Kelas : AKP A8
KELOMPOK 10
Disusun Oleh :
1). Fellia Monica (NIM 3022161027)
2). Salwa Nurhasna (NIM 3022161039)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1Latar Belakang.................................................................................1
2.1Rumusan Masalah............................................................................2
BAB LANDASAN TEORI...........................................................................3
2.1 Pengertian Siklus Produksi.............................................................3
2.2 Hubungan antara Siklus Produksi dengan sistem lainnya..............3
2.3 Peran SIA dalam Siklus Produksi...................................................4
2.4 Tujuan Siklus Produksi..................................................................4
2.5 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Produksi......................5
2.6 Aktivitas Dalam Siklus Produksi...................................................7
BAB 4 PENUTUP........................................................................................15
4.1 Kesimpulan........................................................................................15
4.2 Saran..................................................................................................15
DAFTAR REFERENSI..............................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi dunia bisnis saat ini menjadikan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan,
oleh karena itu perusahaan perlu memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki.
Perusahaan Drop Dead merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi T-Shirt
yang bertemakan gambar-gambar kekinian yang diminati oleh anak-anak muda..
Peningkatan permintaan pasar untuk pakaian (Fashion) di Indonesia dan sejalan dengan
meningkatnya produksi dibidang pakaian (Fashion) membuat banyak perusahaan lebih
berkreasi dan berinovasi, agar dapat bersaing dengan produk asing yang sudah ramai di
Pasar Indonesia. Mengingat pakaian merupakan kebutuhan primer (sandang) yang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup selain makanan (pangan) dan rumah (papan).
Dewasa ini teknologi komunikasi dan informasi terus menerus berkembang dan
mempengaruhi bagaimana perusahaan dalam mengendalikan, mengelola, dan
mengembangkan bisnis yang mereka miliki. Teknologi ini dapat menjadi penentu
kemenangan dalam persaingan bagi yang memilikinya dan dapat menjadi kekalahan bagi
yang tidak memiliki ataupun memiliki namun tidak secara baik dikelola. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai informasi telah meningkat melalui perkembangan pemanfaatan
informasi dan bagaimana informasi tersebut dihasilkan yang berarti bahwa sistem
informasi memegang peranan penting dalam menghasilkan informasi secara cepat, efektif,
dan dan efisien.
Salah satu bentuk informasi yang memegang peranan penting adalah informasi akuntansi
dimana informasi akuntansi dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki oleh perusahaan.
Peningkatan tersebut dalam penelitian ini lebih berfokus pada kegunaan informasi
akuntansi dalam pengambilan keputusan, dimana dengan adanya informasi tersebut
pembuat keputusan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengurangi biaya atau
mengalokasikan biaya dengan lebih tepat. Pentingnya peranan informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem
akuntansi yang sophisticated dan sesuai dengan kebutuhan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) lebih khususnya SIA yang menangani akuntansi biaya
merupakan mata dan telinga bagi pengambil keputusan untuk melihat proses maupun
siklus akuntansi di perusahaan. Sistem inilah yang akan merekam data dari sistem
operasional yang diklasifikasikan ke dalam siklus atau jenis transaksi.
Hal ini berdampak bahwa output yang disajikan oleh SIA yang baik dan sejalan dengan itu
keputusan yang tepat akan membantu perusahaan untuk menekan dan mengatur biaya
dengan efektif.
1.2 Rumusan Permasalahan
Pentingnya SIA sebagai sistem informasi dasar dalam sebuah perusahaan mendorong
penulis untuk menyoroti penerapan sistem informasi akuntasi yang ada pada Perusahaan
Drop Dead. Tanpa SIA siklus produksi yang mumpuni perusahaan tidak akan bertahan di
tengah derasnya persaingan usaha di dalam industri tempat perusahan membuka bisnisnya.
Oleh karena itu penulis merasa tertantang untuk mengetahui bagaimana proses-proses yang
terdapat dalam Siklus Informasi Akuntansi Siklus Produksi yang dimiliki oleh perusahaan,
dan bagaimana kelebihan maupun kekurangan dari sistem tersebut.
BAB 2
LANDASAN TEORI
1) DESAIN PRODUK
Tahap pertama dalam siklus produksi adalah merancang sebuah produk. Kegiatan ini
mempunyai tujuan yaitu untuk merancang sebuah produk yang memenuhi kebutuhan
pelanggan dari segi kualitas, daya tahan dan fungsionalitas sementara secara simultan
meminimalkan biaya produksi . Antara tujuan-tujuan tersebut seringkali berbenturan satu
sama lain. Sehingga aktivitas ini menjadi suatu hal yang rumit dan perlu mendapat
perhatian khusus.
Ada beberapa dokumen yang dihasilkan dari kegiatan ini, diantaranya adalah :
Peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80 persen biaya produk
ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat memberikan informasi yang
menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini
produk-produk yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah komponen bersama yang
digunakan dalam masing-masing produk. Dengan memberikan data mengenai biaya
perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk
mendesain produk yang lebih baik.
3) OPERASI PRODUKSI
Tahap ketiga dalam siklus produksi adalah proses pembuatan produk. Aktivitas
yang terkait dalam proses produksi ini beragam, tergantung pada tingkat kerumitan
suatu produk yang dihasilkan dan penggunaaan teknologi dalam memproses produk
tersebut. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam proses produksi seperti robot
dan mesin yang dikendalikan oleh komputer mempunyai istilah computer
integrated manufacturing (CIM). Adapun data yang dibutuhkan dalam operasi
produksi:
Bahan baku yang digunakan
Jam tenaga kerja yang digunakan
Operasi mesin yang dilakukan
Biaya Overhead produksi
Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk
membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang
dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah. Sebaliknya,
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung
biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau jasa yang
hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan mudah
diidentifikasi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode
pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan akumulasi dan mengenai empat
jenis biaya:
a) Bahan Baku
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi.
Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik,
dan peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva tetap harus diberi kode garis
untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap.
Informasi minimum yang seharusnya dijaga mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi, Biaya, Tanggal perolehan, Nama dan alamat
pemasok,Umur yg diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan, Metode penyusutan, Beban
penyusutan ke tanggal, Perbaikan dan Kinerja service pemeliharaan.
1) Product Design
Kegiatan pertama yang dikerjakan pada siklus produksi di perusahaan Drop Dead
adalah berawal dari ide pemilik yaitu Oliver Sky sendiri yang membuat scetch atau
gambaran kasar desain kaos yang diinginkan, kemudian desain tersebut akan
disempurnakan oleh bagian desain dengan menggunakan aplikasi di komputer.
Bagian desain akan menggambar desain kaos sesuai dengan permintaan dari
pemilik dan apabila pemilik setuju dengan desain yang telah dibuat, maka desain
tersebut akan diproses pada tahap selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah mock ups,
pada tahapan ini gambar yang telah dibuat oleh bagian desain akan dipadukan
dengan warna dasar dari t-shirt. Misalnya gambar rusa akan dipadukan dengan
dasar baju berwarna hitam putih. Hasil dari mock ups tersebut akan menghasilkan
dokumen berupa dokumen yang digunakan pada kegiatan ini adalah :
a) Bill of Materials : Dokumen ini berisikan tentang bahan dari kaos yang
harus digunakan, sablon untuk kaos itu sendiri, kuantitas kaos yang akan
diproduksi.
b) Operations list : Dokumen ini berisikan tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk memproduksi kaos drop dead.
3) Production Operations
Setelah pabrik kaos/garment di China menerima desain dari Drop Dead langkah
berikutnya adalah pembuatan kaos. Pembuatan kaos sendiri dilakukan dengan
beberapa tahapan diantaranya :
a) Bagian pemotongan bahan akan memotong terlebih dahulu bahan kaos
sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam material requisition. Hal
tersebut dilakukan agar hasil produksi tidak akan mengecewakan khususnya
bagi konsumen.
b) Setelah bahan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, proses
berikutnya adalah sablon, sablon adalah pencetakan gambar diatas media
bahan kaos.
c) Proses berikutnya setelah sablon selesai dilaksanakan adalah menjahit.
d) Proses terakhir adalah packing, proses ini dilakukan dengan melipat kaos
yang sudah dijahit kemudian dilipat dan dimasukkan ke dalam plastik untuk
dikirimkan kembali ke kantor pusat Drop Dead.
Perusahaan Droap Dead masih menggunakan tenaga manual dalam melakukan
produksinya. Hal ini dikarenakan jumlah yang diproduksi bukanlah produk
masal.
Kegiatan operasi produksi untuk satu desain kaos dilakukan dengan cara
memproduksi satu kaos terlebih dahulu sebagai contoh dan akan dikirimkan
kepada kantor pusat Drop Dead bersamaan dengan kaos-kaos yang telah
diproduksi masal sebelumnya atau atas permintaan sebelumnya. Apabila contoh
kaos telah disetujui oleh pihak Drop Dead maka, pihak Drop Dead akan
memberikan konfirmasi kepada pabrik dan meminta agar desain kaos tersebut
diproduksi sesuai dengan permintaan awal.
Kemudian pihak pabrik akan memproduksi kaos sesuai dengan jumlah yang
diinginkan oleh pihak Drop Dead. Kaos yang sudah selesai akan dikirimkan dan
setelah diterima oleh pihak Drop Dead, bagian gudang akan menimpannya di
gudang.
4) Cost Accounting
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Cara yang
dilakukan oleh perusahaan ini adalah dengan menggunakan process costing, karena
sistem biaya dihitung berdasarkan proses dari pembuatan kaos itu sendiri. Biaya
akan dihitung dari bagian desain, bagian pemotongan, bagian sablon, bagian jahit,
bagian packing sampai kaos tersebut siap untuk disimpan digudang
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sistem Informasi Akuntansi dalam Siklus Produksi merupakan siklus yang
krusial bagi perusahaan manufaktur. Siklus Produksi adalah siklus yang akan
menentukan apakah produk yang dihasilkan perusahaan akan dapat
menghasilkan profit bagi perusahaan atau akan menimbulkan biaya yang amat
besar. Seringkali perusahaan terlalu berfokus pada salah satu proses dalam
siklus ini, dan mengabaikan proses lainnya, sehingga pada akhirnya membuat
perusahaan mengeluarkan sumber daya dengan sia-sia dan menderita
kerugian.
Aktivitas dari siklus produksi ini terdiri atas desain produk, perencanaan dan
penjadwalan, operasi produk, akuntansi biaya, aktiva tetap harus diberikan
kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan priodik data base
aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik, memberikan
pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai
berikut:
Semua produksi dan peroleha aktiva tetap diotorisasikan dengan baik
Persedian barang dalam proses dan aktiva tetap terjaga
Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat
Siklus produksi dicatat dengan akurat
Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.
4.2 SARAN
Penulis berharap pembaca dapat memahami apa yang telah dipaparkan dalam
makalah ini sehingga dapat memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya
mengenai Sistem Informasi Akutansi dalam siklus produksi dan akutansi
biaya persediaan.
DAFTAR REFERENSI
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351099-TA-Wirabhama
%20Kirana.pdf
https://www.slideshare.net/mobile/wendi_bppk/siamppiwendi-
hapzi-ali-siklus-produksi-dan-sistem-informasi-produksi-
universitas-mercu-buana-2018
https://slideplayer.info/slide/3658367/