Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

DISUSUN OLEH

YULINAR LIATU

4120010

CI LAHAN CI INSTITUSI

(…………………………) (…………………………)

PROGRAM STUDI POFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2021
A. Pengertian ANC

ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil

secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin,

2006).

Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, guna

memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan

memuaskan (Wibowo, 2007).

Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita

hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan

mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan nifas.

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu

dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila, 2014).

Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau

dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau

pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada

wanita hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan

kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu

hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan


memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar.

A. Tujuan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita

semenjak dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut

Depkes (2007) memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu.

3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman

dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi, agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian

neonatal.

8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.


B. Fungsi Antenatal Care

Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang

pertama, sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui

sarana dan aktifitas pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk

melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan resiko

tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah untuk

memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi (Padila, 2014).

C. Tanda dan gejala

Menurut Forrer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :

a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan

1) Persumtif Sign ( subyektif)

- Amenorhoe ( tidak mendapat haid)

- mual muntah (morning sicknes) merupakan

respon awal terhadap tingginya kadar progesterone dan

menghilang setelah tiga bulan.

- letih,sakit kepala

- merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22

minggu gestasi atau 20 minggu pada wanita hamil pertama.

- perubahan pada mamae

- frekuensi berkemih meningkat karena

adanya kongesti darah pada organ-organ pelvic sehingga

meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus pada

kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.


- lekore/keputihan peningkatan sekresi

vaginal oleh efek stimulasi hormone estrogen dan

progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah

ke pelvic .

2) Probabilitas (Objektif)

- Pembesaran uterus

 melunaknya daerah isthmus uteri

(hegar sign) diketahui melalui pemeriksaan bimanual

dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata

pada minggu ke 7-8.

 Servik terasa lebih lunak (tanda

Goodell”s) diketahui melalui pemeriksaan bimanual

 tanda ballotemen : pantulan yang

terjadi saat jari pemeriksa mengetuk janin yang

mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian

ke posisi semula.

 Kontraksi Braxton hicks yaitu

kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama hamil

dan tidak terasa sakit.

- Perubahan warna kulit oleh Chloasma: warna kulit yang

kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit

daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini

disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanosyt Stimulating


Hormone), dan Striae gravidarum; regangan kulit abdomen

terlihat garis tak teratur.

- HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.

b. Tanda positif kehamilan

- Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan

stetoskop laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskop

ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi,

sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.

- adanya gerakan janin pada palpasi

- Teraba bagian janin pada palpasi

- Adanya kantong kehamilan (gestasional

sac) dalam rongga uterus pada pemeriksaan USG ,adanya

skelet janin pd gmbr X Ray.

c. Tes Kehamilan

Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan

mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang

memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500

SI HCG.

D. Etiologi

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :

a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang

terdiri dari suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus

dilingkari oleh zona pellusida dan kromoson radiata.


b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari

kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang

menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang

dapat bergerak.

c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan

ovum di tuba fallopi.

d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi

ke dalam endometrium.

e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang

berguna untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.

E. Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung

telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk

ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke

dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki

rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang

mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul

sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang

melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah

dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan

sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak

(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6

– 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan

janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk

setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),

pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta,

(Handerson 2006)

F. Frekuensi kunjungan ANC

Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah

sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian

telah menunjukkan berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini

dan teratur untuk pemeriksaan pra lahir mempunyai komplikasi yang

lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari pada wanita yang

mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat periksa

kehamilan.

Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada

kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum

berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan (Wiknjosastro, 2005).

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu

kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua

kali trimester tiga (Sarwono, 2002).

Kebijakan program Depkes (2005) menganjurkan ibu hamil

melaksanakan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai

berikut:
a. Kunjungan 1 / K1 (Trimester 1)

K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang

pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali

yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat

sekurang-kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1

murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu

kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar trimester

satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di

trimester III). Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan

antenatal adalah sebagai berikut:

1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.

2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin

dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin

diderita sedini mungkin. Menurunkan angka morbiditas dan

mortalitas ibu dan anak.

4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-

hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas

dan laktasi.

Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk

mengenali faktor risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang

kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan

bayi dan menyusui.

b. Kunjungan 2 (Trimester II)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali.

Hendrawan (2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus

kegawatdaruratan obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang

yang cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang

teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1

bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan

pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002)

ialah sebagai berikut:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya.

2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan

saluran perkemihan.

3) Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika

klien tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan

atau kandungannya sehingga membutuhkan tindakan segera.

Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan

normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik

(umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan

pemeriksaan setiap minggu).

Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu

diberikan petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut

wignjosastro (2002), jadwal kunjungan ulang selama hamil


trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu

setiap satu minggu.

Menurut Saifuddin (2002) menuturkan tujuan kunjungan

pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu:

1) Sama seperti kunjungan 2.

2) Mengenali adanya kelainan letak.

3) Memantapkan rencana persalinan.

4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

G. Faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC

Menurut standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2003), ada

banyak alasan mengapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC

antara lain:

a. Kemampuan mengambil keputusan. Ibu sering kali tidak berhak

memutuskan sesuatu, karena hal itu adalah hak suami dan

mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya

memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara

tradisional.

b. Fasilitas kesehatan. Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak

memadai, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak

memungkinkan kerahasiaannya, harus menunggu lama atau

perlakuan petugas kesehatan yang kurang memuaskan.

c. Pengetahuan. Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka

harus memeriksakan kehamilannya, maka ibu hamil tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan.


d. Budaya. Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang

tidak mengijinkan seorang ibu hamil meninggalkan rumah untuk

memeriksakan kehamilannya.

e. Petugas kesehatan. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan

pada petugas kesehatan secara umur beberapa anggota

masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan

pemerintah.

f. Kepercayaan. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan

kehamilannya pada petugas kesehatan (terlebih pula jika

petugasnya seorang laki-laki).

g. Sosial ekonomi. Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak

mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk

memeriksakan kehamilannya.

H. Pelayanan ANC

Standar pelayanan antenatal care berfungsi untuk memberikan

pelayana kepada ibu hamil. Standar pelayanan antenatal care ini di

kenal dengan 10T yang sudah di rekomendasikan oleh dinas

kesehatan RI sejak 2009. Standar 10T adalah:

a) T1 (Timbang Berat badan dan Ukur tinggi badan)

Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,

karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir

bayi. Berat badan ibu hamilyang sehat akan bertambah antara 10-

12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006).


Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan

tinggi <145 cm perludiperhatikan kemungkinan panggul

sempit sehingga menyulitkan pada saat persalinan(Depkes RI,

1998).

b) T2 (Pemeriksaan tekanan darah)

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan

tujuan untukmelakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala

preeklamsi

c) T3 (Nilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas) :

d) T4 (Ukur tinggi fundus uteri)

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin

untuk mendeteksi secaradini terhadap berat badan janin. Indikator

pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundusuteri juga dapat

digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa,

janinganda atau hidramnion (Nadesul, 2006)

e) T5 (Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin)

f) T6 (Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila

di perlukan)

g) T7 (Pemberian tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan)

h) T8 (Tes laboratorium (umum dan khusus)

i) T9 (Tatalaksana kasus)

j) T10 (Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan

dan pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan)

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan

laboratorium

Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein

glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus,

golongan darah, Hb dan penyakit rubella

2. Pemeriksaan

Rontgen

Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum

buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen

dilakukan pada kondisi-kondisi:

- Diperlukan tanda pasti hamiL

- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi

- Mencari sebab dari hidraamnion

- Untuk menentukan kelainan anak

3. Pemeriksaan

USG

Kegunaannya:

- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal

- Mengetahui posisi plasenta

- Mengetahui adanya IUFD

- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati

dkk, 2010)

J. Asuhan Keperawatan pada ANC


1. Pengkajian

a. Data umum klien untuk mengetahui identitas klien

b. Anamnesa untuk mengetahui keluhan utama, riwayat

kehamilan masa lalu dan tafsiran kehamilan saat ini

c. Data umum kesehatan saat ini

1) KU: baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan

umum pasien secara keseluruhan

2) Kesadaran: composmentis/apatis/letargis/somnolen

3) TTV meliputi

- TD: tekanan darah pada orang normal rata – rata

120/80 mmHg dengan diastole maksimal 140 mmHg

dan sistole maksimal 90 mmHg. Pada ibu hamil

tekanan darah menurun hingga pertengahan

kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10

mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12

poin.

- Nadi: 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.

- Suhu: Normal (36,5oC-37,5oC) bila suhu tubuh hamil >

37,5oC dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam

kehamilan.

- RR: Normal (12-20 x/menit). Jumlah pernapasan,

kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak

terpengaruh selama kehamilan berlangsung. Ibu hamil


akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari

biasanya.

- BB: trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III

bertambah 0,5kg/hari)

- TB: < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan

dengan kesempitan panggul)

4) Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

- Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung,

mudah rontok/tidak

- Muka :  Muka bengkak/oedem tanda eklampsi,

terdapat cloasma gravidarum sebagai tanda

kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan

ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.

- Mata :  Konjungtiva pucat menandakan anemia

pada ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan

persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu

dicurugai ibu mengidap hepatitis

- Hidung:  Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.

- Mulut & gigi :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir

kering tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu

kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu

kekurangan kalsium.
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid

menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga

dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada

bayi dan bendungan vena jugularis/tidak

- Dada :  bagaimana kebersihannya, Terlihat

hiperpigmentasi pada areola mammae tanda

kehamilan, puting susu datar atau tenggelam

membutuhkan perawatan payudara untuk

persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum

- Genetalia:  bersih/tidak, varises/tidak, ada

condiloma/tidak keputihan/tidak.

- Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas

atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi

hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus,

varises.tidak, kaki sama panjang/tidak

memepengaruhi jalannya persalinan.

b) Palpasi.

- Kepala: adakah benjolan abnormal

- Leher:  Tidak tampak pembesaran vena jugularis.

Jika ada hal ini berpengaruh pada saat persalinan

terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah

tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal

jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid,

jika ada potensial terjadi kelahiran prematur, lahir


mati, kretinisme dan keguguran. Tidak tampak

pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi

infeksi oleh berbagai penyakit misal TBC, radang

akut dikepala

- Dada:  Adanya benjolan pada payudara waspadai

adanya Kanker payudara dan menghambat laktasi.

Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12

minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.

- Abdomen:

1) Leopold I: Untuk menentukan usia kehamilan

berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di

fundus uteri.

2) Leopold II: Menentukan letak punngung anak

padaletak memanjang dan menentukan letak

kepala pada ketak lintang.

3) Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin,

dan apakah bagian terbawah sudah masuk PAP

atau belum.

4) Leopold IV: Seberapa jauh bagian rerbawah

masuk PAP.

- Ekstremitas: Adanya oedem pada ekstremitas atas

atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi

hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.

c) Auskultasi
- Dada: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai

adanya asma atau TBC yang dapat memperberat

kehamilan.

- Abdomen: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur

dan reguler.

d) Perkusi.

- Reflek patella: Reflek patella negatif menandakan

ibu vit B1 (Marjati dkk, 2010)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan

muntah.

b. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic

sekunder akibat kehamilan

c. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat

kehamilan.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea

sekunder akibat penekanan pembesaran uterus pada

diafragama dan peningkatan volume darah

c. Intervensi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan

muntah.
Kriteria hasil:

o Meningkatkan masukan oral

o Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui

Intervensi Rasional
1. Tentukan kebutuhan 1. Agar kebutuhan kalori harian

kalori harian yang seimbang

realistis dan adekuat 2. Untuk memantau

2. Timbang BB setiap perkembangan ibu dan bayi

hari setiap hari

3. Jelaskan pentingnya 3. Nutrisi yang adekuat dapat

nutrisi yang adekuat memberi perkembangan yang

4. Beri dorongan individu baik bagi ibu dan bayi

makan sedikit-sedikit 4. Dengan makan sedikit-sedikit

tapi sering tapi sering dapat

meningkatkan masukan oral

2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder

akibat kehamilan

Kriteria hasil

o Menggambarkan program defekasi terapeutik

o Melaporkan eliminasi yang baik.

Intervensi Rasional
1. Jelaskan risiko konstipasi 1. Pada saat hamil, akibat

pada kehamilan perbesaran rahim dapat

2. Jelaskan factor memberi tekanan pada rektum


pemberat untuk sehingga ibu mudah

terjadinya hemoroid mnegalami konstipasi dan

3. Pertimbangkan konstipasi dapat memberi efek

kebutuhan untuk laksatif yang kurang baik bagi ibu

seperti biasanya ibu takut

mengejan.

2. Ibu hamil sangat mudah

mengalami hemoroid karena

peningkatan kadar hormon saat

kehamilan dan melemahkan

dinding vena pada bagian

dubur

3. Laksatif atau obat mencahar

dapat membantu mengurangi

konstipasi

3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat

kehamilan.

Kriteria hasil

o Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya

o Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis

o Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif

Intervensi Rasional
1. Gali ketakutan dan 1. Dengan mengetahui

kekhawatiran selama ketakutan dan kecemasan ibu


hamil dan meminta ibu untuk

2. Bantu pasangannya negutarakan hal tersebut

mengenali harapan yang dapat membantu ibu lebih

tidak realistis rileks

3. Terima ansietasnya dan 2. Dengan dukungan suami atau

kenormalan dari proses orang terkedat dapat memberi

tersebut semangat dan mengurangi

4. Diskusikan kekhawatiran kekhawatiran ibu

dengan klien dan 3. Dengan diskusi dan mencari

pasangannya jalan keluar bersama

mengenai kecemasan ibu

dapat membuat ibu lebih

tenang.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea

sekunder akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama

dan peningkatan volume darah

Kriteria hasil

o Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi

aktivitas

o Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi Rasional
1. Jelaskan penyebab 1. Keletihan dapat memberi efek

keletihan dan dispnea buruk pada ibu terutama pada


pada pertengahan saat INC

kehamilan dan masa 2. Peningkatan BB ibu diiringi

akhir kehamilan dengan BB bayi

2. Peningkatan berat badan 3. Dengan adanya janin, maka

3. Tekanan pembesaran uterus akan membesar dan

uterus pada diafragma memberi tekanan pada

4. Ajarkan metode diafragma sehingga ibu

penghematan energi mudah letih

4. Dengan tidak bekerja terlalu

berat pada saat hamil dapat

mengurangi keletihan pada

ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Haen, Forrer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: ECG

Herdman, T. Hether. 2012. Dignosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta. EGC

Nadesul, Handrawan. 2006. Sehat Itu Murah. Jakarta: Kompas Media

Nusantara

Nuraruf, Huda Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1.

Yogyakarta. MediAction

Padila, 2014. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha

Medika

Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternitas & Neonatal. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sawrwono Prawirohardjo

Wiknjosastro, H. 2005. Ilmi Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sawrwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai