Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah: Keperawatan Dasar
Disusun oleh:
Nama : NIM :
1. 1. Diana yulistina (
2. 2. Hendry (
3. 3. Ina sabrilla (
4. 4. Irwin rahadi ( 010SYE20 )
5. 5. Januardi saputra (
6. 6. Kadariah Alfandi (
TA.2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat,taufiq dan hiayahnya
sehingga kami dapat meyelesaikan tugas kelompok makalah yang berjudul“Gangguan personal
hygiene”.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan untuk baginda Rasulullah SAW yang telah
mengubah zaman sehingga kita bisa menentukan yang hak dan yang bathil.
Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan
bisa menyelesaikan masalah-masalah,yang terjadi khususnya dalam ruang lingkup kebutuhan
gizi.Disamping itu penulis menyadari bahwa mungkin terdapat banyak kesalahan baik dari
penulisan ataupun dalam penyusunannya yang tidak penulis ketahui.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover Makalah……………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………..ii
Daftar isi……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...1
1.1 Latar belakanag …………………………………………………..1
1.2 Rumusan maslah …………………………………………………1
1.3 tujuan……………………………………………………………...1
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri
yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalamberpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).Personal
Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorangdalam pemenuhan
kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadigangguan pemenuhan
kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalamihemiplegia ataupun
hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhankebutuhan personal
hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatifdengan metode pendekatan
fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperolehdengan teknik purposive
sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwapengetahuan informan
mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapatmenyebutkan
pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan
kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untukperawatan
kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi jugadilakukan oleh
informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta
bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan
sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene
yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam
melakukan perawatan diri
B. TUJUAN PERSONAL HYGIENE
1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kumanatau
trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga
diperlukanperawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3
lapisanutamayaituepidermis,dermis,dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau
melakukanperawatankulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan
keluarga bagaimanamelaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak
bebas karenapenyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang
tergantung danterpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau
lapisan linenyang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga
dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan
bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat
menyebabkanmaserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka
dapatmengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju
pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksiterhadap
permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien
akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak,
merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Perawatan rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan
perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseoranguntuk
memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalahcara-cara
dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indicator status
kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan,
infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut
merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui
rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan
menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar
higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi
mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara
perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi
memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut.
Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan
sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatan rambut.
3. Perawatan mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai
akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak.Masalah
ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien.Perawatan
mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.Gigi dan mulut
merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebabmelalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk.Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel –partikel makanan,
plak,bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan
rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibatperawatan gigi dan
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang
baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasinafsu makan. Tujuan perawatan
hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosamulut utuh yang terhidrasi baik serta
untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkandaya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampumelakukan sendiri perawatanhygiene mulut
dengan benar.
4. Perawatan kuku
kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,
dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kuku.Menjaga
kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai
kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap
dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
Tujuan perawatan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode
perawatan kuku dengan benar
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
BAB III
PEMBAHASAN
Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu
dengandiagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian
didapatkandata kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit.
Klienmengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat
menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi
sertamemotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari
dengancara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien
mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci
rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak,
saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak
bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh
anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit.
Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan
klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Personal Hygiene)
A. Data Biografi
4.2 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Memenuhi kebutuhan kebersihan diri
pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien
lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene),
yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala,
rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
tidur dan posisi tidur.
4.3 Saran
Bagi perawat
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus harus
memperhatikan apakah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi dan juga memperhatikan
personal hygiene klien.
Bagi mahasiswa
Mahasiswa yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk serius
ingin mengetahui sisi baik, buruk dari segi social dan juga dari segi pendidikan keperawatan
hingga lebih berpengalaman dalam bidang keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://arviwheq.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygine.html
http://nursing-akun.blogspot.com/2011/10/askep-oral-hygiene.html
http://nyonyomamansuardana.blogspot.com/2012/02/buat-temen-yang-lagi-nyari-tugas.html
http://nonamenino.blogspot.com/2012/03/makalah-keperawatan-gerontik-personal.html
Anna Nur Hikmawati.2011 Modul Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan.SSG.Yogya
https://dokumen.tips/documents/makalah-dan-askep-personal-hygine.html