Disusun Oleh :
RANI MOKODOMPIT
(621420017)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB II (PEMBAHASAN)....................................................................................................................4
2.1 Sturktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan.......................................................................................4
Sel Hewan......................................................................................................................................4
2.2 Struktur Sel Hewan......................................................................................................................5
2.3 Struktur Sel Tumbuhan..............................................................................................................18
BAB III................................................................................................................................................32
PENUTUP...........................................................................................................................................32
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................32
3.2 Saran..........................................................................................................................................32
Dafta Pustaka...................................................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
Sel Hewan
1. Ukuran sel hewan lebih kecil dari sel tumbuhan
2. Tidak memiliki plastid (kloroplas)
3. Tidak memiliki dinding sel
4. Memiliki lisosom
5. Memiliki sentrosom
6. Mempunyai bentuk tidak tetap
7. Tidak memiliki vakuola (walau ada juga yang memiliki tapi ukurannya kecil)
Sel Tumbuhan
Sel hewan tidak memiliki dinding sel, sehingga sel tersebut memiliki banyak
variasi bentuk. Untuk mempertahankan keutuhan selnya, sel hewan memiliki
modifikasi berupa sitoskeleton dan matriks ekstraselular yang berfungsi seperti
dinding sel bagi sel hewan. Untuk mengetahui penjelasannya lebih lanjut, mari kita
simak penjelasan pada sub-bab di bawah ini.
A. Sitoskeleton
Sitoskeleton memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel tumbuhan, yaitu
mempertahankan bentuk dan struktur sel. Sitoskeleton tersusun dari tiga jenis serabut,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus dan filamen intermedia.
Tiga jenis serabut yang menyusun sitoskeleton, yaitu:
1. Mikrofilamen
• Mikrofilamen merupakan rantai ganda protein yang saling terhubung, tipis, dan
memiliki diameter 7 nm.
• Mirofilamen tersusun atas protein aktin dan myosin.
• Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot.
• Fungsi mikrofialmen, yaitu untuk mempertahankan bentuk sel, kontraksi sel,
pergerakan sel, dan pembelahan sel.
2. Mikrotubulus
3. Filamen Intermedia
2. Ribosom
Ribosom itu butiran nukleoprotein yang ukurannya hanya 15-20 nm, paling kecil dari
organel lainnya. Ada dua komponen utama ribosom, yaitu subunit besar dan subunit
kecil. Saat melakukan kerjanya, kedua subunit ini bergabung dan membentuk struktur
yang mirip dengan burger. Ditengah-tengah tumpukan kedua subunit yang mirip
burger itu, ada mRNA. Fungsi mRNA itu sebagai cetakan resep untuk bikin protein
tertentu. Makanya, peran utama ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya
sintesis protein.
3. Mikrofilamen
Mikrofilamen melakukan pengawasan atau pengaturan pada pergerakan sel agar bisa
berjalan dengan baik dan sesuai.
1. Sebagai bagian dari pengerak actomyisin, yang filamen berfungsi sebagai
dasar peregangan bagi myosin untuk kontraksi otot dan pengembangan
pseudopod. Mikrofilamen memiliki kerangka kerja yang fleksibel yang dapat
membantu pergerakan sel.
2. Berfungsi sebagai bagian yang akan bekerja sama dalam cytoskeleton. Serat
single biasanya akan berkumpul bersama untuk menghasilkan berbagai fungsi.
Mereka akan membentuk sebuah skeleton tipis di dalam membrane plasma
untuk menyediakan struktur dan bentuk dari membrane. Mereka bertanggung
jawab untuk semua sel protusion.
3. Saat beroperasi dengan hidrolisis ATP, AC motor menghasilkan tenaga per-
filamen, yang lebih besar dari batasan per-filamen untuk operasi motor tanpa
hidrolisis ATP. Beberapa actoclampins misalnya Ena/protein VASP, WASP,
dan N-WASP membutuhkan Arp2/3 untuk membantu filament membentuk
polimerisasi aktin yang kemudian menuju ke end-tracker sebelum diproses.
4. Untuk menghasilkan filament baru, Arp2/3 membutuhkan ibu filament,
monomeric ATP-actin, dan sebuah domain aktif dari Listeria ActA atau dari
bagian VCA. Arp2/3 mengikat pada bagian dari filamen ibu, membentuk
seperti batang Y yang memiliki sudut 70 derajat dengan longitudinal axis dari
filamen ibu. Kemudian aktivasi oleh ActA atau VCA, Arp complex dipercaya
akan melalui perubahan konformasi, membawa dua aktin-protein untuk
menghasilkan gerbang filamen baru. Sementara hidrolisis ATP dibutuhkan
untuk nucleation dan atau batang-Y terlepas.
5. Berfungsi dalam menginduksi cell motility, satu aktin filamen akan mengulur
sementara yang lain berkontraksi, kemungkinan oleh motor molekul myosin
II.
4. Membran Sel
Membran sel merupakan lapisan yang berperan penting untuk melindungi sel dan juga
organel yang terdapat di dalamnya. Selain itu, membran sel juga berperan untuk
menanggapi rangsangan yang berasal dari bagian luar sel.
3. Sebagai pembatas
Membran sel merupakan bagian yang mambatasi antara isi sel dengan bagian-
bagian di sekitarnya. Selain itu, membran sel juga membatasi terjadinya
pergerakan molekul yang dapat terlarut dalam air melalui membran.
Membran sel merupakan rintangan selektif dimana terdapat aliran oksigent,
nutrien, serta limbah yang cukup guna melayani seluruh sel.
4. Sebagai selektor
Membran sel memiliki sifat selektif permeable dimana ia memiliki kemampuan
untuk menyeleksi berbagai jenis ion, molekul, serta senyawa lainnya yang
melewati membran sel.
5. Sentrosom
6. Peroksisom
Bagian ini berfungsi untuk mengurai zat dalam sel sehingga bisa membuang racun
dan proses zat yang dibutuhkan.
2. Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk respirasi sel.
menyederhanakan rantai asam lemak yang panjang melalui beta oksidasi. Dalam sel
hewan, asam lemak yang sangat panjang menjadi rantai medium asam lemak, yang
kemudian dibawa ke mitokondria dan akhirnya dipecah menjadi karbon dioksida dan
air. Dalam sel tanaman, proses ini hanya untuk peroksisom.
3. Di dalam sel hati, peroksisom menetralisir racun alkohol dan senyawa berbahaya
lainnya.
Enzim katalase yang terdapat di dalam peroksisom menggunakan H2O2 untuk
mengoksidasi substrat lainnya, seperti fenol, asam format, formaldehida, dan alkohol.
Proses ini akan menghilangkan hidrogen peroksida yang beracun tersebut. Reaksi ini
sangat penting dalam hati dan sel-sel ginjal, dimana peroksisom mendetoksifikasi
berbagai zat-zat beracun yang masuk ke dalam darah. Sekitar 25% etanol pada
minumal keras teroksidasi dengan cara ini. Selain itu, ketika kelebihan H2O2 di
dalam sel, enzim katalasi mengubahnya melalui reaksi ini.
7. Nukleus
Nukleus memiliki fungsi utama yang berperan sebagai pusat informasi genetik.
Bagian ini menjadi pusat kontrol dari segala aktivitas yang dilakukan sel untuk proses
replikasi. Sedangkan nukleolus mampu membentuk protein untuk sel hewan.
Nukleus adalah penjaga gen – gen agar terekspresi dengan baik agar tidak
menjadi penyebab kelainan genetik.
Nukleus adalah tempat untuk mengkoordinasikan pembelahan sel seperti
replikasi dan transkripsi dalam sintesis protein.
Nukleus memproduksi kode protein yang berguna untuk proses metabolisme
seluler.
Nukleus adalah organel yang menjaga integritas gen.
Nukleus mengontrol aktivitas sel.
Nukleus mengatur permulaan dan akhir proses ekspresi gen.
8. Mitokondria
5. Mendetoksifikasi Amonia
Fungsi mitokondria juga penting untuk melakukan detoksifikasi amonia. Hal ini
dilakukan karena adanya enzim yang terdapat pada mitokondria yang ada pada
sel-sel hati. Enzim itulah yang kemudian melakukan tugasnya untuk
detoksifikasi amonia.
9. Aparatus Golgi
Badan golgi mampu membentuk lisosom serta membentuk lapisan plasma untuk
proses pembentukan protein.
Organel penting pada kebanyakan sel eukariotik (sel yang memiliki membran inti)
adalah struktur kantung yang terikat membran yang disebut aparatus Golgi (atau
badan Golgi dan kompleks Golgi). Organ sel ini ditemukan pada tahun 1898 oleh
ilmuwan Italia yang bernama Camilo Golgi.
Aparatus Golgi terlibat dalam sintesi banyak senyawa dalam sel. Organel ini
berfungsi untuk memproses dan mengemas makromolekul seperti protein dan lipid
yang disintesis oleh sel.
Aparatus Golgi juga berfungsi memodifikasi, menyortir dan mengemas protein untuk
sekresi atau dikeluarkan dari sel.
Aparatus Golgi mengatur ke bagian sel mana molekul seperti protein tadi akan
dikirim atau di transportasikan. Dalam fungsi ini Aparatus Golgi mirip sebagai sebuah
kantor pos.
Selain pada protein, fungsi sintesis, pemilahan, modifikasi dan pengemasan ini juga
dilakukan dalam pengangkutan lipid di sekitar sel.
Aparatus Golgi juga berperan dalam penciptaan lisosom. Lisosom adalah organel sel
berupa kantong yang berisi enzim yang berguna untuk mengontrol pencernaan di
dalam sel.
Aparatus Golgi juga merupakan lokasi utama sintesis karbohidrat pada sel.
10. Lisosom
2. Endositosis
Ini merupakan mekanisme masuknya makromolekul yang berasal dari luar
sel ke dalam sel. Molekul tersebut nantinya akan melewati endocytic
pathway yang selanjutnya molekul tersebut akan dibawa ke endosom awal
yang merupakan vesikel-vesikel kecil yang tidak beraturan. Endosom awal
memiliki ph asam sekitar 6, disini beberapa makromolekul akan mengalami
proses pemilihan, dimana terdapat materi yang digunakan yaitu dibawa ke
endosom lanjut, dan ada juga materi yang tidak dipergunakan dan dibuang ke
sitoplasma. Di endosom lanjut yang memiliki ph asam 5 terjadilah proses
pematangan dari materi yang dicerna sehingga terbentuklah lisosom.
Dalam proses endositosis terdapat 2 buah reseptor yang terletak di luar
membran plasma. Reseptor tersebut adalah :
Housekeeping reseptor yang bertanggung jawab dalam pengambilan materi
yang akan dipergunakan oleh sel.
Signaling reseptor yang bertanggung jawab dalam proses pengikatan ligan
di bagian ekstraseluler yang berfungsi untuk membawa pesan guna
mengubah aktivitas di dalam sel.
Berdasarkan berat jenis, ph, dan komposisi proteinnya, endosom terbagi
menjadi 2 tipe, yaitu :
Early endosom, merupakan endosom yang terletak di daerah sekitar dalam
sel
Late Endosom, yaitu endosom yang terletak lebih dekat dengan
bagian nukleus sel.
3. Autofagi
Ini merupakan suatu mekanisme pendegradasian yang dilakukan oleh
lisosom erhadap organel sel yang sudah tidak dapat berfungsi lagi tanpa
terjadi kehilangan bahan kimia penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel.
Sebagai contoh adalah degradasi yang terjadi pada sel hati dengan
mitokondria yang berumur rata-rata 10 hari. Mitokondria yang sudah
berumur 10 hari dan tidak berfungsi lagi diselubungi oleh suatu organel dari
retikulum endoplasma kasar dan membentuk autofagosom yang kemudian
akan bergabung dengan lisosom agar mitokondria dapat dihancurkan oleh
enzim hidrolitik. Contoh autofagi yang lainnya adalah transformasi berudu
menjadi katak, serta embrio manusia.
4. Fagositosis
Ini merupakan proses pemasukan berbagai partikel dengan ukuran yang besar
yaitu partikel yang memiliki diameter lebih besar dari 5 µm serta
mikroorganisme seperti virus maupun bakteri ke dalam sel yang berasal dari
lingkungan. Proses ini dilakukan oleh berbagai tipe sel yang telah mengalami
spesialisasi.
Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi pada kebanyakan jenis protista
seperti amoeba maupun siliata yang dalam mendapatkan makanan, cara yang
mereka lakukan adalah dengan menangkap partikel makanan atau
mikroorganisme yang lebih kecil. Selanjutnya, partikel makanan yang
tertangkap tersebut dimasukkan ke dalam organel yang dikenal dengan nama
vakuola atau fagosom, dimana vakuola atau fagosom tersebut berasal dari
sebagian kecil membran plasma. Selanjutnya fagosom akan bergabung
dengan lisosom guna melakukan pencernakan terhadap partikel makanan
yang telah ditangkap.
5. Eksositosis
Ini merupakan mekanisme transpor berupa molekul-molekul yang berukuran
besar yang melewati membran plasma dari dalam ke luar sel yaitu dengan
cara menggabungkan vesikula yang berisi molekul-molekul tersebut dengan
membran plasma. Contoh peristiwa eksositosis ciri-ciri makhluk hidup yang
melewati proses pergantian tulang rawan yang terjadi pada perkembangan
tulang keras.
6. Autolisis
Ini merupakan proses penghancuran diri yang dilakukan oleh sel dengan cara
membebaskan isi lisosom ke dalam sel. Contoh kasus tersebut terjadi
pada daur hidup katak, yaitu saat berudu menyerap kembali ekornya saat ia
menginjak usia dewasa. Selain fungsi-fungsi tersebut, lisosom juga memiliki
peranan yang penting dalam upaya menghancurkan senyawa-senyawa
karsiogenik yang masuk ke dalam tubuh.
Bagian ini berfungsi untuk membersihkan sel hewan dari berbagai hal yang sifatnya
beracun. Selain itu, bagian ini juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi yang
digunakan oleh sel.
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Karena hanya terdapat pada sel organisme
eukariotik, maka Retikulum endoplasma tidak dapat ditemui pada organisme
prokariotik (tanpa membran nukelus atau membran inti sel) seperti bakteri.
Retikulum endoplasma (RE) penting dalam produksi atau sintesis komponen sel.
Organel ini penting terutama dalam sintesis, pelipatan, modifikasi, dan transportasi
protein di dalam sel. Retikulum endoplasma berbentuk jaringan tubulus dan kantung
pipih yang memproduksi dan memproses lipid dan protein di sel tumbuhan dan
hewan.
Retkulum Endoplasma juga menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan
sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
1. Retikulum endoplasma kasar (RE kasar), disebut demikian karena banyak berisi
dengan ribosom, dan mengeluarkan protein ke dalam sitoplasma.
Tumbuhan tersusun dari sel, sel membentuk jaringan, jaringan membentuk organ. Organ
utama tanaman yaitu akar, batang, dan daun. Ketiga organ utama tanaman (akar, batang,
daun) tersusun dari jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar. Sel adalah
unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup.
Di dalamnya ada beberapa zat yang berfungsi untuk kelangsungan hidup organisme itu,
contohnya karbohidrat, lemak, protein, asam amino. Makhluk hidup yang bersel tunggal
(unicellular) maupun makhluk hidup yang bersel banyak (multicellular) dikelompokkan
dalam dua tipe sel , yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik yaitu sel yang tidak mempunyai membran inti atau membran nucleus
sedangkan sel eukariotik yaitu sel yang mempunyai membran inti atau membran nucleus.
Makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang memiliki tipe sel prokariotik contohnya
dimiliki oleh bakteri, sedangkan makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang
memiliki tipe sel eukariotik contohnya dimiliki oleh alga hijau
yaitu chlamydomonas, dan makhluk hidup bersel banyak (multicellular) yang memiliki
tipe sel eukariotik contohnya dimiliki oleh tumbuhan.
Tumbuhan merupakan organisme yang bersel banyak (multicellular) dan eukariotik. Sel
tumbuhan memiliki komponen atau bagian yang berbeda dengan sel hewan. Perbedaan
yang khas yaitu sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tebal, plasmodesmata, plastida,
vakuola yang besar.
Mencegah sel menggembung melewati batas maksimum dan Melewati berbagai jenis
zat untuk kebutuhan sel.
Fungsi dinding sel yang utama adalah untuk melindungi bagian dalam sel. Namun
selain itu, masih ada beberapa fungsi lain yang juga dilakukan oleh lapisan ini. Berikut
ini penjelasan lebih lengkapnya.
Batas antarsel, Melindungi isi sel agar tidak keluar, Mengatur keluar masuknya
berbagai macam zat dan Reseptor dari luar, seperti hormon, bahan kimia, rangsangan
mekanik, dan rangsangan listrik.
Yang salah satu fungsi dari membran sel ialah untuk melindungi bagian sel yang
terletak di bagian yang lebih dalam atau sebagai pembatas antar sel isi sel dengan
bagian luar sel. Selain itu pula membran sel ini sangat bermanfaat untuk memperkokoh
sel dan mencegah sel agar sel tersebut tidak pecah.
Fungi membran sel yang lain ialah sebagai reseptor dari rangsangan luar dan sebagai
tempat untuk melakukan pertukaran zat transpor molekul, serta dapat digunakan
sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi-reaksi kimia. Dalam proses pertukaran
zat atau peristiwa keluar masuknya zat yang mealalui membran sel terdiri dari
beberapa jenis yakni difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis dan eksositosis. Nah
berikut ini ialah berbagai penjelasan dari masing-masing jenis peristiwa pertukaran zat
dalam membaran sel seperti yang telah disebutkan diatas.
3. Sitosol
sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti sintesis protein, sitensis asam
lemak, dan glikosis.
Menariknya, sitosol tidak memiliki fungsi tunggal yang terdefinisi dengan baik:
1. Transduksi sinyal
Sitosol berfungsi sebagai tempat untuk sejumlah proses intraseluler (mis., transduksi
sinyal – mekanisme seluler yang mengubah stimulus menjadi respons di dalam sel, dari
membran sel ke situs yang ada di dalam sel). Molekul pembawa dapat berdifusi melalui
sitosol untuk mengubah fungsi enzim, organel, atau bahkan transkripsi DNA. Ini
mungkin pesan dari luar sel, atau pesan dari satu bagian sel ke yang lain.
4. Mengangkut metabolit
Fungsi utama lain dari sitosol adalah untuk mengangkut metabolit dari tempat produksi
mereka ke tempat mereka digunakan. Ini relatif sederhana untuk molekul yang larut
dalam air, seperti asam amino, yang dapat berdifusi dengan cepat melalui sitosol.
Namun, molekul hidrofobik, seperti asam lemak atau sterol, dapat diangkut melalui
sitosol oleh protein pengikat spesifik, yang mengantarkan molekul-molekul ini di antara
membran sel. Molekul yang dimasukkan ke dalam sel melalui endositosis atau dalam
perjalanan untuk dikeluarkan juga dapat diangkut melalui sitosol di dalam vesikel,
yang merupakan bidang kecil lipid yang digerakkan sepanjang sitoskeleton oleh protein
motorik.
6. Tempat Metabolisme
Sitosol adalah tempat sebagian besar metabolisme pada prokariota, dan sebagian besar
metabolisme eukariota. Misalnya, pada mamalia, sekitar setengah dari protein dalam sel
terlokalisasi ke sitosol. Data yang paling lengkap tersedia dalam ragi, di mana
rekonstruksi metabolik menunjukkan bahwa sebagian besar proses metabolisme dan
metabolit terjadi di sitosol. Jalur metabolisme utama yang terjadi dalam sitosol pada
hewan adalah biosintesis protein, jalur pentosa fosfat, glikolisis dan glukoneogenesis.
Lokalisasi jalur dapat berbeda pada organisme lain, misalnya sintesis asam lemak
terjadi pada kloroplas pada tanaman dan pada apikoplas pada apikompleksa.
Fungsi nukleus (inti sel) pada sel tumbuhan adalah mengontrol seluruh kegiatan sel.
Berfungsi pula untuk pembelahan sel serta sebagai pembawa informasi genetik. Fungsi
nukleolus (anak inti) adalah ikut terlibat dalam sintesis berbagai macam RNA. Fungsi
lain untuk membentuk ribosom sehigga nukleolus terlibat dalam proses sintesis protein.
5. Plastida (Kloroplas)
Kloroplas mempunyai peran sebagai tempat fotosintesis. Mensintesis asam lemak dan terpen.
Plastida adalah organel utama yang hanya bisa ditemukan pada tumbuhan serta alga.
Plastida berfungsi untuk proses fotosintesis, serta juga untuk sintesis asam lemak dan
terpen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.
Berdasarkan pada fungsi dan morfologinya, plastida umumnya diklasifikasikan menjadi
kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan elaioplas didalamnya), serta kromopas.
Plastida merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk dalam bagian meristematik
tumbuhan tersebut.
a. Kloroplas
Kloroplas ini berisi zat hijau daun yang disebut klorofil. Kloroplas berperan penting
didalam proses fotosintesis.
b. Kromoplas
Kromoplas merupakan bagian plastida yang berwarna, umumnya berwarna kuning,
jingga, maupun merah karena terkandung beta karoten. Kromoplas ini berfungsi untuk
sintesis pigmen.
c. Gerontoplas
Gerontoplas ini berfungsi untuk mengontrol pembongkaran hasil fotosintesis.
d. Leukoplas
Leukoplas merupakan bagian plastida yang tidak berwarna. Leukoplas terkadang bisa
berubah menjadi bagian plastida yang lebih terkhusus seperti :
Amiloplas : untuk menyimpan pati serta mendeteksi gravitasi. Umumnya terdapat pada
umbi tanaman.
Plastida sendiri berasal dari endosimbiosis sianobakteri. Pada alga hijau serta tumbuhan
disebut kloroplas, rhodoplas pada alga merah serta sianelles. Plastida dibedakan atas
pigmennya, tetapi juga pada ultrastruktur.
6. Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
Ribosom mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dan memiliki peran masing-
masing dalam pembentukan sebuah sel.
Fungsi utamanya yaitu memproduksi dan mensintesis zat protein yang ada dalam
sel. Untuk ribosom yang ada di sitoplasma, otomatis fungsi tersebut hanya bekerja di
dalamnya dan bermanfaat hanya untuk sitoplasma tersebut.
Semua tahapan dalam proses produksi dan sintesis protein dilakukan di bagian organel
ribosom, baik itu dalam sitoplasma maupun retikulum endoplasma yang biasa disebut
dengan dogma sentral. Proses ini yang menjadi fungsi dan tugas utama dari ribosom.
Ribosom berperan penting bagi setiap kegiatan dan aktivitas metabolisme yang
dilakukan oleh sel itu sendiri. Ribosom merupakan bagian yang berperan penting dalam
pembentukan suatu sel yang sempurna.
Memiliki peran utama dalam mengumpulkan asam amino untuk mempersiapkan jenis
protein tertentu. Protein yang sangat penting untuk melakukan aktivitas
sel. Deoxyribonucleic Acid (DNA) pertama menciptakan RNA (mRNA/Messenger
RNA) lewat proses transkripsi DNA.
7. Mitokondria
sebagai penghasil energi karena terlibat dalam proses respirasi yang bersifat aerob.
Mendetoksifikasi Amonia
Fungsi mitokondria juga penting untuk melakukan detoksifikasi amonia. Hal ini
dilakukan karena adanya enzim yang terdapat pada mitokondria yang ada pada sel-sel
hati. Enzim itulah yang kemudian melakukan tugasnya untuk detoksifikasi amonia.
Fungsi badan golgi adalah memperbaiki membran sel, serta memiliki peran penting
dalam pengolahan hasil sintesis oleh RE. Selain itu badan golgi atau aparatus golgi juga
berfungsi sebagai:
1. Memodifikasi, menyortir dan mengemas makromolekul yaitu protein, lipid dan
karbohidrat.
2. Membentuk lisosom
3. Membentuk proteoglikan
4. Mengatur transportasi molekul di dalam sel
5. Untuk transportasi materi metabolisme
9. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Karena hanya terdapat pada sel organisme
eukariotik, maka Retikulum endoplasma tidak dapat ditemui pada organisme prokariotik
(tanpa membran nukelus atau membran inti sel) seperti bakteri.
Retikulum endoplasma (RE) penting dalam produksi atau sintesis komponen sel. Organel
ini penting terutama dalam sintesis, pelipatan, modifikasi, dan transportasi protein di
dalam sel. Retikulum endoplasma berbentuk jaringan tubulus dan kantung pipih yang
memproduksi dan memproses lipid dan protein di sel tumbuhan dan hewan.
Retkulum Endoplasma juga menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma
dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
1. Retikulum endoplasma kasar (RE kasar), disebut demikian karena banyak berisi
dengan ribosom, dan mengeluarkan protein ke dalam sitoplasma.
2. Retikulum endoplasma halus (RE halus). Di antara fungsinya adalah produksi protein
dan steroid, pemeliharaan membran plasma, dan jalur bagi molekul untuk bergerak
bersama.
10. Vakuola
Fungsi utama dari jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di
sebelah dalam terhadap kerusakan mekanik dan serangan hama serta penyebab penyakit
pada tumbuhan.
Fungsi sel parenkim antara lain dalam fotosintesis, respirasi, sekresi, penyimpanan
cadangan makanan dan air.
fungsi Kolenkim itu sendiri yakni untuk menyokong dan menguatkan bagian batang,
tangkai daun & bunga, serta ibu tulang daun pada tumbuhan muda yang sedang dalam
masa pertumbuhan dan juga pada tumbuhan herbal.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan itu berbeda-beda. Pada setiap bagian-bagiannya itu
dikarenakan faktor internal dan eksternal . hal itu menyebabkan adanya perbedaan fungsi disetiap
bagian sel hewan dan sel tumbuhan tersebut. Adapun struktur sel tumbuhan memiliki bagian-bagian
yang memiliki fungsi tersendiri yang pada bagian tersebut terdapat suatu zat yang dapat
membangun suatu sel.
3.2 Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan fungsi
organel sel pada makhluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Dafta Pustaka
https://www.cryptowi.com/organel-sel-hewan/
https://anedroid.blogspot.com/2020/10/cara-meningkatkan-acu-nimo-tv.html
https://blog.edukasystem.com/struktur-sel-tumbuhan/#:~:text=Perbedaan%20yang%20khas
%20yaitu%20sel,peroksisom)%20sama%20dengan%20sel%20hewan.
https://www.gurupendidikan.co.id/membran-plasma/
https://www.gurupendidikan.co.id/sel-tumbuhan/
https://www.studiobelajar.com/sel-tumbuhan/#:~:text=Fungsi%20Sel%20Tumbuhan,dan
%20menjaga%20bentuk%20tubuh%20tumbuhan.
http://repository.unp.ac.id/25103/#:~:text=Jaringan%20epidermis%20tersusun%20dari
%20sel,terhadap%20kerusakan%20mekanik%20dan%20serangan
https://usaha321.net/fungsi-sitosol-dan-sifat-sitosol.html
https://www.ruangguru.com/blog/organel-sel-dan-fungsinya#:~:text=Ditengah%2Dtengah
%20tumpukan%20kedua%20subunit,sebagai%20tempat%20berlangsungnya%20sintesis
%20protein.
https://brainly.co.id/tugas/121782