Anda di halaman 1dari 16

GAMBARAN TINGKAT

STRES & MEKANISME


KOPING MAHASISWA
PROFESI NERS
UNIVERSITAS
HASANUDDIN TERHADAP
KEJADIAN PANDEMI
COVID-19

ATALYA ANGELA TANDUNGAN (C051171307)


LATAR BELAKANG
merupakan virus coronavirus baru yang menular melalui
orang ke orang (person to person) melalui droplet (van
Doremalen, et al., 2020)

Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan,


China pada Desember 2019

Dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi pada


11 Maret 2020

Hingga saat ini belum dapat diketahui dengan


pasti sumber awal dari infeksi COVID-19 ini
(Singhal, 2020)
Total Kasus
Total Kasus Positif Terkonfirmasi
Dunia
1.037.993
100. 455. 529
Total Jumlah Total Jumlah Kematian
Kematian Dunia
29.331
2. 166. 440
(SATGAS COVID, 2021)

(WHO, 2021)
KOTA MAKASSAR :

#1 Kota dengan Jumlah


Total Konfirmasi Terbanyak
Sulsel
#5 Provinsi dengan Total
Jumlah Kasus Terbanyak Total Jumlah Kasus
Terkonfirmasi
Total Jumlah Kasus
Terkonfirmasi
26.991
46.598 Total Jumlah Kematian

Total Jumlah Kematian


440
730
(Sulsel Tanggap COVID, 2021)
Pandemi COVID-19 ini mengakibatkan seluruh lini kehidupan masyarakat
berubah. Hal ini dikarenakan beberapan langkah yang diambil oleh
pemerintah untuk mencegah penyebaran dari COVID-19 ini seperti
karantina dan lockdown. Untuk Indonesia sendiri, Pemerintah menerapkan
PSBB dan gerakan stay at home untuk mencegah dari penyebaran COVID-
19 yang terus terjadi. Akibat dari pandemi COVID-19 ini juga memaksa
institusi pendidikan untuk mengubah metode pembelajaran yang dulunya
secara tatap muka menjadi daring untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Selama masa karantina, orang-orang menghadapi banyak masalah akibat
dari terciptanya jarak sosial fisik dan emosional, termasuk isolasi dan
ketidakpastian akan apa yang akan terjadi kedepannya. Dari terciptanya
jarak sosial ini dapat mempengaruhi kondisi psikis seseorang (Huremovic,
2019). Pandemi COVID-19 telah menciptakan stressor baru termasuk
ketakutan dan kekhawatiran pada diri sendiri atau orang yang dicintai,
kendala pada pergerakan fisik dan aktivitas sosial akibat karantina, serta
perubahan gaya hidup yang tiba-tiba (Son, Hegde, Smith, Wang, &
Sasangohar, 2020).
Mahasiswa merupakan salah satu populasi yang terdampak oleh pandemi
COVID-19 ini. Wabah dapat memberikan stres psikologis yang signifikan
yang dapat menyebabkan efek negatif pada pembelajaran dan kesehatan
psikologis siswa (Al-Rabiaah, et al., 2020). Menurut penelitian Sheroun, et al.
(2020), mahasiswa merasakan tingkat stres yang sedang hingga berat akibat
dari dampak wabah COVID-19 dan lockdown. Mahasiswa merasakan
peningkatan stress, serta menunjukkan dampak negatif pada akademik,
kesehatan, dan gaya hidup karena pandemi COVID-19 (Son, Hegde, Smith,
Wang, & Sasangohar, 2020). Akibat dari pemberlakuan lockdown untuk
mengurangi penyebaran dari COVID-19, mahasiswa mengalami stress sedang
hingga berat (Husky, Kovess-Mastefy, & Swendsen, 2020).
MEKANISM
E KOPING
Selama masa pandemi, mahasiswa menggunakan berbagai
macam cara untuk mengatasi stress yang dialami.

Koping negatif : Koping positif :

●mengabaikan berita • meditasi,


mengenai COVID-19, • melakukan breathing
●tidur lebih lama, exercise,
●mendistraksi diri dengan • beribadah,
melakukan pekerjaan lain • melakukan olahraga
(menyibukkan diri), rutin, dan
●minum-minum atau • melakukan reframing
merokok. positif.

(Son, Hegde, Smith, Wang, & Sasangohar, 2020)


Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan secara ringkas di latar belakang
memberikan dasar bagi peneliti untuk mengetahui “Bagaimana gambaran tingkat stres dan
mekanisme koping mahasiswa profesi ners Universitas Hasanuddin Makassar terhadap
kejadian pandemi COVID-19”

Tujuan Penelitian
●Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stress dan mekanisme
koping mahasiswa profesi ners Universitas Hasanuddin Makassar terhadap kejadian pandemic
COVID-19.

●Tujuan Khusus
1) Untuk mengidentifikasi tingkat stress yang dialami oleh mahasiswa profesi ners
Universitas Hasanuddin terhadap pandemi COVID-19.
2) Untuk mengetahui mekanisme koping yang dimiliki mahasiswa profesi ners Universitas
Hasanuddin terhadap pandemi COVID-19.
Manfaat Penelitian

●Bagi Mahasiswa
1. Dapat digunakan di bidang penelitian dan pendidikan untuk membantu dalam penelitian
lanjutan.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang kajian tulis ilmiah dan menambah
pengalaman dalam melakukan penelitian.

●Bagi institusi dan profesi keperawatan


1. Sebagai salah satu literature untuk bahan pembelajaran mengenai gambaran tingkat stress
dan mekanisme koping mahasiswa selama pandemi COVID-19
●Bagi Masyarakat
1. Masyarakat memperoleh bahan baca untuk menambah pengetahuan baru terkait stress dan
mekanisme koping yang dimiliki mahasiswa selama pandemi COVID-19
Perbedaan Stres dan
Kecemasan
Stres
●Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,
yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut (Brecht,
2000).
●Grant Brecht (1996) menyebutkan bahwa stress dapat timbul oleh banyak hal, misalnya berbagai persoalan
hidup yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan pribadinya.
●Sebagian besar para ahli menggunakan definisi stress yang diusulkan oleh Hans Selye pada bukunya yang
berjudul The Stress of Life Hans Selye (Donsu, 2017). Selye (1956) mendefinisikan stress sebagai respons
yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang diterimanya, dan merupakan suatu fenomenal
universal dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan setiap orang mengalaminya. Tak
seorang pun dapat menghindari stress karena untuk menghilangkannya berarti akan menghancurkan
hidupnya sendiri (Selye, 1978).
●Konsep modern stress menganggap manusia yang hidup di dunia ini, memiliki banyak masalah atau
ancaman dan tantangan. Kebutuhan hidup selalu berubah-ubah, memerlukan penyesuaian psikologis,
perilaku dan fisiologis dan konstan. Oleh karena itu, stres juga didefinisikan sebagai proses, ketika stressor
mengancam keselamatan dan kesejahteraan individu atau organism (Klein & Corwin, 2009).
Perbedaan Stres dan
Kecemasan
●Ostell (1991) menganggap stress adalah suatu respon. Ia mendefinisikan stress adalah keadaan yang timbul
saat individu berhubungan dengan situasi tertentu. Transaksi antara individu dengan lingkungan ini
sebenarnya tidak mengganggu, hanya cara individu menilai dan bereaksilah yang mengganggu. Menurut
Ostell, stress tidak adan menyebabkan gangguan apabila faktor psikologis diminimalkan, bila dihadapkan
pada situasi tertentu, setiap individu akan merespons dengan cara yang berbeda-beda.

●Stres distimulasi karena ada yang hilang dari diri kita atau kita tidak dapat mencapai suatu hal. Apabila kita
gagal menilai suatu kejadian dengan positif, maka kita akan menghadapi stress yang mengganggu.
Sebaliknya, jika kita memaknai sesuatu kejadian dengan positif, maka kita tidak akan menghadapi stress
yang mengganggu. Stres bersifat universality, yang berarti setiap orang dapat mengalaminya, hanya saja cara
mengungkapkannya yang berbeda atau diversity. Respons yang berbeda tersebut dikarenakan mekanisme
koping yang digunakan oleh individu (Donsu, 2017).
Perbedaan Stres dan
Kecemasan
Ansietas (Kecemasan)
● Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subjektif, yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan kesulitan dan kesusahan terhadap
kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007)
● Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas & berhubungan dengan perasaan yang tidak
menentu dan tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1995).
● Kecemasan dapat didefinisikan sebagai ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan dari antisipasi
bahaya, yang sumbernya sebagian besar tidak diketahui atau tidak dikenali. Kecemasan dapat
dianggap sebagai patologis ketika mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, pencapaian tujuan yang
diinginkan, atau kenyamanan emosional (Black & Andreasen, 2014).
● Kecemasan adalah suasana hati yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan pikiran khawatir dan
takut, dan terkadang tanpa adanya ancaman yang nyata (Shin & Liberzon, 2010).
● Ansietas adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan,
isolasi dan ketidakamanan. Ansietas dirasakan ketika seseorang merasa dirinya terancam (Stuart,
2016).
Stres & Kecemasan

● Stress dan kecemasan adalah sesuatu yang saling berhubungan, bahkan merupakan suatu proses
yang dinamis. Keadaan yang mengancam sering kali akan membuat seseorang merasa tertekan,
sehingga dapat menimbulkan ketegangan secara fisik dan psikologis. Saat individu mengalami
stress, dirinya akan menganggap situasi yang membuat dirinya tertekan dan hal itu dianggap
sebagai suatu ancaman terhadap ego dan harga dirinya yang dapat menyebabkan seseorang cemas
(Candra, Harini & Sumirta, 2017).

● Istilah stres dan kecemasan sering digunakan secara bergantian. Perbedaan utama mereka adalah
bahwa kecemasan biasanya merupakan perasaan yang tidak secara langsung dan tampaknya
terkait dengan isyarat eksternal atau ancaman obyektif. Di sisi lain, stres adalah respons langsung
terhadap tuntutan sehari-hari dan dianggap lebih adaptif daripada kecemasan (Giannakakis, et al.,
2017). Namun demikian, kecemasan dan stres biasanya melibatkan sensasi fisik yang serupa,
seperti detak jantung yang lebih tinggi, telapak tangan berkeringat, perut yang mual, dll (Helgoe,
Wilhelm, & Kommor, 2005).
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai