3209 5471 1 SM
3209 5471 1 SM
Misnaniarti
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
118 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013 119
Misnaniarti: Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
Jamsoskes ini tetap akan dikelola oleh pemerintah kontribusi dari masyarakat, beda dengan
provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Jamsoskes kita seluruh masyarakat, dan
gratis. Khawatirnya nanti masyarakat kita
Selatan. Informasi ini didapatkan dari petikan hasil akan kaget.” (Informan 1).
wawancara berikut :
”...Akan tetap dilanjutkan karena merupakan “…Program di SJSN ini sudah beberapa kali
program prioritas sejak tahun 2009. Dimana disosialisasi memiliki cakupan beda dengan
berobat gratis merupakan cikal bakal program Gubernur Sumsel, program ini
program Jamsoskes ini. Jadi kiro-kiro ini harus ada kontribusi dari masyarakat
merupakan janji politik gubernur. Kalau kita seperti, iuran.” (Informan 2).
tetap, ada tidak ada program pusat, kita tetap
melaksanakan...” (informan 1). Informasi tersebut selaras dengan uraian yang
“…Ada UU tentang Jaminan Kesehatan ada pada Peraturan Presiden RI No. 12/2013, Pasal
Nasional yang akan dilaunching tahun 2014. 6 bahwa kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat
Ada atau tidaknya program tersebut, daerah wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga men-
Sumsel tetap memberlakukan program cakup seluruh penduduk8. Tahap pertama mulai tang-
Jamsoskes ini…” (Informan 2).
gal 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi: 1) Penerima
Informasi lebih lanjut diketahui, informan berpen- Bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, 2) Anggota
dapat bahwa Program Jamsoskes ini menjadi pro- TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan
gram penting di Provinsi Sumatera Selatan karena anggota keluarganya, 3) Anggota Polri/PNS di ling-
bermanfaat bagi masyarakat banyak serta menjadi kungan Polri dan anggota keluarganya, 4) Peserta
contoh bagi penyelenggaraan jaminan kesehatan Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes) dan anggota
secara nasional, seperti petikan wawancara berikut: keluarganya, dan 5) Peserta Jaminan Pemeliharaan
”...karena program kito sudah berjalan dulu- Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan
an, malah program nasional ini melihat dari Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan anggota keluar-
keberhasilan program kito. Bukan kita som- ganya. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang
bong, mereka banyak belajar dengan daerah belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan
kita yang pertama kali untuk provinsi..”
(Informan 1). paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Perpres
“…Program kesehatan ini banyak mencon- tersebut pelaksanaan JKS pada tahun 2014 men-
toh dari program brobat gratis yang digagas datang Universal Health Coverage belum serta merta
oleh Gubernur Sumsel.” (Informan 2).
mencakup seluruh masyarakat di Indonesia terma-
Jika dilihat ke belakang Provinsi Sumatera Sela- suk di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini karena
tan termasuk daerah yang lebih dahulu dalam me- belum tentu semua penduduk di Provinsi Sumatera
nyelenggarakan jaminan kesehatan secara menye- Selatan termasuk dalam PBI, tetapi akan dilaksa-
luruh bagi masyarakat di wilayah kerja tingkat provin- nakan secara bertahap. Pada tahun 2019 diharapkan
si. Dimana program Jamsoskes ini sudah dilaksana- seluruh masyarakat Indonesia sudah menjadi pe-
kan sejak tahun 2009 dengan cakupan sekitar 52% serta PJS. Selain itu pelaksanaan Jamsoskes ini
masyarakat Provinsi Sumatera Selatan, hampir sendiri tidak bertentangan dengan kebijakan peme-
empat juta jiwa warga yang belum memiliki jaminan rintah pusat karena berdasarkan Perpres tersebut
kesehatan lain seperti Jamkesmas, Askes PNS/ masih dibukanya peluang bagi keberadaan Jamkesda
Polri/TNI dan Jamsostek. yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah seperti
Beberapa informasi yang dikemukakan oleh in- Jamsoskes sampai tahun 2019.
forman terkait alasan masih tetap diselenggarakan-
nya Jamsoskes ini adalah karena pada pelaksanaan Aspek Konten Pengembangan Kebijakan
Jaminan Kesehatan Semesta (JKS) tahun 2014 Jamsoskes Provinsi Sumatera Selatan Semesta
mendatang masih ada masyarakat yang belum Tata Laksana Kepesertaan
dicover cakupan yang berbeda, serta program JKS Berdasarkan informasi yang didapatkan dike-
tersebut kurang menguntungkan bagi masyarakat tahui bahwa tidak banyak pengembangan yang dila-
karena harus ada kontribusi seperti iuran. Seperti kukan terkait kepesertaan di Jamsoskes. Program
petikan wawancara berikut: ini memang tidak menyiapkan kartu kepesertaan,
”...Program itu tidak mencakup seluruh ma- tetapi cukup dengan menunjukkan Kartu Tanda Pen-
syarakat. Beda dengan program Jamsoskes duduk (KTP) ataupun Kartu Keluarga (KK). Hal
yang mencakup seluruh masyarakat. tersebut dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera
Permasalahannya program ini tadi harus ada Selatan karena akan sangat membantu masyarakat
partisipasi masyarakat artinya harus ada
120 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, karena dengan pemerintah pusat dalam hal ini Badan
jika menggunakan kartu maka harus menyediakan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) terkait data
dana untuk mencetak, dan untuk pendistribusian. fix jumlah PBI atau informasi jumlah peserta yang
Selanjutnya penggunaan kartu mempunyai kele- dijamin oleh BPJS di Provinsi Sumatera Selatan.
mahan seperti kesalahan dalam nama di pendataan Hal ini dilakukan agar diketahui cakupan jumlah pe-
yang cenderung lebih besar, serta data yang tidak serta Jamsoskes pada tahun 2014. Apalagi ber-
update. Sehingga dengan KTP atau KK itu lebih dasarkan data diketahui bahwa kepesertaan Jam-
fleksibel. Kutipan informasi tersebut dapat dilihat di kesmas tahun 2013 ini turun dari tahun sebelumnya,
bawah ini: dimana peserta Jamkesmas di Provinsi Sumatera
“...Memang kita tidak menyiapkan kartu Selatan tahun 2012 dapat kuota 2,7 juta peserta
karena lebih fleksibel kalau kita hanya sedangkan tahun 2013 dapat kuota 2.3 juta. Se-
menggunakan identitas KTP karena semua
orang di Indonesia ini wajib untuk memiliki hingga peserta yang dipangkas tersebut otomatis
KTP. Itu sangat membantu masyarakat, akan menjadi cakupan peserta di Jamsoskes Pro-
karena kalo dengan kartu kita harus vinsi Sumatera Selatan Semesta.
mencetak akan memerlukan biaya, untuk
pendistribusian kita juga perlu biaya.
Kemudian kesalahan dalam nama pendataan Tata Laksana Pelayanan
itu cenderung lebih besar.” (Informan 2). Sebagaimana diketahui dari Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009, bahwa Jam-
Hal ini bertolak belakang dari saran yang direko- soskes Sumatera Selatan Semesta adalah program
mendasikan oleh tim peneliti dari Universitas Indone- bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi bersama
sia tentang Evaluasi Program Berobat Gratis Jam- dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Pro-
soskes di Provinsi Sumatera Selatan Semesta pada vinsi Sumatera Selatan untuk pelayanan kesehatan
tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian tersebut gratis bagi seluruh masyarakat Provinsi Sumatera
direkomendasikan bahwa harus mulai disiapkan dan Selatan yang belum memiliki asuransi kesehatan
dibangun database berbasis IT tentang data peserta yang lain2. Tata laksana pelayanan program Jamkes-
yang ditanggung oleh Jamsoskes untuk mengatasi mas ini mengikuti pedoman yang ada di penyeleng-
permasalahan persyaratan administrasi yang dapat garaan Jamkesmas, sehingga untuk tahun menda-
berdampak terjadinya pungutan liar di kantor desa/ tang tidak banyak perubahan karena dianggap sudah
kelurahan dan untuk menghindari sumber pendanaan ideal. Tempat Pelayanan Kesehatan Jamsoskes Su-
ganda9. matera Selatan Semesta adalah di semua puskes-
Keputusan yang diambil oleh pengelola Jam- mas di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan
soskes terkait penggunaan kartu peserta ini bisa dan Rumah Sakit Pemerintah/Swasta yang telah
jadi memang tepat, karena beberapa informasi sering menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah
kita dengar adanya keterlambatan pendistribusian Setempat.
kartu pada peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan Jamsoskes Sumatera Se-
(Jamkesmas), ataupun kesalahan cetak nama, atau latan Semesta di puskesmas dan jaringannya meli-
nama yang di kartu orangnya telah meninggal, se- puti: 1) Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), 2) Ra-
hingga keputusan untuk tidak mencetak kartu peser- wat Inap Tingkat Pertama (RITP), 3) Persalinan nor-
ta Jamsoskes lebih bersifat fleksibel karena cukup mal yang dilakukan di Puskesmas/bidan di desa/
menggunakan KTP ataupun KK sehingga sangat Polindes/di rumah pasien/praktek bidan swasta, 4)
membantu masyarakat, serta bersifat efisien karena Pelayanan gawat darurat (emergency), dan 5)
mengurangi biaya cetak kartu dan pendistribu- Pelayanan rujukan.
siannya. Pelayanan kesehatan Jamsoskes Sumatera
Upaya penapisan yang dilakukan dalam Jam- Selatan Semesta di Rumah Sakit dan jaringannya
soskes untuk menghindari double klaim adalah meliputi: 1) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di
pasien harus menyertakan surat keterangan tidak rumah sakit yang menyediakan pelayanan spesia-
mendapatkan jaminan dari asuransi lain itu untuk listik, poliklinik Spesialis, Rumah Sakit Pemerintah,
pasien yang dirujuk ke rumah sakit. Hal ini dilakukan Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat/Rumah Sakit
untuk tanda yang membedakan klaim dengan pasien Khusus Paru-paru dan rumah sakit lainnya, 2) Rawat
Askes dan Jamkesmas tersendiri. Surat tersebut Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dilaksanakan pada
dapat diminta oleh masyarakat ke desa/kelurahan. ruang perawatan kelas III rumah sakit pemerintah
Langkah yang akan diambil oleh pengelola Jam- dan rumah sakit swasta yang bekerja sama dengan
soskes terkait kepesertaan ini dalam menyambut program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta,
Universal Health Coverage adalah berkoordinasi dan 3) Pelayanan gawat darurat.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013 z 121
Misnaniarti: Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
Alur pelayanan Jamsoskes menganut sistem baiknya Jamsoskes dapat mengembangan jenis
rujukan pelayanan berjenjang yaitu diawali dari pus- pelayanan yang tidak dicover oleh Jamkesmas, be-
kesmas, jika puskesmas tidak mampu dirujuk ke rupa pelayanan yang bersifat komplementer dan atau
fasilitas rujukan tingkat satu yaitu rumah sakit kabu- suplementer seperti yang disarankan pada penelitian
paten/kota (kelas C), Jika tidak mampu maka dirujuk Retnaningsih10 terdahulu. Interpretasinya adalah
ke fasilitas rujukan tingkat 2 yaitu rumah sakit pro- bahwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan me-
vinsi (kelas B) yaitu RSMH serta RS Khusus Mata, nyelenggarakan jaminan kesehatan dengan menam-
RS Paru, RS Jiwa. Jika tidak mampu maka dirujuk bah benefit pelayanan antara lain untuk jenis pela-
ke fasilitas rujukan tingkat tiga (kelas A) yaitu RS yanan yang tidak dicakup dalam pelayanan Jamkes-
Cipto Mangunkusumo dan RS Jantung Harapan Kita mas, misalnya penambahan biaya untuk kelas II
di Jakarta. pada pelayanan rawat inap, menanggung biaya
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi akomodasi penunggu pasien ataupun jenis pelayanan
Sumatera Selatan diketahui ada tujuh belas rumah suplementer lainnya.
sakit rujukan kabupaten/kota, yaitu: RSUD Bari, RS Kegiatan penyempurnaan yang akan dilakukan
Muhammadiyah, RS Islam Siti Khadijah, RSUD oleh pengelola program antara lain peningkatan kua-
Kayu Agung, RSUD Prabumulih, RSUD Muara Enim, litas dan kuantitas terutama dari sisi Pemberi Pela-
RSUD Talang Ubi, RSUD Lahat, RSUD Pagar Alam, yanan Kesehatan (PPK). Berdasarkan informasi
RSUD Baturaja, RSUD Gumawang, RSUD Muara diketahui bahwa jumlah fasilitas tempat tidur kelas
Dua, RSUD Siti Aisyah Lubuk Linggau, RSUD Musi III yang dimiliki rumah sakit di Provinsi Sematera
Rawas, RSUD Rupit, RSUD Banyuasin, dan RSUD Selatan belum memenuhi ketentuan 35% dari jumlah
Sekayu. Serta 4 RS rujukan Provinsi yaitu: RSMH TT yang dipersyaratkan harus disediakan daerah.
Palembang, RS dr. Ernaldy Bahar, RSK Mata Ma- Sehingga mulai tahun 2013, Pemerintah Provinsi Su-
syarakat, dan RSK Paru. Sedangkan RS rujukan di matera Selatan berencana mengembangkan rumah
Jakarta yaitu di RSCM, dan RS Jantung Harapan sakit dengan penambahan ruang perawatan klas III
Kita. sebanyak 600 TT.
Tahun 2013 Pemberi Pelayanan Kesehatan
(PPK) bertambah dengan adanya RS Gigi dan Mulut, Tata Laksana Pendanaan
RS Bayung Lincir, RS Sungai Lilin Muba, dan RS Berdasarkan Peraturan Daerah No. 2/2009 dike-
Ogan Ilir. Setiap Rumah Sakit ditempatkan tenaga tahui bahwa dana yang digunakan untuk program
vertifikator sekaligus sebagai penyuluh prosedur Jamsoskes berasal dari sharing antara Anggaran
Jamsoskes dan penanganan keluhan pasien. Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi (APBD)
Permasalahan yang sering muncul pada sistem dan Anggaran Pendapatan Belanja Pemerintah Kabu-
rujukan pelayanan di Jamsoskes ini adalah adanya paten/Kota dengan proporsional berdasarkan perim-
sikap masyarakat yang menganggap pengobatan di bangan jumlah penduduk. Hal ini juga sesuai dengan
puskesmas biasa saja sehingga masyarakat cende- data yang disampaikan oleh informan, bahwa dana
rung mengambil jalan pintas dengan berobat lang- dalam pelaksanaan Jamsoskes ini berasal dari
sung ke rumah sakit. Hal tersebut tentu tidak sesuai APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota.
dengan mekanisme sistem rujukan yang ada bahkan “...Dilaksanakan secara sharing antara
bisa menghambat berjalannya sistem rujukan yang kabupaten kota. Di dalam anggaran kita tetap
kita alokasikan, untuk tahun 2013 kita
baik. Untuk mengatasi hal tersebut, pengelola pro- anggarkan 247 M dari APBD Provinsi.”
gram berencana untuk meningkatkan kegiatan (Informan 1).
sosialisasi program Jamsoskes kepada masyarakat “...Dana pelaksanaan program Jamsoskes ini
sehingga masyarakat lebih mengetahui prosedur berasal dari sharing APBD Provinsi dan APBD
kabupaten/kota. Nanti datanya saya kasihkan
pelayanan di progam ini. untuk data tahun lalu.” (Informan 2).
Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian dike-
tahui bahwa belum ada informasi terkait pengem- Dana Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta
bangan program pelayanan di Jamsoskes, diluar pe- berasal dari dana APBD Provinsi Sumatera Selatan
layanan yang dilaksanakan oleh Jamkesmas. Intinya melalui SKPD Dinas Kesehatan Provinsi dan shar-
bahwa jenis pelayanan yang dicakup oleh Jamsos- ing dana APBD kabupaten/kota. Dana yang dialo-
kes hampir sama dengan jenis pelayanan yang di- kasikan untuk Program Jamsoskes ini per tahun pa-
cakup dalam Jamkesmas. Padahal untuk kelang- da tahun 2009 sebesar 240 Milyar, dengan sistem
sungan program Jamsoskes ini sendiri dimasa men- kapitasi dimana perhitungan premi sebesar Rp5.000,-
datang serta agar bermanfaat bagi masyarakat se- untuk penduduk sekitar 4 juta orang.
122 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Sharing dana APBD provinsi dan kabupaten/kota dan Rp 419 M (tahun 2012) dalam Anggaran Pen-
dalam penyelenggaraan program Jamsoskes diha- dapatan dan Belanja Aceh (APBA)12.
rapkan seimbang. Berdasarkan informasi yang dida- Informasi klaim penggunaan dana Jamsoskes
patkan dalam penelitian diketahui untuk tahun tahun untuk rumah sakit dan puskesmas di kabupaten/
2009 dan 2010 datanya dengan besaran yang sama. kota pada tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada
Antara lain dibeberapa kabupaten/kota yang meng- Gambar 2 di bawah ini:
alokasikan dana kegiatan sekitar 50% dari APBD
kabupaten/kota, yaitu Kabupaten OKU, Kabupaten 80 75
72
OKI, Kota Prabumulih, Kota Pagaralam, Kabupaten 70
69
200
rumah sakit sebesar Rp72.031.323.900 (63,1%).
Penggunaan dana Jamsoskes tersebut untuk
150 Anggaran
tahun 2012 pemanfaatannya dapat dilihat dari jumlah
87.8 Realisasi
100 66.1 64.6 kunjungan masyarakat di Pemberi Pelayanan Kese-
50 hatan (PPK) seperti di puskesmas dan rumah sakit.
Total ada 1.863.564 kunjungan masyarakat ke PPK
0
Tahun 2009 Tahun 2010 pada tahun 2012, dimana yang paling banyak adalah
kunjungan di puskesmas sebanyak 1.734.584
Sumber : Modifikasi Laporan Program Jamsoskes Sumsel
Semesta10
kunjungan. Data kunjungan pada tahun 2012 secara
jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1. Alokasi dan Realisasi Dana Pelaksanaan
Program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta Tabel 1. Jumlah Kunjungan Masyarakat dalam
Tahun 2009 – 2010 Pelaksanaan Program Jamsoskes Sumsel Semesta
Tahun 2012
Informasi penganggaran dana Jamsoskes ter- No Pemberi Pelayanan Jumlah Kunjungan
sebut, jika dibandingkan dengan dana yang dianggar- Kesehatan
1. Puskesmas 1.734.584
kan oleh Provinsi Aceh masih rendah peningkatannya 2. Rumah Sakit Kelas C 77.586
sebab Pemerintah Provinsi Aceh mengaggarkan se- 3. Rumah Sakit Kelas B 51.336
tiap tahun untuk Jaminan Kesehatan Aceh sejumlah 4. Rumah Sakit Kelas A 58
Total 1.863.564
Rp241,9 M (tahun 2010), Rp 399 M (tahun 2011)
Sumber: Laporan Program Jamsoskes Sumsel Semesta
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013 z 123
Misnaniarti: Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
Peran Aktor dan Proses Pengembangan Kebi- untuk efisiensi, 2) Konten pelayanan rencana akan
jakan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta dilakukan peningkatan dalam aspek kuantitas dan
Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahwa kualitas pada Pemberi Pelayanan Kesehatan, salah
dalam kebijakan Jamsoskes Sumatera Selatan Se- satunya berupa rencana penambahan 600 TT di ru-
mesta pada tahun 2014 tidak banyak dilakukan mah sakit, dan 3) Peran aktor dalam proses pengem-
upaya pengembangan menyambut UHC. Dimana bangan kebijakan Jamsoskes dilakukan sesuai tu-
pengelola program tetap dipegang oleh Dinas Kese- poksinya, dimana keputusan yang diambil oleh aktor
hatan Provinsi, sedangkan pengelola keuangannya kebijakan terkait pengembangan program karena
oleh Badan Pengelola Keuangan daerah (BPKD). beranggapan banyaknya keunggulan dari kebijakan
Proses pengambilan keputusan terkait pengelola Jamsoskes yang dilaksanakan sekarang ini.
