Anda di halaman 1dari 52

PERTEMUAN I

KONFLIK SEBAGAI PENGALAMAN MANUSIA

Tujuan :
1. Kaum muda dapat mengenali konflik yang sering
muncul berkaitan dengan keimanan pada Yesus.
2. Kaum muda menyadari bahwa konflik dapat merusak
kebersamaan dan menghancurkan kesatuan dalam
Gereja.
3. Kaum muda menyadari bahwa konflik dapat diolah
dengan baik sehingga orang dapat belajar / mengambil
maknanya.
Bahan : Lukas 12 : 12 ; 49 – 53
Metode: Sharing Iman dan Pengalaman
Langkah-langkah Pertemuan:

1. Lagu Pembukaan:
JALAN TUHAN
Tuhan memberi kita kebebasan,
untuk memilih jalan keadaNya
jangan kau tempuh hanya kar’na mudah,
dalam Tuhan kau dapat kekuatan.
Jalan berliku adalah jalanNya,
jangan kau anggap sebagai rintangan.
Meskipun sukar kau menghadapinya,
justru kar’na sukarlah kau ditantang.
Reff :
Mulailah dengan yang ada, bukan yang seharusnya ada.
Bersama kita t’lusuri, sepanjang jalan Tuhan.
Berani menghadapi rintangan yang menghadang,
demi mendapatkan kebahagiaan.

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat Allah turun atas kita yang berkumpul
dalam namaNya
U : Sekarang dan selama-lamanya

3. Kata Pengantar:
 Kerangka dasar APP 2004
 Metode Pengolahan : SP – I – R – A – L
 Pilihan Tema : “Mengolah Konflik”
 Segenap kaum muda yang terkasih dalam Tuhan!
Kini, kita telah memasuki masa prapaskah. Tema
permenungan selama masa prapaskah ini adalah
“Mengolah Konflik”. Konflik merupakan peristiwa
yang sering terjadi di antara kita. Konflik dapat
terjadi dalam diri kita, dapat bergolak dalam
keluarga dan organisasi mudika, dapat
berkecamuk dalam masyarakat bahkan dalam
gereja. Dengan demikian konflik merupakan
pengalaman yang dekat dengan kita bahkan
menjadi bagian hidup kita.
 Pada pertemuan I ini, kita akan merenungkan
tema: “Konflik sebagai Pengalman manusia?”
Berdasarkan teks KS yang akan kita renungkan
pada pertemuan ini dinyatakan bahwa kehadiran
Yesus di dunia menimbulkan konflik. Para
pengikut Yesus pun mengalami konflik sebagai
akibat kesetiaan mereka pada Yesus berhadapan
dengan orang yang tidak menerima Yesus.
 Tujuan Yesus datang ke dunia ialah
menyelamatkan manusia. Akan tetapi perutusan
Yesus ini menyinggung tokoh-tokoh agama
Yahudi yang merasa diri saleh. Dan sebaliknya
mereka menuduh Yesus menghujat Allah. Di
sinilah terjadi konflik. Berhadapan dengan hal
ini, Yesus tidak mundur. Ia juga tidak mengajar
muridNya supaya menghindar dari konflik. Yesus
tetap mengutus para murid ke tengah serigala, ke
tengah dunia yang penuh konflik. Yesus sendiri
akhirnya menjadi korban konflik. Namun Yesus
tidak melawan konflik dengan kekerasan. Ia
justru melawannya dengan cinta yang sehabis-
habisnya.
Maka marilah kita mempersiapkan hati kita sambil
memohon penerangan Roh Kudus agar kita mampu
memahami tema ini.
4. Doa Pembukaan:
Ya Allah, Engkau telah mengutus PuteraMu untuk datang
ke dunia. KedatanganNya bukan hanya membawa damai
tenang tetapi juga pertentangan karena kedegilan hati
manusia. Maka dampingilah kami semoga dengan kuat
kuasaMu, kami mampu menghalau kedegilan dan
kekerdilan hati kami dan selanjutnya menebar kasih
persaudaraan kepada semua orang menurut teladan
Yesus, PuteraMu. Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini
dan sepanjang masa. Amin.

5. Lagu Pengantar Bacaan:


Kusiapkan Hatiku Tuhan
Kusiapkan hatiku Tuhan,
‘tuk dengar firmanMu saat ini.
Kusujud menyembahMu Tuhan,
masuk hadiratMu saat ini.
Curahkan urapanMu, Tuhan
bagi jemaatMu saat ini,
Kusiapkan hatiku Tuhan
‘tuk dengar firmanMU.
Reff :
FirmanMu Tuhan, tiada berubah.
Dahulu sekarang, selama-lamanya tiada berubah.
FirmanMu Tuhan, penolong hidupku.
hatiku telah siap Tuhan, ‘tuk dengar firmanMu.
6. Membaca Teks: Lukas 12:12 ; 49-53
Pemandu atau salah seorang peserta membacakan teks Luk
12:12 ; 49-53 (2-3 kali)
(12) Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan
mengajar kamu apa yang harus kamu katakan. (49)
“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan
betapakah Aku harapkan, api itu talah menyala ! (50)
Aku harus menerima babtisan, dan betapakah
susahnya hatiKu, sebelum hal itu berlangsung ! (51)
Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi? Bukan, kataKu kepadamu, bukan
damai, melainkan pertentangan. (52) Karena mulai dari
sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di
dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan
tiga. (53) Mereka akan saling bertentangan, ayah
melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan
ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak
perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan
menantunya perempuan dan menantu perempuan
melawan ibu mertuanya.

7. Pendalaman Sabda
Pemandu menyampaikan kepada peserta bahwa metode pendalaman
KS yang akan dipakai adalah sharing. Pemandu juga perlu memberi
gambaran tentang sharing yaitu membaca teks KS, merenungkannya
dengan sikap doa, lalu saling tukar hasil permenungan / pengalaman
iman. Dengan demikian peserta saling memperkaya dan memperkuat
dalam iman. Dalam sharing juga peserta tidak saling menanggapi atau
saling mengkritik.
Tahap I: Perhatian diarahkan pada teks KS.
= Peserta sekali lagi membaca teks KS secara pribadi
dalam hati
= Peserta hening (3-4 menit) untuk merasakan ayat yang
paling mengesan menyentuh hati
= Tiap peserta “Sharing” penemuan ayat paling
mengesan tanpa ada komentar terhadap ayat itu
Tahap II: Perhatian diarahkan pada pesan Tuhan
melalui teks KS
= Pemandu mengajak peserta untuk sekali lagi hening (5
menit) untuk merenungkan : mengapa ayat tadi
berkesan bagi saya, dengan beberapa pertanyaan
berikut :
 Apakah ada pengalaman tertentu?
 Adakah harapan tertentu?
 Apakah pesan Tuhan untuk saya?
= Dalam kelompok kecil peserta mengadakan “Sharing”
hasil permenungan (bila ada pengalaman bagus dapat
diceritakan secara singkat)
Tahap III: Perhatian diarahkan pada jawaban atas
sapaan Tuhan
= Pemandu mengajak peserta untuk hening dan
meresapkan sabda Tuhan yang telah disharingkan
dan membuat niat dalam hati tentang hal yang akan
dilakukan selanjutnya
= Pemandu mengajak peserta untuk menyampaikan
syukur dan doa-doa dalam doa umat yang
disampaikan secara spontan.
6. Lagu Syukur:
Liku-Liku Kehidupan
Liku-liku kehidupan manusia.
Liku-liku pengalaman yang t’lah dia jalani.
Sampai saat cinta kasih yang didamba s’lalu,
itulah harapan hidupnya.
Dalam diri setiap insan, dia temukan,
Pada sikap sesamanya dia mendapatkan.
Kar’na doanya selalu tiada pernah lupa.
Inilah karunia Yang Kuasa.
Reff :
Syukur ……….. PadaMU … Puji ……..untukMU
Cinta Kasih pun ………. jadi kenyataan.

