Tujuan :
1. Kaum muda dapat mengenali konflik yang sering
muncul berkaitan dengan keimanan pada Yesus.
2. Kaum muda menyadari bahwa konflik dapat merusak
kebersamaan dan menghancurkan kesatuan dalam
Gereja.
3. Kaum muda menyadari bahwa konflik dapat diolah
dengan baik sehingga orang dapat belajar / mengambil
maknanya.
Bahan : Lukas 12 : 12 ; 49 – 53
Metode: Sharing Iman dan Pengalaman
Langkah-langkah Pertemuan:
1. Lagu Pembukaan:
JALAN TUHAN
Tuhan memberi kita kebebasan,
untuk memilih jalan keadaNya
jangan kau tempuh hanya kar’na mudah,
dalam Tuhan kau dapat kekuatan.
Jalan berliku adalah jalanNya,
jangan kau anggap sebagai rintangan.
Meskipun sukar kau menghadapinya,
justru kar’na sukarlah kau ditantang.
Reff :
Mulailah dengan yang ada, bukan yang seharusnya ada.
Bersama kita t’lusuri, sepanjang jalan Tuhan.
Berani menghadapi rintangan yang menghadang,
demi mendapatkan kebahagiaan.
3. Kata Pengantar:
Kerangka dasar APP 2004
Metode Pengolahan : SP – I – R – A – L
Pilihan Tema : “Mengolah Konflik”
Segenap kaum muda yang terkasih dalam Tuhan!
Kini, kita telah memasuki masa prapaskah. Tema
permenungan selama masa prapaskah ini adalah
“Mengolah Konflik”. Konflik merupakan peristiwa
yang sering terjadi di antara kita. Konflik dapat
terjadi dalam diri kita, dapat bergolak dalam
keluarga dan organisasi mudika, dapat
berkecamuk dalam masyarakat bahkan dalam
gereja. Dengan demikian konflik merupakan
pengalaman yang dekat dengan kita bahkan
menjadi bagian hidup kita.
Pada pertemuan I ini, kita akan merenungkan
tema: “Konflik sebagai Pengalman manusia?”
Berdasarkan teks KS yang akan kita renungkan
pada pertemuan ini dinyatakan bahwa kehadiran
Yesus di dunia menimbulkan konflik. Para
pengikut Yesus pun mengalami konflik sebagai
akibat kesetiaan mereka pada Yesus berhadapan
dengan orang yang tidak menerima Yesus.
Tujuan Yesus datang ke dunia ialah
menyelamatkan manusia. Akan tetapi perutusan
Yesus ini menyinggung tokoh-tokoh agama
Yahudi yang merasa diri saleh. Dan sebaliknya
mereka menuduh Yesus menghujat Allah. Di
sinilah terjadi konflik. Berhadapan dengan hal
ini, Yesus tidak mundur. Ia juga tidak mengajar
muridNya supaya menghindar dari konflik. Yesus
tetap mengutus para murid ke tengah serigala, ke
tengah dunia yang penuh konflik. Yesus sendiri
akhirnya menjadi korban konflik. Namun Yesus
tidak melawan konflik dengan kekerasan. Ia
justru melawannya dengan cinta yang sehabis-
habisnya.
Maka marilah kita mempersiapkan hati kita sambil
memohon penerangan Roh Kudus agar kita mampu
memahami tema ini.
4. Doa Pembukaan:
Ya Allah, Engkau telah mengutus PuteraMu untuk datang
ke dunia. KedatanganNya bukan hanya membawa damai
tenang tetapi juga pertentangan karena kedegilan hati
manusia. Maka dampingilah kami semoga dengan kuat
kuasaMu, kami mampu menghalau kedegilan dan
kekerdilan hati kami dan selanjutnya menebar kasih
persaudaraan kepada semua orang menurut teladan
Yesus, PuteraMu. Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini
dan sepanjang masa. Amin.
7. Pendalaman Sabda
Pemandu menyampaikan kepada peserta bahwa metode pendalaman
KS yang akan dipakai adalah sharing. Pemandu juga perlu memberi
gambaran tentang sharing yaitu membaca teks KS, merenungkannya
dengan sikap doa, lalu saling tukar hasil permenungan / pengalaman
iman. Dengan demikian peserta saling memperkaya dan memperkuat
dalam iman. Dalam sharing juga peserta tidak saling menanggapi atau
saling mengkritik.
Tahap I: Perhatian diarahkan pada teks KS.
= Peserta sekali lagi membaca teks KS secara pribadi
dalam hati
= Peserta hening (3-4 menit) untuk merasakan ayat yang
paling mengesan menyentuh hati
= Tiap peserta “Sharing” penemuan ayat paling
mengesan tanpa ada komentar terhadap ayat itu
Tahap II: Perhatian diarahkan pada pesan Tuhan
melalui teks KS
= Pemandu mengajak peserta untuk sekali lagi hening (5
menit) untuk merenungkan : mengapa ayat tadi
berkesan bagi saya, dengan beberapa pertanyaan
berikut :
Apakah ada pengalaman tertentu?
Adakah harapan tertentu?
Apakah pesan Tuhan untuk saya?
= Dalam kelompok kecil peserta mengadakan “Sharing”
hasil permenungan (bila ada pengalaman bagus dapat
diceritakan secara singkat)
Tahap III: Perhatian diarahkan pada jawaban atas
sapaan Tuhan
= Pemandu mengajak peserta untuk hening dan
meresapkan sabda Tuhan yang telah disharingkan
dan membuat niat dalam hati tentang hal yang akan
dilakukan selanjutnya
= Pemandu mengajak peserta untuk menyampaikan
syukur dan doa-doa dalam doa umat yang
disampaikan secara spontan.
6. Lagu Syukur:
Liku-Liku Kehidupan
Liku-liku kehidupan manusia.
Liku-liku pengalaman yang t’lah dia jalani.
Sampai saat cinta kasih yang didamba s’lalu,
itulah harapan hidupnya.
Dalam diri setiap insan, dia temukan,
Pada sikap sesamanya dia mendapatkan.
Kar’na doanya selalu tiada pernah lupa.
Inilah karunia Yang Kuasa.
Reff :
Syukur ……….. PadaMU … Puji ……..untukMU
Cinta Kasih pun ………. jadi kenyataan.
7. Bapa Kami
8. Doa Penutup
Ya Bapa yang mahabaik, kami berterima kasih kepadaMu
karena Engkau telah memperkenankan kami
merenungkan sabdaMu. Semoga sabdaMu ini semakin
menguatkan kesetiaan kami kepadaMu dan semakin
memberanikan kami untuk melangkah maju meskipun
banyak tantangan karena dilandasi oleh keyakinan bahwa
Engkau selalu beserta kami. Semoga pengalaman konflik
tidak menghancurkan kebersamaan di antara kami tetapi
justru mendorong kami untuk semakin memperbaiki
mutu hidup kami. Doa ini kami sampaikan kepadaMu
melalui Yesus, Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.
8. Berkat dan Pengutusan
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua serta seluruh niat baik kita untuk
membangun kebersamaan selalu dibimbing dan
diteguhkan oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa,
Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pendalaman iman kita telah selesai.
Marilah kita melanjutkan hidup kita dalam tuntunan
kasih Tuhan
U : Syukur kepada Allah
9. Lagu Penutup:
Cintailah Sesamamu
Gemuruh ombak menderu,
berlomba menuju pantai.
Bagaikan dua insan yang bercinta.
Semenjak alam tercipta,
mereka saling mencinta.
Indahnya, betapa indah alam ini.
Oh Tuhan … tr’imalah … doaku ke-pa-da-Mu
Kami sudah diciptakan,
untuk saling mengasihi.
Sadarlah, sadarlah hai kau manusia.
Reff :
Cintailah sesamaMU, seperti dirimu sendiri.
Bersama-sama, kita nikmati …..
Apa yang dikaru-niakanNya.
PERTEMUAN II
KAUM MUDA DAN KONFLIK KELUARGA
Tujuan:
1. Kaum muda dapat menyadari bahwa konflik selalu saja
ada, tidak terkecuali dalam keluarga, baik dalam skala
kecil maupun skala besar.
2. Kaum muda dapat membagi pengalaman kecilnya
dalam keluarga yang sering menjadi cikal bakal
munculnya konflik.
3. Kaum muda dapat menceritakan bagaimana biasanya
keluarga (ayah, ibu, anak) menyelesaikan konflik dalam
keluarga sendiri.
Langkah-langkah Pertemuan:
1. Lagu Pembukaan : “Persekutuan Kudus” No. 6
4. Pernyataan Tobat
P : Saudara-saudari terkasih! Sadar atau tidak sadar,
kita kadang menjadi sumber konflik yang membuat
orang lain merasa dirugikan. Maka marilah dengan
penuh kerendahan hati, kita memohon ampun di
hadapan Tuhan dan sesama.
P: Ref doa tobat: “Berbahagialah orang yang dosanya
diampuni”
P: Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan
dan aku mengeluh sepanjang hari.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Aku mengakui dosaku di hadapanMu Tuhan,
kesalahanku tidak kusem-bunyikan.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Nasib orang berdosa sengsara belaka tetapi orang
yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih setia.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Semoga Allah, Bapa yang mahakuasa, menyatakan
belas kasihNya, mem-bebaskan kita dari dosa dan
menganugerahkan pengampunan
U: Amin.
5. Doa Pembukaan:
Ya Allah, setiap keluarga kristiani Engkau panggil
untuk mewujudkan cinta kasih seperti keluarga kudus di
Nazaret. Kuatkanlah keluarga kami: ayah, ibu, kakak dan
adik dan seluruh keluarga dimana saja berada untuk
membangun relasi yang positif dan saling mendukung,
khususnya ketika terjadi konflik dalam keluarga kami.
Semoga melalui keluarga-keluarga yang sehat terciptalah
masyarakat yang kuat dan bahagia. Demi Kristus, Tuhan
dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.
6. Role-Ply
Pemilihan pemain yang akan melakoni beberapa tokoh
kehidupan berikut ini :
N : Narator
Calvin
Clara
Ibu Clara
Ayah Clara
Ibu Clavin
SEBENING KASIH
Narator : Hari ulang tahun yang kata orang sweet-
seventeen itu seharusnya merupakan hari
yang paling membahagiakan buat Clara.
Tetapi, sebaliknya wajah Clara tampak
begitu muram. Suasana ramai masih
mewarnai kesibukan persiapan pesta
malam nanti, yang rencananya akan
dibuat semeriah mungkin.
Maklumlah ……..Clara memang anak
seorang konglomerat.
Suasana malam ulang tahun memang
sangat meriah. Lampu-lampu berwarna-
warni menyinari semaraknya hiasan pesta
di ruang mewah tersebut. Kue ulang tahun
bertingkat yang berhiaskan gula-gula
berbentuk mawar merah dan lilin ulang
tahun berbentuk angka 17 itu sangat
indah.
Calvin : “Selamat Ulang tahun Clara !”
Clara : “Terimakasih banyak atas perhatian dan
cintamu Calvin.”
Calvin : “Mana Papa dan mama kamu sayang, koq
belum kelihatan ?”
Clara : “Papa dan mamaku belum sempat pulang
Calvin. Saya hanya ditemani oleh Tante
Martha.”
Narator : Sewaktu berkata demikian, air mata Clara
mulai menetes dan ia mulai terisak,
menggambarkan kesedihannya yang
teramat dalam.
Calvin : “Jangan menangis di sini dong sayanga,
malu …….banyak orang. Sekarang ini
kamu khan harus berbahagia. Jangan
seperti itu ah, nanti orang bilang apa.”
Narator : “Psta berjalan seperti biasa. tampak
keceriaan dan kegembiraan di wajah
teman-teman Clara, walalupun hal itu
tidak dirasakan oleh Clara
sendiri………………………………………………
Pesta meriah itu akhirnya usai juga.
Semua undangan dan teman-teman Clara
sudah pulang. Ruangan mewah itu
kembali sepi diselimuti malam yang
dingin. Sebelum tidur, Clara
menyempatkan diri membuka hadiah-
hadiah ulang tahun dari teman-temannya.
Clara pun akhirnya membuka kado mungil
dari kekasihnya. Perlahan-lahan
dibukanya kadomungil itu, dilihatnya
sebuah kotak yang di atasnya terdapat
surat buatnya. Clara membuka dan
membaca surat itu di dalam hatinya :
Calvin : “Selamat ulang tahun sayangku. Saya
ingin agar kamu berbahagia hari ini. Tiada
kado berharga dan mewah yang dapat
kuberikan.sebagai ungkapan kebahagiaan
dan cinta kasih ku padamu. Hanyalah
sebuah Rosario kecil ini dan sederhana ini.
Pakailah agar kamu tidak menyimpan
dukamu sendiri. Ceritakanlah pada Yang
Diatas yang pasti akan mendengarkan
semua permintaanmu. Salam sayang selalu
untukmu. semoga panjang umur.”
Narator : Hati Clara sangat terharu dan bahagia
memperoleh hadiah yang sangat berharga
dari sang kekasihnya. Diciumnya Rosario
itu di antara linangan air
matanya……………………………………………
Keesokan harinya ………………………………
Clara : “Trima kasih sayang atas hadiahnya yang
begiut berharga buatku.”
Clavin : “Iya ……..tapi matamu koq bengkak lagi,
tadi malam menangis lagi yah ?” ……………
Nangis lagi …..nagis lagi…..Buat apa
menangisi kedua orang tuamu yang belum
pulang juga dari urusan bisnis mereka.
Jangan seerti anak kecil ah …… percuma
tak akan bias menyelesaikan masalah.”
Clara : “Tapi saya tidak tahan lagi …..Buat apa
punya orang tua yang tidak pernah
memperhatikan anaknya sendiri.”
Calvin : “Sudah berulang kali saya katakan……
Kamu harus minta jalan pada Tuhan.
Sebab ini cobaan dariNya.”
Clara : “Iya ……………..tapi sepertinya Tuhan
tidak pernah mengabulkan doa-doa saya.”
Clavin : “Kamu tidak pernah bersabar. Mana
mungkin dikabulkan, kalau kamu sendiri
tidak pernah percaya pada kehendak
Tuhan. Ingat Clara !!! Jangan pernah
tinggalkan Tuhan….kapan pun dan apa
pun yang akan terjadi.
Clara : “ Tidak !!!!!!!!!!! Kamu ternyata belum
mengerti perasaan saya…….saya benci
kamu !!!!!!!!!!!!!!!!!!
Narator : Clara pun berlari meninggalkan Calvin dan
bergegas kembali ke rumahnya………………
Setibanya di rumah, Clara langsung
masuk ke kamarnya. Ia tidak
mempedulikan sambutan papa dan
mamanya yang ternyata baru tiba di
rumah………….Bahkan ditepiskannya
tangan mamanya yang hendak
memeluknya sambil berkata sinis :
Clara : “Oh rupanya kalian sudah pulang
…….buat apa papa dan mama pulang ???
Pergi saja terus ……dan jangan lagi pernah
pedulikan Clara !!!!!!”
Mama Clara : “Hey ….. ada apa dengan kamu? pulang-
pulang koq langsung marah-marah
begitu.”
Clara : “Mama dan papa memang tidak pernah
tau apa yang menjadi keinginan Clara.”
Mama Clara : “Apa katamu ??? bukankah selama ini
segala kebutuhan dan keperluanmu papa
dan mama menyanggupinya ?”
Clara : “Mama dan papa hanya mementingkan
harta dari pada anak sendiri. Lalu untuk
apa Clara dilahirkan kalau hanya ditemani
orang lain saja ?”
Papa Clara : “Tutup mulutmu Clara ….. kami bekerja
untuk kamu bukan untuk bersenang-
senang saja.”
Clara : “Lalu apa semuanya itu sudah membuat
saya senang …? Tidak pernah pa….tidak
pernah !!!!!”
Mama Clara : “Kamu tidak pernah mengerti dan
memahami keberadaan papa dan mama.”
Clara : “Tidak sebaliknya ???? Apakah papa dan
mama juga pernah memahami dan
mengerti perasaan Clara.”
Papa Clara : “Anak tidak tahu berterima
kasih…..segala-galanya sudah papa dan
mama sediakan untuk membahagiakan
kamu.”
Clara : “Clara tahu itu pa…….Tapi papa dan
mama juga perlu tahu. Clara sudah sangat
muak dengan segala harta dan sikap papa
dan mama. Clara hanya butuh kasih
sayang…….titik !!!!!!
Narator : Clara lalu berlari ke kamarnya. Ia
membanting pintu kamar dengan sangat
keras. Lalu ia menghempaskan dirinya di
atas kasur empuk pembaringannya. Ia
hanya dapat menagis sedih setelah
pertengkaran singakt itu. Dia tidak dapat
memejamkan matanya. Banyak hal yang
memnuhi hati dan pikirannya……………….
Dalam kegaluan hatinya akhirnya ia pun
tertidur…………………………………………….
Keesokan harinya, saat akan beranjak ….
Clara : “Pa ….Ma ….. Clara berangkat dulu .”
Mama Clara : “Makan dulu Clara…nanti kamu masuk
angina.”
Clara : “Tidak usah ma….. nanti kesiangan.”
Papa Clara : “Clara !!! Dengarkan kata orang tuamu!”
Clara : “Clara juga minta mama dan papa mau
mendengarkan Clara!”
Mama Clara : “Clara…..kamu ini bicara apa?”
Clara : “Sudahlah…..Clara tidak mau bertengkar
lagi…..Permisi!!!”
Narator : Setelah kata singkat itu keluar dari mulut
Clara, ia pun melangkah pergi
meninggalkan kedua orang tuanya yang
hanya bisa terpana melihat kepergian anak
sematan wayang mereka. ……………………
Setibanya di kampus …….Clara terheran-
heran melihat kerumunan teman-
temannya. Ia hendak menjumpai Calvin
kekasihnya untuk meminta maaf atas
sikap dan kata-katanya kemarin
siang….akan tetapi ……..
Clara : “Apa ???? Calvin ?????? Meninggal karena
kecelakaan???????? Oh ….Tuhan cobaan
apa lagi yang Kau berikan pada saya.
Belum cukupkah penderitaan yang selama
ini kualami ? Mengapa engkau mengambil
satu-satunya orang yang kukasihi ?????
Mengapa ????
Narator : “Clara hanya menagis dan terus
menangis……Sepanjang perjalanan
menuju rumah kekasihnya, Clara tak
henti-hentinya menangis. Banyak orang
telah berada di rumah Calvin termasuk
papa dan mama Clara. Ternyara kedua
orang tua Clara itu telah mendengar
kematian Calvin, sesaat setelah Clara
berangkat ke kampus…………………………..
Pada saat jenazah Calvin akan
dimasukkan ke dalam peti jenazah, Clara
menjerit-jeirt menagis. Mamanya berusaha
menenangkan dia :
Mama Clara : “Sudahlah Clara……relakan Calvin pergi.”
Clara : “Clara tidak mau pergi….Clara mau ikut
Calvin!” Cuma Calvin yang mencintai dan
menyayangi saya…..tidak ada yang lain !”
Ibu Calvin : “Sudahlah Clara kamu harus tabah
sayang….kasihan mama dan papa kamu.”
Clara : “Tidak mau….untuk apa mengasihani
mereka !!!!!Mereka tidak pernah
mengasihani aku. Papa dan mama lebih
mencintai dan lebih mementingkan harta
dari pada aku !!!!”
Narator : Sangat terkejut hati kedua orang tua
Clara……Dengan penuh rasa haru, mereka
hanya bisa melihat anak mereka menangis
…….Dalam keharuan itu tak terasa…
mereka berdua pun meneteskan air
mata…….
Papa Clara : “Maafkan papa dan mama Clara. Papa dan
mama sadar, kami bersalah. Di sini …di
depan jenazah Calvin, papa dan mama
berjanji tidak akan menyia-nyiakan kamu
nak ! Papa dan mama akan menyayangi
dan memperhatikan kamu selama-
lamanya.”
Clara : “Papa bohong …..papa dan mama tidak
akan pernah memperhatikan Clara…..!”
Mama Clara : “Percayalah pada papa dan mama nak.
Papa dan mama sadar dan sungguh
menyesal. Jenazah Calvinlah yang menjadi
saksi janji papa dan mama.
Narator : Tersentuh juga hati Clara mendengarkan
permintaan maaf kedua orang tuanya. Ia
memeluk kedua orang tuanya dengan
penuh kasih.
Clara : “Clara percaya ….Clara juga sangat
menyayangi papa dan mama. Clara minta
maaf atas sikap dan kata-kata kasar Clara
selama ini pada papa dan mama.”
Narator : Mereka berpelukan dengan penuh kasih.
Situasi yang selama ini tidak pernah hadir
dalam kehidupan mereka. Situasi yang
selama ini terbentengi dengan sikap
mementingkan diri sendiri saja. Clara
sangat bersyukur, melalui Calvin Tuhan
telah mengembalikan kasih sayang kedua
orang tuanya. Ia rela melepas kepergian
Calvin menghadapNya………………………….
………………………………………………..........
Malam harinya…..dengan Rosario yang
dihadikan Calvin padanya, Clara berdoa :
Clara : “Ya Tuhan, berkatilah arwah Calvin,
tempatkan dia di sisi kananMu. Dan
berkatilah pula Clara, papa dan mama.
Curahilah kami selalu dengan cinta
kasihMu. Biarkanlah semuanya ini
menjadi sesuatu yang terindah dalam
hidup Clara.
11. Rangkuman
Pemimpin merangkum hasil pleno dengan penegasan
singkat:
Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita untuk
memperoleh kasih sayang melalui orang tua, kakak
dan adik. Dalam keluarga juga kita pertama kali belajar
untuk menghargai dan menghormati orang lain melalui
didikan orang tua. Ketaatan masing-masing anggota
keluarga diwujudkan dengan semangat saling cinta.
Keluarga jugalah tempat kita pertama kali membangun
kesatuan. Kesatuan itu diumpamakan seperti pokok
anggur yang mempunyai bentuk ranting berbeda. Kita
dengan bentuk ranting yang berbeda dapat
memperindah diri sehingga kesatuan yang kita bangun
dapat tumbuh seperti ranting yang indah.
Di satu pihak kita diminta untuk saling mencintai dan
menghormati khususnya dalam keluarga sebagaimana
dikatakan dalam bacaan I dan injil. Tetapi di lain
pihak, ada kenyataan bahwa dalam keluarga juga
terjadi konflik: antara ayah dan ibu; orang tua dengan
anak; antara anak sendiri.
Persoalannya tentu macam-macam, misalnya ekonomi
keluarga yang serba kekurangan karena orang tua
tidak bekerja tetap, masalah pendidikan, perbedaan
keinginan, rebutan warisan, dst… Persoalan-persoalan
seperti inilah yang sering menjadi cikal bakal konflik.
Bagaimana mengatasinya?
1. Taat. Ketaatan adalah buah dari kemauan kita
untuk mau mengikuti nasehat orang tua dengan
tulus iklas. Ketaatan bukan semata-mata agar kita
bebas dari omelan tetapi sebagai wujud tanggung
jawab kita sebagai anak terhadap orang tua.
2. Kasih. Segala sesuatu yang kita perbuat tanpa
kasih, itu sia-sia. “Sekalipun aku dapat berkata-
kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama dengan gong yang berkumandang dan
canang yang gemerincing” (1Kor 13:1). Segala
sesuatu yang kita lakukan harus kita lakukan
dengan kasih. Allah menghendaki kepenuhan hati
dari kita untuk melayani seperti seorang hamba
yang merelakan dirinya demi kebahagiaan
tuannya.
Tujuan :
a. Mudika dapat menyadari bahwa di negara
kita sedang terjadi perubahan baik dari segi sosial,
ekonomi dan politik. Perubahan-perubahan yang
dialami dapat membawa konflik bila tidak ditangani
dengan baik.
b. Mudika dapat menceritakan bahwa di
negara kita ini terdiri dari aneka ragam suku, agama
dan bahasa. Hal ini adalah suatu kekayaan tetapi dapat
juga membawa konflik bila yang berkembang adalah
sebuah fanatisme suku maupun agama ( SARA ).
c. Mudika dapat menyebutkan beberapa
bahaya konflik yang lain, misalnya : perbedaan
kepentingan ( partai politik ); persaingan tidak sehat :
perebutan kekuasaan, pertentangan kelas ( kaya-
miskin ), krisis ekonomi, bencana alam. Hal ini sering
terjadi di rukun, stasi, wilayah, paroki dan dikalangan
orang muda sendiri.
Susunan Ibadah :
1. Lagu Pembukaan
“Tiap Langkahku diatur oleh Tuhan”, No. 8
4. Doa Pembukaan
Ya Allah, Bapa Maha Penyayang, kasih-Mu yang tanpa
batas sering ditolak banyak orang sehingga banyak pula
kemelut dan pertikaian yang sulit diatasi. Berbagai
pertikaian dan persengketaan terjadi berkepanjangan
sehingga merisaukan banyak orang dalam kehidupan
kami. Bimbinglah kami untuk bersikap dewasa dalam
menghadapi semua itu. Semoga kami kaum muda, belajar
proaktif membangun perdamaian dalam lingkungan kecil
diantara kami, yaitu di mudika, rukun, wilayah dan paroki
kami sehingga perdamaian di antara kami bisa menjadi
nyata dan setiap orang bisa mengalami kebahagiaan. Demi
Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang segala masa, Amin.
7. Pleno
Sharing / tanggapan – tanya jawab
Bagaimana kaum muda bersikap proaktif
membangun perdamaian, solidaritas dan
persaudaraan sejati, mulai dari komunitas kecil :
keluarga, rukun, stasi, wilayah, paroki, dan
mudika ?
Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan
untuk mempersatukan keanekaragaman bangsa kita
?
Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan perdamaian dan kerukunan
dalam hidup bermasyarakat ?
9. Lagu Syukur
“Yesus Sungguh Berarti.” , No. 16.
B. Ilustrasi
C. Refleksi Kelompok
1. Nilai-nilai apa sajakah yang bisa kamu tangkap dari teks
tersebut ?
2. Cita-cita apa yang pernah kamu pilih secara bebas ?
Mengapa ?
3. Bagaimana kamu memperjuangkan cita-cita kamu
sendiri ?
4. Apa artinya cita-cita itu bagi kamu, bagi orang tua,
saudara dan juga bagi orang lain ?
5. Apakah cita-cita tersebut sesuai dengan bakat dan
kemampuanmu ? Dan hal-hal apa sajakah yang
menghalangi kamu menggapai cita-cita tersebut ?
D. Sharing Pleno
Masing-masing kelompok mensharingkan hasil refleksi mereka.
E. Kesimpulan / Intisari
1. Membentuk Pandangan Hidup
Mengapa anda sekolah ? Apa yang anda inginkan ?
Kita menginginkan agar hidup kita bahagia. Bagaimana
kebahagiaan digambarkan ? Posisi kerja yang bagus, masa
depan yang cerah dan membahagiakan, pendapatan yang
layak, gaya hidup yang meyakinkan, keluarga yang
menyenangkan, dan seterusnya. Hal-hal ini merupakan
bagian dari pandangan hidup yang kita miliki. Harapan-
harapan demikian yang mempengaruhi pola hidup kita masa
kini. Kita akan belajar dan berusaha keras mengikuti sejumlah
kegiatan yang bisa menopang pengembangan diri, dan
macam-macam lagi. Singkatnya, kita menentukan sejumlah
kegiatan yang cocok yang akan menopang cita-cita hidup kita.
Kita sering berpikir dalam kerangka seperti ini : hidup
kita pasti dan mesti berhasil ! Segalanya pasti akan berjalan dengan
mulus ! Kita sering mengabaikan bahwa ada sejumlah
tuntutan /yang harus kita hadapi. Ada tuntutan yang
memang merupakan kewajiban logis dari hidup sebagai
pelajar dan remaja. Mau tak mau kita menjalani tuntutan yang
diisyaratkan dari peran kita sebagai pelajar. Selain itu,
terdapat tuntutan yang datang begitu saja, yang tidak bisa
kita elakkan sejauh kita memandang diri kita sebagai manusia
yang hidup bersama dengan orang lain.
Begitu banyak tuntutan yang sering membuat kita
bertanya : Sanggupkah saya ? Apakah semua tuntutan harus
dipenuhi ? Jelas ada tuntutan yang harus dipenuhi, tetapi ada
juga tuntutan yang tidak bisa begitu saja kita acuhkan.
Tuntutan-tuntutan tersebut mengajak kita menyadari bahwa
kita hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Maka itu,
pandangan hidup kita tidak bisa bertolak dari kepentingan
diri sendiri saja, melainkan memperhitungkan kehidupan
bersama. Kita hanya berkembang wajar sebagai manusia
bila memperhitungkan orang lain dalam hidup kita.
Menghormati
Menghormati lebih berarti memberikan waktu dan
kesempatan bagi orang lain untuk berkembang,
bukan sebaliknya jadi penghalang perkembangan
mereka.