Anda di halaman 1dari 2

Kasus K

Perempuan 28 tahun, menikah. Minggu lalu ia dinyatakan hamil enam bulan oleh
dokternya. Ketika kabar hamilnya disampaikan pada suami, suami mengatakan bahwa ia HIV
positif. Karena alasan ini perempuan tersebut ingin tes HIV. Ia sangat marah akan situasinya
sekarang. Ia marah pada suami, kuatir pada diri sendiri dan anak dalam kandungan. Suami
mengatakan bahwa ia berhubungan dengan pekerja seks komersial. Hubungan seks dengan
suami berlangsung dua minggu lalu secara vaginal.
Setelah mengetahui suaminya terkena HIV pasien langsung memeriksakan dirinya ke
tempat pelayanan HIV.
Di tempat pelayanan HIV
Perawat : Selamat pagi mbak. Apakah ada yang bisa saya bantu?
Px : Selamat pagi mas. Saya ingin periksa HIV mas.
Perawat : Oh iya mbak, perkenalkan dulu nama saya perawat bagus disini saya sebagai
konselor HIV. Kalau boleh tau Namanya siapa ya mbak?
Px : Nama saya lala mas
Perawat : Baik mbak lala sebelumnya apakah mbak bersedia untuk saya tanya-tanya.
Mbak tidak perlu malu untuk menjawabnya ya?
Px : Iya mas
Perawat : Sebelumnya apa alasan mbak ingin tes HIV.
Px : Jadi kemaren suami saya mengatakan bahwa iya positif HIV karena iya telah
berhubungan seks dengan orang lain. Saya khawatir kalau saya juga kena HIV mas.
Perawat : Mohon maaf mbak, kapan terakhir mbak berhubungan seks dengan suaminya?
Px : dua minggu yang lalu mas.
Perawat : Baik mbak, kalau begitu kita masuk ke ruangan dulu untuk pemeriksaan ya.
Setelah selesai pemeriksaan pasien akan mendapatkan hasilnya besok hari dan pasien disuruh
untuk datang lagi untuk mengetahui hasil lab.
Keesokan harinya pasien datang ketempat pelayanan HIV
Perawat : Pagi mbak, apa kabarnya?
Px : Pagi mas. Tadi malam saya tidak bisa tidur karena memikirkan hasil tesnya.
Perawat : Mbak jangan khawatir karena itu tidak akan membuat mbak merasa lebih baik.
Px : Iya mas. Bagaimana dengan hasil tes saya mas.
Perawat : Ini hasilnya sudah keluar mbak. Dan hasilnya menunjukan mbak negative HIV.
Px : Alhamdulillah mas. Saya lega hasilnya negatif. Tapi sekarang apa yang harus
saya lakukan?
Perawat : Selanjutnya ibu harus mengetahui bagaimana cara penularan HIV untuk
mencegah agar mbak dan anaknya tidak tertular. Sebelumnya apakah mbak sudah tau cara
penularan HIV.
Px : Belum mas.
Perawat : Baik disini saya akan menjelsakan. Untuk penularan HIV itu bisa dengan
melakukan hubungan seks dengan penderita dan melalui perlukaan. Selain itu penggunaan jarum
suntik secara bergantian juga bisa menyebabkan HIV. Untuk pencegahannya mbak bisa
menggunakan alat kontrasepsi (Kondom) jika ingin melakukan hubungan seks dengan suami ibu
karena penggunaan kondom ini bisa mencegah 80-90% jika digunakan secara benar. Tapi kalau
saran saya selama kehamilan ini mbak hindari dulu hal-hal yang menyebabkaan penyebaran HIV
ini supaya bai mbak tetap aman.
Px : Baik mas, tapi saya masih merasa sedih karena suami saya terkena HIV.
Perawat : Mbak yang sabar ya, semua ujian pasti bisa dilewati, perbanyak doa supaya
mbak tetap tenang dan ikhlas. Dan kalau suami mbak mau bisa melakukan pengobatan, nanti
bisa dikonsultasikan juga disini.
Px : Iya mas, Terimaksih banyak ya.
Perawat : Sama-sama mbak. Apakah mbak masih ada yang ditanyakan lagi?
Px : Tidak ada mas, kalau begitu saya permisi ya.
Perawat : Baik mbak. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai