Anda di halaman 1dari 9

PENTINNGNYA PENGAPLIKASIAN BERPIKIR KRITIS BAGI

PERAWAT DI IGD
Cut Tari
E-Mail cuttari19@gmail.com
Abstrak
Latar belakang:Dalam perawatan di instalasi gawat (IGD) darurat begitu bervariasi mulai
dari kasus yang sederhana hingga kasus yang kompleks sehingga perawat harus
menyelesaikan serta menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah atau mengambil
keputusan yang dihadapinya dengan cepat dan tepat , untuk itu perawat dituntut untuk dapat
mengaplikasikan cara berpikir kritis dalam bekerja dan mengambil keputusan supaya tercipta
pemberian asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas kepada pasien. Tujuan:untuk
menganalisa serta mengetahui pentingnya pengaplikasian berpikir kritis bagi perawat di unit
instalasi gawat darurat. Metode: Metode yang digunakan oleh penulis adalah Literature
review dimana dilakukan dengan cara menganalisis kajian ,eksplorasi jurnal, membaca text
book,tesis maupun e-book yang relevan dan membahas tentang kemampuan berpikir kritis
bagi perawat.Adapun jurnal yang digunakan pada literature review ini adalah jurnal yang
diterbitkan dari kurun waktu 10 tahun terakhir yang didapatkan dengan menggunakan dua
database Portal Garuda dan Google Scholar dan referensi yang digunakan sebanyak 14.
Kesimpulan: ketika perawat tersebut mengaplikasikan berpikir kritis maka perawat tersebut
tidak hanya memandang suatu masalah dari sudut pandang dirinya saja tapi melalui banyak
sudut pandang lainnya perawat yang mengaplikasikan berpikir kritis berpeluang memberikan
asuhan keperawatan yang lebih baik,karna dalam mengambil keputusan perawat tersebut lebih
tepat dan cepat .

Kata Kunci: Bepikir Kritis, Perawat,Instlasi Gawat Darurat.

Abstract
Background: In emergency department (ER) treatment varies from simple cases to complex
cases nurses must solve and find solutions to solve problems or make decisions they face
quickly and correctly, for that nurses are required to be able to use apply how to think critically
at work and make decisions asking for good and quality nursing assistance for patients.
Purposes: to analyze and think about the importance of the application for the emergency
department. Methods: The method used by the author is Literature Review which is done by
analyzing, exploring journals, reading textbooks, as well as relevant e-books and discussing
critical thinking skills for nurses. As for the journals used in this literature review are published
journals. by the past 10 years obtained using the two portal garuda databases and Google
Scholar and references that are used are 14. Conclusion: the compilation of nurses who have
applied criticism then the nurse does not only consider the problem from the point of view only
other views nurses who apply critical thinking has the opportunity to provide better nursing
care, because nurses make decisions more precisely and quickly.

Keywords: Critical Thinking, Nurse, Emergency Room.


PENDAHULUAN digunakan ketika menyelesaikan
masalah keperawatan
Latar Belakang (BambangSudono,dkk,2017).