7. Bapa Kami

8. Doa Penutup
Ya Bapa yang mahabaik, kami berterima kasih kepadaMu
karena Engkau telah memperkenankan kami
merenungkan sabdaMu. Semoga sabdaMu ini semakin
menguatkan kesetiaan kami kepadaMu dan semakin
memberanikan kami untuk melangkah maju meskipun
banyak tantangan karena dilandasi oleh keyakinan bahwa
Engkau selalu beserta kami. Semoga pengalaman konflik
tidak menghancurkan kebersamaan di antara kami tetapi
justru mendorong kami untuk semakin memperbaiki
mutu hidup kami. Doa ini kami sampaikan kepadaMu
melalui Yesus, Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.
8. Berkat dan Pengutusan
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua serta seluruh niat baik kita untuk
membangun kebersamaan selalu dibimbing dan
diteguhkan oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa,
Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pendalaman iman kita telah selesai.
Marilah kita melanjutkan hidup kita dalam tuntunan
kasih Tuhan
U : Syukur kepada Allah

9. Lagu Penutup:
Cintailah Sesamamu
Gemuruh ombak menderu,
berlomba menuju pantai.
Bagaikan dua insan yang bercinta.
Semenjak alam tercipta,
mereka saling mencinta.
Indahnya, betapa indah alam ini.
Oh Tuhan … tr’imalah … doaku ke-pa-da-Mu
Kami sudah diciptakan,
untuk saling mengasihi.
Sadarlah, sadarlah hai kau manusia.
Reff :
Cintailah sesamaMU, seperti dirimu sendiri.
Bersama-sama, kita nikmati …..
Apa yang dikaru-niakanNya.
PERTEMUAN II
KAUM MUDA DAN KONFLIK KELUARGA

Tujuan:
1. Kaum muda dapat menyadari bahwa konflik selalu saja
ada, tidak terkecuali dalam keluarga, baik dalam skala
kecil maupun skala besar.
2. Kaum muda dapat membagi pengalaman kecilnya
dalam keluarga yang sering menjadi cikal bakal
munculnya konflik.
3. Kaum muda dapat menceritakan bagaimana biasanya
keluarga (ayah, ibu, anak) menyelesaikan konflik dalam
keluarga sendiri.

Bahan : Efesus 6:1-4 ; Yohanes 15:1-17

Metode : Diskusi ; Sharing ; Tanya Jawab

Langkah-langkah Pertemuan:
1. Lagu Pembukaan : “Persekutuan Kudus” No. 6

2. Tanda Salib dan Salam:


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dan cinta kasih Allah turun atas
kita yang berkumpul demi namaNya
U : Sekarang dan selama-lamanya
3. Kata Pengantar
Saudara-saudari, kaum muda harapan gereja dan
bangsa yang sama-sama dikasihi Tuhan! Pada pertemuan
ketiga ini, kita akan mendalami tema: “Kaum Muda dan
Konflik Keluarga”. Konflik/pertentangan/perselisihan
terjadi dalam berbagai segi kehidupan, dalam berbagai
bentuk dan ukurannya. Terkadang konflik itu awalnya
kecil saja tetapi bisa menjadi besar dan menjadi bumerang
apabila dibiarkan dan tidak diselesaikan dengan baik.
Sebagai kaum muda, kita pasti pernah mengalami yang
namanya konflik. Mungkin salah satunya dengan
keluarga. Sering kali relasi antara sesama anggota
keluarga terputus dikarenakan pertentangan yang tidak
terselesaikan. Kita sebagai orang muda terkadang masih
sulit mengontrol diri (emosi) sehingga kita sulit
menemukan pertimbangan-pertimbangan yang benar,
yang bisa membantu penyelesaian konflik yang terjadi.
Inilah yang akan kita lihat bersama nanti. St Paulus
dalam suratnya kepada umat di Efesus membantu kita
untuk melihat pengajaran tentang bagaimana membangun
relasi dalam keluarga dengan ketaatan dan kasih.
Sedangkan dalam injil Yohanes diperlihatkan pokok
anggur dan ranting-rantingnya. Yohanes mengajarkan
untuk berusaha membangun kesatuan yang lebih baik
dalam keluarga, lingkungan, rukun, dst…

4. Pernyataan Tobat
P : Saudara-saudari terkasih! Sadar atau tidak sadar,
kita kadang menjadi sumber konflik yang membuat
orang lain merasa dirugikan. Maka marilah dengan
penuh kerendahan hati, kita memohon ampun di
hadapan Tuhan dan sesama.
P: Ref doa tobat: “Berbahagialah orang yang dosanya
diampuni”
P: Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan
dan aku mengeluh sepanjang hari.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Aku mengakui dosaku di hadapanMu Tuhan,
kesalahanku tidak kusem-bunyikan.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Nasib orang berdosa sengsara belaka tetapi orang
yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih setia.
U: Berbahagialah orang yang dosanya diampuni.
P: Semoga Allah, Bapa yang mahakuasa, menyatakan
belas kasihNya, mem-bebaskan kita dari dosa dan
menganugerahkan pengampunan
U: Amin.

5. Doa Pembukaan:
Ya Allah, setiap keluarga kristiani Engkau panggil
untuk mewujudkan cinta kasih seperti keluarga kudus di
Nazaret. Kuatkanlah keluarga kami: ayah, ibu, kakak dan
adik dan seluruh keluarga dimana saja berada untuk
membangun relasi yang positif dan saling mendukung,
khususnya ketika terjadi konflik dalam keluarga kami.
Semoga melalui keluarga-keluarga yang sehat terciptalah
masyarakat yang kuat dan bahagia. Demi Kristus, Tuhan
dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.
6. Role-Ply
Pemilihan pemain yang akan melakoni beberapa tokoh
kehidupan berikut ini :
N : Narator
Calvin
Clara
Ibu Clara
Ayah Clara
Ibu Clavin
SEBENING KASIH
Narator : Hari ulang tahun yang kata orang sweet-
seventeen itu seharusnya merupakan hari
yang paling membahagiakan buat Clara.
Tetapi, sebaliknya wajah Clara tampak
begitu muram. Suasana ramai masih
mewarnai kesibukan persiapan pesta
malam nanti, yang rencananya akan
dibuat semeriah mungkin.
Maklumlah ……..Clara memang anak
seorang konglomerat.
Suasana malam ulang tahun memang
sangat meriah. Lampu-lampu berwarna-
warni menyinari semaraknya hiasan pesta
di ruang mewah tersebut. Kue ulang tahun
bertingkat yang berhiaskan gula-gula
berbentuk mawar merah dan lilin ulang
tahun berbentuk angka 17 itu sangat
indah.
Calvin : “Selamat Ulang tahun Clara !”
Clara : “Terimakasih banyak atas perhatian dan
cintamu Calvin.”
Calvin : “Mana Papa dan mama kamu sayang, koq
belum kelihatan ?”
Clara : “Papa dan mamaku belum sempat pulang
Calvin. Saya hanya ditemani oleh Tante
Martha.”
Narator : Sewaktu berkata demikian, air mata Clara
mulai menetes dan ia mulai terisak,
menggambarkan kesedihannya yang
teramat dalam.
Calvin : “Jangan menangis di sini dong sayanga,
malu …….banyak orang. Sekarang ini
kamu khan harus berbahagia. Jangan
seperti itu ah, nanti orang bilang apa.”
Narator : “Psta berjalan seperti biasa. tampak
keceriaan dan kegembiraan di wajah
teman-teman Clara, walalupun hal itu
tidak dirasakan oleh Clara
sendiri………………………………………………
Pesta meriah itu akhirnya usai juga.
Semua undangan dan teman-teman Clara
sudah pulang. Ruangan mewah itu
kembali sepi diselimuti malam yang
dingin. Sebelum tidur, Clara
menyempatkan diri membuka hadiah-
hadiah ulang tahun dari teman-temannya.
Clara pun akhirnya membuka kado mungil
dari kekasihnya. Perlahan-lahan
dibukanya kadomungil itu, dilihatnya
sebuah kotak yang di atasnya terdapat
surat buatnya. Clara membuka dan
membaca surat itu di dalam hatinya :
Calvin : “Selamat ulang tahun sayangku. Saya
ingin agar kamu berbahagia hari ini. Tiada
kado berharga dan mewah yang dapat
kuberikan.sebagai ungkapan kebahagiaan
dan cinta kasih ku padamu. Hanyalah
sebuah Rosario kecil ini dan sederhana ini.
Pakailah agar kamu tidak menyimpan
dukamu sendiri. Ceritakanlah pada Yang
Diatas yang pasti akan mendengarkan
semua permintaanmu. Salam sayang selalu
untukmu. semoga panjang umur.”
Narator : Hati Clara sangat terharu dan bahagia
memperoleh hadiah yang sangat berharga
dari sang kekasihnya. Diciumnya Rosario
itu di antara linangan air
matanya……………………………………………
Keesokan harinya ………………………………
Clara : “Trima kasih sayang atas hadiahnya yang
begiut berharga buatku.”
Clavin : “Iya ……..tapi matamu koq bengkak lagi,
tadi malam menangis lagi yah ?” ……………
Nangis lagi …..nagis lagi…..Buat apa
menangisi kedua orang tuamu yang belum
pulang juga dari urusan bisnis mereka.
Jangan seerti anak kecil ah …… percuma
tak akan bias menyelesaikan masalah.”
Clara : “Tapi saya tidak tahan lagi …..Buat apa
punya orang tua yang tidak pernah
memperhatikan anaknya sendiri.”
Calvin : “Sudah berulang kali saya katakan……
Kamu harus minta jalan pada Tuhan.
Sebab ini cobaan dariNya.”
Clara : “Iya ……………..tapi sepertinya Tuhan
tidak pernah mengabulkan doa-doa saya.”
Clavin : “Kamu tidak pernah bersabar. Mana
mungkin dikabulkan, kalau kamu sendiri
tidak pernah percaya pada kehendak
Tuhan. Ingat Clara !!! Jangan pernah
tinggalkan Tuhan….kapan pun dan apa
pun yang akan terjadi.
Clara : “ Tidak !!!!!!!!!!! Kamu ternyata belum
mengerti perasaan saya…….saya benci
kamu !!!!!!!!!!!!!!!!!!
Narator : Clara pun berlari meninggalkan Calvin dan
bergegas kembali ke rumahnya………………
Setibanya di rumah, Clara langsung
masuk ke kamarnya. Ia tidak
mempedulikan sambutan papa dan
mamanya yang ternyata baru tiba di
rumah………….Bahkan ditepiskannya
tangan mamanya yang hendak
memeluknya sambil berkata sinis :
Clara : “Oh rupanya kalian sudah pulang
…….buat apa papa dan mama pulang ???
Pergi saja terus ……dan jangan lagi pernah
pedulikan Clara !!!!!!”
Mama Clara : “Hey ….. ada apa dengan kamu? pulang-
pulang koq langsung marah-marah
begitu.”
Clara : “Mama dan papa memang tidak pernah
tau apa yang menjadi keinginan Clara.”
Mama Clara : “Apa katamu ??? bukankah selama ini
segala kebutuhan dan keperluanmu papa
dan mama menyanggupinya ?”
Clara : “Mama dan papa hanya mementingkan
harta dari pada anak sendiri. Lalu untuk
apa Clara dilahirkan kalau hanya ditemani
orang lain saja ?”
Papa Clara : “Tutup mulutmu Clara ….. kami bekerja
untuk kamu bukan untuk bersenang-
senang saja.”
Clara : “Lalu apa semuanya itu sudah membuat
saya senang …? Tidak pernah pa….tidak
pernah !!!!!”
Mama Clara : “Kamu tidak pernah mengerti dan
memahami keberadaan papa dan mama.”
Clara : “Tidak sebaliknya ???? Apakah papa dan
mama juga pernah memahami dan
mengerti perasaan Clara.”
Papa Clara : “Anak tidak tahu berterima
kasih…..segala-galanya sudah papa dan
mama sediakan untuk membahagiakan
kamu.”
Clara : “Clara tahu itu pa…….Tapi papa dan
mama juga perlu tahu. Clara sudah sangat
muak dengan segala harta dan sikap papa
dan mama. Clara hanya butuh kasih
sayang…….titik !!!!!!
Narator : Clara lalu berlari ke kamarnya. Ia
membanting pintu kamar dengan sangat
keras. Lalu ia menghempaskan dirinya di
atas kasur empuk pembaringannya. Ia
hanya dapat menagis sedih setelah
pertengkaran singakt itu. Dia tidak dapat
memejamkan matanya. Banyak hal yang
memnuhi hati dan pikirannya……………….
Dalam kegaluan hatinya akhirnya ia pun
tertidur…………………………………………….
Keesokan harinya, saat akan beranjak ….
Clara : “Pa ….Ma ….. Clara berangkat dulu .”
Mama Clara : “Makan dulu Clara…nanti kamu masuk
angina.”
Clara : “Tidak usah ma….. nanti kesiangan.”
Papa Clara : “Clara !!! Dengarkan kata orang tuamu!”
Clara : “Clara juga minta mama dan papa mau
mendengarkan Clara!”
Mama Clara : “Clara…..kamu ini bicara apa?”
Clara : “Sudahlah…..Clara tidak mau bertengkar
lagi…..Permisi!!!”
Narator : Setelah kata singkat itu keluar dari mulut
Clara, ia pun melangkah pergi
meninggalkan kedua orang tuanya yang
hanya bisa terpana melihat kepergian anak
sematan wayang mereka. ……………………
Setibanya di kampus …….Clara terheran-
heran melihat kerumunan teman-
temannya. Ia hendak menjumpai Calvin
kekasihnya untuk meminta maaf atas
sikap dan kata-katanya kemarin
siang….akan tetapi ……..
Clara : “Apa ???? Calvin ?????? Meninggal karena
kecelakaan???????? Oh ….Tuhan cobaan
apa lagi yang Kau berikan pada saya.
Belum cukupkah penderitaan yang selama
ini kualami ? Mengapa engkau mengambil
satu-satunya orang yang kukasihi ?????
Mengapa ????
Narator : “Clara hanya menagis dan terus
menangis……Sepanjang perjalanan
menuju rumah kekasihnya, Clara tak
henti-hentinya menangis. Banyak orang
telah berada di rumah Calvin termasuk
papa dan mama Clara. Ternyara kedua
orang tua Clara itu telah mendengar
kematian Calvin, sesaat setelah Clara
berangkat ke kampus…………………………..
Pada saat jenazah Calvin akan
dimasukkan ke dalam peti jenazah, Clara
menjerit-jeirt menagis. Mamanya berusaha
menenangkan dia :
Mama Clara : “Sudahlah Clara……relakan Calvin pergi.”
Clara : “Clara tidak mau pergi….Clara mau ikut
Calvin!” Cuma Calvin yang mencintai dan
menyayangi saya…..tidak ada yang lain !”
Ibu Calvin : “Sudahlah Clara kamu harus tabah
sayang….kasihan mama dan papa kamu.”
Clara : “Tidak mau….untuk apa mengasihani
mereka !!!!!Mereka tidak pernah
mengasihani aku. Papa dan mama lebih
mencintai dan lebih mementingkan harta
dari pada aku !!!!”
Narator : Sangat terkejut hati kedua orang tua
Clara……Dengan penuh rasa haru, mereka
hanya bisa melihat anak mereka menangis
…….Dalam keharuan itu tak terasa…
mereka berdua pun meneteskan air
mata…….
Papa Clara : “Maafkan papa dan mama Clara. Papa dan
mama sadar, kami bersalah. Di sini …di
depan jenazah Calvin, papa dan mama
berjanji tidak akan menyia-nyiakan kamu
nak ! Papa dan mama akan menyayangi
dan memperhatikan kamu selama-
lamanya.”
Clara : “Papa bohong …..papa dan mama tidak
akan pernah memperhatikan Clara…..!”
Mama Clara : “Percayalah pada papa dan mama nak.
Papa dan mama sadar dan sungguh
menyesal. Jenazah Calvinlah yang menjadi
saksi janji papa dan mama.
Narator : Tersentuh juga hati Clara mendengarkan
permintaan maaf kedua orang tuanya. Ia
memeluk kedua orang tuanya dengan
penuh kasih.
Clara : “Clara percaya ….Clara juga sangat
menyayangi papa dan mama. Clara minta
maaf atas sikap dan kata-kata kasar Clara
selama ini pada papa dan mama.”
Narator : Mereka berpelukan dengan penuh kasih.
Situasi yang selama ini tidak pernah hadir
dalam kehidupan mereka. Situasi yang
selama ini terbentengi dengan sikap
mementingkan diri sendiri saja. Clara
sangat bersyukur, melalui Calvin Tuhan
telah mengembalikan kasih sayang kedua
orang tuanya. Ia rela melepas kepergian
Calvin menghadapNya………………………….
………………………………………………..........
Malam harinya…..dengan Rosario yang
dihadikan Calvin padanya, Clara berdoa :
Clara : “Ya Tuhan, berkatilah arwah Calvin,
tempatkan dia di sisi kananMu. Dan
berkatilah pula Clara, papa dan mama.
Curahilah kami selalu dengan cinta
kasihMu. Biarkanlah semuanya ini
menjadi sesuatu yang terindah dalam
hidup Clara.

7. Lagu Pengantar Bacaan Kitab Suci


“Lama Sudah Aku Mencari” , No. 9

8. Pengantar ke dalam Kitab Suci


Pemimpin menjelaskan sedikit maksud cerita di atas dan
memfokuskan pada konflik yang terjadi dalam keluarga.

9. Pembacaan Kitab Suci


Efesus 6:1-9 (dibacakan oleh salah seorang mudika)

10. Pendalaman Cerita dan Kitab Suci


a. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok (tergantung
peserta yang hadir dan situasi.
b. Pemimpin mengajukan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Pertanyaannya
adalah:
1. Manakah konflik yang terjadi dalam cerita
tersebut dan mengapa konflik itu bisa terjadi ?
2. Bagaimana Konflik tersebut dapat diatasi ?
3. Mengapa anak - anak harus mentaati orang
tuanya ? (Ef 6:3)
4. Bagaimana caranya orang tua mendidik
anaknya? (Ef 6:4)
5. Apakah anda pernah mengalami konflik dalam
kelaurga? Dalam bentuk apa?
6. Bagaimana keluarga menyelesaikan konflik itu?

11. Rangkuman
Pemimpin merangkum hasil pleno dengan penegasan
singkat:
 Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita untuk
memperoleh kasih sayang melalui orang tua, kakak
dan adik. Dalam keluarga juga kita pertama kali belajar
untuk menghargai dan menghormati orang lain melalui
didikan orang tua. Ketaatan masing-masing anggota
keluarga diwujudkan dengan semangat saling cinta.
Keluarga jugalah tempat kita pertama kali membangun
kesatuan. Kesatuan itu diumpamakan seperti pokok
anggur yang mempunyai bentuk ranting berbeda. Kita
dengan bentuk ranting yang berbeda dapat
memperindah diri sehingga kesatuan yang kita bangun
dapat tumbuh seperti ranting yang indah.
 Di satu pihak kita diminta untuk saling mencintai dan
menghormati khususnya dalam keluarga sebagaimana
dikatakan dalam bacaan I dan injil. Tetapi di lain
pihak, ada kenyataan bahwa dalam keluarga juga
terjadi konflik: antara ayah dan ibu; orang tua dengan
anak; antara anak sendiri.
 Persoalannya tentu macam-macam, misalnya ekonomi
keluarga yang serba kekurangan karena orang tua
tidak bekerja tetap, masalah pendidikan, perbedaan
keinginan, rebutan warisan, dst… Persoalan-persoalan
seperti inilah yang sering menjadi cikal bakal konflik.
Bagaimana mengatasinya?
1. Taat. Ketaatan adalah buah dari kemauan kita
untuk mau mengikuti nasehat orang tua dengan
tulus iklas. Ketaatan bukan semata-mata agar kita
bebas dari omelan tetapi sebagai wujud tanggung
jawab kita sebagai anak terhadap orang tua.
2. Kasih. Segala sesuatu yang kita perbuat tanpa
kasih, itu sia-sia. “Sekalipun aku dapat berkata-
kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama dengan gong yang berkumandang dan
canang yang gemerincing” (1Kor 13:1). Segala
sesuatu yang kita lakukan harus kita lakukan
dengan kasih. Allah menghendaki kepenuhan hati
dari kita untuk melayani seperti seorang hamba
yang merelakan dirinya demi kebahagiaan
tuannya.

12. Pengungkapan penyesalan melalui doa umat


Sebagai tanda penyesalan dan juga niat untuk
membangun kedamaian di dalam keluarga dengan
berusaha menghindari konflik, maka marilah kita
sampaikan niat itu melalui doa permohonan:
1. Ya Bapa tanpa kami sadari perasaan egois, iri hati,
amarah dan benci selalu membayangi diri kami
sehingga kami tidak mampu lagi melihat mana yang
baik dan yang buruk. Bantulah kami, agar kami
mampu menguasai diri sehingga tidak terjadi
pertentangan di antara kami. Kami mohon…….
2. Ya Bapa, kami sering tidak mau mengalah, sering
memaksakan kehendak dan melawan orang tua.
Kuatkanlah kami agar selalu bijaksana dan mau
menghormati orang tua kami. Kami mohon ……..
3. Ya Bapa, kami pun kadang menolak Engkau dengan
sikap kami yang selalu mengecewakan hatiMu.
Ampuni kami dan berilah rahmatMu agar kami mau
selalu menerima dan mencintai Engkau. Kami
mohon ……..
4. Ya Bapa, sadarkan kami untuk selalu berbuat lebih
benar dan bijaksana. Kuatkan kami untuk
menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam
keluarga dan lingkungan kami sehingga namaMu
selalu dipuji dan dimuliakan. Kami mohon…..

13. Lagu Syukur :


“Masa Muda” , No. 12

14. Doa Bapa Kami

15. Doa penutup


Ya Allah, Engkaulah Bapa kami dan kami anak-anakMu.
Pemeliharaan dan kasih setiaMu selalu nyata dalam Roti
Kehidupan yang kami sambut setiap perayaan ekaristi.
Yesus yang rela menyatukan diriNya dengan kami dalam
komuni kudus merupakan cerminan bagaimana
seharusnya anggota keluarga bersatu. Curahkan
rahmatMu kepada kami agar kami tidak gentar
menghadapi tantangan dalam membangun keluarga
yang damai. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.

16. Lagu Penutup


“Yesus Sungguh berarti” : No. 16

17. Pengutusan dan Berkat


P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua yang hadir di sini dan doa-doa
kita selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh
Allah yang mahakuasa, Bapa dan Putera dan Roh
Kudus
U : Amin.
P : Ibadat dan pertemuan kita yang ketiga dalam masa
prapaskah telah selesai. Mari kita pulang dan
membawa damai Tuhan dalam keluarga kita
masing-masing.
U : Syukur kepada Allah.
PERTEMUAN III
KAUM MUDA MEMBANGUN PERDAMAIAN

Tujuan :
a. Mudika dapat menyadari bahwa di negara
kita sedang terjadi perubahan baik dari segi sosial,
ekonomi dan politik. Perubahan-perubahan yang
dialami dapat membawa konflik bila tidak ditangani
dengan baik.
b. Mudika dapat menceritakan bahwa di
negara kita ini terdiri dari aneka ragam suku, agama
dan bahasa. Hal ini adalah suatu kekayaan tetapi dapat
juga membawa konflik bila yang berkembang adalah
sebuah fanatisme suku maupun agama ( SARA ).
c. Mudika dapat menyebutkan beberapa
bahaya konflik yang lain, misalnya : perbedaan
kepentingan ( partai politik ); persaingan tidak sehat :
perebutan kekuasaan, pertentangan kelas ( kaya-
miskin ), krisis ekonomi, bencana alam. Hal ini sering
terjadi di rukun, stasi, wilayah, paroki dan dikalangan
orang muda sendiri.

Bahan dari Kitab Suci :


a. Bacaan I Kis 15 :1-2; 4–12 ( Konflik agama
dibawa ke sidang para Rasul di Yerusalem)
b. Bacaan Injil Luk. 22 : 47 – 51 ( larangan Yesus
kepada murid-murid-Nya untuk memakai kekerasan
senjata dalam menghadapi konflik )
III. Metode Ibadah ( sharing, tanya jawab, diskusi )

Susunan Ibadah :
1. Lagu Pembukaan
“Tiap Langkahku diatur oleh Tuhan”, No. 8

2. Tanda Salib / Salam


P : Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dan kasih dari Allah Bapa dan
Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya

3. Pengantar tema (Kaum Muda Membangun Perdamaian )


Rekan-rekan muda yang terkasih dalam Yesus Kristus.
Permasalahan yang dihadapi oleh kita sebagai kaum muda
dan juga merupakan suatu tantangan menuju masa depan
adalah upaya untuk membangun perdamaian.
Sebuah paradoks yang terjadi adalah banyak orang juga
mengusahakan upaya-upaya lain dengan tujuan
pengkotak-kotakan kelompoknya. Adalah tugas kita untuk
mengintrospeksi segala peristiwa yang terjadi dalam hidup
kita. Kemajuan IPTEK serba canggih pada era modernisasi
telah mengkondisikan manusia untuk selalu dinamis.
Contohnya: banyak terjadi perubahan baik dari segi sosial,
ekonomi dan politik. Keanekaragaman suku, agama dan
bahasa adalah suatu kekayaan tetapi juga membawa
konflik. Konflik dapat terjadi bila masalah-masalah yang
ada tidak ditangani dengan baik. Apalagi dalam
keanekaragaman gampang muncul fanatisme.
Perbedaan-perbedaan kepentingan (partai politik );
persaingan tidak sehat, perebutan kekuasaan,
pertentangan kelas ( kaya-miskin ), krisis ekonomi, bencana
alam, dan banyak hal dapat dialami dalam hidup kita.
Misalnya konflik yang terjadi di keluarga, rukun, stasi,
wilayah, paroki dan di kalangan orang muda sendiri
merupakan hambatan-hambatan dalam usaha kaum muda
membangun perdamaian.

4. Doa Pembukaan
Ya Allah, Bapa Maha Penyayang, kasih-Mu yang tanpa
batas sering ditolak banyak orang sehingga banyak pula
kemelut dan pertikaian yang sulit diatasi. Berbagai
pertikaian dan persengketaan terjadi berkepanjangan
sehingga merisaukan banyak orang dalam kehidupan
kami. Bimbinglah kami untuk bersikap dewasa dalam
menghadapi semua itu. Semoga kami kaum muda, belajar
proaktif membangun perdamaian dalam lingkungan kecil
diantara kami, yaitu di mudika, rukun, wilayah dan paroki
kami sehingga perdamaian di antara kami bisa menjadi
nyata dan setiap orang bisa mengalami kebahagiaan. Demi
Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang segala masa, Amin.

5. Pembacaan Kitab Suci


a. Bacaan I Kis.15 :1-2; 4–12;
( dibaca bergantian oleh dua peserta ayat ganjil dan ayat
genap ).
(1)Beberapa orang datang ke Antiokhia dan mengajarkan
kepada saudara-saudara di situ : “Jika kamu tidak disunat
menurut adat istiadat yang diwariskan Musa, kamu tidak
dapat diselamatkan.” (2)Tetapi Paulus dan Barnabas dengan
keras melawan mereka dan membantah pendapat mereka
itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta
beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul
dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan
soal itu. (4)Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh
jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu
mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan
dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari
golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan
berkata: “Orang-orang Yahudi harus disunat dan diwajibkan
untuk menuruti hukum Musa.” (6) Maka bersidanglah rasul-
rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
(7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung
pertukaran pikiran soal itu, berdirilah Petrus dan berkata
kepada mereka:”Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa
telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu,
supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain
mendengar berita injil dan menjadi percaya. (8)Dan Allah,
yang mengenal hati manusia, telah menyatakan
kehendaknya untuk menerima mereka, sebab Ia
mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama
seperti kepada kita, (9)dan Ia sama sekali tidak mengadakan
perbedaan antara kita dengan mereka, sesuda Ia
menyucikan hati mereka oleh iman. (10)Kalau demikian,
mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan
pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat
dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita
sendiri? (11)Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, kita akan beroleh
keselamatan sama seperti mereka juga.” (12)Maka diamlah
seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan
Barnabas menceriterakan segala tanda dan mukjizat yang
dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, di tengah-
tengah bangsa lain. (13)Setelah Paulus dan Barnabas selesai
berbicara, berkatalah Yakobus: “Hai saudara-saudara
dengarkanlah aku: (14) Simon telah menceriterakan, bahwa
sejak semula Allah menunjukkan rahmatNya kepada
bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari
antara mereka bagi namaNya.

b. Lagu antar bacaan


“Kusiapkan Hatiku Tuhan”, No.2.

c. Bacaan Injil Luk.22 : 47 – 51


( dibaca bergantian ayat ganjil dan genap antara peserta pria
dan wanita ).
(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan
orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari
kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas
mendekati Yesus untuk mencium-Nya. (48) Maka kata Yesus
kepadanya; “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia
dengan ciuman ?” (49) Ketika mereka, yang bersama-sama
dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah
mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan
pedang ?” (50) Dan seorang dari mereka menyerang hamba
Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (51) Tetapi
Yesus berkata, “Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga
orang itu dan menyembuhkannya.

6. Pendalaman Teks Kitab Suci (beberapa pertanyaan


penuntun bisa diajukan/diskusi )
a. Kis. 15 : 1 - 2; 4 - 12
 Apa yang menjadi pokok permasalahan yang terjadi
di Antiokhia ? ( ayat 1 )
 Siapa saja yang bertikai ? ( Ayat 1 – 2 )
 Solusi apakah yang diambil dalam menyelesaikan
pertikaian di Antiokhia itu ? ( ayat 2 )
 Bagaimanakah sikap para rasul dan penatua di
Yerusalem dalam menangani kasus itu ?
( ayat 6 – 7 )
b. Luk. 22 : 47 – 51
 Yesus mengalami konflik dengan siapa,
dan mengapa ?
 Bagaimanakah sikap dari lawan-lawan
Yesus ?
 Bagaimanakah sikap Yesus berhadapan
dengan mereka ?
 Bagaimanakah reaksi dari murid-murid
Yesus ?
 Apa kata Yesus kepada murid-murid-Nya
?
 Mengapa Yesus bersikap demikian ?

7. Pleno
Sharing / tanggapan – tanya jawab
 Bagaimana kaum muda bersikap proaktif
membangun perdamaian, solidaritas dan
persaudaraan sejati, mulai dari komunitas kecil :
keluarga, rukun, stasi, wilayah, paroki, dan
mudika ?
 Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan
untuk mempersatukan keanekaragaman bangsa kita
?
 Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan perdamaian dan kerukunan
dalam hidup bermasyarakat ?

8. Kesimpulan ( prinsip-prinsip yang dapat menjadi


pegangan kaum muda dalam membangun perdamaian )
 Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kehidupan kaum muda perlu diatasi dengan
tindakan-tindakan yang bijaksana agar tidak
menciptakan konflik.
 Perlunya keterbukaan kaum muda untuk
menerima keanekaragaman ; suku, bahasa, agama
sehingga semua orang dapat bergerak bebas dalam
mengaktualisasikan dirinya.
 Dalam mengusahakan perdamaian dan
kerukunan jalan yang ditempuh adalah menghargai
martabat manusia sebagai citra Allah dengan
mencintai sesama sebagaimana Allah mencintai kita;
mengutamakan kepentingan sesama (toleransi aktif-
positif ); berani bersaing secara sehat-jujur; berani
berjuang atas dasar keadilan dan kebenaran; selalu
berpikir positif dan mengusahakan kebaikan bagi
orang lain; membangun budaya lembut tanpa
kekerasan.

9. Lagu Syukur
“Yesus Sungguh Berarti.” , No. 16.

10. Doa Penutup


Ya Allah, sumber kehidupan, nyalakanlah api Roh-Mu di
dalam hati kami. Semoga sabda-Mu yang baru kami
dengarkan, mendorong kami untuk terlibat secara aktif
dan positif dalam membangun perdamaian untuk sebuah
persaudaraan yang sejati. Kepada-Mu kami percayakan
segenap bakat, kekuatan dan kepandaian umat manusia
bagi cita-cita membangun kerukunan hidup yang dapat
memberikan kebahagiaan kepada semua pihak. Datanglah
ya Roh Kudus, baharuilah isi bumi dan penuhilah dengan
api cinta kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara
kami, kini dan sepanjang segala masa, Amin.

11. Pengutusan dan berkat


P : Tuhan beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
P : Semoga kita sekalian selalu diberkati oleh Allah
Yang Mahakuasa, + Dalam nama Bapa dan Putera
dan Roh Kudus.
U : Amin
P : Kebaktian sabda pada pertemuan kita yang ke- 4
dalam rangka masa prapaskah ini telah selesai.
Marilah kita pulang dan membangun perdamaian
diantara kita.
U. Syukur kepada Allah

12. Lagu Penutup :


“Kasih”, No. 13.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWABKU
A. Pengantar
Sebagai Pelajar, tentu kita juga tidak dapat melepaskan diri
dari peran dan keberadaan diri kita sebagai kaum muda. Sebagai
kaum muda sekaligus pelajar, menuntut kita mempunyai tugas
dan tanggung jawab tertentu dalam kehidupan kita. Oleh karena
itulah, kita perlu menyadari pertama-tama keberadaan diri kita,
lalu menilai dan menyadari tugas dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan peran tersebut. Soal tugas dan tanggung jawab
ini mencakup banyak hal. Ada tugas dan tanggung jawab kita
sebagai pelajar, ada tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang
beriman, ada juga tugas dan tanggung jawab kita sebagai warga
masyarakat. Dan juga ada tugas dan tanggung jawab kita pada
diri kita sendiri pada masa depan dan kehidupan kita.
Oleh karena itulah yang penting adalah bagaimana
memamahami dan menyadari serta menghayati pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab tertentu demi kehidupan yang lebih
indah dan menjanjikan. Pada akhirnya, dapat dikatakan semua
tugas dan tanggung jawab itu adalah sarana sekaligus penopang
kehidupan kita, seperti kehidupan yang kita harapkan dan ingin
kita wujudkan. Harapan dan keinginan akan suatu situasi hidup
juga tergantung bagaimana orang melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam periode hidupnya.

B. Ilustrasi

C. Refleksi Kelompok
1. Nilai-nilai apa sajakah yang bisa kamu tangkap dari teks
tersebut ?
2. Cita-cita apa yang pernah kamu pilih secara bebas ?
Mengapa ?
3. Bagaimana kamu memperjuangkan cita-cita kamu
sendiri ?
4. Apa artinya cita-cita itu bagi kamu, bagi orang tua,
saudara dan juga bagi orang lain ?
5. Apakah cita-cita tersebut sesuai dengan bakat dan
kemampuanmu ? Dan hal-hal apa sajakah yang
menghalangi kamu menggapai cita-cita tersebut ?

D. Sharing Pleno
Masing-masing kelompok mensharingkan hasil refleksi mereka.

E. Kesimpulan / Intisari
1. Membentuk Pandangan Hidup
Mengapa anda sekolah ? Apa yang anda inginkan ?
Kita menginginkan agar hidup kita bahagia. Bagaimana
kebahagiaan digambarkan ? Posisi kerja yang bagus, masa
depan yang cerah dan membahagiakan, pendapatan yang
layak, gaya hidup yang meyakinkan, keluarga yang
menyenangkan, dan seterusnya. Hal-hal ini merupakan
bagian dari pandangan hidup yang kita miliki. Harapan-
harapan demikian yang mempengaruhi pola hidup kita masa
kini. Kita akan belajar dan berusaha keras mengikuti sejumlah
kegiatan yang bisa menopang pengembangan diri, dan
macam-macam lagi. Singkatnya, kita menentukan sejumlah
kegiatan yang cocok yang akan menopang cita-cita hidup kita.
Kita sering berpikir dalam kerangka seperti ini : hidup
kita pasti dan mesti berhasil ! Segalanya pasti akan berjalan dengan
mulus ! Kita sering mengabaikan bahwa ada sejumlah
tuntutan /yang harus kita hadapi. Ada tuntutan yang
memang merupakan kewajiban logis dari hidup sebagai
pelajar dan remaja. Mau tak mau kita menjalani tuntutan yang
diisyaratkan dari peran kita sebagai pelajar. Selain itu,
terdapat tuntutan yang datang begitu saja, yang tidak bisa
kita elakkan sejauh kita memandang diri kita sebagai manusia
yang hidup bersama dengan orang lain.
Begitu banyak tuntutan yang sering membuat kita
bertanya : Sanggupkah saya ? Apakah semua tuntutan harus
dipenuhi ? Jelas ada tuntutan yang harus dipenuhi, tetapi ada
juga tuntutan yang tidak bisa begitu saja kita acuhkan.
Tuntutan-tuntutan tersebut mengajak kita menyadari bahwa
kita hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Maka itu,
pandangan hidup kita tidak bisa bertolak dari kepentingan
diri sendiri saja, melainkan memperhitungkan kehidupan
bersama. Kita hanya berkembang wajar sebagai manusia
bila memperhitungkan orang lain dalam hidup kita.

2. Dunia Yang Kita Hadapi


Masyarakat yang kita hadapi : situasi dominan. Kita
berhadapan dengan masyarakat yang sedang sakit. Disebut
sakit karena dalam masyarakat ini sedang berlangsung segala
hal yang dapat dikatakan tidak normal. Dalam berbagai
bidang kehidupan terjadi situasi dominasi.
Dalam Bidang Ekonomi, dominasi disebut monopoli.
Mereka yang berdekatan dengan pusat kekuasaan yang
mendapatkan porsi besar mengembangkan sayap-sayap
kekuatan ekonomi mereka. Sayang bahwa kekuatan ekonomi
tidak mempunyai dampak yang jelas bagi kehidupan banyak
orang.
Dalam Bidang politik, ada dominasi satu unsur yang
ditopang oleh perangkat kekuasaan. Ada arogansi kekuasaan.
Arogansi ini berakibat munculnya penyelewengan kekuasaan.
Penyelewengan kekuasaan ini memunculkan
pengelempokan-pengelompokan dalam masyarakat.
Pengelompokan ini bersaing siapa yang paling dekat dengan
pusat kekuasaan.
Dalam Kehidupan sosial, dominasi ekonomi dan
politik berakibat penggusuran bagi mereka yang tidak
berdaya. Lawan baliknya, muncullah ketidakpuasan yang
bermuara kepada kekerasan yang semakin sadistis.
Celakanya, kekerasan juga menjadi alat dari yang kuat untuk
memenangkan kepentingannya. Kekerasaan menjadi
terlembagakan.

Dalam kehidupan moral dan susila, kebebasan dan


perkembangan zaman yang semakin modern membawa serta
sikap-sikap yang semakin membuat masyarakat sakit. Sikap-
sikap yang bebas dan tak terkendali semakin dianggap biasa
dan wajar terjadi. Bahayanya, sikap-sikap tersebut justru
membawa manusia semakin menggerogoti dan
menghancurkan kehidupannya sendiri.
Kendati segala situasi yang tidak memuaskan tersebut,
terdapat juga hal-hal yang positif yang masih ada dalam
dunia kita. Hal-hal yang positif inilah yang menyebabkan
manusia belum ambruk. Hal-hal yang positif ini adalah :
kesetiakawanan, hidup paguyuban, menghayati nilai-nilai
yang transenden, kebersamaan dan kekeluargaan, tenggang
rasa dan keselarasan, kerja keras dan menghargai hidup.
Cuma sekarang ini, nilai-nilai tersebut mengalami serangan
bertubi-tubi dari perubahan yang kini sedang berlangsung.
Malah kadang nilai-nilai postif tersebut diangkat ke
permukaan dan kemudian dimanipulasi demi membenarkan
situasi tersebut di atas.

3. Nilai Sebagai Akar kehidupan


Nilai adalah sesuatu yang pantas dibela atau
diperjuangkan. Nilai adalah sesuatu yang berharga dan demi
nilai ini seseorang bersedia menderita, berkorban, dan bahkan
bersedia mati. Nilai memberikan motivasi dan menentukan
kualitas hidup. Nilai memberikan arah seperti rel yang
menyebabkan kereta api tetap ada di jalurnya.
Nilai itu mempunyai tiga dasar :
a. Dasar nilai ada “di kepala” tempat kita menyerap bahwa
sesuatu pantas dibela dan diperjuangkan dan yakin secara
intelektual akan harkatnya.
b. Dasar nilai ada “di hati” . Bahasa hati menceritakan kepada
kita bahwa saya tidak hanya dapat menyerap sesuatu yang
berharkat tetapi juga bahwa saya dipengaruhi oleh
harkatnya.
c. Dasar nilai ada “di tangan” , ada di tindakan, di mana
seluruh pribadi terlibat, hati dan budi. Nilai membimbing
kita ke arah pengambilan keputusan dan tindakan. Oleh
karena itu, jelaslah bahwa nilai merupakan penggerak
utama dalam kehidupan kita. Nilai memberikan kita arah
dan gerak untuk bertindak. Singkatnya nilai tidak hanya
sesuatu yang kita percayai saja ! Nilai adalah kenyataan
yang kita pilih dan kemudian kita tuangkan dalam
tindakan kita.

4. Kebebasan Sebagai Sayap Kehidupan


Kerap kali kebebasan disamakan dengan tanpa beban,
tanpa tanggung jawab, tidak tergantung pada siapa-siapa.
Kebebasan sejati sebaliknya, justru terletak pada sikap-sikap
menerima dengan gembira bahwa kita adalah mahluk sosial
dengan segala keistimewann dan batas-batas atau ikatan
tanggung jawab yang merupakan akibat dari hidup
bermasyarakat. Kendati merupakan anugerah paling ajaib,
kebebasan itu juga merupakan suatu seni paling sulit yang
harus dipelajari seumur hidup.
Kebebasan bukanlah suatu kemampuan untuk
menjalankan apa yang kita inginkan. Kebebasan merupakan
kekuatan untuk melakukan yang harus kita lakukan.
…………… Dalam Cinta Kasih. Kebebasan manusia harus
mempunyai batas-batasnya. Di mana tidak ada batas-batas,
maka tidak dapat ada kebebasan. Kebebasan tanpa batas
segera menjadi berbahaya dan tak berarti.
Ada berbagai macam kebebasan : Kebebasan Sosial
adalah kebebasan untuk memilih, kebebasan untuk menyatakan
pendapat. Kebebasan Bathin / ROH adalah kebebasan yang
jauh lebih dalam dari pada kemampuan untuk berbuat menurut
kesukaan hati. Kita semua “mempunyai” anugerah istimewa
yakni kemampuan untuk mengetahui orang-orang yang
kebebasan sosialnya hanya kecil sekali, tetapi mereka bebas
dalam diri mereka sendiri.
Kebebasan bathin berarti bersikap lepas bebas dari
segala ciptaan yang berarti menjadi pribadinya sendiri dan
menolak segala kekuasaan, cengkeraman kawanan dan
barang-barang lain. Kebebasan bathin memapukan orang
untuk membedakan mana yang baik dan yang jahat, untuk
mengejar kebaikan apa pun korbannya. Mereka yang bebas
dalam bathinnya adalah “mereka yang selalu mengingatkan
dirinya bahwa kebebasan yang diperjuangkan di luar dirinya, di
dalam segala situasi hidupnya, membantu dia untuk menjadi bebas
dalam bathinnya sendiri.”
Kebebasan adalah sayap kehidupan yang senantiasa
harus dicari. Kita belajar dari orang-orang dewasa yang
benar-benar bebas, yakni yang mempunyai sikap lepas bebas
sehingga memungkinkan mereka dapat menilai dan
menerima segala unsur kehidupan yang baik tanpa
diperbudak olehnya.
Kebebasan tidak terjadi dengan sendirinya, kita harus
memilih untuk membuatnya terjadi. Kita harus terus menerus
mendengarkan kedaan hati kita dan perasaan dunia bathin
kita. Jika tidak, kita tetap akan terkukung oleh cara-cara yang
tidak dapat kita kenal.
Ancaman-ancaman Kebebasan :
a. Tirani atau kekuasaan kelompok sebaya
Tekanan kelompok sebaya tetap merupakan ancaman
terhadap kebebasan selama kita masih hidup. Keinginan
untuk disenangi, untuk ikut ke dalam kelompok kuat
ataupun untuk menarik perhatian dengan berpenampilan
lain berpengaruh kuat pada keputusan-keputusan yang
kita ambil.
b. Kepalsuan-kepalsuan budaya yang berpaham
konsumerisme
Jika kita mau tumbuh dan berkembang sebagai orang
bebas, kita harus memupuk dan menyuburkan rasa benci
yang bernalar terhadap kepalsuan-kepalsuan budaya kita.
Kita bisa memperhatikan tempat duduk yang ada di
restoran yang cepat terkenal. Kursinya amat keras.
Mengapa demikia ? sebabnya ialah bahwa system restoran
itu mencoba dan berusaha menculik diri dan hati kita agar
kita selalu bergerak tak enak. Ini menekankan bahwa
masyarakat berpaham konsumerisme senantiasa
mengusahakan agar kita berada di air dangkal, agar hidup
kita dangkal, agar kita tidak duduk diam dan berpikir
serta merenung, agar tidak ada waktu untuk hidup
mendalam.
c. Narkoba
Dari antara kecanduan yang dapat mengikis kebebasan
bathin kita, yang paling mengancam adalah
penyalahgunaan narkoba. Narkoba membuat jiwa dan
jamani kita tergantung padanya. Bilamana kita
menggunakannya dengan maksud untuk menghindarkan
diri dari kenyataan dan menyangkal tanggung jawab yang
kita hadapi, kita sudah mulai berbohong kepada diri kita
sendiri. Oleh karena itu, sudah waktunyalah
menghentikan penggunaan narkoba.

5. Menyadari Peran dan Tanggung Jawab : Kristalisasi Pilihan


dan panggilan Hidup
Peran dan tanggung jawab dalam hidup tetap akan ada
dalam setiap periode hidup manusia. Peran dan tanggung
jawab menunjukkan bahwa hidup manusia senantiasa
diwarnai oleh pemikiran dan harapan akan hidup dan masa
depannya. Dalam setiap periode kehidupan manusia itu
terdapat berbagai macam tugas dan tanggung jawab yang
kiranya perlu mendapat perhatian dan penekanan dari setiap
manusia. Dari sekian banyak tugas dan tanggung jawab
tersebut kiranya perlulah menentukan pilihan dari tugas serta
tanggung jawab tersebut. Penyatuan pilihan dari berbagai
kemungkinan tersebut kiranya turut juga mempengaruhi
panggilan hidup manusia.
Dalam proses penyatuan ini ada beberapa sikap dan
tingkah laku tertentu yang perlu kita perhatikan, yaitu :
a. Kesadaran akan perlunya mengadakan penyatuan :
awareness of the need to crystallize.
Kalau kita dapat menyadari pentingnya penyatuan
tugas dan tanggung jawab, maka proses penyatuan
itu akan diperlancar dan dipermudah. Kesadaran
ini berkembang berkat interaksi kita dengan orang
tua, guru, pendamping, dan lain-lain. Orang-orang
itu dapat mengajukan pertanyaan kepada kita
tentang masa depan kita yang juga adalah tugas
dan tanggung jawab kita. Pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dalam diri kita mendorong kita untuk
mendiskusikan dan menggali kemungkinan-
kemungkinan panggilan hidup mereka.
b. Penggunaan sumber-sumber : use of resources
Penggunaan sumber-sumber menyangkut tindakan
nyata-nyata kita lakukan. Kita dapat dan mungkin
saja mempunyai perkerjaan, tugas dan tanggung
jawab yang tidak penuh. Dengan demikian
wawancara dengan orang yang lebih dewasa dan
juga dapat dengan membaca buku akan membantu
menemukan sumber-sumber bermakna dalam diri
kita.
c. Kesadaran akan berbagai factor untuk dipikirkan :
awareness of factor to consider
Dengan sadar dan tahu, kita dapat meneliti situasi
dan diri kita sendiri. Pemahaman diri seperti
pengertian kita tentang kemampuan intelektual dan
berbagai minat , bakat dan kemampuan kita, akan
memacu memacu kita untuk setia dan taat pada
tugas dan tunggung jawab kita.
d. Kesadaran mengenai ketidakpastian yang mungkin
mempengaruhi tujuan. Awareness of contingencies
that may effects goals.
Pada waktu kita semakin menyadari ketidakpastian
dalam berbagai macam kekaburan tugas dan
tanggung jawab hidup kita, maka sama saja kita
akan memperkuat pilihan tugas dan tanggung
jawab yang satu dan mencoba mengesampingkan
yang lain.
e. Pembedaan minat dan nilai : Direction of interests
and values
Pada waktu kita lambat laun menjadi sadar akan
tugas dan tanggung jawab yang cenderung
mengarah ke satu profesi khusus dan
menyingkirkan yang lain, maka tersedialah dasar-
dasar untuk membuat beberapa jenis keputusan
dan tindakan.
f. Kesadaran akan eratnya hubungan antara masa
sekarang dan masa depan : awareness of present-
future relationships.
Kesadaran itu terjadi pada waktu kita menyadari
bahwa tindakan pada tugas dan tanggung jawab
sekarang ini akan mempengaruhi tugas dan
tanggung jawab di masa depan.
g. Perumusan pilihan umum : consistency of preference.
Konsistensi pilihan pada tugas dan tanggung jawab
tertentu tampak, bila kita menunjukkan usaha-
usaha yang konkret untuk semakin memurnikan
dan menyempurnakan tugas dan tanggugn jawab
itu dengan mengambil rangkaian kursus-kursus
pilihan atau kita mengemukakan bahwa kita
tertarik pada hal tertentu untuk jangka waktu
tertentu.

Setelah memperhatikan sikap dan tingkah laku tertentu di


atas, maka dalam pelaksanaannya, perlulah memikirkan tiga hal :
1. Kesadaran akan perlunya melaksanakan pilihan.
Kesadaran ini akan tampak dalam tindakan-tindakan kita.
Misalnya mereka masuk sebuah sekolah. Bukti-bukti
tentang adanya kebutuhan ini muncul pada waktu mereka
merumuskan dengan kata-kata kebutuhan mereka untuk
bersekolah dengan tugas dan tanggung jawab belajar
dengan tekun lalu lulus ujian tertentu dan berusaha
dalam hidup.
2. Perencanaan untuk melaksanakan pilihan.
Rencana ini terjadi ketika kita secara serius menentukan
cara-cara dan sarana untuk melaksanakan pilihan tugas
dan tanggung jawab kita. Hal ini dapat tampak dalam
percakapan dengan teman, guru, orang tua. Dan juga
tampak dari tindakan nyata untuk merencanakan,
merumuskan tujuan atau merumuskan gagasan tentang
berbagai pilihan hidup kita.
3. Pelaksanaan pilihan.
Pelaksanaan pilihan ini tampak pada waktu kita mulai
bertindak nyata, seperti ikut program latihan khusus serta
mengadakan hubungan-hubungan dengan orang lain yang
perlu demi memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi.

PERGAULAN ANAK MUDA

PERSAHABATAN DALAM PERGAULAN


Dalam persahabatan, bukanlah urusan saya untuk
,mengubah cara atau sikap sahabat saya. Saya hanya perlu
menyesuaikan HARAPAN SAYA dar persahabatan ini. Saya
harus lebih menerima. Ia adalah orang yang menyenangkan
untuk berteman, pandai berbicara, ramah dan punya minat
dalam segala hal, mulai dari sepeda motor dan aquarium,
sampai fotografi dan atap genteng. Jika dan kapanpun ia
datang, bersamanya adalah keberuntungan. Dengan
mengubah harapan saya akan perilakunya, pergaulan kami
akanlebih santai dan pertengkaran pun berkurang.
Setiap persahabatan dalam pergaulan dengan orang
lain adalah berbeda. Anda tidak dapat mengharapkan
hubungan sama dengan atasan anda sebagaimana dengan
teman sepermainan anda. Anda tidak mungkin bergaul
dengan guru, Orang tua, orang-orang yang sudah “tua” seerat
dengan teman akrab kalian.
Manusia memiliki nilai-nilai, pengalaman-pengalaman,
kedudukan-kedudukan yang berbeda-beda yang tentunya
akan mempengaruhi persahabatan. Dan yang kita inginkan
dalam persahabatan bukanlah yang diinginkan oleh teman
kita. Anda bisa jujur pada teman, Anda dapat bergantung
pada teman yang dapat anda andalkan. Semuanya benar.
Tetapi selalu ada keterbatasan-keterbatasan dari
persahabatan tersebut.
Keterbatasan-keterbatasan dalam persahabatan tersebut
adalah :
 MEMANFAATKAN TEMAN
Maria bisa saja teman baik anda, tapi jangan
bayangkan bahwa anda dapat meminjam uang
darinya setiap hari kedua dalam tiap minggunya.
Akhirnya Maria akan memutuskan ia telah
dimanfaatkan sebagai bank dan ia akan menutup
persahabatan dengan anda.
Manusia memang kadang-kadang suka menolong,
tetapi mereka benci utnuk DIMANFAATKAN.
Persahabatan dan bantuan adalah jalanan dua arah.
Anda perlu mengawasi alur jalannya.
 MENELANTARKAN TEMAN
Mnejadi teman dekat bukan alas an untuk kasar
pada mereka. Marthin berkata, “Kalau saya tidak
dapat kasar pada teman karib saya, siapa lagi?”
Wah, Martin, bukan berarti karena ia adalah teman
akrabmu , ia tidak mempunyai perasaan. Johny
mengatakan, “ Tentu saja saya bisa bercanda
tentang hidungnya yang pesek, Dia khan teman
akrab saya sejak kecil.” SALAH !!!!.
Setiap manusia masing-masing memiliki ego yang
sensitive. Pergaulan memerlukan kepekaan dan tenggang
rasa. Keakraban itu indah dan baik, tetapi berhati-hatilah,
waspadalah terhadap pelanggaran dalam pergaulan. Saya
bisa saja jadi teman dalam pergaulan dengan anda, tetapi bila
saya terus menerus mengejek penampilan anda dan
mempertanyakan kepandaian anda, segera anda akan
mencari teman yang lain. Tidak peduli seberapa eratnya
suatu persahabatan dalam pergaulan, selalu diperlukan
tempat untuk tenggang rasa, waspada, dan membatasi diri.

YANG DIBUTUHKAN DALAM PERGAULAN


 Milikilah diri anda sendiri.
Tuntunlah hidup anda sendiri, dan biarkanlah orang-
orang lain menuntun diri mereka sendiri. Menuntun diri
sendiri berarti menjalani hidup tidak berdasarkan rekasi
orang lain. Kita membiarkan diri kita didikte oleh orang
lain justru karena kita bereaksi secara berlebihan dengan
opini mereka tentang diri kita, karena terlalu gembira
mendengar persetujuan mereka, dan amat sedih jika
mendengar penolakan mereka.
Jika kita menganut paham. “Hidup ini adalah sebuah
kontes popularitas:siapa yang paling banyak disenangi,
akan berpengaruh negative karena membiarkan orang lain
menentukan bagaimana anda merasakan sesuatu dan
bahkan bagaimana anda harus melakukan sesuatu.
Jika anda membiarkan diri didikte oleh orang lain
entah lewat sikap dan kebiasaan mereka, yakinlah
kebahagiaan anda sebenarnya berada di luar control diri
anda sendiri. Mengapa ? Karena kebahagiaan itu tidak
tergantung pada pendapat, kehendak, maupun pilihan
anda sendiri.

 Sadarilah kewajiban moral terhadap diri sendiri.


Kita semua mempunyai kewajiban moral terhadap
keluarga, teman-teman dan masyarakat sekitar. Akan
tetapi, yang terpenting adalah kewajiban moral terhadap
diri sendiri. Demi kedamaian pikiran dan kepuasaan hati,
kita harus melaksanakan kewajiban moral terhadap diri
kita sendiri untuk melakukan sesuatu. Kita perlu merasa
berutang budi pada direi sendiri, sehingga perbuatan-
perbuatan yang kurang bermoral dapat kita hindari untuk
diri kita sendiri.

 Menghargai orang lain


berusaha mencintai diri dan bertanggung jawab pada diri
sendiri bukan berarti kita acuh tak acuh pada orang lain.
Orang lain dalam pergaulan juga butuh untuk dihargai.
Penghargaan pada orang lain ini, dapat terwujud dalam
sikap-sikap :
 Mendengarkan
Mendengarkan menujukkan bahwa anda
menghormati orang lain. Seseorang akan merasa
dirinya penting bila didengarkan .
 Empati
Biarkan orang lain tahu bahwa anda dapat
menghargai napa yang ia rasakan dan lakukan.
…..”kamu boleh merasa jengkel pada saat kamu
meminta saya membantu, dan saya menolak. Tapi
sebenarnya bukan saya tidak peduli.”

 Menghormati
Menghormati lebih berarti memberikan waktu dan
kesempatan bagi orang lain untuk berkembang,
bukan sebaliknya jadi penghalang perkembangan
mereka.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIWASPADAI


DALAM PERGAULAN
1. Budaya Pop Kaum Muda
 Seturut dengan berkembangnya zaman, berkembang
pula budaya-budaya tambahan yang hadir dalam diri
orang muda. Banyak hal yang dulu tidak ada sekarang
ada dan sudah menjadi kebiasaan tertentu kaum muda
untuk mencoba dan mengalaminya.Mengambil
kebiasaan-kebiasaan baru yang sebenarnya tidak
seturut dengan jiwa dan kepribadian kita. Keasyika-
keasyikan tertentu hadir yang merupakan level tertentu
dari kemalasan. Hadirlah dalam kehidupan kaum
muda, gemerlap pesta anak muda, Palystation maniak,
Musik yang katanya mengusung gaya hidup,
pornografi, Kekerasan ala smack down,
 Budaya pop seperti itu memang ada dalam kehidupan
kaum muda, tetapi budaya itu jangan sampai
membawa orang muda terlena pada kegemerlapannya.
Nilai dululah budaya mana nyang memang baik dan
budaya mana yang kurang baik. Kalau memang tidak
baik kenapa harus takut menolak hanya dengan karena
alas an takut dicap ketinggalan zaman. Lebih baik
dicap ketinggalan zaman dari pada hanyut terbawa
perkembangan zaman.

2. Tren Perilaku Kaum Muda


 Kita memang perlu menyadari dalam diri kita sebagai
orang muda senantiasa mau dan ingin bergerak
dinamis. Gejolak-gejolak hati muda kita membuat
orang muda sering membenarkan sebuah perilaku yang
justru menunjukkan tidak bertanggungngjawabnya
secara moral pada diri sendiri. Maka, hadirlah di tengah
kehidupan orang muda tern-tren perilaku : Narkoba,
generasi “preman”, Kembang jalanan, Aborsi, Gay dan
lesbian, Play-boy dan play girl, pacaran ala sinchan,
remaja funky atau remaja gaul.
 Tren-tern perilaku itu memang kadang menunjukkan
betapa gaulnya seorang anak muda. Semakin banyak ia
memiliki perilaku yang dianggap trendy oleh teman-
temannya semakin ia merasa bangga dan semakin
merasa diri sebagai anak gaul. Sebagai orang muda kita
memang perlu bergaul, kita boleh-boleh saja gaul dalam
kehidupan muda kita. Tetapi gaul tidak sama dengan
bebas berbuat.gaul tidak berarti latah ikut-ikutan apa
yang yang lagi ngetrend.
 Kita boleh saja gaul dalam arti mengetahi berbagai tern
perilaku yang ada, tetapi tentu bukan harus menjadi
pelakunya. Diri yang dikatakan gaul adalah diri yang
tahu dan sadar bahwa trend perilaku yang ada tidak
dipaksakan pada diri sendiri. Gaul tidak berate menjadi
bebek, ikut dan mengekor saja tanpa piker yang
matang dan bijaksana.

3. ORANG MUDA DAN ORANG TUA


 Orang muda sering merasa diri lebih banyak tahu
berbagai macam hal mengenai kehidupan dari pada
orang tua. Orang tua sering dipandang sebagai orang
yang hidup pada masa lampau dan tidak tahu
perkembangan zaman. Sehingga tidak mengherankan
dalam dunia remaja, sering kali terjadi pertentangan
antara orang muda dan orang yang lebih tua.
 Tapi dibalik pandangan bahwa mereka tidak berada
dalam zaman kita, kita perlu menyadari bahwa mereka
lebih dahulu mengenyam asam garam kehidupan, pahit
manisnya kehidupan, Yakinlah bahwa apa yang
dikatakan atau yang dianjurkan itu adalah hasil
pembelajaran mereka terhadap kehidupan yang telah
mereka alami.

Anda mungkin juga menyukai