“ASPEK KEUANGAN”
Dosen Pengampu :
2021
A. PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN
Untuk pertama kali modal digunakan untuk membiayai biaya pra investasi
dan seperti pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha Kemudian selanjutnya
yang harus dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian
tanah, pendirian bangunan atau gedung pembelian mesin-mesin, dan aktiva tetap
lainnya. Modal juga digunakan untuk biaya operasi pada saat bisnis tersebut
dijalankan, misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya.
Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis yang
akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu dilakukan
sebelum investasi dilaksanakan.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan
masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu
serta jumlah yang diinginkan perusahaan Masing-masing modal memiliki keuntungan
dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk
memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha bersumber dari sumber dana
yang diperoleh secara gabungan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Apalagi
untuk usaha baru tak akan mungkin memperoleh modal Secara pinjaman seratus
persen, mengingat belum adanya kepercayaan dari pihak investor.
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan apek lainnya,
bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling
utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan
dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah aspek yang sangat
penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhan penilaian dalam aspek
keuangan meliputi hal-hal seperti:
1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umle
investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan.
5. Kriteria penilaian investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
B. SUMBER-SUMBER DANA
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu:
1. Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan
modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, yaitu
biaya administrasi, provisi, dan komisi, serta bunga yang besarnya relatif.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-
sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan. Hal ini dikarenakan adanya
kewajiban untuk mengembalikan modal tersebut. Sumber dana dari modal asing
dapat diperoleh antara lain dari:
a. Pinjaman dari dunia perbankan.
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya
dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan
menjual saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal
sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga
seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen.
Pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memperoleh keuntungan dan
besarnya dividen tergantung dari keuntungan perusahaan. Kemudian tidak
adanya kewajiban untuk mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian
menggunakan modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk
memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:
a. setoran dari pemegang saham;
b. dari cadangan laba; atau
c. dari laba yang belum dibagi.
D. Inventaris kantor
Meja 3 buah Rp 1.500.000
Kursi 6 buah Rp 1.200.000
Lemari dan rak 3 buah Rp 2.250.000
Computer 2 buah Rp 8.000.000
Telepon 2 buah Rp 1.500.000
Rp 5.000.000
Mesin fax 1 buah
Mesin tik manual 1 buah
Jumlah kebutuhan investasi Rp 5.930.450.000
Dana yang tersedia (Modal Sendiri) Rp 3.000.000.000
Jenis- Jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:
1. Intial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal
periode untuk investasi. Contoh biaya prainvestasi adalah pembelian tanah, gedung,
mesin peralatan, dan modal kerja, dalam contoh dibawah initial cash flow adalah Rp
300.000.000
2. Operasioanal cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat
operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan
pada suatu periode.
3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut
berakhir.
Ada kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan dari suatu usaha
dan investasi anatara lain:
investasi
PP= × 1tahun
kas bersih /tahun
b. Apabila kas besih setiap tahun berbeda
(Investasi – kas bersih tahun 1) – kas bersih tahun kedua
=……………………………….
Apabila kas bersih tidak dapat dikurangi dengan tahun berikutnya,
maka sisa kas bersih tahun sebelumnya dibagi dengan kas bersih tahun
berikutnya.
sisa kas bersihtahun sebelumnya
PP= ×12 bulan
kas bersih tahun berikutnya
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi PP,
hasil perhitungan harus sebagai berikut:
PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan membandingkan rata-rat industry unit usaha sejenis.
Sesuai dengan target perusahaan.
Sebelum menghitung NPV, perlu untuk mencari PV kas bersih terlebih dahulu
dengan jalan membuat dan menghitung cash flow perusahaan selama umur investasi
tertentu.
NPV 1
IRR=i1 + × ( i 2−i 1 )
NPV 1−NPV 2
dimana:
i1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
i2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV 1 = Net Present Value 1
NPV 2 = Net Present Value 2
P 2−P 1
IRR = P1 – C1 x
C 2−C 1
Dimana : P1 = tingkat bunga 1
P2 = tingkat bunga 2
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2
Kesimpulan :
Jika IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka diterima
Jika IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka ditolak
PI =
∑ PV Kas Bersih x 100%
∑ PV Investasi
Kesimpulan :
Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima
Apabila PI lebih kecil (<) dari 1 maka ditolak
3. Kesimpulan Aspek Keuangan
Kesimpulan dari perhitungan untuk kasus kas bersih yang berbeda di setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir dan Jakfar, 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta : Kencana