STRUKTUR KONSTRUKSI
NOVA ASRIANA MS, ST., MT.
PONDASI
MATERI 2
PENGERTIAN PONDASI
Madalah pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada bangunan
lunak atau digunakan bila susunan kolom – kolomnya berjarak berdekatan di semua arahnya.
Prinsip penempatan pondasi rakit adalah sebaiknya mendapatkan daya dukung yang besar
dan memperluas bidang sentuh tanah dengan pondasi.
KLASIFIKASI PONDASI
b. Pondasi Sumuran (Pier Foundation)
Merupakan bentukan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dengan
pondasi tiang, pondasi ini dipergunakan bila tanah dasar yang kuat dan
terletak pada kedalaman yang relatif dalam
KLASIFIKASI PONDASI
b. Pondasi Tiang (pile foundation)
Merupakan pondasi yang digunakan bila tanah pada kedalaman yang
normal tidak mampu mendukung bebannya, dan tanah keras terletak pada
kedalaman yang sangat dalam. Pondasi tiang bentuknya hampir sama
dengan pondasi sumuran, akan tetapi pondasi tiang umumnya berdiameter
lebih kecil dan lebih panjang serta lebih padat.
MACAM PONDASI
MENURUT FUNGSI & PELETAKANNYA
PONDASI MENERUS/ MEMANJANG, adalah pondasi yang dibuat secara menerus dengan
fungsi meratakan beban ke dalam tanah secara menerus pula dari beban yang ada di
atasnya, misalnya pondasi pasangan batu kali untuk pagar halaman.
PONDASI BIDANG, adalah pondasi yang merupakan bidang dengan luas tertentu serta
memberntuk semacam rakit (raft), misalnya pondasi yang dibuat pada tanah jelek
sehingga luas pondasi sama dengan luas bangunan.
MACAM PONDASI
MENURUT BAHAN YANG DIGUNAKAN
PONDASI PASANGAN BATU KALI, adalah pondasi yang dibuat dari pasangan
batu kali dengan menggunakan perekat aau spesie berupa campuran antara bahan
pasir, semen/ PC, dan kapur. Pondasi batu kali ini mempunyai sifat kekuatan
terhadap gaya tekan tetapi tidak mampu menahan beban tarikan, sehingga
pondasi dari pasangan batu kali tidak kuat menahan momen. Pondasi ini hanya sesuai
untuk lokasi dengan kondisi tanah cukup baik. Tanah dapat dikatakan mempunyai
kondisi cukup baik apabila mempunyai daya dukung lebih dari 1kg/cm2.
Pondasi Beton Bertulang, merupakan pondasi yang dibuat dari bahan beton
bertulang. Pondasi ini mempunyai kekuatan atau tahanan terhadap gaya tekan dan
tarik. Dengan demikian, maka pondasi ini mampu menahan momen hingga batas
tertentu. Pondasi ini dapat dipasang di semua keadaan tanah, dengan catatan perlu
dihitung luas tampangnya.
MACAM PONDASI
MENURUT BAHAN YANG DIGUNAKAN
Pondasi dengan bahan baja, merupakan pondasi yang dibuat khusus untuk
tiang pancang. Jenis pondasi ini tidak dapat berdiri sendiri, maka harus
dikombinasikan dengan pondasi lain yang mempunyai permukaan cukup lebar.
Pondasi dengan bahan kayu, merupakan pondasi yang dibuat khusus untuk
tiang pancang. Jenis pondasi ini tidak dapat berdiri sendiri, maka harus
dikombinasikan dengan pondasi lain yang mempunyai permukaan cukup lebar. Jenis
pondasi tiang pancang ini digunakan untuk mengejar kedalaman tanah baik agar
bangunan dapat didirikan diatasnya.
PONDASI UMPAK
• pondasi yang digunakan sebagai alas atau dasar dari tiang suatu
bangunan sederhana yang menggunakan sistim rangka kayu
• dipasang tepat dibawah kolom kayu bangunan
• hanya sesuai digunakan pada daerah dengan kondisi tanah baik,
sehingga kemungkinan amblesnya umpak kedalam tanah relatif kecil
PONDASI PASANGAN BATU KALI MEMANJANG
• Banyak digunakan pada bangunan gedung satu lantai sederhana
• hanya sesuai diterapkan pada daerah dengan kondisi tanah relatif
cukup baik, dengan daya dukung tanah sekitar 1 kg/cm2 atau lebih.
PONDASI PASANGAN BATU KALI MEMANJANG
PONDASI PELAT BETON MEMANJANG
• Banyak digunakan pada bangunan
gedung satu lantai sederhana
• pada daerah dengan kondisi tanah
relatif kurang baik (daya dukung
tanah kurang sekitar 0,5 kg/cm2
hingga 0,9 kg/cm2) serta dengan
kondisi kembang-susut tanah yang
kurang baik pula (terlalu besar
kembangsusutnya)
• Pondasi ini menyalurkan beban ke
dalam tanah secara memanjang,
sesuai dengan panjang pondasi
• Beban yang diteruskan ke dalam
tanah harus lebih kecil dari daya
dukung tanah tersebut.
PONDASI PELAT KAKI BAHAN BETON BERTULANG
• pondasi setempat atau titik yang dibuat dari bahan
beton bertulang
• dipasang pada bangunan bertingkat sederhana
• Jadi untuk bangunan tidak bertingkat sederhana,
pondasi ini cukup mahal, sehingga kurang sesuai.
• pada umumnya dipasang di daerah yang mempunyai
kondisi tanah cukup baik, dengan daya dukung tanah
lebih dari 1 kg/cm2.
PONDASI SUMURAN
• merupakan jenis pondasi setempat
atau titik dengan menggunakan
sumuran sebagai bahan utamanya
• Di dalam sumuran yang terbuat
dari bahan beton bertulang
tersebut diisikan batu kali dan
pasir, sehingga terjadi kepadatan
yang diinginkan
• sangat cocok dipasang di daerah
yang mempunyai daya dukung
tanah kurang baik, tetapi pada
kedalaman tertentu, misalnya 3
meter kondisi tanah mulai
membaik.
PONDASI TIANG PANCANG
• pada umumnya hanya digunakan pada daerah yang mempunyai kondisi tanah kurang
baik pada permukaan tertentu. Dalam hal ini kedalaman tanah baik dapat dicapai
dengan menggunakan tiang pancang
• jenis pondasi tiang pancang
1. Tiang pancang kayu
2. Tiang pancang beton
3. Tiang pancang baja
PONDASI RAKIT BETON BERTULANG
• hanya dibuat di daerah dengan
kondisi tanah sangat buruk,
dimana seluas lantai bangunan
dibuat dari bahan beton
bertulang sekaligus merangkap
sebagai pondasi
• Dalam kondisi ini, seluruh
bangunan apabila mengalami
penurunan akan selalu bersama-
sama
• sangat mahal, akan tetapi bila
keadaan tanah memaksa, pondasi
ini harus dipasang.
PONDASI SUMURAN BETON BERTULANG
• secara khusus digunakan pada daerah
dengan kondisi tanah kurang baik,
misalnya di daerah bekas rawa
• khusus digunakan untuk lantai saja,
misalnya landasan pacu pesawat terbang
atau jalan raya. Sebagai contoh, pondasi ini
digunakan di Bandara Sukarno-Hatta,
Cengkareng, Jakarta
• ditemukan oleh Prof.Dr.Ir. Soediyatmo,
seorang sarjana sekaligus ahli di bidang
konstruksi
• pada prinsipnya adalah gabungan dari
pelat beton bertulang dengan sumuran
• penggunaan pondasi ini khusus pada jalan
raya, landasan pacu, tempat parkir, serta
lantai fasilitas umum lainnya, bukan pada
bangunan gedung
PEMILIHAN PONDASI
BERDASARKAN DAYA DUKUNG TANAH
• Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah Standar daya dukung tanah menurut
atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka Peraturan Pembebanan Indonesia
jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
(misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau • Tanah keras ( > 5 kg/cm2)
pondasi strauss). • Tanah sedang (2 – 5 kg/cm2)
• Tanah Lunak (o,5 – 2 kg/cm2)
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar • Tanah amat lunak (0,05 kg/cm2)
10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored
pile. Kriteria daya dukung tanah tersebut
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 dapat ditentukan melalui pengujian
meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka secara sederhana. Misal pada tanah
jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi
atau pondasi bored pile. beban 5 kg tidak akan mengalami
penurunan atau amblas maka tanah
tersebut digolongkan tanah keras
TEKNIK MENGGAMBAR RENCANA PONDASI
• secara umum perlu dilakukan perhitungan kekuatan atau besarnya
dimensi pondasi tersebut
• Perhitungan struktur pondasi secara sederhana merupakan gabungan
dari keseluruhan beban yang ditanggung oleh pondasi yang
bersangkutan meliputi :
1. Beban atap
2. Beban langit-langit
3. Beban struktur utama
4. Beban dinding
5. Berat sendiri pondasI
TEKNIK MENGGAMBAR RENCANA PONDASI
Cara menghitung berat konstruksi dari bangunan dan bahannya (Peraturan Muatan Indonesia, NI-18)
• Berat pasangan bata dengan perekat 1kp: 1pc: 2ps = 1700 kg/m3
• Bila pasangan bata dengan perekatnya campuran kapur/sebagian kapur dan sebagian lagi dengan perekat semen =
1800kg/m3
• Untuk balok sloof dan balok kelililng dan konstruksi beton bertulang = 2400kg/m3
• Tanah kering – udara lembab = 1700 kg/m3, tanah basah/tanah pasir = 2000 kg/m3
• Berat lantai tidak diperhitungkan sebagai beban pondasi karena langsung didukung oleh tanah di bawahnya.
PERHITUNGAN UKURAN RENCANA PONDASI*)
• LA ( Lebar atas pondasi batu kali) = lebar sloof + (2*5 cm) (atau lebih
besar, dapat dibuat 30cm)
• LB (Lebar bawah pondasi batu kali) = 2*lebar atas (atau lebih besar)
31