program ini melalui berbagai pertimbangan yang Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan diharap-
dikemukakan oleh informan yaitu dengan alasan kan dapat mengembangkan upaya-upaya pelayanan
karena lebih fleksibel serta untuk efisiensi dana, di Jamsoskes sebagai penyesuaian dalam menyam-
dimana jika diserahkan kepada pihak ketiga maka but pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional tahap
akan memerlukan biaya pengelolaan lagi. kedua pada tahun 2019 nanti, misalnya dengan me-
Informasi ini juga masih sama dengan hasil nambah benefit pelayanan berupa pelayanan yang
penelitian sebelumnya oleh Retnaningsih10 bahwa bersifat komplementer dan atau suplementer, serta
tidak perlu dilakukan perubahan lembaga pengelola agar dapat meningkatkan sosialisasi program sehing-
karena bentuk yang sekarang dengan Bapel yang ga masyarakat mengetahui tentang prosedur penye-
melekat di dinas kesehatan sudah tepat dan mempu- lenggaraan program Jamsoskes ini.
nyai empat keuntungan, antara lain: 1) efisiensi dana,
2) tidak mengeluarkan dana untuk management fee, DAFTAR PUSTAKA
3) dapat mengawasi secara langsung fasilitas pela- 1. Undang-Undang No. 40/2004 tentang Sistem
yanan kesehatan dalam memberikan pelayanannya, Jaminan Sosial Nasional, Jakarta, 2004.
dan 4) dapat mengevaluasi secara langsung. 2. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Belum ada keinginan para aktor kebijakan No. 2/2009 tentang Penyelenggaraan Jaminan
Jamsoskes untuk mengalihkan pengelolaan program Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta,
ini ke PT Askes seperti yang sudah dilakukan oleh Palembang, 2009.
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan Provinsi 3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Lampung. Hal ini karena penyelenggaraan Jamsos- Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
kes beberapa tahun ini dianggap cukup efektif dan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta
efisien oleh pengelola program. Tahun 2009, Palembang, 2009
Peran aktor dalam pengembangan kebijakan 4. Pemerintah Indonesia. Undang-undang No. 32/
Jamsoskes ini antara lain ada tim di dinas yang ter- 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 2004.
diri dari dua tim yaitu tim pengendali dan tim penge- 5. Peraturan Pemerintah No. 38/2007 tentang
lola. Tim pengendali adalah yang mengendalikan di Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
tingkat provinsi, selanjutnya di kabupaten/kota ada Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan
tim pengelola. Peran dinas kesehatan lebih ke pe- Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, 2007.
nyelenggaraan pelayanan, sedangkan BPKD untuk 6. Buse, Kent, Mays, Nicolas. Walt, Gill, Making
pengelolaan pendanaan termasuk pengajuan klaim. Health Policy, Open University Press. London
Ada lagi Bappeda, dimana perannya lebih banyak School of Hygiene and Tropical Medicine,
untuk mengkoordinasikan anggaran, berapa kebu- London, 2005.
tuhan anggaran yang diperlukan pada program 7. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, CV
Jamsoskes. Alfabeta, Bandung, 2010.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12/
KESIMPULAN DAN SARAN 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Jakarta,
Upaya pengembangan yang dilakukan oleh pe- 2013.
merintah daerah pada kebijakan Jamsoskes Suma- 9. Tim Universitas Indonesia, Sosialisasi Hasil
tera Selatan Semesta dalam rangka persiapan meng- Kajian tentang Evaluasi Berobat Gratis,
hadapi Universal Health Coverage tahun 2014, antara Palembang, 2011.
lain dapat dilihat pada aspek berikut: 1) Konteks 10. Retnaningsih E, Misnaniarti, dan Asmaripa Ainy,
pengelola program masih dipegang oleh Dinas Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan
Kesehatan dengan pertimbangan lebih fleksibel dan Alternatif Bentuk Penyelenggaraan Jamsoskes
124 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 3 September 2013 z 125