Diusulkan oleh:
2021
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Khusus........................................................................................................................3
1.4 Urgensi Penelitian..................................................................................................................3
1.5 Target Penemuan dan Kontribusi Penelitian..........................................................................3
1.6 Luaran yang Diharapakan......................................................................................................3
1.7 Manfaat Penelitian................................................................................................................3
2. Eksternal....................................................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................3
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................................................................3
3.1 Tahapan Penelitian................................................................................................................3
Sterilisasi alat.....................................................................................................................................3
Analisis Kadar Antosianin, Alkaloid dan Tanin...................................................................................3
3.1.1 Sterilisasi Alat.....................................................................................................................3
3.1.2 Pengambilan Sampel Daun Mangrove di Lapangan...........................................................3
3.1.3 Pengekstrakan Antosianin, Alkaloid dan Tanin Sampel......................................................3
3.1.4 Analisis Kadar Antosianin...................................................................................................3
3.1.4 Analisis Kadar Alkaloid.......................................................................................................3
3.1.5 Analisa Kadar Tanin............................................................................................................3
3.1.6 Uji Efektivitas Ekstrak Daun Mangrove Sebagai Antibakteri..............................................3
3.2 Luaran....................................................................................................................................3
3.3 Indikator Capaian...................................................................................................................3
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.........................................................................3
3.5 Cara Penafsiran......................................................................................................................3
3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian.................................................................................................4
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................................................................4
4.1 Anggaran Biaya......................................................................................................................4
4.2 Jadwal Kegiatan.....................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................4
1. Peralatan penunjang..................................................................................................................4
2. Bahan Habis Pakai......................................................................................................................4
3. Perjalanan..................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, dengan 70% luas wilayahnya didominasi oleh
laut, memiliki komoditi air yang potensi pemanfaatannya sangat luas, tetapi hampir sebagian
besar masyarakat Indonesia belum bisa memanfaatkan sumber daya yang terdapat di laut.
Besarnya sumber daya di laut karena banyak terdapat pangan hayati laut dan Indonesia
memiliki banyak keanekaragaman ekosistem di laut, khsusnya tanaman mangrove. Salah satu
sumber daya hayati yang paling potensial di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai adalah tumbuhan mangrove dengan keanekaragaman jenis yang tinggi dan
mendukung kehidupan hewan-hewan endemik seperti Anoa (Buballus sp) maupun Elang
sulawesi (Analuddin, dkk., 2012). Hutan mangrove tidak hanya memberikan habitat bagi
Anoa tetapi juga sebagai sumber mencari makan terutama daun-daunmangrove yang
mengandung nutrisi penting. Hutan mangrove di TNRAW merupakan kawasan hutan yang
masih terjaga kelestariannya dan menjadi satu-satunya kawasan yang memberikan
perlindungan berbagai biota. Selain sebagai tempat perlindungan biota, semua jenis
tumbuhan juga memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Metabolit sekunder
merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri dari berbagai macam organisme.
Tumbuh mampu merekayasa beraneka ragam senyawa kimia yang mempunyai berbagai
bioaktivitas yang menarik, dan kemampuan ini pula diartikan sebagai mekanisme pertahanan
diri terhadap ancaman lingkungan. Tumbuhan mangrove digunakan sebagai sumber untuk
memperoleh senyawa antioksidan. senyawa antioksidan yang meliputi antosianin, alkaloid
dan tanin yang tersebar pada jaringan tumbuhan. Senyawa antioksidan sangat bervariasi
jumlah dan jenisnya dari setiap tumbuh-tumbuhan dan senyawa ini penting untuk
kelangsungan hidup serta berpotensi sebagai antikanker, antivirus, antibakteri maupun
antijamur. Meningkatnya penggunaan antibiotik dalam mengatasi berbagai penyakit yang
disebabkan oleh bakteri mulai menimbulkan masalah baru, terutama karena sebagian besar
bahan antibakteri yang digunakan merupakan zat kimia berbahaya dan sifatnya tidak aman
bagi kesehatan (Nimah et al., 2012).
Indonesia dengan kenekaragaman hayati yang sangat tinggi berpotensi untuk pengembangan
dibidang farmasi guna mengatasi permasalahan-permasalahan dibidang kesehatan yang
dihadapi oleh manusia saat ini. Hal ini karena banyak sekali tumbuhan- tumbuhan asli
Indonesia yang belum dieksplorasi akan manfaat dan kegunaannya. Mangrove marupakan
salah satu tanaman yang tumbuh subur di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
dan sekitarnya (Analuddin, dkk., 2011, 2012). Sampai saat ini, pemanfaatan mangrove masih
terbatas, padahal tumbuhan mangrove memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan
bahan antibakteri. Potensi besar yang dimiliki mangrove berupa senyawa bioaktif yang
dikandungnya harus dikembangkan yang nantinya dapat digunakan dalam bidang kesehatan
khususnya untuk pencarian bahan baku obat-obatan seperti obat antibiotika. Salah satu jenis
obat yang sangat penting adalah obat antibakteri karena banyak sekali makanan yang
dikonsumsi oleh manusia yang yang berasal dari laut telah tercemar, mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya. Salah satu mikroba bakteri yang
mengkontaminasi makanan (kerang, udang dan hasil laut lainnya), menyebabkan keracunan
makanan. Sampai saat ini penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri masih
mengandalkan antibiotik sintetik. Hal ini menimbulkan kekuatiran akan munculnya bakteri
baru yang resisten terhadap antibiotik (Tirtodiharjo, 2011). Berdasarkan latar belakang
tersebut sehingga perlunya dilakukan penelitian tentang “Potensi Antioksidan dari Mangrove
Rhizoporaceae Sebagai Antibakteri” sebagai agen hayati penghasil antibakteri dalam
pengembangan bioteknologi di Indonesia.
Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu untuk mengetahui kemampuan daya
hambat dan potensi anti bakteri ekstrak akar, kulit batang dan daun mangrove Rhizoporaceae
dari lokasi Bungkutoko terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,
golongan senyawa antioksidan yang terkandung pada ekstraknya. Kegunaan dari penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai senyawa bioaktif mangrove
Rhizoporaceae yang berpotensi sebagai antibakteri dan dapat digunakan sebagai sumber
bahan baku obat.
Target penemuan pada penelitian ini adalah menemukan antibakteri yang dapat
menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang berasal dari ekstrak
tanaman mangrove Rhizoporaceae di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohaikota
kendari Sulawesi Tenggara, sedangkan konstribusi penelitian ini adalah menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan baru di dunia mikrobiologi. Selain itu dapat memberikan konstribusi
terhadap pengobatan.
1.Internal
2.Eksternal
Hutan mangrove merupakan hutan yang dimana tumbuhannya dapat hidup di daerah
pantai, atau umumnya hidup di daerah muara sungai atau di daerah teluk. Hutam mangrove
memiliki ciri-ciri, seperti tidak terpengaruh oleh iklim, dipengaruhi pasang surut air laut, dan
tanahnya digenangi oleh air laut. Jenis-jenis pohon yang umum tumbuh di hutan mangrove
ialah api-api (Avicenia sp.), pedada (Sonneratia sp.), bakau (Rhizophora sp.), lacang
(Bruguiera sp.), nyirih (Xylocarpus sp.), dan nipah (Nypa sp.) (Haryani, 2013). Mangrove
memiliki karakteristik biokimiawi yang unik sesuai dengan kondisi lingkungannya, misalnya
mangrove menghasilkan banyak senyawa metabolit sekunder untuk kelangsungan hidupnya
di daerah dengan kondisi lingkungan yang ekstrim. Jenis mangrove seperti Rhizopora
apiculata, Rhizophora stylosa dan Rhizopora mucronata. Ketiga jenis mangrove ini banyak
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan seperti di India dan Cina sebagai anti diare, obat mual,
dan muntah serta dapat menghasilkan asam piroligneus yang melindunginya dari organisme
karena cairan tersebut bersifat antioksidan tinggi, bakteri tanah dan jamur dihabitat mangrove
mampu mendegradasi cairan yang bersifat racun sehingga tidak terakumulasi dalam hutan
mangrove (Reddy at al., 1991).
Mangrove kaya akan senyawa-senyawa polifenol (Kathiresan and Ravi, 1990; Ravi
and Kathiresan, 1990) dan kadarnya bervariasi secara musiman.senyawa-senyawaa fenol dan
flavonoid bertindak sebagai pelindung daun-daun terhadap sinar ultraviolet sehingga
mangrove punya daya toleransi yang tinggi terhadap cahaya matahari. Oswin dan Kathiresan
(1994) menemukan bahwa kadar klorofil dan karotenoid pada mangrove tinggi pada musim
panas, sedangkan antosianin tinggi pada musim hujan, sementara flavonoid meningkat pada
permulaan musim hujan. Mangrove memiliki konsentrasi pigmen yang bervariasi dan hal ini
berhubungan dengan kondisi spasial dan temporal. Antosianin merupakan kelompok pigmen
yang terdapat pada bunga-bunga yang berwarna merah, ungu dan biru (Tunen, 1991). Kadar
antosianin sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan eksternal dan internal (Harborne dan
Grayer, 1980).
Ekstrak kasar etanol dari tanaman jenis mangrove seperti Rhizopora apiculata (bakau)
memiliki aktivitas antibakteri patogen, Escherichia coli, P. aeruginosa, K. pneumonia,
Enterobacter sp dan Streptococcus aureus (Ravikumar et al., 2010). Daun mangrove
digunakan untuk mengatasi kulit yang terbakar dan obat antifertilitas tradisional oleh
masyarakat pantai. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan seperti akar,
kulit batang, daun, bunga atau biji. Senyawa aktif yang diidentifikasi dari Avicennia marina
tidak memperlihatkan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas tokolitik maupun yang
secara langsung bertindak sebagai agen kontrasepsi tetapi teridentifikasi lebih bersifat
antibiotik maupun antimikroba (Halidah, 2014).
Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu (1) eksplorasi kadar antioksidan (antosianin,
alkaloid dan tanin) jenis mangrove Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata dan Rhizopora
stylosa dari TNRAW; (2) eksperimental di laboratorium untuk uji efektivitas antioksidan
mangrove Rhizoporaceae sebagai antibakteri. Tahapan penelitan yang akan dilakukan pada
penelitian ini yaitu :
a) Sterilisasi alat
b) Pengambilan Sampel Daun Mangrove di Lapangan Analisis Potensi Antioksidan
Jenis Mangrove Rhizoporaceae
c) Analisis Kadar Antosianin, Alkaloid dan Tanin
d) Isolasi dan Uji Efektifitas Antioksidan Sebagai Antibakteri Gambar 1.Skema
Pelaksaan Penelitian
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu disterilkan dalam autoklaf
bertekanan 1 atm dengan suhu 121 °C selama 20 menit. Alat-alat yang akan disterilkan
meliputi cawan petri, tabung reaksi, pipet volum, botol pengencer, gelas kimia, gelas ukur,
tip, dan jarum inokulasi.
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman mangrove famili
Rhizoporaceae yang dikoleksi dari perairan Bungkutoko. Bagian tanaman mangrove yang
digunakan adalah berbagai jenis daun mangrove. Mangrove diekstraksi dan dilakukan uji
antibakteri terhadap bakteri E.coli dan S.aureus yang diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Halu Oleo. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental laboratories. Data
penelitian dianalisis secara deskriptif. Pengambilan sampel Tanaman mangrove dilakukan
dengan menggunakan metode sampling.
Kadar antosianin dihitung dengan cara filtrat hasil pengekstrakan yang dianalisis
dengan spektrofotometri pada absorbansi 510 nm (Tensiska et al., 2006)
Keterangan :
A = Absorbansi Sampel
V = Volume akhir atau Volume ekstrak pigmen (L) Wt = Berat bahan awal (g)
Kadar alkaloid daun berbagai jenis daun mangrove Rhizoporaceae sesuai dengan
metode Harborne (1973) dalam Seniawaty et al., (2009) dengan cara mengeringkan residu
hasil ekstraksi daun mangrove kemudian menimbang residu tersebut.
3.1.5 Analisa Kadar Tanin
Kadar tanin berbagai jenis Mangrove Rhizoporaceae akan ditentukan dengan metode
spektrofotometri yang dikembangkan oleh Rangana, 1979. Pertama-tama dibuat kurva
standar dengan melarutkan 0,5 mg asam tanat kedalam 50 mL aquadest. Kemudian dibuat
larutan standar asam tanat dengan kosentrasi yang bertingkat dari 0,02 sampai 0,1 mg/mL,
kemudian ditambahkan 0,5 reagen Folin Denis dan 1 mL larutan natrium karbonat jenuh, dan
dibuat menjadi 10 mL dengan penambahan aquadest. Dicampur dengan baik dan di ukur
absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm menggunakan larutan blangko dengan
menunjukkan absorbansi 0 (nol). Kadar tanin sampel diketahui dengan menggunakan kurva
standard.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil daun dari jenis mangrove
Rhizoporaceae dengan berat dan ukuran yang seragam, kemudian dicuci dengan air yang
mengalir, dan dilakukan sterilisasi menggunakan sodium hipocloryte 5% selama 5 menit dan
dicuci dengan aquadest steril sebanyak 3 kali. Daun dari jenis mangrove tersebut diekstrak
dengan menggunakan mortal dan sebanyak 5 g dicampurkan pada medium NA. Uji aktivitas
antibakteri dilakukan dengan menumbuhkan bekteri E. Coli dan S. Aureus pada masing-
masing medium NA yang telah dicampur dengan ektrak daun mangrove, sedangkan medium
NA yang tidak dicampur dengan ekstrak daun mangrove digunakan sebagai kontrol. Dibuat
sebanyak 2 kali ulangan. Diinkubasi selama 3 hari dan masing-masing medium dilihat
efektivitas penghambat pertumbuhan
E. Coli dan S. Aureus tersebut. Kemudian dihitung dengan menggunakan jangka sorong.
3.2. Luaran
Luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah memberikan kontribusi yang besar
terhadap bioprospek pemanfaatan tanaman Mangrove Rhizoporaceae sebagai antibakteri.
Indikator capaian pada penelitian ini adalah menemukan antibakteri dari tanaman
Mangrove Rhizoporaceae.
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Data morfologi diperoleh dari pengamatan pengukuran menggunakan jangka sorong dan
dianalisis secara deskriptif.
Penyimpulan penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis data dan hasil penafsiran
sehingga zona penghambat dari ekstrak tanaman Mangrove Rhizoporaceae dapat ditemukan.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Analuddin, Nashar, M., Safani, J., dan Ambardini, S., 2011, Analisis Kondisi
Lingkungan Ekosistem Mangrove di Sekitar Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai, Sulawesi Tenggara, Laporan Penelitian, Badan Riset Daerah Sulawesi
Tenggara.
Analuddin, Jamili, Raya, R., 2012, Perancangan Model Pengelolaan Ekosistem
Mangrove untuk Mengoptimalkan Perlindungan Hewan Endemik di Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai, Laporan Hibah Bersaing Dikti, Lembaga Penelitian,
Universitas Haluoleo Kendari.
Bors, W., Michel, C. and Saran, M., 1994, Flavonoid Antioxidants: Rate Constants
for Reactions with Oxygen Radicals. Methods in Enzymology 234, 420-429.
Brown, J.E., Khodr, H., Hider, R.C. and Rice-Evans, C.A., 1998, Structural
Dependence of Flavonoid Interactions with Cu2+ Ions: Implications for their
Antioxidant Properties, Biochemical Journal 330, 1173-1178
Gould, K.S. and Quinn, B.D., 1999, Do Anthocyanins Protect Leaves of New
Zealand. Halidah, 2014, Avicennia marina (Forssk.) Vierh Jenis Mangrove yang
Kaya Manfaat, Info
Teknis EBONI, 11 (1), 37 – 44
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan: Padmawinata, K dan Soediro,
I. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Hartati, I., 2010, Isolasi Alkaloid dari Tepung Gadung (Discorea hispida Dennst)
dengan Teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang Mikro, Tesis, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ravi, A.V. and Kathiresan, K., 1990, Seasonal Variation in Gallotanninfrom Mangroves.
Indian Journal of Marine Sciences, 19 (3), 224-225
Reddy, T.K.K., Rajasekhar, A., Jayasunderamma, B. and Ramamurthi, R., 1991, In:
Nagabhushanam, R. Bioactive Compaundsfrom Marine Organisms with Emphasis
on the Indian Ocean,Oxford & IBH Publishers Co. Pvt.Ltd. New Delhi, pp.75-78
Rices-Evans, C.N.J., Miller and Paganga, G., 1997, Antioxidant Properties of
Phenolic Compounds, Trends in Plant science, 2, 152-159
Selmar, D., 2008, Potential of Salt and Drought Stress to Increase Pharmaceutical
Significant Secondary compaunds in Plants, Agriculture and Forestry research, 58,
139-140
Tensiska, Een S. dan Dita, N., 2006, Ekstraksi Pewarna Alami dari Buah Arben
(Rubus ideaus linn.) dan Aplikasinya pada Sistem Pangan, Fakultas Pertanian
Padjajaran, Bandung.
Wink, M., 2008, Ecological Roles of Alkaloids, Wiley, Jerman.