Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH BIOKIMIA

Disusun Oleh :

RANI MOKODOMPIT

(621420017)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB II (PEMBAHASAN)....................................................................................................................4
2.1 Sturktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan.......................................................................................4
Sel Hewan......................................................................................................................................4
2.2 Struktur Sel Hewan......................................................................................................................5
2.3 Struktur Sel Tumbuhan..............................................................................................................18
BAB III................................................................................................................................................32
PENUTUP...........................................................................................................................................32
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................32
3.2 Saran..........................................................................................................................................32
Dafta Pustaka...................................................................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Objek yang dikaji biologi berupa kehidupan yang berjenjang, terdiri atas berbagai tingkat
organisasi biologi mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi,
komunitas, ekosistem, dan, bioma. Sel adalah unit terkecil yang memiliki kemampuan hidup dan
berkembang biak, baik secara idenpenden maupun sebagai bagian organisme multiseluler. Biologi
pada tingkat sel memaparkan tentang struktur dan fungsi bagian setiap sel serta proses kehidupan
didalam sel. Organel - organel dengan fungsi tertentu dapat ditemukan didalam sel. Jadi, proses
kehidupan setiap organisme berlangsung didalam sel. Mahluk hidup dibagi menjadi tiga yaitu
manusia, hewan, dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan juga memiliki sel yang menyusun tubuhnya.
Sel - sel itu hidup dan saling bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk melakukan fungsi hidup.
Perkuliahan biokimia dianggap sebagai disiplin ilmu yang sulit untuk dipelajari (Vella,
1990). Salah satu materi biokimia yang dianggap sulit adalah materi metabolisme. Secara alami,
kajian metabolisme mengandung sejumlah besar jalur biokimia yang penting dan harus
dipahami lebih dalam oleh mahasiswa, dan secara umum disampaikan melalui metode
pengajaran konvensional,sehingga tidak mengherankan bila mahasiswa mengalami kesulitan
dalam menemukan hubungan beberapa konsep dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari (Wood, 1990; Meyer & Land, 2003). Matakuliah biokimia 2 merupakan matakuliah wajib
pada kurikulum Departemen Pendidikan Kimia. Pada perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
mampu mengetahui tentang bioenergetika, metabolisme, biomolekul, aliran informasi genetika,
energi yang menyertai reaksi yang terjadi dalam makhluk hidup dan rekayasa genetika melalui
matakuliah ini. Penerapan konsep berdasarkan sifatnya membutuhkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Keterampilan tersebut tidak dipelajari melalui ceramah, melainkan melalui
perkuliahan aktif dari prinsip-prinsip dasar untuk mengeksplorasi hubungan yang melekat dalam
biokimia sehingga mahasiswa dapat memecahkan masalah. Jika mahasiswa tidak berperan aktif
dalam perkuliahan maka keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat dikembangkan dan
menghasilkan pembelajaran yang tidak berarti (Zoller dan Pushkin, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sturktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Sel Hewan
1. Ukuran sel hewan lebih kecil dari sel tumbuhan
2. Tidak memiliki plastid (kloroplas)
3. Tidak memiliki dinding sel
4. Memiliki lisosom
5. Memiliki sentrosom
6. Mempunyai bentuk tidak tetap
7. Tidak memiliki vakuola (walau ada juga yang memiliki tapi ukurannya kecil)
Sel Tumbuhan

1. Ukuran sel tumbuhan lebih besar dari sel hewan


2. Umumnya memiliki plastid (kloroplas)
3. Memiliki dinding sel dan membran sel
4. Tidak memiliki lisosom
5. Tidak memiliki sentrosom
6. Mempunyai bentuk yang tetap
7. Memiliki vakuola ukuran besar dan biasanya berjumlah banyak
2.2 Struktur Sel Hewan
1. Struktur Sel Hewan

Sel hewan tidak memiliki dinding sel, sehingga sel tersebut memiliki banyak
variasi bentuk. Untuk mempertahankan keutuhan selnya, sel hewan memiliki
modifikasi berupa sitoskeleton dan matriks ekstraselular yang berfungsi seperti
dinding sel bagi sel hewan. Untuk mengetahui penjelasannya lebih lanjut, mari kita
simak penjelasan pada sub-bab di bawah ini.

A. Sitoskeleton
Sitoskeleton memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel tumbuhan, yaitu
mempertahankan bentuk dan struktur sel. Sitoskeleton tersusun dari tiga jenis serabut,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus dan filamen intermedia.
Tiga jenis serabut yang menyusun sitoskeleton, yaitu:
1. Mikrofilamen

• Mikrofilamen merupakan rantai ganda protein yang saling terhubung, tipis, dan
memiliki diameter 7 nm.
• Mirofilamen tersusun atas protein aktin dan myosin.
• Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot.
• Fungsi mikrofialmen, yaitu untuk mempertahankan bentuk sel, kontraksi sel,
pergerakan sel, dan pembelahan sel.

2. Mikrotubulus

• Mikrotubulus merupakan rantai – rantai protein yang membentuk spiral


memanjang seperti tabung berlubang dengan diameter 25 nm.
• Mikrotubulus tersusun dari protein tubulin.
• Jumlah serabutnya terbanyak dan terbesar dalam sitoskeleton.
• Fungsi mikrotubulus, yaitu mengarahkan perpindahan kromosom ke masing-
masing kutub saat pembelahan sel, mempertahankan bentuk sel, pergerakan sel,
dan membantu sel dalam pembelahan mitosis.

3. Filamen Intermedia

• Filamen intermedia merupakan rantai molekul protein yang membentuk untaian


dan saling melilit antar satu filamen dengan filamen lainnya, serta memiliki
diameter sekitar 8 – 12 nm.
• Filamen intermedia tersusun atas protein fimentin, namun tidak semua bagian sel
filamen intermedia tersusun atas protein tersebut, misalnya pada sel kulit filamen
yang tersusun atas protein keratin.
• Fungsi filamen intermedia, yaitu mempertahankan bentuk sel, tempat
menempelnya nukleus dan organel-organel, serta membentuk lamina nukleus.
B. Matriks Ekstraselular pada Sel Hewan

Selain sitoskeleton, sel hewan juga memiliki matriks ekstraseluler untuk


melindungi membran plasma dan bagian intraseluler sel. Komponen utama penyusun
matriks ekstraselular pada sel hewan adalah glikoprotein dan molekul-molekul hasil
dari sekresi sel yang mengandung karbohidrat.
Bagian penyusun matriks ekstraseluler pada sel hewan, yaitu:
1. Kolagen, jumlah serabutnya terbanyak dan terbesar dalam matriks ektraseluler.
2. Proteoglikan, berikatan dengan molekul polisakarida secara non-kovalen sehingga
membentuk kompleks proteoglikan.
3. Fibronektin, letaknya menempel dengan protein integrin.
4. Protein Integrin, protein yang terletak pada membran plasma yang berfungsi untuk
mentransmisikan sinyal antara matriks ekstraseluler dengan sitoskeleton.

