Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

DISPEPSIA

DI RUANG IGD RSUD HAJI MAKASSAR

Oleh:

Milda Limatahu, S.KEP

CI Lahan CI Institusi

( ) )

NIP.

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

NANI HASANUDDINMAKASSAR
2021

A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi Kasus
Penyakit dispepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau
rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati. Dispepsia juga merupakan
salah satu masalah kesehatan yang sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari‐hari
keluhan kesehatan yang berhubungan dengan makan atau keluhan yang berhubungan
dengan gangguan saluran cerna. Di dalam kehidupan masyarakat umum, penyakit
dispepsia sering disamakan dengan penyakit maag, dikarenakan terdapat kesamaan
gejala antara keduanya. asumsi ini sebenarnya kurang tepat, karena kata maag
berasal dari bahasa Belanda, yang berarti lambung, sedangkan kata dispepsia berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu “dys” yang berarti buruk dan
“peptei “ yang berarti pencernaan. Jadi dispepsia berarti pencernaan yang buruk. Ada
beberapa gejala penyakit dispepsia yaitu seperti nyeri epigastrik, rasa penuh pada
bagian epigastrik, dan perut terasa penuh saat makan (cepat kenyang), mual dan
muntah(Sumarni & Adriani, 2019).
Dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati.Kondisi
ini dianggap sebagai gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan oleh reaksi tubuh
terhadap lingkungan sekeliling.Reaksi ini menimbulkan gangguan
ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali menyerang individu usia produktif,
yakni usia 30-50 tahun(Ida, 2016).
2. Patofisiologi

Dispepsia

Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional

stres Kopi, Alkohol

Perangsangan saraf simpatis


Respon mukosa lambung

Peningkatan produksi Hcl


di lambung Vasodilatasi mukosa geser Pengelupas
an

Ketidakseimbanga mual
n nutrisi kurang Hcl kontak dengan mukosa
dari kebutuhan
Muntah ansietas
tubuh
nyeri

Kekurangan
Perubahan pada
volume cairan Nyeri kesehatan
epigastrium
b/d iritasi pada
mukosa Defisit
lambung pengetahuan

Sumber : (Ida, 2016)


3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya kelainan
organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian yaitu:
a. Laboratorium
Pemeriksaan ini perlu dilakukan guna untuk menyingkirkan penyebab organik
lainnya, seperti; pankreatitis, kronik, diabetes melitus dan lainnya. Pada penyakit
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratoriumnya dalam batas normal.
b. Radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan guna untuk menunjang diagnostik suatu penyakit
disaluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis
terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran
endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
d. USG (Ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif,akhir-akhir ini makin memanfaatkan
untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apa lagi alat ini
tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiapsaat dan pada kondisi
klien yang beratpun dapat dimanfaatkan.
e. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scitigafi atau dengan pellet radiopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambungpada 30 – 40 kasus (Ida, 2016).
4. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan non farmakologi
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.
2) Menghindari faktor resiko seperti;alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan
yang berlebihan, nikotin rokok dan stres.
3) Atur pola makan.
b. Penatalaksanaan farmakologi
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama
dalam pengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses
patofisiologisnya pun masih belum jelas.
Obat-obatan yang diberikan kepada penderita penyakit dispepsia/maag
antara lain; antacid (menetralkan asam lambung), golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asamlambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya
mutah) (Amelia, 2018).

5. Konsep Tindakan Keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data dan menganalisa data.
Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa
pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa
kenyang, perut kembung, rasa panas didada dan perut, regurgitasi/ keluar cairan
dari lambung secara tiba-tiba (Ida, 2016).
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnose
medis.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien,
keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, factor pencetus, upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian obat.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.
5) Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah
dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.
6) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : · Kelemahan / kelelahan.
Tanda : · Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
b. Sirkulasi
Gejala : · Hipotensi.
1) Takhikardi. Disritmia.
2) Kelemahan nadi / perifer
3) Pengisian kapiler lambat.
4) Warna kulit pucat, sianosis.
5) Kelembaban kulit, berkeringat.
c. Integritas Ego
Gejala : - Faktor stress akut / psikologi.
- Perasaan tidak berdaya.
Tanda : - Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
- Perhatian menyempit.
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Tanda : - Nyeri tekan abdomen.
- Distensi abdomen.
- Peningkatan bunyi usus.
- Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.

