metabolic pada tahap lanjut.
2) PA02 (tekanan parsial O2 arteri) Hipokkapnia (penurunan Pa02) < 200.
3) PACO2 (tekanan parsial CO2 arteri). Hipokapnia (penurunan PCO2) pada
tahap awal karena hiperventilasi. Hiperkapnia (peningkatan PCO2)
menunjukan gagal ventilasi.
4) BE (Base excess)
5) FiO2 (Kadar O2 yang digunakan)
2) B2 (Blood-kardiovaskuler)
3) B3 (Brain-Persyarafan)
Objektif : Penurunan mental, bingung
4) B4 (Blader-Perkemihan)
Objektif : Oliguria
5) B5 (Bowel-Pencernaan)
Subjektif : Kehilangan selera makan, mual
Objektif : Hilang/ berkurangnya bunyi usus
6) B6 (Bone-Muskuloskeletal)
Objektif : Kekurangan energi/ kelelahan
2. Diagnosis Keperawatan (Tim Pokja, 2017)
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
b. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
c. Intoleransi aktivitas (D.0056)
d. Ansietas (D.0080)
e. Gangguan pola tidur (D.0055)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Keperawatan Rasional
(Tim Pokja, 2019) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
(Tim Pokja, 2017)
1. Bersihan jalan setelah dilakukan tindakan ManajemenJalanNapas 1. untuk mengetahui pola
nafas tidak efektif keperawatan selama 2 jam Observasi: napas
(D.0001) oksigenasidan/ataueliminasi 1. Monitor polanapas 2. untuk mengetahui bunyi
definisi: karbondioksidapadamembra 2. Monitor bunyinapastambahan napas tambahan
ketidakmampuan n alveolus-kapiler Normal 3. Monitor sputum (jumlah, warna, 3. mengetahui sputum
membersihkansek dengan kriteria hasil: aroma) 4. untuk pertahanan jalan
retatauobstruksija Batuk efektif meningkat Terapeutik dapas
lannapasuntukme Produksi sputum 4. Pertahankankepatenanjalannapas 5. untuk kenyamanan klien
mpertahankanjala menurun 5. Posisikan semi fowler atau fowler 6. proses penyembuhan
nnapastetap paten Sianosis menurun Kolaborasi
6. Kolaborasi
pemberianbronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jikaperlu
Namamahasiswa : Kelompok 1
NIM : -
Ruangan :ICU
WaktuPengkajian : 21 Septemer 2021
Diagnosamedis :ARDS + DM
A. IDENTITASPASIEN
Nama : TN. A
Umur :44 Tahun
Jeniskelamin :Laki-laki
Suku :Makassar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : JL, Dr. Wahidin Sudirohusodo
B. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan Klien : Istri klien
Alamat: JL, Dr. Wahidin Sudirohusodo
C. RIWAYATKEPERAWATAN
Keluhan utama : Sesak napas
Riwayat keluhan utama : Klien mengatakan 3 hari yang lalu klien batuk berdahak dan sulit
dikeluarkan, klien merasa sesak saat bernapas dan semakin berat sejak 1 hari yang lalu secara
tib-tiba sehingga klien dibawa ke RS,klien mulai merasakan sesak bila berjalan jauh, sesak
dirasakan seamakin bertambah dengan aktivitas fisik dan agak berkurang dengan istirahat,
klien mengatakan hal ini membuat klien cemas.
Riwayat penyakit dahulu (RPD) : Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus sejak 1 tahun yang lalu dan riwayat post covid-19 sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit kronis
Genogram
X X X
X
? 60
? ?
X 63 X
44
SIMBOL GENOGRAM :
: Menikah - - - - : Serumah
KETERANGAN :
GI : Kakek dan nenek dari ayah dan ibu Klien telah meninggal dunia penyebabnya tidak
diketahui
GII : Ayah dan ibu klien masih hidup dan dalam keadaan sehat
GIII : Klien adalah anak tunggal dan sedang sakit dan dirawat di ruang ICU RSUD Haji
Makassar
D. PENGKAJIANPERSISTEM
Keadaan umum
Klien tampak lemah
Tanda-tanda vital
TD : 111/90mm/Hg
N : 95x/menit
S : 37oC
RR : 36x/menit
Reaksi pupil
- kanan √ Ada, diameter : 3mm
O tidakada
- Kiri √ Ada, diameter : 3mm
O tidakada
Reflek √ Ada O tidak ada
fisiologis
O O Hoffmantrrommer
√ tidak ada
Meningeal sign O ada √ tidak ada
Lain-lain
5 5
SelamaSakit : klien mengatakan saat sakit pola tidur klien tidak teratur, sulit tidur karena
pencahayaan dan suhu di ruangan yang kurang membuatnya nyaman untuk tidur
(lama tidur malam 2-3 jam, siang 15 menit)
Sosial :
a. Aktivitas atau peran dimasyarakatadalah : klien biasa mengikuti kerja
bakti dan bersosialisasi dengan masyarakat
b. Kebiasaan lingkungan yang tidakdisukaiadalah : klien tidak suka suara berisik
dan lingkungan yang kotor
c. Cara mengatasinya : biasanya klien hanya
mendengar musik lawas
d. Pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya: Pasien selalu berbaur dengan
tetangga atau orang di sekitarnya.
F. PEMERIKSAANPENUNJANG
G. TERAPI
1. Infus cairan asering 750cc/24jam
2. Terpasang HFNC + NRM 15 l/m
3. Omeprazole 1vial/hari
4. Heparin 5000 mg U/12jam
5. Novorapid 10-10-10
6. Vit D 1000 1x1
7. Liverprine 2x1
8. Clobazam 3x1
9. Codein 3x1
10. Acetilsistein 3x1
11. Colchieine 2x1
12. Levofloxacin 750 mg 1x1
13. Nebu Nacl 0.9%/8jam
ANALISIS DATA
Volume dan
compliance paru
menurun
Ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
hubungan arterio-vena
dan kelainan difusi
alveoli-kapiler
Gangguan pertukran
gas
2. Data Subjektif : Trauma langsung/tidak Bersihan jalan napas tidak
langsung pada paru efektif
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan batuk berdahak Penumpukan cairan
pada alveoli
dan sulit dikeluarkan
Data Objektif : Mengganggu
mekanisme pertahanan
- Klien tampak sesekali batuk
saluran napas
- Tampak sulit mengeluarkan dahak
Ketidakefektifan
- Sputum tampak kental
bersihan jalan napas
- Auskultasi bunyi Ronci basah
- Klien terdiagnosis ARDS +
Pneumonia
3. Data Subjektif : Trauma langsung/tidak Ansietas
- Klien mengatakan cemas dengan langsung pada paru
kondisinya
Mengganggu
Data Objektif: mekanisme pertahanan
- Klien tampak gelisah saluran napas
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Sesak napas
Perubahan status
kesehatan
Stress psikologis
ansietas
4. Data Sbjektif: pencahayaan yang Gangguan pola tidur
- pasien mengatakan saat sakit pola tidur klien terlalu terang dan suhu
tidak teratur karena pencahayaan dan suhu di ruangan yang terlalu
ruangan yang kurang membuatnya nyaman panas
untuk tidur (lama tidur malam 2-3 jam, siang
15 menit) Mengganggu porses
tidur
DataObjektif:
- klien tampak lesuh sulit untuk memulai
- klien tampak sulit tidur tidur
Terapi oksigen
Observasi :
1. Monitor
kecepatan aliran
oksegen
Kolaborasi
2. Kolaborasi hasil
pemantauan
oksigen
2. Bersihan jalan nafas Tujuan : setelah Latihan batuk 1. untuk
tidak efektif (D.0001) dilakukan efektif mengetahui pola
definisi: tindakan Observasi : napas
keperawatan 1x24 1. Identifikasi
Ketidakmampuanmem 2. untuk
jam makan kemampuan
bersihkansekretatauob mengetahui
diharapkan jalan batuk
struksijalannapasuntuk bunyi napas
napas tetap paten 2. Monitor adanya
mempertahankanjalan
Kriteria hasil : retensi sputum tambahan
napastetap paten
- Batuk efektif Terapeutik : 3. mengetahui
meningkat ke 3. Atur posisi sputum
5 semifowler 4. untuk
- Frekuensi Edukasi :
pertahanan jalan
napas 4. Jelaskan tujuan
membaik ke dan prosedur dapas
5 batuk efektif 5. untuk
Kolaborasi : kenyamanan
5. Kolaborasi klien
pemberian 6. proses
mukolitik atau penyembuhan
ekspektoran
3. Ansietass Setelahdilakukan Reduksi Ansietas 1. Mengetahui
(D.0080) tindakan 1. Monitor tanda- tingkat
defenisi : keperawatan 3x24 tanda ansietas perkembangan
Kondisi emosi dan jam maka (verbal dan non ansietas
pengalaman subjektif ansietas menurun verbal) 2. Memberikan
individu terhadap dengan kriterias 2. Gunkan kepercayaaan
objek yang tidak jelas hasil: pendekatan yang pada keluarga
dan spesifik akibat Verbalisasi tenang dan 3. Agar keluaraga
antisipasi bahaya yang khawatir menyakinkan mengetahui
memungkinkan akibat kondisi 3. Motifasi situasi yang
individu melakukan yang dihadapi mengidentifikasi membuat cemas
tindakan untuk menurun ke 5 sesuatu yang
menghadapi ancaman Perilkau tegan memicu
5 mnurun kecemasan
Frekuensi
pernapasan
menurun 5
4. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur 1. Untuk
intervensi selama Obserfasi : mengetahui pola
1x24 jam, 1. Identifikasi pola aktivitas dan
diharapkan pola aktivitas dan tidur klien
tidur membaik, tidur 2. Untuk
dengankriteria 2. Identifikasi mengatahui
hasil : faktor faktor yang
Keluhan sulit pengganggutidur menggau tidur
tidur menurun 3. Identifikasi klien
Keluhan makanan dan 3. Untuk
sering minumanyang memberikan
terjagamenuru mengganggu kenyamanan
n tidur klien
Keluhan pola 4. Identifikasi obat 4. Untuk mengatur
tidur tidur pola tidur klien
berubahmenur yangdikonsumsi 5. Untuk
un Terapeutik : menghilangkan
Keluhan 5. Modifikasi stress
istirahat tidak lingkungan 6. Pengetahuan
cukupmenuru 6. Batasi waktu mengenai tidur
n tidur siang 7. Untuk tepat
Kemampuan 7. Fasilitasi waktu
beraktivitasm menghilangkan 8. Untuk menjaga
eningkat stressebelum pola makan
tidur Untuk kesehata
8. Tetapkan jadwal pasien
tidur rutin
9. Lakukan
prosedur
untukmeningkatk
an
kenyamanansiklu
s tidur terjaga
Edukasi :
10. Jelaskan
pentingnya tidur
cukupselama
sakit
11. Anjurkan
menepati
kebiasaanwaktu
tidur
12. Anjurkan
menghindarimak
anan/minuman
yangmengganggu
tidur.
13. Anjurkan
penggunaan obat
tiduryang tidak
mengandung
supresorterhadap
tidur REM
14. Ajarkan faktor-
faktor
yangberkontribus
i terhadap
gangguanpola
tidur
15. Ajarkan relaksasi
otot
autogenikatau
cara
nonfarmakologi
lainnya
16. Sesuaikan jadwal
pemberian
obatdan tindakan
untuk menunjang
*Berdasarkan SDKI
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
A:
- masalah keperawatan
bersihan jalan napas
teratasi sebagian
P:
- intervensi dilanjutkan
1. identifikasi kemampuan
batuk
2. monitor adanya retensi
sputum
3. jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
21/09/20 Ansietas b.d kekhawatiran 1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non S:
2021 mengalami kegagalan verbal) - Klien mengatakan cemas
17.50 Hasil : Klien tampakcemas dengan keadaan saat ini dengan keadaan saat ini
O:
2. Menggunkan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan - Klien tampak cemas
Hasil : perawat telah melakukan pendekatan A:
3. Memotifasi mengidentifikasi sesuatu yang memicu - Maslah keperawatan
ansietas belum teratasi
kecemasan
P:
Hasil : klien mengatakan cemas dengan penyakit yang - Interfensi dilanjutkan
sedang iya alami 1. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
non verbal)
2. Gunkan pendekatan
yang tenang dan
menyakinkan
3. Motifasi
mengidentifikasi sesuatu
yang memicu kecemasan