Funsi-fungsi sel hewan, yaitu :


1. Sitoplasma

Sitoplasma menghasilkan cairan yang digunakan sebagai proses terjadinya


metabolisme tubuh.

Tugas utama sitoplasma adalah menyokong dan memastikan keamanan molekul


seluler dan organel yang berada di dalamnya. Organel sendiri adalah struktur seluler
kecil dalam sitoplasma yang melakukan fungsi spesifik pada sel prokariotik (bakteri)
dan sel eukariotik (pada tanaman, hewan, dan manusia).Selain itu, sebagai bagian sel
yang berbentuk cairan, sitoplasma juga memainkan peran sebagai berikut:
 Membantu memindahkan senyawa-senyawa di dalam sel.
 Melarutkan sisa metabolisme sel.
 Menjadi area berkegiatan di dalam sel melalui proses yang
disebut streaming sitoplasma. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan
garam dalam sitoplasma sehingga cairan di dalamnya dapat mengonduksi
sinyal listrik untuk menopang kegiatan sel dengan sangat baik.
 Transportasi materi genetik. Dengan adanya sitoplasma, materi genetik
tersebut dipastikan aman dan tidak rusak bahkan ketika mereka bertabrakan di
dalam sel.

2. Ribosom

Bagian ini berperan untuk menghasilkan protein.

Ribosom itu butiran nukleoprotein yang ukurannya hanya 15-20 nm, paling kecil dari
organel lainnya. Ada dua komponen utama ribosom, yaitu subunit besar dan subunit
kecil. Saat melakukan kerjanya, kedua subunit ini bergabung dan membentuk struktur
yang mirip dengan burger. Ditengah-tengah tumpukan kedua subunit yang mirip
burger itu, ada mRNA. Fungsi mRNA itu sebagai cetakan resep untuk bikin protein
tertentu. Makanya, peran utama ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya
sintesis protein.

3. Mikrofilamen

Mikrofilamen melakukan pengawasan atau pengaturan pada pergerakan sel agar bisa
berjalan dengan baik dan sesuai.
1. Sebagai bagian dari pengerak actomyisin, yang filamen berfungsi sebagai
dasar peregangan bagi myosin untuk kontraksi otot dan pengembangan
pseudopod. Mikrofilamen memiliki kerangka kerja yang fleksibel yang dapat
membantu pergerakan sel.
2. Berfungsi sebagai bagian yang akan bekerja sama dalam cytoskeleton. Serat
single biasanya akan berkumpul bersama untuk menghasilkan berbagai fungsi.
Mereka akan membentuk sebuah skeleton tipis di dalam membrane plasma
untuk menyediakan struktur dan bentuk dari membrane. Mereka bertanggung
jawab untuk semua sel protusion.
3. Saat beroperasi dengan hidrolisis ATP, AC motor menghasilkan tenaga per-
filamen, yang lebih besar dari batasan per-filamen untuk operasi motor tanpa
hidrolisis ATP. Beberapa actoclampins misalnya Ena/protein VASP, WASP,
dan N-WASP membutuhkan Arp2/3 untuk membantu filament membentuk
polimerisasi aktin yang kemudian menuju ke end-tracker sebelum diproses.
4. Untuk menghasilkan filament baru, Arp2/3 membutuhkan ibu filament,
monomeric ATP-actin, dan sebuah domain aktif dari Listeria ActA atau dari
bagian VCA. Arp2/3 mengikat pada bagian dari filamen ibu, membentuk
seperti batang Y yang memiliki sudut 70 derajat dengan longitudinal axis dari
filamen ibu. Kemudian aktivasi oleh ActA atau VCA, Arp complex dipercaya
akan melalui perubahan konformasi, membawa dua aktin-protein untuk
menghasilkan gerbang filamen baru. Sementara hidrolisis ATP dibutuhkan
untuk nucleation dan atau batang-Y terlepas.
5. Berfungsi dalam menginduksi cell motility, satu aktin filamen akan mengulur
sementara yang lain berkontraksi, kemungkinan oleh motor molekul myosin
II.

4. Membran Sel

Membran sel merupakan lapisan yang berperan penting untuk melindungi sel dan juga
organel yang terdapat di dalamnya. Selain itu, membran sel juga berperan untuk
menanggapi rangsangan yang berasal dari bagian luar sel.

1. Transportasi molekul dan ion dalam sel


Membran sel merupakan selaput terluar dari sel yang memiliki fungsi yang
spesifik tergantung pada jenis komponen utama penyusunnya, yaitu fosfolipid
serta protein. Membran sel mampu bertindak sebagai barier semipermeabel. Hal
tersebut nantinya akan memungkinkan terjadinya transportasi  molekul-molekul
yang berukuran kecil atau ion-ion keluar masuk dalam sel.

2. Sebagai pelindung dan reseptor


Membran sel mampu melindungi serta mengatur keluar masuknya molekul atau
ion dari dan ke luar sel melalui beberapa metode, seperti :
Difusi – merupakan pergerakan molekul yang memiliki konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah.
Osmosis – yaitu pergerakan air dari konsentrasi tinggi (banyak air) ke
konsentrasi yang lebih rendah (sedikit air)
Difusi berfasilitas – yaitu terjadinya perpindahan zat yang menggunakan protein
pembawa tanpa memerlukan energi
Transport aktif – yaitu terjadinya pergerakan molekul melalui membran yang
membutuhkan bantuan energi.

3. Sebagai pembatas
Membran sel merupakan bagian yang mambatasi antara isi sel dengan bagian-
bagian di sekitarnya. Selain itu, membran sel juga membatasi terjadinya
pergerakan molekul yang dapat terlarut dalam air melalui membran.
Membran sel merupakan rintangan selektif dimana terdapat aliran oksigent,
nutrien, serta limbah yang cukup guna melayani seluruh sel.

4. Sebagai selektor
Membran sel memiliki sifat selektif permeable dimana ia memiliki kemampuan
untuk menyeleksi berbagai jenis ion, molekul, serta senyawa lainnya yang
melewati membran sel.

5. Berperan dalam sintesis berbagai zat dalam tubuh


Peran lain dari membran sel adalah bahwa ia sangat membantu dalam sintesis
ATP, pensinyalan sel, serta Adhesi sel.

5. Sentrosom

Fungsi Sentrosom yaitu mempertahankan jumlah kromosom selama proses


pembelahan sel secara mitosis. Maksud dari mempertahankan jumlah kromosom yaitu
agar jumlah kromosom antara induk dan anakan yaitu sama “bersifat diploid” selama
proses pembelahan sel. Ini merupakan ciri dari pembelahan mitosis yaitu jumlah
kromosom induk dan anak adalah sama (2n).  
Sentrosom ketika sel melakukan pembelahan terletak pada kutub yang
berlawanan dari inti, artinya proses pembelahan sel sudah memasuki tahap anafase,
karena sentriol yang terbentuk dari adanya sentrosom, juga membentuk benang
spindle. Benang spindle ini berfugsi untuk menarik kromosom ke masing- masing
kutub yang berlawanan.  
Pada tahap terakhir dari proses pembelahan sel , sel anak yang terbentuk dari  sel
induk, dan masing-masing sentrosom dari sel induk menjadi inti dari sel anak.
Selain itu, sentrosom juga memiliki fungsi lainnya, seperti di bawah ini
 Sentrosom berfungsi untuk menghasilkan mikrotubulus.
 Sentrosom berfungsi dalam menginisiasi (memulai)  terjadinya sitokinesis atau
pembagian sitoplasma.

6. Peroksisom

Bagian ini berfungsi untuk mengurai zat dalam sel sehingga bisa membuang racun
dan proses zat yang dibutuhkan.

Fungsi peroksisom, yaitu:


1. Penghasil enzim oksidase dan katalase
Peroksisom mengandung enzim oksidase dan enzim katalase. Enzim oksidase
berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu substrat agar dapat bereaksi dengan
oksigen dan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk sampingan.
Oleh karena itu, organel tersebut dinamakan peroksisom

2. Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk respirasi sel.
menyederhanakan rantai asam lemak yang panjang melalui beta oksidasi. Dalam sel
hewan, asam lemak yang sangat panjang menjadi rantai medium asam lemak, yang
kemudian dibawa ke mitokondria dan akhirnya dipecah menjadi karbon dioksida dan
air. Dalam sel tanaman, proses ini hanya untuk peroksisom.
3. Di dalam sel hati, peroksisom menetralisir racun alkohol dan senyawa berbahaya
lainnya.
Enzim katalase yang terdapat di dalam peroksisom menggunakan H2O2 untuk
mengoksidasi substrat lainnya, seperti fenol, asam format, formaldehida, dan alkohol.
Proses ini akan menghilangkan hidrogen peroksida yang beracun tersebut. Reaksi ini
sangat penting dalam hati dan sel-sel ginjal, dimana peroksisom mendetoksifikasi
berbagai zat-zat beracun yang masuk ke dalam darah. Sekitar 25% etanol pada
minumal keras teroksidasi dengan cara ini. Selain itu, ketika kelebihan H2O2 di
dalam sel, enzim katalasi mengubahnya melalui reaksi ini.

7. Nukleus

Nukleus memiliki fungsi utama yang berperan sebagai pusat informasi genetik.
Bagian ini menjadi pusat kontrol dari segala aktivitas yang dilakukan sel untuk proses
replikasi. Sedangkan nukleolus mampu membentuk protein untuk sel hewan.

 Nukleus adalah penjaga gen – gen agar terekspresi dengan baik agar tidak
menjadi penyebab kelainan genetik.
 Nukleus adalah tempat untuk mengkoordinasikan pembelahan sel seperti
replikasi dan transkripsi dalam sintesis protein.
 Nukleus memproduksi kode protein yang berguna untuk proses metabolisme
seluler.
 Nukleus adalah organel yang menjaga integritas gen.
 Nukleus mengontrol aktivitas sel.
 Nukleus mengatur permulaan dan akhir proses ekspresi gen.
8. Mitokondria

Mitokondria kemampuan untuk membentuk ATP sehingga menghasilkan energi


untuk sel hewan. Mitokondria juga memiliki peranan yang sangat penting pada sistem
respirasi seluler.

1. Tempat Berlangsungnya Respirasi Sel


Fungsi utama mitokondria ialah respirasi sel, respirasi sel ialah proses kimiawi
untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi yang digunakan
untuk pemecahan glukosa disediakan oleh molekul-molekul ATP. Proses ini
terdiri dari glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron.

2. Menghasilkan Energi Dalam Bentuk ATP


Fungsi mitokondria ialah untuk menghasilkan energi, makanan yang
dikonsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul seperti karbohidrat atau lemak
untuk kemudian dikirim ke mitokondria, nantinya akan dihasilkan molekul ATP
melalui proses fosforilasi oksidatif.

3. Menjaga Konsentrasi Ion Kalsium


Mitokondria juga penting untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dan
cukup dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria membantu sel-sel dengan
melayani sebagai sebuah tangki penyimpanan yang dapat menyimpan ion
kalsium.

4. Membangun Bagian-Bagian Dari Darah Dan Hormon


Mitokondria juga memiliki peran dan fungsi lainnya yakni dalam membangun
bagian-bagian tertentu dari darah serta hormon. Contoh bagian-bagian yang
dibangun mitokondria dari darah atau hormon misalnya yakni testosteron dan
estrogen.

5. Mendetoksifikasi Amonia
Fungsi mitokondria juga penting untuk melakukan detoksifikasi amonia. Hal ini
dilakukan karena adanya enzim yang terdapat pada mitokondria yang ada pada
sel-sel hati. Enzim itulah yang kemudian melakukan tugasnya untuk
detoksifikasi amonia.

6. Menjalankan Proses Apoptosis


Mitokondria juga berperan dalam proses kematian sel terprogram, maksudnya
sel-sel yang tidak diinginkan yang jumlahnya terlalu banyak akan dipangkas
selama perkembangan organisme, dimana proses ini dinamakan sebagai proses
apoptosis.

7. Mengawasi Pertumbuhan Sel


Fungsi mitokondria penting dalam pertumbuhan sel, dalam kaitannya dengan
sel, mitokondria berfungsi untuk mengawasi pertumbuhan dan perkembangan
sel, selain itu mitokondria juga berperan dalam mengawasi diferensiasi sel.

9. Aparatus Golgi

Badan golgi mampu membentuk lisosom serta membentuk lapisan plasma untuk
proses pembentukan protein.

Organel penting pada kebanyakan sel eukariotik (sel yang memiliki membran inti)
adalah struktur kantung yang terikat membran yang disebut aparatus Golgi (atau
badan Golgi dan kompleks Golgi). Organ sel ini ditemukan pada tahun 1898 oleh
ilmuwan Italia yang bernama Camilo Golgi.

Aparatus Golgi terlibat dalam sintesi banyak senyawa dalam sel. Organel ini
berfungsi untuk memproses dan mengemas makromolekul seperti protein dan lipid
yang disintesis oleh sel.

Aparatus Golgi juga berfungsi memodifikasi, menyortir dan mengemas protein untuk
sekresi atau dikeluarkan dari sel.

Aparatus Golgi mengatur ke bagian sel mana molekul seperti protein tadi akan
dikirim atau di transportasikan. Dalam fungsi ini Aparatus Golgi mirip sebagai sebuah
kantor pos.

Selain pada protein, fungsi sintesis, pemilahan, modifikasi dan pengemasan ini juga
dilakukan dalam pengangkutan lipid di sekitar sel.

Aparatus Golgi juga berperan dalam penciptaan lisosom. Lisosom adalah organel sel
berupa kantong yang berisi enzim yang berguna untuk mengontrol pencernaan di
dalam sel.

Untuk memodifikasi protein, kompleks golgi mengimpor zat mineral seperti


nukleotida dari sitosol sel. Modifikasi oleh tubuh Aparatus golgi menentukan tujuan
akhir di bagian mana dari sel bagi protein ini.

Aparatus Golgi juga berperan penting dalam produksi proteoglikan. Proteoglikan


adalah molekul yang ada dalam matriks ekstraselular sel hewan.

Aparatus Golgi juga merupakan lokasi utama sintesis karbohidrat pada sel.
10. Lisosom

Lisosom memiliki peranan untuk mengendalikan pencernaan intraseluler. Lisosom


akan menghancurkan bagian organel pada sel yang mengalami kerusakan agar bisa
diganti dengan yang baru.
1. Pencernakan intrasel
Ini merupakan salah satu fungsi utama dari lisosom, dimana materi yang
dicerna bisa berasal dari luar maupun dari dalam sel itu sendiri. Jika materi
yang dicerna berasal dari luar sel, maka materi tersebut masuk ke dalam
sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Dinamakan pencernakan
intrasel karena pencernakan tersebut berlangsung di dalam lisosom, dimana
enzim hidrolitik tidak pernah keluar dari lisosom. Hal ini menyebabkan
proses pencernakan berlangsung secara optimal. Jika terjadi kasus pecahnya
lisosom, kondisi ini akan mengakibatkan enzim-enzim hidrolitik keluar dari
lisosom dan menghancurkan sel itu sendiri.

2. Endositosis
Ini merupakan mekanisme masuknya makromolekul yang berasal dari luar
sel ke dalam sel. Molekul tersebut nantinya akan melewati endocytic
pathway yang selanjutnya molekul tersebut akan dibawa ke endosom awal
yang merupakan vesikel-vesikel kecil yang tidak beraturan. Endosom awal
memiliki ph asam sekitar 6, disini beberapa makromolekul akan mengalami
proses pemilihan, dimana terdapat materi yang digunakan yaitu dibawa ke
endosom lanjut, dan ada juga materi yang tidak dipergunakan dan dibuang ke
sitoplasma. Di endosom lanjut yang memiliki ph asam 5 terjadilah proses
pematangan dari materi yang dicerna sehingga terbentuklah lisosom.
Dalam proses endositosis terdapat 2 buah reseptor yang terletak di luar
membran plasma. Reseptor tersebut adalah :
 Housekeeping reseptor yang bertanggung jawab dalam pengambilan materi
yang akan dipergunakan oleh sel.
 Signaling reseptor yang bertanggung jawab dalam proses pengikatan ligan
di bagian ekstraseluler yang berfungsi untuk membawa pesan guna
mengubah aktivitas di dalam sel.
Berdasarkan berat jenis, ph, dan komposisi proteinnya, endosom terbagi
menjadi 2 tipe, yaitu :
 Early endosom, merupakan endosom yang terletak di daerah sekitar dalam
sel
 Late Endosom, yaitu endosom yang terletak lebih dekat dengan
bagian nukleus sel.

3. Autofagi
Ini merupakan suatu mekanisme pendegradasian yang dilakukan oleh
lisosom erhadap organel sel yang sudah tidak dapat berfungsi lagi tanpa
terjadi kehilangan bahan kimia penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel.
Sebagai contoh adalah degradasi yang terjadi pada sel hati dengan
mitokondria yang berumur rata-rata 10 hari. Mitokondria yang sudah
berumur 10 hari dan tidak berfungsi lagi diselubungi oleh suatu organel dari
retikulum endoplasma kasar dan membentuk autofagosom yang kemudian
akan bergabung dengan lisosom agar mitokondria dapat dihancurkan oleh
enzim hidrolitik. Contoh autofagi yang lainnya adalah transformasi berudu
menjadi katak, serta embrio manusia.

4. Fagositosis
Ini merupakan proses pemasukan berbagai partikel dengan ukuran yang besar
yaitu partikel yang memiliki diameter lebih besar dari 5 µm serta
mikroorganisme seperti virus maupun bakteri ke dalam sel yang berasal dari
lingkungan. Proses ini dilakukan oleh berbagai tipe sel yang telah mengalami
spesialisasi.
Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi pada kebanyakan jenis protista
seperti amoeba maupun siliata yang dalam mendapatkan makanan, cara yang
mereka lakukan adalah dengan menangkap partikel makanan atau
mikroorganisme yang lebih kecil. Selanjutnya, partikel makanan yang
tertangkap tersebut dimasukkan ke dalam organel yang dikenal dengan nama
vakuola atau fagosom, dimana vakuola atau fagosom tersebut berasal dari
sebagian kecil membran plasma. Selanjutnya fagosom akan bergabung
dengan lisosom guna melakukan pencernakan terhadap partikel makanan
yang telah ditangkap.

5. Eksositosis
Ini merupakan mekanisme transpor berupa molekul-molekul yang berukuran
besar yang melewati membran plasma dari dalam ke luar sel yaitu dengan
cara menggabungkan vesikula yang berisi molekul-molekul tersebut dengan
membran plasma. Contoh peristiwa eksositosis ciri-ciri makhluk hidup yang
melewati proses pergantian tulang rawan yang terjadi pada perkembangan
tulang keras.

6.  Autolisis
Ini merupakan proses penghancuran diri yang dilakukan oleh sel dengan cara
membebaskan isi lisosom ke dalam sel. Contoh kasus tersebut terjadi
pada daur hidup katak, yaitu saat berudu menyerap kembali ekornya saat ia
menginjak usia dewasa. Selain fungsi-fungsi tersebut, lisosom juga memiliki
peranan yang penting dalam upaya menghancurkan senyawa-senyawa
karsiogenik yang masuk ke dalam tubuh.

11. Retikulum Endoplasma

Bagian ini berfungsi untuk membersihkan sel hewan dari berbagai hal yang sifatnya
beracun. Selain itu, bagian ini juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi yang
digunakan oleh sel.

1. Menghasilkan (melakukan sintesis) protein yang dibutuhkan sel


2. Menyalurkan bahan genetic antara inti sel (nukelus) dengan sitoplasma
3. Sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Karena hanya terdapat pada sel organisme
eukariotik, maka Retikulum endoplasma tidak dapat ditemui pada organisme
prokariotik (tanpa membran nukelus atau membran inti sel) seperti bakteri.

Retikulum endoplasma (RE) penting dalam produksi atau sintesis komponen sel.
Organel ini penting terutama dalam sintesis, pelipatan, modifikasi, dan transportasi
protein di dalam sel. Retikulum endoplasma berbentuk jaringan tubulus dan kantung
pipih yang memproduksi dan memproses lipid dan protein di sel tumbuhan dan
hewan.

Retkulum Endoplasma juga menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan
sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

Retikulum endoplasma di dalam sel memiliki dua bentuk umum yaitu:

1.   Retikulum endoplasma kasar (RE kasar), disebut demikian karena banyak berisi
dengan ribosom, dan mengeluarkan protein ke dalam sitoplasma.

2.   Retikulum endoplasma halus (RE halus). Di antara fungsinya adalah produksi


protein dan steroid, pemeliharaan membran plasma, dan jalur bagi molekul untuk
bergerak bersama.

RE Halus menghasilkan lipid dan protein membran, sementara RE Kasar


menghasilkan semua protein lain yang dibutuhkan oleh sel. Protein ini dimodifikasi
oleh aparatus Golgi, yang juga menyimpan dan mengemasnya untuk dikeluarkan dari
sel.

2.3 Struktur Sel Tumbuhan


2. Struktur Sel Tumbuhan

Tumbuhan tersusun dari sel, sel membentuk jaringan, jaringan membentuk organ. Organ
utama tanaman yaitu akar, batang, dan daun. Ketiga organ utama tanaman (akar, batang,
daun) tersusun dari jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar. Sel adalah
unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup.

Di dalamnya ada beberapa zat yang berfungsi untuk kelangsungan hidup organisme itu,
contohnya karbohidrat, lemak, protein, asam amino. Makhluk hidup yang bersel tunggal
(unicellular) maupun makhluk hidup yang bersel banyak (multicellular) dikelompokkan
dalam dua tipe sel , yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.

Sel prokariotik yaitu sel yang tidak mempunyai membran inti atau membran nucleus
sedangkan sel eukariotik yaitu sel yang mempunyai membran inti atau membran nucleus.

Makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang memiliki tipe sel prokariotik contohnya
dimiliki oleh bakteri, sedangkan makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang
memiliki tipe sel eukariotik contohnya dimiliki oleh alga hijau
yaitu chlamydomonas,  dan  makhluk hidup bersel banyak (multicellular) yang memiliki
tipe sel eukariotik contohnya dimiliki oleh tumbuhan.

Tumbuhan merupakan organisme yang bersel banyak (multicellular) dan eukariotik. Sel
tumbuhan memiliki komponen atau bagian yang berbeda dengan sel hewan. Perbedaan
yang khas yaitu sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tebal, plasmodesmata, plastida,
vakuola yang besar.

Komponen-komponen atau bagian-bagian sel tumbuhan yang lainnya (membran sel,


sitosol, nucleus, retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, ribosom, peroksisom)
sama dengan sel hewan.
1. Dinding Sel

Mencegah sel menggembung melewati batas maksimum dan Melewati berbagai jenis
zat untuk kebutuhan sel.

Fungsi dinding sel yang utama adalah untuk melindungi bagian dalam sel. Namun
selain itu, masih ada beberapa fungsi lain yang juga dilakukan oleh lapisan ini. Berikut
ini penjelasan lebih lengkapnya.

1. Melindungi bagian sel yang lain


Karena dinding sel terletak di bagian paling luar dari sel, maka fungsi utamanya adalah
sebagai pelindung. Bagian ini akan melindungi sel dari tekanan secara mekanis,
sekaligus menyesuaikan dirinya dengan kondisi kimiawi di sekitarnya.

2. Memfasilitasi sirkulasi dan distribusi sel


Dinding sel tidaklah padat. Pada lapisannya, organel yang satu ini memiliki lubang-
lubang yang disebut plasmodesmata.Lubang ini dapat menjadi jalur lewat air, mineral,
maupun nutrisi lain yang dibutuhkan oleh sel. Sehingga, proses distribusi dan sirkulasi
dalam sel bisa lancar.

3. Menjadi penopang sel


Di saat yang bersamaan, struktur dindingnya yang kaku membuat sel-sel bisa jadi lebih
stabil. Hal ini berguna untuk menopang bagian-bagian tumbuhan lain seperti daun dan
batang, agar bisa tetap pada tempatnya.

4. Sebagai tempat penyimpanan


Fungsi dinding sel yang terakhir adalah sebagai tempat penyimpanan molekul yang
berperan untuk merasakan mikroba-mikroba penyebab penyakit. Bagian ini juga akan
membantu pembentukan jaringan baru pada tumbuhan.

5. Mencegah kerusakan tanaman


Ada kalanya tanaman menerima terlalu banyak air, seperti saat terlalu sering disiram
atau ketika musim hujan. Pada kondisi ini, jika air tidak dibuang atau hilang, maka
lama-kelamaan akan rusak, atau yang dalam istilah biologisnya disebut overekspansi.
2. Membran Sel

Batas antarsel, Melindungi isi sel agar tidak keluar, Mengatur keluar masuknya
berbagai macam zat dan Reseptor dari luar, seperti hormon, bahan kimia, rangsangan
mekanik, dan rangsangan listrik.

Yang salah satu fungsi dari membran sel ialah untuk melindungi bagian sel yang
terletak di bagian yang lebih dalam atau sebagai pembatas antar sel isi sel dengan
bagian luar sel. Selain itu pula membran sel ini sangat bermanfaat untuk memperkokoh
sel dan mencegah sel agar sel tersebut tidak pecah.

Fungi membran sel yang lain ialah sebagai reseptor dari rangsangan luar dan sebagai
tempat untuk melakukan pertukaran zat transpor molekul, serta dapat digunakan
sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi-reaksi kimia. Dalam proses pertukaran
zat atau peristiwa keluar masuknya zat yang mealalui membran sel terdiri dari
beberapa jenis yakni difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis dan eksositosis. Nah
berikut ini ialah berbagai penjelasan dari masing-masing jenis peristiwa pertukaran zat
dalam membaran sel seperti yang telah disebutkan diatas.

3. Sitosol

sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti sintesis protein, sitensis asam
lemak, dan glikosis.

Menariknya, sitosol tidak memiliki fungsi tunggal yang terdefinisi dengan baik:

1. Transduksi sinyal
Sitosol berfungsi sebagai tempat untuk sejumlah proses intraseluler (mis., transduksi
sinyal – mekanisme seluler yang mengubah stimulus menjadi respons di dalam sel, dari
membran sel ke situs yang ada di dalam sel). Molekul pembawa dapat berdifusi melalui
sitosol untuk mengubah fungsi enzim, organel, atau bahkan transkripsi DNA. Ini
mungkin pesan dari luar sel, atau pesan dari satu bagian sel ke yang lain.

2. Tempat aktivitas enzimatik


Sejumlah aktivitas enzimatik membutuhkan sitosol, karena enzim sering membutuhkan
tingkat pH tertentu, konsentrasi garam dan kondisi lingkungan lainnya yang dipenuhi
dengan tepat oleh sitosol. Selain itu, fungsi sitosol untuk memberikan dukungan
struktural untuk organel. Faktanya, sebagian besar sel bergantung pada volume sitosol
untuk memberi ruang bagi bahan kimia untuk bergerak di dalam sel.

3. Lokasi proses sitokinesis


Fungsi sitosol merupakan lokasi dari banyak proses sitokinesis, setelah pemecahan
membran nukleus dalam mitosis.

4. Mengangkut metabolit
Fungsi utama lain dari sitosol adalah untuk mengangkut metabolit dari tempat produksi
mereka ke tempat mereka digunakan. Ini relatif sederhana untuk molekul yang larut
dalam air, seperti asam amino, yang dapat berdifusi dengan cepat melalui sitosol.
Namun, molekul hidrofobik, seperti asam lemak atau sterol, dapat diangkut melalui
sitosol oleh protein pengikat spesifik, yang mengantarkan molekul-molekul ini di antara
membran sel. Molekul yang dimasukkan ke dalam sel melalui endositosis atau dalam
perjalanan untuk dikeluarkan juga dapat diangkut melalui sitosol di dalam vesikel, 
yang merupakan bidang kecil lipid yang digerakkan sepanjang sitoskeleton oleh protein
motorik.

5. Sumber bahan kimia


Sitosol menyedian bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-
senyawa organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam
amino, nukleotida, molekul besar seperti protein, dan RNA yang membentuk koloid.

6. Tempat Metabolisme
Sitosol adalah tempat sebagian besar metabolisme pada prokariota, dan sebagian besar
metabolisme eukariota. Misalnya, pada mamalia, sekitar setengah dari protein dalam sel
terlokalisasi ke sitosol. Data yang paling lengkap tersedia dalam ragi, di mana
rekonstruksi metabolik menunjukkan bahwa sebagian besar proses metabolisme dan
metabolit terjadi di sitosol.  Jalur metabolisme utama yang terjadi dalam sitosol pada
hewan adalah biosintesis protein, jalur pentosa fosfat, glikolisis dan glukoneogenesis.
Lokalisasi jalur dapat berbeda pada organisme lain, misalnya sintesis asam lemak
terjadi pada kloroplas pada tanaman  dan pada apikoplas pada apikompleksa.

7. Dukungan struktural sel dan organel


Sebagian besar sel bergantung pada volume sitosol untuk menciptakan bentuknya dan
menciptakan ruang bagi bahan kimia untuk bergerak di dalam sel.

4. Inti Sel (Nucleus)


Mengatur semua kegiatan sel, Tempat penyimpanan protein, Tempat penyimpanan
informasi genetik dan Berperan dalam pembelahan sel.

Fungsi nukleus (inti sel) pada sel tumbuhan adalah mengontrol seluruh kegiatan sel.
Berfungsi pula untuk pembelahan sel serta sebagai pembawa informasi genetik. Fungsi
nukleolus (anak inti) adalah ikut terlibat dalam sintesis berbagai macam RNA. Fungsi
lain untuk membentuk ribosom sehigga nukleolus terlibat dalam proses sintesis protein.

5. Plastida (Kloroplas)

Kloroplas mempunyai peran sebagai tempat fotosintesis. Mensintesis asam lemak dan terpen.

fungsi plastida dibedakan menjadi 3 yaitu :


1. Pada Reproduksi Tumbuhan
Fungsi Plastida adalah berperan pada penyimpanan makanan berupa leukoplas dan
kromoplas, serta berperan dalam perubahan warna daun, seperti warna hijau yg
memberi efek fotosintesis dalam tanaman tersebut. 

Plastida adalah organel utama yang hanya bisa ditemukan pada tumbuhan serta alga.
Plastida berfungsi untuk proses fotosintesis, serta juga untuk sintesis asam lemak dan
terpen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.
Berdasarkan pada fungsi dan morfologinya, plastida umumnya diklasifikasikan menjadi
kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan elaioplas didalamnya), serta kromopas.
Plastida merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk dalam bagian meristematik
tumbuhan tersebut.

2. Pada Sel Tumbuhan


Didalam tumbuhan, plastida bisa dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan
fungsinya pada sel, berikut penjelasannya :

a. Kloroplas 
Kloroplas ini berisi zat hijau daun yang disebut klorofil. Kloroplas berperan penting
didalam proses fotosintesis.

b. Kromoplas 
Kromoplas merupakan bagian plastida yang berwarna, umumnya berwarna kuning,
jingga, maupun merah karena terkandung beta karoten. Kromoplas ini berfungsi untuk
sintesis pigmen.

c. Gerontoplas 
Gerontoplas ini berfungsi untuk mengontrol pembongkaran hasil fotosintesis.

d. Leukoplas 
Leukoplas merupakan bagian plastida yang tidak berwarna. Leukoplas terkadang bisa
berubah menjadi bagian plastida yang lebih terkhusus seperti :

Amiloplas : untuk menyimpan pati serta mendeteksi gravitasi. Umumnya terdapat pada
umbi tanaman.

Elainoplas : untuk menyimpan suatu lemak.

Proteinoplas : untuk menyimpan serta memodifikasi protein.

3. Pada Tumbuhan Alga


Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastida yang belum
terpigmentasi. Fungsinya yang berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas,
amiloplas serta kromoplas hanya ada pada tumbuhan namun bukan pada alga. Plastida
pada alga mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan, dimana pada alga
berisikan pirenoid.

Plastida sendiri berasal dari endosimbiosis sianobakteri. Pada alga hijau serta tumbuhan
disebut kloroplas, rhodoplas pada alga merah serta sianelles. Plastida dibedakan atas
pigmennya, tetapi juga pada ultrastruktur.

6. Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.

Ribosom mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dan memiliki peran masing-
masing dalam pembentukan sebuah sel.

Fungsi utamanya yaitu memproduksi dan mensintesis zat protein yang ada dalam
sel. Untuk ribosom yang ada di sitoplasma, otomatis fungsi tersebut hanya bekerja di
dalamnya dan bermanfaat hanya untuk sitoplasma tersebut.

Untuk ribosom yang melekat pada RE (Retikulum Endoplasma) umumnya


memproduksi protein dan menyebarkan hingga ke luar bagian sel sehingga manfaatnya
tidak hanya di sel tersebut saja, melainkan menyebar luas.

Semua tahapan dalam proses produksi dan sintesis protein dilakukan di bagian organel
ribosom, baik itu dalam sitoplasma maupun retikulum endoplasma yang biasa disebut
dengan dogma sentral. Proses ini yang menjadi fungsi dan tugas utama dari ribosom.

Ribosom berperan penting bagi setiap kegiatan dan aktivitas metabolisme yang
dilakukan oleh sel itu sendiri. Ribosom merupakan bagian yang berperan penting dalam
pembentukan suatu sel yang sempurna.

Memiliki peran utama dalam mengumpulkan asam amino untuk mempersiapkan jenis
protein tertentu. Protein yang sangat penting untuk melakukan aktivitas
sel. Deoxyribonucleic Acid (DNA) pertama menciptakan RNA (mRNA/Messenger
RNA) lewat proses transkripsi DNA.

7. Mitokondria
sebagai penghasil energi karena terlibat dalam proses respirasi yang bersifat aerob.

Tempat Berlangsungnya Respirasi Sel


Fungsi utama mitokondria adalah respirasi sel. Respirasi sel adalah proses kimiawi
untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi yang digunakan untuk
pemecahan glukosa disediakan oleh molekul-molekul ATP. Proses ini terdiri dari
glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron.

Menghasilkan Energi dalam Bentuk ATP


Fungsi mitokondria adalah untuk menghasilkan energi. Makanan yang dikonsumsi akan
dipecah dalam bentuk molekul seperti karbohidrat atau lemak untuk kemudian dikirim
ke mitokondria, Nantinya akan dihasilkan molekul ATP melalui proses fosforilasi
oksidatif.

Menjaga Konsentrasi Ion Kalsium


Mitokondria juga penting untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dan cukup
dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria membantu sel-sel dengan melayani
sebagai sebuah tangki penyimpanan yang dapat menyimpan ion kalsium.

Membangun Bagian-Bagian dari Darah dan Hormon


Mitokondria juga memiliki peran dan fungsi lainnya, yakni dalam membangun bagian-
bagian tertentu dari darah serta hormon. Contoh bagian-bagian yang dibangun
mitokondria dari darah atau hormon misalnya yaitu testosteron dan estrogen.

Mendetoksifikasi Amonia
Fungsi mitokondria juga penting untuk melakukan detoksifikasi amonia. Hal ini
dilakukan karena adanya enzim yang terdapat pada mitokondria yang ada pada sel-sel
hati. Enzim itulah yang kemudian melakukan tugasnya untuk detoksifikasi amonia.

Menjalankan Proses Apoptosis


Mitokondria juga berperan dalam proses kematian sel terprogram. Maksudnya sel-sel
yang tidak diinginkan yang jumlahnya terlalu banyak akan dipangkas selama
perkembangan organisme, dimana proses ini dinamakan sebagai proses apoptosis.

Mengawasi Pertumbuhan Sel


Fungsi mitokondria penting dalam pertumbuhan sel. Dalam kaitannya dengan sel,
mitokondria berfungsi untuk mengawasi pertumbuhan dan perkembangan sel. Selain
itu, mitokondria juga berperan dalam mengawasi diferensiasi sel.

8. Badan Golgi (Aparatus Golgi)


Proses sekresi, Membentuk dinding sel, Menghasilkan lisosom dan Membentuk
akrosom.

Fungsi badan golgi adalah memperbaiki membran sel, serta memiliki peran penting
dalam pengolahan hasil sintesis oleh RE. Selain itu badan golgi atau aparatus golgi juga
berfungsi sebagai:
1. Memodifikasi, menyortir dan mengemas makromolekul yaitu protein, lipid dan
karbohidrat.
2. Membentuk lisosom
3. Membentuk proteoglikan
4. Mengatur transportasi molekul di dalam sel
5. Untuk transportasi materi metabolisme

9. Retikulum Endoplasma

Fungsi dari Retikulum Endoplasma:

1. Menghasilkan (melakukan sintesis) protein yang dibutuhkan sel


2. Menyalurkan bahan genetic antara inti sel (nukelus) dengan sitoplasma
3. Sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
4. Tempat pelekatan ribosom dan Memperkaya senyawa protein hasil sintesis ribosom.

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Karena hanya terdapat pada sel organisme
eukariotik, maka Retikulum endoplasma tidak dapat ditemui pada organisme prokariotik
(tanpa membran nukelus atau membran inti sel) seperti bakteri.

Retikulum endoplasma (RE) penting dalam produksi atau sintesis komponen sel. Organel
ini penting terutama dalam sintesis, pelipatan, modifikasi, dan transportasi protein di
dalam sel. Retikulum endoplasma berbentuk jaringan tubulus dan kantung pipih yang
memproduksi dan memproses lipid dan protein di sel tumbuhan dan hewan.

Retkulum Endoplasma juga menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma
dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

Retikulum endoplasma di dalam sel memiliki dua bentuk umum yaitu:

1.   Retikulum endoplasma kasar (RE kasar), disebut demikian karena banyak berisi
dengan ribosom, dan mengeluarkan protein ke dalam sitoplasma.

2.   Retikulum endoplasma halus (RE halus). Di antara fungsinya adalah produksi protein
dan steroid, pemeliharaan membran plasma, dan jalur bagi molekul untuk bergerak
bersama.

RE Halus menghasilkan lipid dan protein membran, sementara RE Kasar menghasilkan


semua protein lain yang dibutuhkan oleh sel. Protein ini dimodifikasi oleh aparatus Golgi,
yang juga menyimpan dan mengemasnya untuk dikeluarkan dari sel.

10. Vakuola

Proses sekresi, Membentuk dinding sel, Menghasilkan lisosom dan Membentuk


akrosom.
Fungsi vakuola yang lain adalah :
1. Penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, amilum, dan glukosa
2. Mengadakan sirkulasi zat dalam sel
3. Penyimpanan pigmen (daun, bunga dan buah)
4. Penyimpanan minyak atsiri (golongan minyak yang memberikan bau khas
seperti minyak kayu putih)
5. Pengaturan tekanan osmotik sel
6. Penimbunan sisa metabolism dan metabolic sekunder seperti getah karet,
alkaloid, tanin, dan kalsium oksabit
7. Pembantu pertumbuhan sel (sel memanjang begitu vakuolanya menyerap air,
membuat sel dapat menjadi lebih besar dengan hanya membuat sitoplasma
baru yang minimal)
8. Perlindungan

11. Sel Epidermis

Fungsi utama dari jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di
sebelah dalam terhadap kerusakan mekanik dan serangan hama serta penyebab penyakit
pada tumbuhan.

12. Sel Parenkim

Fungsi sel parenkim antara lain dalam fotosintesis, respirasi, sekresi, penyimpanan
cadangan makanan dan air.

Jaringan dasar parenkim memiliki beberapa fungsi, di antaranya:


1. Sebagai penghasil dan tempat penyimpan cadangan makanan
2. Tempat berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan dan penyimpanan
hasilnya
3. Tempat menampung cadangan air
4. Berfungsi sebagai jaringan pengangkut
5. Tempat penyimpanan udara dalam proses respirasi sebagai akibat dari banyaknya
ruang antara satu sel dengan yang lainnya
6. Karena mempunyai sifat turgosen dan telah mengalami lignifikasi pada daerah
xilem sekunder, maka jaringan dasar parenkim dapat memiliki fungsi sebagai
jaringan penguat.

13. Sel Kolenkim

fungsi Kolenkim itu sendiri yakni untuk menyokong dan menguatkan bagian batang,
tangkai daun & bunga, serta ibu tulang daun pada tumbuhan muda yang sedang dalam
masa pertumbuhan dan juga pada tumbuhan herbal.

Beberapa fungsi jaringan penyokong tumbuhan kolenkim adalah :


 Kolenkim berfungsi untuk menunjang atau memperkuat jaringan tumbuhan yang
masih muda agar dapat berdiri dengan kuat dan kokoh.
 Sel kolenkim memiliki kemampuan untuk meningkatkan permukaan dan
ketebalan dindingnya.
 Kolenkim bisa menjadi pengganti sklerenkim jika tumbuhan tidak dapat
berdifirensiasi menjadi sklerenkim.
 Dinding sel yang tebal dan erat menjadikan kolenkim berfungsi sebagai
penyokong yang kuat.
 Struktur dinding sel kolenkim yang tebal berfungsi untuk menyesuaikan
pemanjangan organ tumbuhan tanpa kehilangan kekuatan.
 Sel kolenkim berfungsi memberi fleksibilitas pada tanaman, sehingga sel
kolenkim lentur dengan mudah tanpa kerusakan.
 Kolenkim yang mengandung klorofil berfungsi dalam proses fotosintesis.
 Kolenkim yang ada pada daun dapat mencegah robek.
 Memberi kekuatan mekanik pada tangkai, duan dan batang bagi tanaman dikotil
muda.

14. Sel Sklerenkim


Jaringan sklerenkim berfungsi Sebagai alat penyokong, Melindungi dan menguatkan
bagian dalam sel, Memberikan kekuatan mekanik ke tubuh tanaman. 

1. Kolenkim menjadi jaringan mekanik yang disesuaikan teristimewa untuk


memperkuat, menunjang atau menyokong organ muda yang sedang tumbuh
maupun pada herba agar dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Dinding yang tebal
dan erat membuatnya menjadi penyokong yang kuat. Keistimewaan pertumbuhan
dan strukturnya dindingnya menyebabkan mampu menyesuaikan terhadap
pemanjangan organ tanpa kehilangan kekuatan.

sel kolenkim mempunyai kemampuan dalam peningkatan permukaan dan


ketebalan dindingnya, oleh karena itu dapat mengembangkan dinding tebal
sementara organ tempat kolenkim berada sedang memanjang.

2. Kolenkim dapat menjadi pengganti sklerenkim jika tumbuhan tempat kolenkim


berada tidak berdifirensiasi menjadi sklerenkim. Penebalan dinding sel kolenkim
yang lebih tebal terpengaruh oleh tekanan mekanik (angin, dan beban pada
ranting).

15. Sel Xilem

Sel-sel ini berfungsi sebagai penyalur air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya.


Xilem atau jaringan kayu adalah jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air
dan garam mineral. Pada jaringan pembuluh, xilem berfungsi mengangkut air dan zat
hara tanah dari akar ke daun. Pada xilem, air diserap oleh rambut-rambut akar dan
kemudian masuk ke sel epidermis melalui proses secara osmosis. Air akan melalui
korteks dan kemudian melalui endodermis  dan perisikel. Selanjutnya, air masuk ke
jaringan xilem yang berada di akar. Setelah tiba di xilem akar, air akan bergerak ke
xilem batang dan ke xilem daun.

16. Sel Floem

Menyalurkan Hasil Fotosintesis, Sebagai Tempat Penyimpanan Zat Organik,


Pembawa Hormon Penyembuh Luka, Melindungi Sel Pengantar dan Menunjang
Pertumbuhan Tumbuhan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan itu berbeda-beda.  Pada setiap bagian-bagiannya itu
dikarenakan faktor internal dan eksternal . hal itu menyebabkan adanya perbedaan fungsi disetiap
bagian sel hewan dan sel tumbuhan tersebut. Adapun struktur sel tumbuhan memiliki bagian-bagian
yang memiliki fungsi tersendiri  yang pada bagian tersebut terdapat suatu zat yang dapat
membangun suatu sel.

3.2 Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan fungsi
organel sel pada makhluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Dafta Pustaka
https://www.cryptowi.com/organel-sel-hewan/

https://anedroid.blogspot.com/2020/10/cara-meningkatkan-acu-nimo-tv.html

https://blog.edukasystem.com/struktur-sel-tumbuhan/#:~:text=Perbedaan%20yang%20khas
%20yaitu%20sel,peroksisom)%20sama%20dengan%20sel%20hewan.

https://www.gurupendidikan.co.id/membran-plasma/

https://www.gurupendidikan.co.id/sel-tumbuhan/

https://www.studiobelajar.com/sel-tumbuhan/#:~:text=Fungsi%20Sel%20Tumbuhan,dan
%20menjaga%20bentuk%20tubuh%20tumbuhan.

http://repository.unp.ac.id/25103/#:~:text=Jaringan%20epidermis%20tersusun%20dari
%20sel,terhadap%20kerusakan%20mekanik%20dan%20serangan

https://usaha321.net/fungsi-sitosol-dan-sifat-sitosol.html

https://www.ruangguru.com/blog/organel-sel-dan-fungsinya#:~:text=Ditengah%2Dtengah
%20tumpukan%20kedua%20subunit,sebagai%20tempat%20berlangsungnya%20sintesis
%20protein.

https://brainly.co.id/tugas/121782

Anda mungkin juga menyukai