Bagi perawat yang bekerja di Berpikir kritis dalam


rumah sakit khususnya yang bekerja di pengaplikasian didasarkan pada
IGD berpikir kritis pada saat pengetahuan , pengalaman ,
mengambil keputusan sangatlah kompetensi berpikir kritis, sikap ,dan
penting. Berpikir kritis dalam standar ketika seorang perawat sudah
keperawatan merupakan keterampilan berhasil mengaplikasikan pola berpikir
bagaimana seorang perawat kritis maka perawat tersebut sudah
mengambil keputusan dengan cara dipastikan memiliki pendekatan yang
tidak memandang satu permsalahan itu adil ,beralasan,dan inovatif terhadap
hanya dengan satu sudut pandangnya pertimbangan yang telah diambilnya.
saja,namu memandang suatu
Seorang perawat Kualitas
permasalahan tersebut dengan rasional
pelayanan keperawatannya tidak bisa
untuk memecahkan masalah tersebut.
terlepas dari peran klasifikasi pasien
Sebagai perawat berpikir kritis diruang rawat inap, karena dengan
adalah sesuatu yang sangat penting klasifikasi tersebut pasien merasa
dilakukan oleh perawat sebelum lebih dihargai sesuai haknya dan dapat
mengambil keputusan dalam asuhan diketahui bagaimana kondisi dan
keperawatan. Asuhan keperawatan beban kerja perawat di masing-masing
merupakan satu metode ilmiah dalam ruang rawatan. Dimana kondisi serta
penyelesaian masalah klien. beban kerja di instalasi gawat darurat
Kemampuan perawat mengidentifikasi (IGD) perlu diketahui agar dapat
masalah klien dan memilih solusi ditentukan kebutuhan kuantitas dan
intervensi yang tepat tidak lepas dari kualitas tenaga perawat yang
kemampuan perawat berpikir diperlukan dalam ruang IGD sehingga
kritis,yaitu kemampuan perawat tidak akan terjadi beban kerja yang
menggali alasan berdasarkan evidence tidak sesuai yang akhirnya
base dari setiap problem dan solusi menyebabkan perawat mengalami
yang teridentifikasi. Kemampuan stres kerja.Maka dari itu bagi perawat
berpikir kritis dan disposisinya dapat
yang bekerja di IGD sangat diperlukan terakhir didapatkan dengan
menyelesaikan masalah dengan cara menggunakan 2 database Portal
berpikir kritis . Garuda dan Google Scholar dengan
memasukkan kata kunci ”
Kondisi kerja berupa situasi
Kemampuan Berpikir Kritis”,
kerja yang mencakup fasilitas,
“Perawat IGD”, “Berpikir Kritis ”.
peraturan yang diterapkan, hubungan
Artikel yang digunakan minimal
sosial kerjasama antar petugas yang
menggunakan 14 referensi .
dapat mengakibatkan ketidak
Hasil Penelitian
nyamanan bagi pekerja. Demikian
Berdasarkan hasil pencarian
juga dengan beban kerja baik secara
literatur didapatkan pentingnya
kuantitas dimana tugas-tugas yang
pengaplikasian berpikir kritis bagi
harus dikerjakan terlalu banyak/sedikit
perawat di IGD.
maupun secara kualitas dimana tugas
Dalam literature review tersebut
yang harus dikerjakan membutuhkan
penelitian ini mendapatkan hasil
keahliahan.Ketika kita berpikir kritis
bahwa untuk meningkatkan
maka kita akan memandang suatu
kemampuan berpikir kritis bagi
masalah tersebut tidak hanya dari
perawat yang berada di IGD dapat
sudut pandang kita saja melainkan dari
dilakukan dengan metode
sudut pandang lingkungan maupun
menganalisis maupun mengeksplorasi
rekan-rekan kerja yang lainnya.
referensi yang telah disesuaikan
Metode Penelitian dengan pengkajian.Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa Kemampuan
Metode yang digunakan oleh
berpikir kritis dipengaruhi oleh
penulis adalah Literature review
berbagai faktor.Antara lain faktor-
dengan cara menganalisis , kajian dan
faktor yang mempengaruhi
eksplorasi jurnal, text book, maupun e-
kemampuan berpikir kritis adalah
book yang relevan dan membahas
kondisi fisik, keyakinan diri /
tentang kemampuan berpikir kritis
motivasi, kecemasan, kebiasaan dan
bagi perawat.
rutinitas, perkembangan intelektual,
Adapun jurnal yang digunakan pada
konsistensi, perasaan atau emosi, dan
literature review ini adalah jurnal yang
pengalaman (mulyaningsih,2009).
diterbitkan dari kurun waktu 10 tahun
peningkatan kualitas asuhan
Dalam berpikir kritis keperawatan.
komunikasi merupakan suatu proses
Proses berpikir kritis akan
karena melalui komunikasi seseorang
meningkatkan kemampuan perawat
menyampaikan dan mendapatkan
yang bekerja di IGD untuk
respon. Bagi perawat yang bekerja di
mengidentifikasi indikator-indikator
IGD keterampilan ini adalah sebuah
klinis, mengkaji signifikansinya dan
keterampilan mutlak yang harus
mendiskusikan area-area yang harus
dimiliki, karena dengan komunikasi
dikembangkan dengan rekan medis
seorang perawat dapat melaksanakan
lainnya untuk mendapatkan hasil dari
asuhan keperawatan secara profesional
permasalahan tersebut. Berpikir kritis
dalam mengimplementasikan berpikir
dalam keperawatan merupakan
kritisnya ,karna dengan begitu perawat
komponen yang sangat penting dari
dapat mengumpulkan data pengkajian,
akuntabilitas professional dan salah
mengumpulkan data fokus untuk
satu penentu kualitas asuhan
menegakkan diagnosa keperawatan
keperawatan. Perawat yang memiliki
serta dengan komunikasi akan
kemampuan berpikir kritis akan
memperlancar semua tindakan
menunjukkan sikap percaya diri,
keperawatan yang direncanakan
berpandangan konseptual, kreatif,
sampai ke proses pemberian
fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran
pendidikan kesehatan pada pasien.
terbuka, tekun dan reflektif ,dimana
PEMBAHASAN perawat IGD yang dituntut supaya
dapat bekerja cepat dan tepat akan
Kemampuan perawat dalam
sangat membantu menolong pasien
berpikir kritis dapat memberikan
jika mereka melakukan berpikir secara
pandangan yang luas karena tidak
kritis .
memandang suatu permasalah dengan
satu sudut pandang saja dan Rata-rata tenaga keperawatan

kemampuan perawat dalam berpikir yang bekerja di IGD telah meiniliki

kritis juga menjadi solusi kreatif yang pengalaman yang cukup dalam

dibutuhkan untuk keberhasilan melaksanakan tugas dan pekerjaan,


sehingga diharapkan para perawat
yang bekerja di IGD dapat Penelitian menunjukkan bahwa
meningkatkan kualitas pelayanan serta tidak terdapat hubungan yang
memberikan asuhan keperawatan signifikan antara motivasi dengan
kepada pasien secara profesional. kemampuan berpikir kritis perawat .
Lama bertugas atau masa kerja Hal ini menunjukkan bahwa ternyata
menggambarkan pengalaman motivasi saja tidak cukup secara
seseorang dalam menguasai bidang bermakna untuk meningkatkan
tugasnya, pada umumnya petugas kemampuan berpikir kritis .
dengan pengalaman kerja yang banyak Berdasarkan data mean pada variabel
tidak memerlukan banyak bimbingan motivasi, maka domain insentif
dibandingkan dengan petugas yang merupakan nilai mean yang paling
pengalaman kerjanya sedikit , jadi rendah. Insentif merupakan indikator
ketika perawat mengaplikasikan yang penting dalam memotivasi
penerapan berpikir kritis di IGD maka seseorang. Hal ini sesuai dengan
jika perawat tersebut adalah perawat pendapat Kopelman yang menyatakan
yang baru ,perawat tersebut tidak bahwa imbalan akan mempengaruhi
hanya memandang cara menyelesaikan seseorang untuk meningkatkan
suatu masalah tersebut hanya dengan motivasi kerjanya yang secara
caranya saja tetapi juga dengan cara langsung dapat meningkatkan
perawat lain yang sudah lama bekerja kinerjanya. Hal yang sama dinyatakan
di IGD tersebut ,sehingga nantinya oleh Musni Riza (2002) yang
akan muncul inovasi inovasi baru hasil menyatakan bahwa salah satu faktor
dari penggabungkan cara pandang dari yang menyebabkan motivasi kerja 102
dua sudut yang berbeda,begitu pula Jurnal Ilmu Keperawatan Indoensia
dengan perawat lama ketika Vol. 10, No. 1, April 2017 perawat
menerapkan cara berpikir kritis ketika berkurang adalah reaward yang tidak
melakukan tindakannya ,perawat ada (Bambang
tersebut tidak akan memandang cara Sudono,dkk,2017).Ternyata
penyelesaian dari sudut pandang pemberian reaward kepada perawat
mereka saja tetapi dari banyak aspek . yang telah berhasil mengerjakan
pekerjaannya dengan baik dapat
Hubungan berpikir kritis dengan
meningkatkan motivasi kerja perawat
motivasi
tersebut sehingga ketika perawat Jumlah kunjungan pasien akan
bekerja dapat melakukan pekerjaan berimbas pada banyaknya kegiatan
tersebut dengan baik . produktif yang harus dikerjakan
perawat, baik kegiatan keperawatan
Hubungan antara banyaknya
langsung berdasarkan klasifikasi
kunjungan pasien di IGD dengan
pasien maupun kegiatan keperawatan
pengaplikasian berpikir kritis
tidak langsung.
Jumlah kunjungan pasien yang
Antara banyaknya kunjungan
datang akan berdampak terhadap
pasien di IGD dengan pengaplikasian
beban kerja yang akan diterima oleh
berpikir kritis memiliki hubungan
masing-masing perawat karena
karena semakin banyak pasien yang
berkaitan dengan jumlah asuhan yang
melakukan kunjungan di IGD maka
harus diberikan oleh perawat terhadap
seorang perawat harus bekerja dengan
masing-masing,maka dari itu
cepat dan tepat maka dari itu
pengaplikasian berpikir kritis sangat
pengambilan tidakan dan
baik untuk di aplikasikan oleh perawat
menyelesaikan masalah dengan cara
ketika mengambil keputusan.
berpikir kritis akan membuat
Gillies (1994) mengungkapkan pengambilan keputusan dan cara
bahwa faktor-faktor yang menyelesaikan masalah menjadi lebih
mempengaruhi beban kerja perawat cepat dan tepat yang nantinya akan
antara lain adalah jumlah klien yang menghasilkan pemberian ASKEP
dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu kepada pasien yang baik dan
unit, kondisi penyakit atau tingkat berkualitas.
ketergantungan klien, rata-rata hari
Perawat melakukan
perawatan klien (AvLOS), pengukuran
pengambilan keputusan ketika
perawatan langsung dan tidak
melakukan setiap tindakan ,sementara
langsung, frekuensi tindakan yang
itu juga perawat melakukan
dibutuhkan, rata-rata waktu
perencanaan pemberian asuhan
keperawatan langsung dan tidak
keperawatan efektifitas dan ketepatan
langsung.
dalam pengambilan keputusan yang
itu dibutuhkan kemampuan untuk
mengumpulkan data dan keterampilan kompleksnya pengambilan keputusan
dalam berpikir kritis. klinis dalam pemberian pelayanan
keperawatan untuk mengatasi masalah
Berpikir kritis dalam pengambilan
pasien dan akan terjadi resiko yang
keputusan
merugikan kondisi pasien jika perawat
Berpikir kritis dalam melakukan keselahan ketika
keperawatan merupakan komponen mengambil keputusan.
yang sangat penting dari akuntabilitas
profesional dan salah satu aspek yang
menentukan kualitas asuhan Kesimpulan dan saran
keperawatan .Perawat yang memiliki Perlunya pengaplikasian berpikir
kemampuan berpikir kritis akan kritis bagi perawat yang bekerja di
menunjukan sikap percaya diri,kreatif IGD dalam mengambil keputusan
dalam menyelesaikan masalah yang cepat dan tepat sehingga dapat
,berpandangan mengurangi resiko yang akan
konseptual,fleksibel,rasa ingin tahu berakibat merugikan pasien. ketika
nya sangat tinggi,cara berpikirnya perawat tersebut mengaplikasikan berpikir
kritis maka perawat tersebut tidak hanya
yang kreatif , dan tekun dalam
memandang suatu masalah dari sudut
berkerja.
pandang,perawat yang mengaplikasikan
Berpikir kritis merupakan suatu berpikir kritis berpeluang memberikan
kompetensi yang harus di miliki asuhan keperawatan yang lebih baik.

perawat terutama perawat yang Saran dari kajian ini


bekerja di IGD karena harus menyarankan pentingnya
melakukan pekerjaan dengan cepat meningkatkan berpikir kritis perawat.
sehingga pengaplikasian berpikir kritis Karena dengan mengaplikasikan
pada perawat di IGD sangat kemampuan berpikir kritis maka akan
diperlukan agar dapat memberikan tepat pula ketika seorang perawat
asuhan keperawatan yang berkualitas. tersebut mengambil keputusan . Selain
itu, upaya yang dapat dilakukan untuk
Berpikir kritis juga menjadi
meningkatkan kemampuan berpikir
suatu yang sangat penting dalam
kritis perawat antara lain dengan
keperawatan akibat semakin
pelatihan dan pendidikan.
Daftar Pustaka Haryanto,Agus.(2014).Hubungan

Fadhilah,Nailatul.Harahal Wirsma Berpikir Kritis dan Waktu

Arif. Lestari, Tanggap perawat Dengan

Yuniar.(2015).Faktor-faktor yang Kualitas Asuhan Keperawatan di

Behubungan Dengan Waktu Instalasi Gawat darurat Rumah

Tanggap Pada Kasus kecelakaan Sakit Islam Surabaya.Fakultas

Lalu Lintas di Instalasi Gawat Kedokteran . Universitas Sebelas

Darurat Umum Pusat Dr.M Maret.Surakarta

Djamil Padang tahun Hendianti,G.N.,Somantri,I.,Yudianto.

2013.4(1).195-201 K.Gambaran Beban Perawat

Fathi,A.,&Simamora,R.H.(2019, Pelaksana Unit Instalasi Gawat

March).Investigating Darurat Rumah Sakit

nurses’coping strategies in their Muhammadiyah Bandung.

workplace as an indicator of 1-14.

quality of nurses’life in Huriah,Titih.(2018). Metode Student

indonesia:a preliminary study.in Center Learning Aplikasi Pada

IOP Conference Series :Earth and Pendidikan Keperawatan.Jakarta

Environmental Science :Penerbit Prenademia Group.

(vol.248,No .1,p.012031).IOP Juliadi.,Enimay.(2011). Hubungan

Publishing. Stres Kerja Terhadap Kinerja

Galerasa,A.V.,Sundari,s.(2019). Perawat di Instalasi Rawap Inap

Penggunaan metode simulalsi (IRNA) RSUD Kota Dumai.1

dalam peningkatan critical (02).77-85.

thinking:Literature Kurniawan,Ardhiles Wahyu.(2018).

Review.5(01).17-25. Hubungan Intensi dengan Prilaku

Haryanti. Aini,F., Purwaningsih, P. Perawat Dalam

(2013). Hubungan Antara Beban Pendokumentasian Asuhan

Kerja Dengan Stres Kerja Keperawatan di Instalasi Gawat

Perawat di Instalasi Gawat Darurat.4(01).169-174

Darurat RSUD kabupaten Kusnanto.(2004).Pengantar Profesi

Semarang.1(01).48-56 dan Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Mulyaningsih.(2013).Peningkatan
Perilaku Caring Melalui
Kemampuan Berpikir Kritis
Perawat.1(2).100-106
Potter,P.A.,&Perry,A.G.(2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
konsep, Proses dan Praktek (edisi
4).Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Puspitaningrum,I.,Hartiti,T. (2017).
Peningkatan Kualitas
ProfesionalMelalui
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan(PKB).Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.
Shalahuddin,Iwan.Yasmin,Ahmad,
Pebrianti,Sandra.(2019).Determin
an Prilaku Petugas Keperawatan
Dalam Penangan Pasien Di
Instalasi Gawat Darurat.5(1).89-
96
Sudono,D.S.,Bambang.,Setya,A.D.,
Darmayanti,N.N.T.,Oktamianti,P.
(2014).Analisis Kompetensi
Perawat Ruang Intensif (Intensive
Care Unit) Rumah Sakit Umum
Tabanan Tahun 2013 .1(01).77-
104 .

Anda mungkin juga menyukai