Anda di halaman 1dari 36

Panduan Pengecekan Merek dan Permohonan

Pendaftaran Merek

Oleh : Agus Candra Suratmaja, S.P., S.H.


Advokat & Konsultan Kekayaan Intelektual No. 0982-2020

1
I. Pengecekan Merek
• Langkah pengecekan merek dilakukan dengan cara pengecekan
secara umum terlebih dahulu lalu dilakukan pengecekan merek
secara khusus/spesifik.
• Pengecekan merek secara umum dapat dilakukan dengan melakukan
pencarian di mesin pencari seperti google.com
• Contoh : Mr. X akan membuka usaha restoran ayam geprek dan Mr. X
ini sebelum mendaftarkan mereknya harus melakukan pengecekan
mereknya terlebih dahulu, apakah merek yang akan didaftarkannya
tersebut sudah ada yang lebih dahulu menggunakan dan
mendaftarkan mereknya atau tidak ? Lalu Mr. ini melakukan
pencarian kata “Geprek” di mesin pencari google.com

2
• Lalu didapatlah beberapa restoran yang mengandung kata “Geprek”
yaitu sebagai berikut :

3
• Lalu Mr. X ini dapat melakukan Pengecekan secara lebih spesifik lagi
misalkan dengan memasukan kata “Geprek Tiba-Tiba” lalu
didapatkan sebagai berikut :

4
• Kemudian, untuk memastikan bahwa memang telah ada Merek “Geprek
Tiba-Tiba” dari mesin pencari google.com, maka kita harus memastikan lagi
dari database Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual melalui
website : https://pdki-indonesia.dgip.go.id/

5
Hasil dari Pengecekan didapatkan bahwa Merek Ayam Geprek Tiba-Tiba
& Logo di kelas 43 (Restoran Cepat Saji dll) statusnya Untuk Didaftar

6
• Jadi, berdasarkan hasil dari pengecekan ini, maka Mr. X sudah tidak dapat lagi
untuk mendaftarkan Merek Ayam Geprek Tiba-Tiba untuk didaftarkan di kelas 43
(Jasa Restoran dll).
• Bahwa pengecekan merek ini sangat penting dilakukan, agar jangan sampai ketika
kita telah membuka usaha ternyata mereknya sudah didaftarkan terlebih dahulu
oleh pihak lain, sehingga kita harus merubah kembali merek usaha yang kita
jalankan.
• Oleh karena itu, karena prinsip pendaftaran merek adalah berdasarkan First to File
System yaitu siapa yang mengajukan permohonan pendaftaran merek terlebih
dahulu, maka dialah yang berhak mendapatkan perlindungan. Jadi sistem
pendaftaran merek di Indonesia bukanlah berdasarkan First to use, yaitu siapa yang
menggunakan merek dipasaran terlebih dahulu dia yang berhak.
• Namun, jika kita sudah terlanjur menggunakan merek tersebut namun ternyata
belum mendaftarkan mereknya, maka segeralah untuk didaftarkan mereknya agar
mereknya tersebut mendapatkan perlindungan dari Negara dan kita bisa
mewaralabakan merek kita kepada pihak lain.

7
II. Penentuan Kelas Barang dan Jasa dalam
Pendaftaran Merek
• Untuk melakukan pendaftaran merek, diperlukan klasifikasi kelas barang
dan/atau kelas jasa yang akan kita daftarkan. Misalkan, jika kita ingin
mendaftarkan merek kita untuk usaha cafe dan kedai kopi, maka cafe
dan kedai kopi tersebut termasuk kedalam kelas Jasa yaitu didalam kelas
43.
• Untuk menentukan klasifikasi kelas barang dan kelas jasa suatu merek
kita bisa mencarinya melalui link berikut ini : http://skm.dgip.go.id/

8
9
Berdasarkan hasil pengecekan kedai kopi termasuk kedalam kelas 43. Lalu
bagaimanakah jika kita selaku pengusaha Kedai Kopi memproduksi juga produk
kopi kemasannya, termasuk kedalam kelas berapakah untuk produk kopi
kemasan ini ? 10
Bahwa Produk Kopi termasuk kedalam kelas barang yaitu di kelas 30, kita dapat memilih sebanyak mungkin item di kelas
30 asalkan memang dalam waktu 3 tahun kedepan kita akan memproduksi jenis kopinya misalkan kopi instan, kopi bubuk,
kopi bebas kafein dll.
11
III. Panduan Pendaftaran Merek
• Panduan Pendaftaran Merek haruslah mengacu kepada Pasal 20 dan Pasal
21 UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Secara
garis besar sebagai berikut :
Merek yang Tidak Dapat Didaftar dan Ditolak
Pasal 20
Merek tidak dapat didaftar jika :
a. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;

12
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI
Kemenkumham 2019

13
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham
2019

14
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
15
b. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau
jasa yang dimohonkan pendaftarannya;

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek


dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

16
• c. memuat. unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas, jenis, ukuran,
macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya atau
merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis;

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek


dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
17
• d. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau
khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi;

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek


dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

18
e. tidak memiliki daya pembeda

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek


dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
19
• f. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek


dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

20
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

21
Pasal 21
(1) Permohonan ditolak jika Merek tersebut mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya dengan:
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain
untuk barang dan/atau jasa sejenis

22
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

23
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

24
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

25
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

26
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis yang
memenuhi persyaratan tertentu

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

27
d. Indikasi Geografis terdaftar

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

28
(2) Permohonan ditolak jika Merek tersebut :
a. merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal,
foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019 29
Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

30
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama,
bendera, lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau
lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019

31
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau Lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
32
(3) Permohonan ditolak jika diajukan oleh pemohon yang beriktikad tidak baik.

Sumber : Modul Kekayaan Intelektual Merek dan Indikasi Geografis, DJKI Kemenkumham 2019
33
IV. Tingkat Daya Pembeda Suatu Merek
• Kata-Kata/Ciptaan Baru

Berupa nama/kata ciptaan dan tidak ada artinya didalam kamus.


Misalkan merek Google untuk mesin pencari.

Sumber : Membuat Sebuah Merek, Pengantar Merek untuk Usaha Kecil dan Menengah, WIPO
34
Merek Arbitrary
• Merek yang tidak ada hubungan dengan barang/jasanya.
• Merek Apple untuk produk Smartphone dan Laptop.
• Merek Blackberry untuk Smartphone.

Sumber : Membuat Sebuah Merek, Pengantar Merek untuk Usaha Kecil dan Menengah, WIPO

35
36

Anda mungkin juga menyukai