Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MENGANALISIS DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH ;

1. Dwi Suciyati (1862150287)


2. Erni Nuraeni (1862150195)
3. Estia Yuliani (1862150196)

PROGRAM STUDI PGPAUD UNIVERSITAS PANCA SAKTI

KAMPUS AS-SHOFA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, atas selesainya tugas makalah
pertama kami ini. Tak lupa pula kita panjatkan sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah kami ucapkan atas terselesaikannya tugas filsafat pendidikan kami ini
yang berjudul “menganalisis dasar filsafat pendidikan di Indonesia”. Yang di berikan oleh Bapak
dosen kami tercinta Bapak Dr. H Nanang Ma’mur, M.Pd,semoga beliau tetap selalu dalam
keadaan sehat selalu dan menilai tugas kami dengan baik.

Kami sadar apabila dakam pengerjaan ini masih ada dalam kesalahan karena pada
dasarnya kami masih sama-sama belajar. Kami harap rekan-rekan mahasiswa disini dapat
mengerti dengan apa yg kami sampaikan .

Tasikmalaya, 10 Oktober 2021


DAFTAR ISI
BAB1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata philos yang berarti cinta atau
suka, dan sophia berarti pengetahuan atau kebenaran. Maka philosophia adalah cinta pada
pengetahuan/kebijakan/kebenaran. Sehingga kajian dari filsafat adalah alam pikiran atau alam
berpikir untuk menggali kebenaran atau menggali hakekat sesuatu.
Definisi yang lebih lengkap dari filsafat adalah ilmu tentang prinsip, ilmu yang mempelajari
dengan mempertanyakan secara radikal segala ralitas melalui sebab-sebab terakhir, melalui asas-
asasnya guna memperoleh pandangan (insight) yang tepat mengenai realitas (W. Poespoprodjo,
1999). Definisi lain menyatakan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang
berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat
garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang pelik dari pengalaman umat
manusia. Dengan kata lain filsafat sampai kepada merangkum (sinopsis) tentang pokok-pokok
yang ditelaahnya (Uyoh Sadulloh, 2009).
Dari definisi-definisi di atas, dapatlah diterapkan kriteria-kriteria berikut terhadap berpikir secara
filsafat:
1. Menyeluruh
Kaitan komponen dalam suatu cabang ilmu, bahkan dengan pengetahuan lain, ditelaah secara
mendalam, sehingga semakin mendalam dan meluas pemahaman seseorang terhadap suatu
fenomena, maka semakin banyak pertanyaan memerlukan jawaban. Socrates berkata, “Yang
saya tahu adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa.”
2. Fundamental
Berpikir filsafat adalah berpikir secara fundamental (mendasar) sampai ke akar permasalahan
(radix). Proses ini mempertanyakan tentang mengapa ilmu disebut benar? Apa kriteria benar?
Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu, benar sendiri apa? Socrates mengemukakan bahwa tugas
filsafat bukanlah menjawab pertanyaan kita, namun mempersoalkan jawaban yang diberikan
oleh kita.
3. Spekulatif
Spekulatif menelusuri sebuah lingkaran harus dimulai ari sebuah titik, tetapi titik mana? Filsafat
harus menentukan spekulasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak dapat diandalkan.
Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan. Jadi, filsafat adalah
dasar dari semua pengetahuan yang mempersoalkan cara-cara mengetahui dan
mengembangangkan pemikiran yang mencakup: apa yang diketahui (ontologi), bagaimana cara
mengetahui (epistemologi), dan apa manfaat dari yang diketahui (aksiologi).

3. Makna Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan
dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungn sosial dan lingkungan
fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari
lingkugan masyarakat, merupakan alat bagi manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik
dan inteligen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
Dari pengertian di atas ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang dilaksanakan:
Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidikan sudah dimulai sejak
manusia lahir dari kandungan ibunya sampai tutup usia, sepanjang ia mampu menerima
pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep pendidikan
sepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak identik dengan persekolahan. Pendidikan akan
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia.
Pemerintah, masyarakat, harus berusaha semaksimal mungkin agar pendidikan mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan pendidikan manusia
akan memiliki suatu kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia
seluruhnya. Pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakkan oleh manusia, suatu
perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda
untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.
Dari tiga prinsip di atas, tersirat pesan bahwa pendidikan merupakan proses transformasi nilai
dari generasi ke generasi berikutnya. Proses transformasi nilai ini dilakukan melalui kegiatan
mendidik, mengajar, dan melatih. Maka, dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tersebut harus
berjalan secara terpadu dan berkelanjutan serta serasi dengan perkembangan peserta didik dan
lingkungan hidupnya.
Nilai-nilai yang akan kita transformasikan tersebut mencakup nilai-nilai religi, nilai-nilai
kebudayaan, nilai-nilai sains dan teknologi, nilai-nilai seni, dan nilai keterampilan. Nilai-nilai
yang ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau
perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat. Maka, di sini pendidikan akan
berlangsung dalam kehidupan.

4. Filsafat Pendidikan
Filsafat, selain memiliki lapangan tersendiri, ia memikirkan asumsi fundamental cabang-cabang
pengetahuan lainnya. Apabila filsafat berpalilng perhatiannya pada sains, maka akanlahir filsafat
sains. Apabila filsafat menguji konsep dasar hukum, maka akan lahir filsafat hukum. Dan,
apabila filsafat berhadapan dan memikirkan pendidikan, maka akan lahirlah filsafat pendidikan.
Al-Syaibany (1979) dalam Uyoh Sadulloh (2009) menyatakan bahwa filsafat pendidikan adalah
pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis.
Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum. Dalam arti bahwa
masalah-masalah pendidikan merupakan karakter filsafat.
Dari uraian di atas terlihat bahwa peranan guru yang strategis, karena di tangannya terletak nasib
generasi penerus, mengharuskan para guru memahami hakikat nilai, etika, estetika, sains,
teologi, alam (kosmos), pendidikan, dan hakikat anak didik
2. RUMUSAN MASALAH

a. Mengapa pancasila sebagai ideologi bangsa?


b. Keselarasan tujuan agama dengan tujuan filsafat?

3.TUJUAN MASALAH

Dengan adanya rumusan masalah yang kita bentuk maka dapat tujuan :
a. Agar mahasiswa mampu mengetahui dasar filsafat pendidikan di Indonesia
Mengetahui pentingnya pancasila sebagai ideologi Negara
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa
dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan
filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat
pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan
mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi
bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya
diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas,
berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup
filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.

Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya


memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila
menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Masuknya Pancasila sebagai suatu ideologi dan falsafah bangsa
Indonesia tak lepas pula dari peran Bung Karno. Menurut Sutrisno (2006), “Pancasila adalah
suatu philosofiche grounfslag atau Weltanschauung yang diusulkan Bung Karno di depan sidang
BPUPKI 1 Juni 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang kemudian merdeka.” Suatu
masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup, yaitu merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa
terkecuali aspek pendidikan

Anda mungkin juga menyukai