Anda di halaman 1dari 4

GRADISEDA

HSC2015 Block B.2


Health Study Club Neuromuskuloskeletal Problems

intermediate dari metabolisme


Laboratory Examination for Stroke methionine. Homocytein tinggi
dr. Usi Sukorini, M.Kes,Sp.PK(K) (hyperhomocysteinemia, kadar diatas
15 µmol/L) merupakan salah satu
Pemateri: Opal / Editor: Ncit faktor resiko dari stroke. Hal ini
dikarenakan sifat homocystein yang
dapat menginduksi stress oxidative
dan menyebabkan disfungsi endothel.
Maaf telat hue  SEMANGAT
Hyperhomocysteinemia sendiri sering
disebabkan oeh defisiensi vitamin
B12/cobalamin & B9/asam folat (yang
PENDAHULUAN mengubah homocystein menjadi
Stroke adalah keadaan dimana jaringan methionine), serta defisiensi vitamin
otak tidak mendapat supply oksigen yang B6/pyridoxine (yang mengubah
cukup dari darah. Stroke dibagi menjadi homocystein menjadi cystein)
ischemic dan hemorrhagic. Hemorrhagic
stroke biasanya disebabkan oleh 2. Lipoprotein (a)/Lp(a)
pecahnya pembuluh darah, seperti Lp(a) memiliki struktur yang homolog
misalnya pada trauma. Sementara dengan plasminogen. Seperti yang kita
ischemic stroke sering disebabkan oleh tau, plasminogen akan berubah
thrombus arteri sehingga aliran darah menjadi plasmin yang fungsinya
menuju jaringan di otak menjadi melisiskan jendalan darah. Ketika Lp(a)
tersumbat, seperti halnya pada ACS di tinggi, maka Lp(a) akan berkompetisi
jantung. dengan plasminogen pada sisi aktif
Dan seperti halnya pada ACS, ischemic receptor plasminogen, sehingga fungsi
stroke juga disebabkan oleh triad fibrinolisis darah akan menurun dan
Virchow, terutama pada keadaan meningkatkan resiko thrombosis.
hiperkoagubilitas dan adanya injury
endothel. Faktor risikonya pun sama, MARKER TIDAK SPESIFIK
seperti diabetes melitus, merokok,
hypertensi, dyslipidemia, 1. C-Reactive Protein (CRP)
hypercholesterolemia, kurangnya physical CRP merupakan suatu glikoprotein
activity, dan alcoholism. yang berfungsi sebagai aktivator
Nah, pada materi ini, kita akan membahas sistem komplemen atau sebagai
lebih banyak tentang stroke ischemic, opsonin. CRP merupakan marker
karena pada stroke hemorrhagic diagnosis inflamasi akut, sehingga kadarnya
biasa ditentukan melalui pemeriksaan dapat meningkat pada pasien stroke,
radiologi. dimana terjadi inflamasi akibat brain
Pemeriksaan kita bagi 3: pemeriksaan damage hingga necrosis jaringan otak.
faktor risiko, marker inflamasi akut, dan Namun hal ini membuat CRP sebuah
marker brain damage marker yang tidak spesifik karena
dapat meningkat pada infeksi dan juga
PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO pasien perokok. Kadar CRP juga sering
meningkat pada pasien atrial
1. Homocystein fibrilation, yang merupakan salah satu
Homocystein adalah salah satu asam faktor rIsiko dari stroke (karena dapat
amino sekaligus komponen
GRADISEDA
HSC2015 Block B.2
Health Study Club Neuromuskuloskeletal Problems

penyebabk S-100B ini sensitif, dimana dengan


an turbulensi darah pada arteri, ingat kadar yang sedikit saja dapat dideteksi
triad Virchow). melalui pemeriksaan laboratorium.
Namun S-100B tidak spesifik, dimana
2. High sensitivity C-Reactive Protein peningkatannya tidak hanya
(hsCRP) disebabkan oleh stroke saja namun
hsCRP merupakan pengembangan dari juga karena trauma bone, fat, and
pemeriksaan CRP, dimana yang muscle dengan/tanpa brain injury.
dideteksi ada CRP dengan sensitifitas Kadar puncah S-100B yang <1,0
tinggi (kadar sedikit saja bisa mg/mL menunjukkan prognosis yang
dideteksi). Pengukuran hsCRP bagus baik pada head injury maupun
menggunakan high sensitivity assay. stroke. Sementara kadar yang
melebihi 0,35 µg/L dalam waktu 12
Nilai hsCRP: jam dapat menunjukkan malignant
< 1,0 mg/L : resiko course of infarction (penyumbatan
rendah arteri cerebri media)
1,0 – 3,0 mg/L : resiko sedang
3,0 mg/L : resiko tinggi 2. NSE (Neuron Specific
Enolase)/gamma-enolase
MARKER BRAIN DAMAGE Merupakan salah satu isoenzim
dari enzim glikolisis enolase yang
Pada pasien stroke, maka terjadi brain terdapat pada sitoplasma neuron dan
damage yang menyebabkan kerusakan sel neuroendokrin. NSE akan
pada Blood Brain Barrier juga. Kerusakan meningkat pada fase akut dari stroke
ini dapat menigkatkan permeabilitas BBB, ischemic. Penigkatan dapat dideteksi 2
sehingga protein-protein yang seharusnya jam setelah onset dan akan tetap
hanya ada di sel-sel jaringan saraf pusat tinggi selama 2-5 hari. Beberapa ahli
bisa masuk ke dalam sirkulasi darah. Nah mengatakan bahwa tingginya kadar
protein-protein inilah yang dijadikan NSE tidak sebanding dengan besarnya
marker saat adanya brain damage pada volume/severity dari jaringan yang
pasien stroke. infarc, namun beberapa juga
berpendapat bahwa mereka
1. S-100B berbanding lurus.
Merupakan protein yang berasal Seperti halnya S-100B, NSE
dari astroglial & sel Schwann. S-100B merupakan marker yang sensitif
akan dideteksi pada darah ketika namun juga tidak spesifik, karena
terjadi neurological deficit dan dapat meningkat pada kanker paru
functional impairment alias kerusakan (spesifiknya pada adenocarcinoma)
sistem saraf di otak, sehingga dan neuroblastoma. Selain itu adanya
berkaitan dengan stroke dan juga hemolisis dapat mengganggu hasil
penyakit neurodegenerative. S-100B pengukuran NSE, sehingga sebelum
akan meningkat 6 jam setelah onset pemeriksaan darah harus dipastikan
stroke dan mencapai kadar puncaknya tidak lisis. Kadar NSE pada pasien
dalam 2-3 hari. Tingginya kadar S- stroke sekaligus hiperglikemi dapat
100B berbanding lurus dengan lebih tinggi dibanding pasien yang
besarnya infarc yang terjadi. hanya menderita stroke, dan biasanya
prognosisnya lebih buruk.
GRADISEDA
HSC2015 Block B.2
Health Study Club Neuromuskuloskeletal Problems

metastasis, dan stroke ischemic &


3. Serum Glial Fibrillary Acidic Protein hemorrhagic.
(GFAP) Pada stroke, baik ischemic &
Merupakan protein filament hemorraghic, pasti akan terjadi kerusakan
intermadiate monomerik yang jaringan di otak, dan dari situ pasti akan
dihasilkan secara eksklusif di astrosit ada peningkatan MMP-9 karena setelah
mature. Hal ini menjadikan GFAP kerusakan jaringan pasti ada aktivitas
sebagai marker yang spesifik untuk proteolitik dalam proses perbaikan
stroke. GFAB akan meningkat jaringan. Tingginya kadar MMP-9 ini juga
kadarnya dalam serum secara berbanding lurus dengan
perlahan pada pasien stroke ischemic keparahan/ukuran jaringan yang infarc.
hingga hari keempat, dengan kadar Selain fungsinya sebagai marker, MMP-9
puncak pada hari ketiga. Sementara juga berfungsi sebagai monitor risiko
pada pasien intracerebral hemorrhage perubahan stroke ischemic menjadi
(ICH) alias stroke hemorrhagic, GFAP hemorrhagic pada saat terapi
akan dilepaskan oleh astrosit mature thrombolitik (karena terapi thrombolitik
secara cepat. 81% pasien stroke dapat menurunkan fungsi pembekuan
hemorrhagic dapat ditemukan GFAP darah  bleeding is more likely to occur)
pada serumnya dalam waktu 6 jam,
semetara hanya 5 % pasien stoke MONITOR FUNGSI HOMEOSTASIS
ischemic yang dapat dideteksi. Dan
sama seperti S-100B, tinggi kadar  D-dimer
GFAP berbanding lurus dengan ukuran Merupakan produk akhir degradasi
jaringan yang infarc. cross-linked fibrin → merefleksikan
aktivasi koagulasi intravascular
Tambahan
Fungsi brain injury marker dalam  Platelet aggregation test
prognosis Untuk mendeteksi hiperagregrasi
Kadar S-100B yang tinggi dalam 72 platelet dan memonitor efisiensi
jam setelah onset dan NSE tinggi dalam 24 terapi aspirin dan plavix(clopidogrel)
jam setelah onset secara bersamaan
dapat menandakan poor outcome pada  Syarat menunda terapi trombolitik
pasien stroke ischemic. Sementara NSE (rtPA):
tinggi pada 24 jam setelah onset tanpa o Ada kecurigaan klinis mengenai
marker lainnya menunjukkan poor abnormalitas pendarahan /
outcome pada pasien stroke hemorraghic. thrombocytopenia
o Pasien yang telah menerima
MARKER LAINNYA heparin atau warfarin
o Penggunaan antikoagulan yang
MMP-9 (Matrix Metalloproteinase-9) tidak diketahui
Seperti namanya, proteinase,
MMP-9 merupakan sebuah proteolitik Studi Diagnostik yang Harus Dilakukan
(salah satu Zn & Ca dependent untuk Evaluasi Stroke Ischemic
endopeptidase). MMP-9 bekerja dalam
fungsi fisiologis seperti remodelling 1. Untuk seluruh pasien:
jaringan dan wound healing, namun juga  Non contrast brain CT or brain MRI
pada proses patologis seperti arthritis,  Blood glucose
GRADISEDA
HSC2015 Block B.2
Health Study Club Neuromuskuloskeletal Problems

 Serum
electrolyte and renal function
tests
 Electrocardiogram
 Markers of cardiac ischemia
 Complete blood count (CBC),
termasuk platelet count
 Prothrombin Time (PT) dengan
International Normalized Ratio
(INR)
 Activated Partial Thromboplastin
Time (APTT)
 Oxygen Saturation

2. Untuk pasien khusus


 Hepatic function test
 Toxicology test termasuk ethyl
alcohol concentration
 Tes kehamilan
 Arterial blood gas test
 Lumbar punction test
 Electroencephalogram (EEG)

Anda mungkin juga menyukai