Di Susun Oleh :
Kelompok VIII
Rahmania R011191111
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tepat waktu. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih pada dosen pengajar khususnya pada mata
kuliah Praktik Keperawatan Komprehensif 1 (PKK 1) yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman
untuk kesempurnaan dari makalah ini, kami sadar masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,
Penyusun
Kelompok 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan
sisanya.. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto danWartonah, 2006). Tubuh memerlukan
makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini
diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap
orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan
lain-lain
Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal,faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia
karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi
nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan
menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari.
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan didalamnya yaitu
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal. Sedangkan organ
asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisi sangat bermanfaat
bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita.
Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk, oleh karena itu kita harus
memperbanyak nutrisi.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui angka kecukupan nutrisi setiap orang
2. Untuk mengetahui prosedur tindakan apa saja yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan Nutrisi dikaitkan dengan Tindakan Keperawatan
3.Memiliki kompetensi kerja dalam memberikan asuhan dan pelayanan
keperawatan dasar, sesuai dengan SOP yang berlaku
BAB II
Pemeriksaan Penunjang;
DO: Lemah
• Terpasang NGT
• TTV TD= 100/50mmhg
N: 82x/i,
RR : 20x/i, S : 36 ºc
BB: 40 kg
TB: 166 cm
IMT : 14,54 (kurus)
3 Konstipasi
DS : - klien mengakan tidak BAB selama 10 hari
terakhir
3. Masalah Keperawatan
1. Nyeri Akut
3. Konstipasi
5. Risiko Infeksi
6. Resiko Jatuh
7. Cemas
8. Resiko decubitus
ANTROPOMETRI
3 berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD,
median 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom -kolom tersebut).
4 Tentukan kategori status gizi berdasarkan tabel indeks dan ambang batas (z -score)
yang telah tersedia (gizi buruk, kurang, baik atau lebih).
Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan tatus gizi yang tersedia untuk
kategori BB/U.
5
Panjang badan menurut umur (PB/U) :
1 Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan
untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut.
2 Ambil tabel standar panjang badan menurut umur (PB/U) anak usia 0 -24 bulan
sesuai dengan jenis kelamin .
3 Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran
panjang badan anak pada kolom tinggi badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1
SD, median 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom -kolom tersebut).
Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z -score) yang
3 masukkan hasil pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah
pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara
3 Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil
pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom
-3SD, -2SD, -1 SD, median 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom -kolom
4 tersebut).
Tentukan kategori status gizi berdasarkan tabel indeks dan ambang batas (z
5 -score) yang telah tersedia (gizi buruk, kurang, baik atau lebih).
Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia
untuk kategori BB/U.
Tinggi badan menurut umur (TB/U) :
1 kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut.
Ambil tabel standar tinggi badan menurut umur (TB/U) anak usia 24 -60 bulan
2 sesuai dengan jenis kelamin .
3 Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil
pengukuran tinggi badan anak pada kolom tinggi badan (apakah pada kolom
-3SD, -2SD, -1 SD, median 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom -kolom
4 tersebut).
Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score)
4 kolom-kolom tersebut).
Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score)
yang telah tersedia (sangat kurus, kurus, normal atau gemuk).
5
Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia
untuk kategori BB/TB.
C. PENENTUAN STATUS GIZI PADA ORANG DEWASA
No Langkah/Kegiatan Kasus
Indeks massa tubuh (IMT)
1 Hitung IMT pasien dengan menggunakan rumus :
IMT = BB (kg) /TB (m2).
2 Ambil tabel klasifikasi status gizi pada orang dewasa - Masukkan nilai
IMT pasien ke tabel tersebut.
3 Tentukan status gizi pasien (status gizi baik, gizi kurang, gizi buruk) pada
pasien tersebut.
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Aktifitas
Sangat ringan 1.30 1.30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
Unit Terkait
Unit terkait
3. Pemasangan NGT
3. Pemasangan NGT :
https: //youtu.be/5vDO5hJDHwU
5. Irigasi Lambung :
https://youtu.be/YdgUXTwD8JE
BAB IV
Subramanian, 2011)
Penerbit:
dan status gizi pada anak adalah indeks yang didasarkan pada pengukuran antropometri
untuk perawakan (tinggi atau panjang) dan berat badan. Untuk membandingkan data
antropometri di antara anak-anak dari berbagai usia, data referensi berbasis populasi
digunakan termasuk Pusat Pengendalian Penyakit AS, Referensi pertumbuhan Inggris dan
standar pertumbuhan anak Organisasi Kesehatan Dunia. Perbedaan tinggi atau berat
badan anak dari median populasi referensi dapat dihitung dalam standar deviasi ( z- skor)
kekurangan gizi pada anak tetap lazim, dan a z- skor di bawah negatif dua (yaitu kurang
dari 2 SD) digunakan untuk menunjukkan underweight (berat badan rendah untuk usia),
stunting (tinggi badan rendah untuk usia) atau wasting (berat badan rendah untuk tinggi
badan) Indeks ini penting dalam memantau status nutrisi karena masing-masing indeks
menangkap proses biologis yang mendasari. Berat badan untuk usia adalah indeks umum
yang terdiri dari berat badan untuk tinggi badan dan tinggi badan untuk usia, yang
Namun, jika digunakan sendiri, berat badan untuk usia dapat meremehkan proporsi
anak yang kekurangan gizi, karena beberapa kekurangan gizi hanya dapat dideteksi
melalui berat badan untuk tinggi badan dan / atau tinggi badan terhadap usia. Pada anak
kecil, berat badan untuk tinggi badan tidak tergantung pada usia anak dan dapat
mengidentifikasi 'kurus' dan 'kelebihan berat badan', tetapi kurang berguna pada anak
yang lebih besar dan remaja di mana hubungan antara berat badan dan tinggi badan
Kesimpulan: pengukuran status gizi untuk menilai pertumbuhan dan status gizi
didasarkan pada pengukuran antropometri untuk perawakan (tinggi atau panjang) dan
berat badan. Namun terdapat beberapa keterbatasan yakni Pada anak kecil, berat badan
untuk tinggi badan tidak tergantung pada usia anak dan dapat mengidentifikasi 'kurus' dan
'kelebihan berat badan', tetapi kurang berguna pada anak yang lebih besar dan remaja di
mana hubungan antara berat badan dan tinggi badan bergantung pada usia.
B. Perhitungan kalori
Judul: Pengembangan Aplikasi Untuk Mengetahui Kebutuhan Jumlah Kalori (Novita &
Sulistyanto, 2015)
Penerbit
merupakan salah satu cara untuk menentukan pola makan seimbang. Jumlah kebutuhan
kalori dapat dihitung dengan menggunakan metode Harris Benedict, berdasarkan data
yang telah diinput, tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin, dan aktivitas,
sedangkan untuk mengetahui status gizi seseorang dapat ditentukan dengan rumus indeks
massa tubuh berdasarkan data yang telah diinput yaitu berat dan tinggi badan. Aplikasi ini
dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL, serta
dengan menggunakan data yang telah diinput, tinggi badan, berat badan, umur, jenis
kelamin, dan aktivitas (metode Harris Benedict), sedangkan untuk mengetahui status gizi
seseorang dapat ditentukan dengan rumus indeks massa tubuh berdasarkan data yang
telah diinput yaitu berat dan tinggi badan. Sehingga Diharapkan dengan dibangunnya
aplikasi ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui kebutuhan kalori dan
C. Pemasangan NGT
Penerbit:
Pemasangan selang nasogastrik (NGT) adalah prosedur penting untuk beberapa operasi
perut dan toraks dan sering dilakukan oleh ahli anestesi di ruang operasi (OR). Insersi
konvensional NGT pada pasien yang dianestesi, lumpuh, dan diintubasi seringkali
merupakan pekerjaan yang sulit dan menantang dengan tingkat kegagalan setinggi 50%
pada lintasan pertama. Menurut metode konvensional, NGT dimasukkan secara membabi
buta melalui jalur hidung dengan kepala dalam posisi netral tanpa bantuan instrumen atau
manipulasi laring eksternal. Bagian distal NGT memiliki beberapa lubang (bagian
terlemah) sehingga rentan terhadap belitan, kumparan, dan simpul. NGT yang tertekuk
atau berbelit-belit dan dinding yang kasar karena celah dapat menyebabkan robekan
metode penempatan nasogastric tube (NGT) yang tepat dan pengenalan berbagai metode
baru dari hari ke hari menunjukkan bahwa tidak ada metode yang sempurna atau diterima
secara universal. Namun, pencarian yang terbaik masih terus berlanjut. Penerapan dingin
dalam berbagai bentuk untuk mengeraskan NGT telah diuji secara tidak konsisten selama
tiga dekade terakhir. Di masa lalu, NGT beku telah dibandingkan hanya dengan metode
konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi efektivitas
teknik beku dibandingkan dengan manuver Sellick konvensional dan terbalik. Jumlah
penempatan NGT yang berhasil dalam dua upaya, waktu prosedur, dan kejadian efek
samping dicatat.
memiliki efek samping paling sedikit di antara tiga metode dibandingkan pada pasien
Venkatraman, & Ng, 2009; Griggs & Hoppe, 1979; Nationwide, 1984)
prosedur yang aman; namun hal itu dapat membawa risiko tertentu karena tabung bisa
salah tempat saat dimasukkan dan bisa masuk ke paru-paru atau tabung bisa tergeser
setelah dimasukkan. Artinya, selang itu perlu dilepas dan dimasukkan kembali.
Perpindahan adalah ketika selang keluar dari perut karena Anda mungkin telah batuk
keras atau muntah atau selang tergelincir karena alasan lain. Pemindahan dapat terjadi
kapan saja tetapi risikonya dikurangi dengan secara rutin memeriksa apakah tabung
Kesimpulan : tehnik pemberian makanan melaui NGT sangat aman namun memiliki
risiko yang berbahaya seperti aspirasi, batuk, mual dan bahkan sampai muntah akibat
salah memasukan selangnya walaupun hal tersebut dapat dilakukan reposisi kembali saat
itu.
E. Irigasi lambung
Judul: A Review On Gastric Lavage In The Management Of Ingested Poisoning
dekontaminasi gastrointestinal yang agresif. Salah satu teknik yang paling umum adalah
lavage lambung (GL). Irigasi/Bilas lambung paling berguna untuk keracunan yang
tertelan dalam 1-2 jam setelah konsumsi racun apa pun (dapat dilakukan hingga 4-6 jam
setelah menelan).
Kesimpulan: tehnik irigasi lambung merukan tehnik yang paling umum untk mengatasi
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting. Banyak sekali risiko jika tidak
terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi
organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus
segera diselesaikan dengan tindakan-tindakan yang tepat. Selain pemenuhan Nutrisi untuk
orang yang sehat, kebutuhan Nutrisi untuk orang sakit sangat dibutuhkan, dengan
dengan keadaan tertentu tetap mendapat asupan Nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Selain itu tujuan dari pembuatan SOP ini agar berbagai proses kerja rutin dapat
terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten, seragam dan aman dalam rangka