e. Makanan / Cairan
Gejala : - Anorexia, mual, dan muntah, cegukan.
- Tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : - Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.

f. Neorosensori
Gejala : - Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
- Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk,
disorientasi, bingung.
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
- Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan
& hilang setelah minum obat antasida.
- Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus
kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ).
- Nyeri epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang
setelah diberi antasida ( ulkus doudenum ).
- Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat
tertentu.
- Stress psikologis.

h. Keamanan
Gejala : - Alergi terhadap obat.
Tanda : - Peningkatan suhu.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Ida, 2016)diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah
dispepsia yaitu:
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi nutrient
2) Kekurangan volume cairan b.d kegagalan mekanisme regulasi
3) Nyeri akut b.d agen cedera fisik
4) Defisiensi pengetahuan b.d salah interpretasi informasi
5) Ansietas b.d status perubahan kesehatan
c. Intervensi Keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses


keperawatan dimulai dari penentuan tujuan (umum atau khusus), penetapan
standar d dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan. Rencana tindakan ini diarahkan untuk membantu mengubah
pengetahuan menjadi lebih baik, mengubah sikap yang mendukung perilaku sehat,
dan mengubah perilaku kearah yang lebih baik (Harmoko, 2012)

DIAGNOSA
TUJUAN DAN
KEPERAWAT NIC
KRITERIA HASIL
AN

1 Ketidakseimba a. Status nutrisi (1004) a. Monitor nutrisi (1160)


ngan nutrisi Definisi : sejauh Definisi :
kurang dari mana nutrisi dicerna pengumpulan dan
kebutuhan dan diserap untuk analisis data pasien
tubuh memenuhi yang berkaitan dengan
kebutuhan nutrisi
Definisi:
metabolic 9) Timbang berat
asupan nutrisi
Kriteri Hasil : badan pasien
tidak cukup
6) Asupan gizi 10) Identifikasi
untuk
(100401) perubahan berat
memenuhi
Dipertahankan badan terakhir
kebutuhan
di (3) cukup 11) Monitor turgor
metabolic
menyimpang kulit dan mobilitas
Batasan dari rentang 12) Monitor adanya
karakteristik : normal mual muntah
Ditingkatkan ke 13) Identifikasi
- Nyeri
(5) tidak perubahan nafsu
abdomen
menyimpang makan dan
- Enggan
dari rentang aktivitas akhir-
makan
normal akhir ini
- Kurang
7) Asupan b. Monitor tanda-tanda
minat pada
makanan vital (6680)
makanan
(100402) Definisi :
- Membran
Dipertahankan pengumpulan dan
mukosa
di (3) cukup analisis data
pucat
menyimpang kardiovaskuler,
dari rentang pernapasan dan suhu
normal tubuh, untuk
Ditingkatkan ke menentukan dan
(5) tidak mencegah komplikasi
menyimpang 14) Monitor tekanan
dari rentang darah, nadi, suhu,
normal dan status
b. Nafsu makan (1014) pernafasan dengan
Definisi : Keinginan tepat
untuk makan 15) Monitor warna
Kriteria Hasil kulit, suhu, dan
8) Hasrat/keingina kelembaban
n untuk makan c. Manajemen berat
(101401) badan (1260)
Dipertahankan  Hitung berat badan
di (3) cukup ideal pasien
terganggu
Ditingkatkan ke
(5) tidak
terganggu

2 Defisien a. Hidrasi (0602) a. Monitor cairan (4130)


volume cairan Definisi : air yang Definisi :
cukup dalam pengumpulan dan
Definisi :
kompartemen analisis data pasien
penurunan
intraseluler dan dalam pengaturan
cairan
ekstraseluler tubuh keseimbangan cairan
intravascular,
Kriteria Hasil :  Tentukan faktor-
interstial,
 Turgor kulit faktor risiko yang
dan/atau
(060201) mungkin
intraseluler. Ini
Dipertahankan menyebabkan
mengacu pada
di (4) sedikit ketidakseimbangan
dehidrasi,
terganggu cairan
kehilangan
Ditingkatkan ke  Catat dengan
cairan saja
(5) tidak akuran asupan dan
tanpa kadar
terganggu pengeluaran
natrium
 Peningkatan  Monitor membran
Batasan suhu tubuh mukosa, turgor
karakteristik : (060227) kulit, dan respon
Dipertahankan haus
- Membran
di (3) sedang b. Terapi intravena (IV)
mukosa
Ditingkatkan ke (4200)
kering
(5) tidak ada Definisi : pemberian
- Peningkata
b. Keparahan mual & dan monitor cairan
n suhu
tubuh muntah (2107) intravena dan
- Haus Definisi : keparahan pengobatan
- kelemahan dari tanda dan  Berikan
gejala mual, pengobatan IV,
muntah-muntah, sesuai yang
dan muntah diresepkan, dan
Kriteria Hasil monitor untuk
 Frekuensi mual hasilnya
(210701)  Monitor kecepatan
Dipertahankan aliran intravena
di (3) sedang dan aliran
Ditingkatkan ke intravena selama
(5) tidak ada pemberian infus
 Frekuensi  Monitor tanda vital
muntah c. Manajemen mutah
(210704) (1570)
Dipertahankan Definisi : pencegahan
di (3) sedang dan penanggulangan
Ditingkatkan ke muntah
(5) tidak ada  Pastikan obat
 Nyeri lambung antiemetic yang
(210715) efektif diberikan
Dipertahankan untuk mencegah
di (2) cukup muntah bila
berat memungkinkan
Ditingkatkan ke  Monitor
(5) tidak ada keseimbangan
cairan dan
elektrolit
3 Nyeri akut a. Control nyeri a. Manajemen
(1605) lingkungan :
Definisi
Definisi : tindakan kenyamanan (6480)
:pengalaman
pribadi untuk Definisi : manipulasi
sensorik dan
mengontrol nyeri lingkungan pasien
emosional  Menggunakan untuk kepentingan
tidak tindakan terapi, daya Tarik
menyenangkan pengurangan sensorik, dan
berkaitan nyeri tanpa kesejahteraan
dengan analgesic psikologis
kerusakan (160504)  Berikan music
jaringan actual Dipertahankan pilihan
atau potensial, di (3) kadang- b. Pemberian obat :
atau yang kadang Intravena (IV) (2314)
digambarkan menunjukkan Definisi : persiapan
sebagai Ditingkatkan ke dan pemberian obat
kerusakan. (5) secara melalui jalur intravena
konsisten  Catat riwayat
Batasan
menunjukkan kesehatan dan
karakteristik :
b. Tanda-tanda vital riwayat alergi
- Perubahan (0802) pasien
selera Definisi : tingkat  Monitor infus set,
makan suhu, denyut nadi, kecepatan aliran,
- Ekspresi respirasi dan dang ganti cairan
wajah tekanan darah infus sesuai dengan
nyeri berada dalam yang diresepkan
- Sikap kisaran normal
melindungi  Suhu tubuh
area nyeri (080201)
Dipertahankan
di (3) deviasi
sedang dari
kisaran normal
Ditingkatkan ke
(5) tidak ada
deviasi dari
kisaran normal

4 Defisiensi a. Pengetahuan : a. Pendidikan kesehatan


pengetahuan manajemen (5510)
penyakit akut Definisi :
Definisi :
(1844) mengembangkan dan
ketiadaan atau
Definisi : tingkat menyediakan instruksi
defisien
pemahaman yang dan pengalaman
informasi
disampaikan belajar untuk
kognitif yang
tentang penyakit memfasilitasi perilaku
berkaitan
reversible, adaptasi yang
dengan topik
pengobatan, dan disengaja yang
tertentu, atau
pencegahan kondusif bagi
kemahiran.
komplikasi kesehatan pada
 Tanda dan individu, keluarga,
gejala penyakit kelompok, atau
Batasan
(184404) komunitas
karakteristik :
Dipertahankan  Identifikasi faktor
- Kurang di (3) internal dan
pengetahua pengetahuan eksternal yang
n sedang dapat
Ditingkatkan meningkatkan atau
ke (5) mengurangi
pengetahuan motivasi
sangat banyak berperilaku sehat
 Strategi untuk b. Perencanaan pulang
mencegah (7370)
komplikasi Definisi : persiapan
(184406) untuk memindahkan
Dipertahankan pasien dari tingkat
di (3) perawatan satu ke
pengetahuan tingkat perawatan luka,
sedang baik di dalam maupun
Ditingkatkan di luar lembaga
ke (5) perawatan kesehatan
pengetahuan saat ini
sangat banyak  Identifikasi
kebutuhan pasien
mengenai
pendidikan
kesehatan untuk
perawatan setelah
kepulangan
 Pantau kesiapan
untuk pulang
 Dokumentasikan
rencana
pemulangan pasien
di dalam catatan
keperawatan
c. Manajemen nutrisi
(1100)
Definisi : menyediakan
dan meningkatkan
intake nutrisi yang
seimbang
 Tentukan status
gizi pasien dan
kemampuan pasien
untuk memenuhi
kebutuhan gizi

5 Ansietas a. Tingkat kecemasan a. Teknik menenangkan


(1211) (5880)
Definisi :
Definisi : keparahan Definisi : mengurangi
perasaan tidak
dari tanda-tanda ansietas pada pasien
nyaman atau
ketakutan, yang mengalami
kekhawatiran
ketegangan, atau distress akhir
yang samar
kegelisahan yang  Pertahankan sikap
disertai
berasa dari sumber yang tenang dan
respons
otonom yang tidak dapat hati-hati
(sumber seing diidentifikasi  Berada di sisi klien
kali tidak  Tidak dapat
spesifik atau beristirahat
tidak diketahui (121101)
oleh individu); Dipertahankan
perasaan takut di (3) sedang
yang Ditingkatkan ke
disebabkan (5) tidak ada
oleh antisipasi  Distress
terhadap (121104)
bahaya. Hal ini Dipertahankan
merupakan di (4) ringan
kewaspadaan Ditingkatkan ke
yang (5)
memperingatk b. Tanda-tanda vital
an individu (0802)
akan adanya Definisi : tingkat
bahaya dan suhu, denyut nadi,
memampukan respirasi dan
individu untuk tekanan darah
bertindak berada dalam
menghadapi kisaran normal
ancaman  Suhu tubuh
(080201)
Batasan
Dipertahankan
karakteristik :
di (3) deviasi
- Gelisah sedang dari
- Mulut kisaran normal
kering Ditingkatkan ke
(5) tidak ada
deviasi dari
kisaran normal
d. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat
yang akan memberikan perawatan kepada pasien dan sebaiknya tidak bekerja sendiri
tetapi juga melibatkan tenaga medis yang lain untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Ida, 2016).
e. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain
agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan (Ida, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta: Elsevier.

Ida, M. (2016). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purnamasari, L. (2017). Faktor Risiko, Klasifikasi, dan Terapi Sindrom Dispepsia. CDK-259,
vol.44 no.

Sumarni & Adriani. (2019). HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


DISPEPSIA. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (JKF), Vol. 2 No.(e-ISSN 2655-
0830). https://doi.org/DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.282

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1 Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI). Jakarta :
Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II Persatuan Perawat Nasional
Indonesia(PPNI). Jakarta : Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan II Persatuan Perawat Nasional
Indonesia(PPNI). Jakarta : Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
FORMAT PENGKAJIAN DI RUANG IGD

Nama : An “P” No.RM : 285841

Jenis Kelamin : perempuan Umur : 14 tahun

Tgl masuk :29/09/2021 Jam :13.10 WITA

Jenis pelayanan : Bedah Non Bedah Kebidanan Anak

Alasan Datang : Penyakit Trauma/Ruda Paksa

Cara Masuk :Sendiri Rujukan

Pendidikan: S1 Pekerjaan :Pensiunan

Pre Hospital

Keadaan Pre Hospital : APVU: TD: Nadi:

Pernafasan: Suhu: Spo2

Tindakan Pre Hospital :

CPR O2 infus NGT Nasopharingal Tube ETT

Suction Krikotiroidoktomi BVM Bidai Catheter Urine Bebat Tekan

Heacting Obat Lain

PENGKAJIAN TRIAGE

Keluhan Utama : Nyeri

Anamnese : pasien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati tembus belakang, nyeri perut (+) di
alami hari ini, mual (-) muntah (-)

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada

Riwayat Alergi : Tidak Ada : -

A. Airway

 Paten
 Tidak Paten
 Snoring
 Gargling
 Stridor
 BendaAsing
 Lain-lain:

Dagnosa Keperawatan :

 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


 Risiko Gagal Napas

Tindakan Keperawatan :

1. Bersihkan Jalan Napas


2. Memasang Collar neck
3. Suction/Penghisapan
4. Melakukan head tilt-chint lift
5. Melakukan jaw thrust
6. Melakukan oro/nasofaringeal airway
7. Melakukan Hemlick manuverd
8. Melakukan posisi nyaman fowler/semi fowler
9. Mengajarkan tehnik batuk efektif
10. Lainnya ...................
B. Breathing

 Irama nafas: -Teratur -Tidak teratur


 Suara nafas: -Vesikuler -Bronchovesikuler -Wheezing -Ronchi
 Pola nafas : - Apneu - Dyspnea -Bradipnea -Tachipnea -Orthopnea
 Penggunaan otot bantu: -Retraksi dada -cuping hidung
 Jenis nafas : -pernafasan dada -Pernafasan perut
 Frekuensi Nafas : 20x/menit
Diagnosa Keperawatan:

 Pola Nafas Tidak Efektif


 Gangguan Pertukaran Gas
Tindakan Keperawatan

 Obsevasi frekuensi, irama, kedalaman, pernafasan


 Observasi tanda-tanda distres pernafasan : penggunaan otot bantu; retraksi
intercosta; nafas cuping hidung
 Memberikan posisi semi fowler jika tidak ada kontra indikasi
 Melakukan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi
 Kolaborasi : berikan O2 10 liter via NRM
 Pemeriksaan AGD
 Lainnya:......................
C. Circulation

Akral : - Hangat -Dingin -Pucat -Tidak

Sianosis : -Ya -Tidak CTR: <2detik >2detik

TTV :Tekanan Darah : 104/65mmHg

Nadi : -Teraba : 134x/menit

Irama : Reguler

Kekuatan : -Kuat -Lemah

Perdarahan : -Ya -Lokasi Perdarahan: -Tidak

Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar :

 Diare - muntah -luka bakar -perdarahan


 Kelembaban kulit : Lembab -Kering
 Turgor : -Baik -Kurang
 Luas Lukabakar : .............% Grade :............. Produksi urine:...................cc
Resiko Dekubitus : Tidak ya

Diagnosa keperawatan : -Gangguan Perfusi jaringan perifer Defisit volume cairan

-Resiko syok Hipovolemik

Tindakan keperawatan :

 Mengkaji nadi
 Menilai akral
 Mengukur TD
 Memberikan cairan peroral
 Monitor perubahan turgor,membrane mukosa,dan capillary refill time
 Mengidentifikasi sumber perdarahan
 Memberikan penekanan langsung kesumber perdarahan
 Memberiposisi shock (tungkai lebih tinggi dari jantung )
 Memasang kateter
 Memonitor intake-output cairan
 Kolaborasi
 Memasang infus IV,cairan sebanyak : 500 cc
 Transfusi darah :- cc
 Lainnya:.............................

Tingkat kegawatan : Merah Kuning Hijau Hitam

Jam : .................. Wita

D. Disability

Tingkat kesadaran :

 Compos mentis
 Apatis
 Delirium
 Somnolen
 Stupor
 Koma

Nilai GCS : E : 4 V : 5 M: : 6

Pupil

 Miosis
 Midriasis
 Diameter 1mm 2mm 3mm 4mm

Respon cahaya

 (+) Isikor
 (-) Anisikor

Penilaian ekstremitas :

 Sensorik : ya tidak
 Motorik : ya tidak

Diagnosa Keperawatan
 Perfusi jaringan cerebral tidak efektif
 Penurunan kesadaran
 Intoleransi aktifitas
 Kejang ulang
 Gangguan komunikasi verbal

Resiko jatuh :

 Tidak beresiko / resiko jatuh rendah


 Resiko jatuh sedang
 Resiko jatuh tinggi

Tindakan keperawatan

 Mengobservasi perubahan tingkat kesadaran


 Mengkaji pupil:isikor,diameter,dan respon cahaya
 Mengukur kekuatan otot
 Mengkaji karakteristik nyeri
 Meninggikan kepala 15-30 derajat,jika tidak ada kontra

E. Exposure

Pengkajian Nyeri

Apakah ada nyeri : ya

 Ya,skor nyeri GS: 3


 Tidak

Perjalanan nyeri : nyeri terasa bagian dada tembus belakang

 ya
 tidak

Tipe :

 akut
 kronik

Deskripsi / karakter

 frekuensi
 jarang
 hilang timbul
 terus menerus
 lamanya :
 faktor yang memperkuat / memperingan
 gejala penyerta
 luka
 ya
 tidak
 deformitas
 ya
 tidak
 contusion
 ya
 tidak
 abrasi
 ya
 tidak
 Penetrasi
 ya
 tidak
 Laserasi
 ya
 tidak
 Edema
 ya
 tidak
 Kedalaman luka :
 Resiko decubitus
 ya
 tidak
 Diagnosa keperawatan
 nyeri
 kerusakan mobilitas fisik
 kerusakan integritas jaringan
 Tindakan keperawatan
 mengkaji karakteristik nyeri PQRST
 perawatan luka
 mengajarkan teknik relaksasi
 membatasi aktifitas yang meningkatkan nyeri
 mengobservasi tanda-tanda adanya syndrome kompratmen (nyeri lokal
daerah cedera,pucat),penurunan mobilitas,penurunan tekanan nadi,nyeri
saat bergerak,perubahan sensori/baal dan kesemutan
 melakukan pembalutan
 melakukan pembidaian
 kolaborasi : analgetik
 lainnya :

F. Fahrenhealt

Suhu Axila : 36ºC

Berat Badan : 45 Kg

Diagnosa Keperawatan : -Hipertermi

-Hipotermi

Pemeriksaan Penunjang :

EKG :-

Laboratorium : 1. WBC: 14.43 + [10^3/uL]

2. NEUT#: 12.77 + [10^3/uL]

3. LYMPH#: 0.70 - [10^3/uL]

4. HGB: 11.7- [g/dl]

LED :-

Hematokrit :-

GDA :-

Radiologi :-
Diagnosa Medis : dyspepsia

Terapi :

Nama Obat Tehnik Pemberian Dosis Indikasi

Infus Rl Intravena 500/20 tpm Kekurangan


cairan/pemberian
obat
Ranitidin Intravena 1 ampul Menetralkan asam
lambung

omepranole Intravena 1 ampul

betahistin oral 3X1


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis


2. Ansietas b.d penyakit dispepesia

Diagnosa Wakt Implementasi Waktu Evaluasi


Keperawatan u

Nyeri akut b.d Agen 13.30 1. mengkaji karakteristik nyeri PQRST 13.40 S: pasien mengatakan masi merasakan
pencedera Fisiologi 2. mengajarkan teknik relaksasi nyeri
3. membatasi aktifitas yang
meningkatkan nyeri O : 1. pasien tampak meringgis

3. pasien tampak gelisah

A : Masalah nyeri akut blum teratasi

P : Pertahankan intervensi pasien pindah


keruangan perawatan

2 Ansietas b.d penyakit 13.40 1. memahami situasi yang membuat 14.00 S :-


dispepesia ansietas
O : pasien tampak cemas
2. mendengarkan dengan penuh
perhatian A: masalah ansietas belum teratasi
3. melatih tehnik relaksasi
P : pertahankan intervensi pasien pindah
keruangan perawatan

P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai