Anda di halaman 1dari 2

Kasus Etika

7. Facebook
Facebook masih menjadi salah satu aplikasi yang diminati oleh beragam
kalangan di seluruh dunia. Akan tetapi, hal tersebut membuatnya sangat rawan
untuk diretas dan disusupi oleh pihak musuh yang menginginkan reputasinya
hancur berantakan di kalangan publik.
Contoh pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh media sosial ini
terjadi ketika data-data yang dimiliki oleh berjuta-juta pengguna justru teretas dan
membuat privasi para pengguna menjadi tidak aman lagi. Hal tersebut tentu saja
membuat nama baiknya menjadi begitu buruk di kalangan masyarakat dan banyak
yang mulai meragukan kredibilitas Facebook.
Jawaban :
Pada kasus nomor 7 ini data facebook diretas atau dibobol oleh pihak
musuh yang menyebabkan data penggunanya tersebar atau sudah tidak aman lagi.
Jelas facebook pada kasus ini telah melanggar hak privasi dikarenakan tidak bisa
mengamankan data data penggunanya. Melanggar hak privasi dapat terkena
hukum, contoh di Indonesia terdapat pada pasal Pasal 28G ayat (1) UUD 1945
yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.” Dan juga tercantum pada Pasal 17
Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang berbunyi :
a) Tidak boleh seorang pun yang dapat secara sewenang-wenang atau secara
tidak sah dicampuri masalah-masalah pribadinya, keluarganya, rumah atau
hubungan surat menyuratnya, atau secara tidak sah diserang kehormatan
dan nama baiknya.
b) Setiap orang berhak atas perlindungan hukum terhadap campur tangan
atau serangan seperti tersebut di atas.
Tidak hanya pada hukum pidana atau perdata, namun pada islam pelanggaran hak
privasi juga merupakan hal yang melanggar hukum islam. Pada hadits yang
diriwayatkan dari Imam Muslim yang berbunyi :
َّ (( : – ‫ قَا َل رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ قَا َل‬، – ‫وعن أَبي سعيد الخدري – رضي هللا عنه‬
ِّ‫إن ِم ْن أ َشر‬
ِ ‫ضي إِلَى ْال َمرْ أ ِة وتُ ْف‬
‫ ثُ َّم يَ ْن ُش ُر ِس َّرهَا )) رواه مسلم‬، ‫ضي إِلَ ْي ِه‬ ِ ‫اس ِع ْن َد هللاِ َم ْن ِزلَةً يَوْ َم القِيَا َم ِة ال َّر ُج َل يُ ْف‬
ِ َّ‫الن‬
Yang artinya : Dari Abu Said al-Khudri r.a., dia berkata: Rasulullah Saw
bersabda: “Sesungguhnya termasuk manusia terjelek kedukannya di sisi Allah
pada hari kiyamat adalah seorang laki-laki yang mendatangi perempuannya dan
bersetubuh, kemudian dia menyebarkan rahasianya” (H.R. Muslim)
Hadis diatas menunjukkan bahwa tidak diperbolehkannya menyebarkan
rahasia apapun kepada orang lain, meskipun kepada orangtuanya sendiri, karena
hal itu adalah rahasia manusia. Didalam kitab Dalil al-Falihin menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan menyebarkan rahasia itu tidak hanya menyebarkan
rahasianya saja, tetapi juga menjelaskan secara rinci terhadap apa yang terjadi
pada waktu berhubungan biologis, mulai dari muqaddimahnya, dan seterusnya.
Kemudian didalam kitab Umdatul Qari,
Imam Badruddin al-‘Aini juga menjelaskan bahwa maksud dari kalimat
menjaga rahasia adalah tidak menyebarkan rahasia dan menampakkannya karena
hal itu adalah amanah, dan menjaga amanah adalah wajib dan termasuk akhlaq
dari orang mukmin. Imam al-Muhlab berkata “ahli ilmu menyatakan
bahwasannya rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika rahasia itu merupakan
bahaya bagi yang mempunyai rahasia tersebut”, dan kebanyakan ahli ilmu berkata
“ketika yang memiliki rahasia itu meninggal maka tidak wajib untuk
menyembunyikannya sebagaimana ketika ia hidup, kecuali ketika hal itu
merendahkan agamanya”.
Imam ad-Dawidi berkata: “pembahasan disini adalah tidak seharusnya
menyebarkan rahasia setelah kematiannya, berbeda dengan Fathimah r.a karena
rahasia beliau adalah rahasia yang dibawa mati. Selain menjaga rahasia orang lain,
kita sebagai makhluq sosial yang mengetahui sopan santun terhadap sesama
haruslah saling menjaga perasaan, karena selain hak, manusia juga mempunyai
kewajiban. Berbicara tentang hak dan kewajiban, manusia tidak hanya harus patuh
terhadap hukum saja, tetapi juga harus patuh terhadap etika. Salah satu praktek
kepatuhan terhadap etika adalah dengan tidak menyebarkan rahasia seseorang
kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai