Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan antara guru dan peserta

didik menggunakan asas pendidikan dan teori belajar yang merupakan penentu

utama dalam keberhasilan dalam pendidikan menurut Sagala (2010). Menurut

Azhar (2011) menjelaskan pengertian pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang

mampu membawa pengetahuan dan informasi melalui interaksi yang

berlansung antara guru dan peserta didik. Menurut Depdiknas (Departemen

Pendidikan Nasional) dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pada

Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 1 Ayat 20, tentang pembelajaran

adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik

menggunakkan sumber belajar di lingkungan belajar. Maka, pembelajaran

merupakan suatu upaya sistemik dan sistematis dalam memfasilitasi, dalam

meningkatkan suatu pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dapat

menghubungkan antara jenis-jenis belajar, hakikat belajar, dan hasil belajar

peserta didik.

Menurut (Erikanto, 2016:7) Pembelajaran merupakan salah satu sistem

yang dapat membantu suatu individu dalam kegiatan belajar dan berinteraksi

memanfaatkan berbagai sumber belajar dilingkungan sekitarnya. Sedangkan

menurut (Miswar, 2016:11) Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh

9
10

seseorang dimana terdapat suatu kegiatan yang berawal dari situasi yang

ditemui, keadaan bahwa karakter perubahan aktivitas tidak bisa dijelaskan

karena dasar kecenderungan reaksi sebenarnya, kedewasaan, atau peralihan

sementara dari suatu lingkungan. Pembelajaran yang jelaskan Thorndike yaitu

pembelajaran dapat terjadinya karena adanya pembentukkan koneksi

pengalaman persepsi kepada stimulus, bentuk perilaku manusia terjadi karena

implus saraf respon yang diberikan. Thorndike mengungkapkan bahwa pada

kegiatan pembelajaran dilangsungkan dalam rangkaian eksperimen trial and

error atau dapat mengkoneneksi atau menyeleksi (Nai, 2017:12)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh guru dan

peserta didik untuk memperoleh suatu informasi dilingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dapat merubah individu dengan

sadar dilakukan dengan sengaja untuk menjadikan perubahan dilingkungan

belajar.

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pendidikan formal yang diselenggarakan

oleh sekolahan yang guru dan peserta didik berada dilokasi terpisah sehingga

memerlukan media penghubung untuk menghubungkan guru, peserta didik, dan

berbagai sumber sumber belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran

daring (Meidawati, dkk, 2020). Kegiatan pembelajaran daring saat ini

merupakan program kegiatan pembelajaran kelas dalam jaringan online yang

dapat menjangkau peserta didik dengan kuota yang memadai.


11

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan dapat digunakan

oleh peserta didik dengan gratis maupun ada yang berbayar (Bilfaqih dan

Qomarudin, 2015:1). Pembelajaran daring yang dilakukan saat ini merupakan

pembaharuan yang dilakukan untuk memudahkan peserta didik dalam

pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar dengan efektif dan efisien (Dewi, 2017). Meskipun saat ini kegiatan

pembelajaran dilakukan dimasa pandemi covid-19 yang diganti menjadi

pembelajaran daring, peran guru tetap dibutuhkan dalam keberhasilan tujuan

pendidikan yang dilakukan disekolah. Pembelajaran daring memerlukan alat

ataupun media pembelajaran yang harus diterapkan disemua sekolah,

kreativitas guru, pemahaman konsep pembelajaran daring dibutuhkan dalam

kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru dalam kegiatan pembelajaran daring

ini memegang peranan penting dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran.

Pada pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-

perangkat mobile seperti telepon android atau smartphone, laptop, tablet yang

dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja.

Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:13) dijelaskan beberapa point

penting tentang panduan berstandar pengembangan pembelajaran daring untuk

pendidikan dan pelatihan sebagai berikut:

a. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Daring merupakan analisis kebutuhan,

seperti suatu proses deskripsi permintaan, kebutuhan, serta kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran daring. Prosedur ini terdiri dari beberapa

subproses antara lain:


12

1) Inisiasi yaitu pengembangan suatu pembelajaran daring, terdapat

deskripsi dari beberapa kebutuhan ataupun permintaan dalam

pengembangan pembelajaran daring.

2) Identikasi stakeholder yaitu terdapat identifikasi, deskripsi, dan evaluasi

dalam pelakasa kepentingan.

3) Sasaran yaitu definisi sasaran, dan evaluasi sasaran dalam pelaksana

kepentingan.

4) Analisis permintaan yaitu detail, uraian, validasi permintaan, target

dalam pengembangan pembelajaran daring, dan uraian operasionalnya.

b. Analisis Rangka Kerja Pembelajaran Daring yaitu suatu prosedur dalam

rangka kerja dan dalam kerangka pembelajaran daring. Kajian terhadap

prosedur ini menbuktikan poin-poin dalam terdapat dalam model referensi

yang sama dengan kebutuhan dalam lingkungan pelatihan dan pendidikan,

antara lain:

1) Analisis kerangka eksternal: Pelaksanaan identifikasi, deskripsi , dan

evaluasi kerangka eksternal dalam suatu pengembangan pembelajaran

daring.

2) Analisis kemampuan staf yaitu prosedur identifikasi, uraian tokoh,

kemampuannya, keterampilan, dan kesiapan.

3) Analisis kelompok sasaran yaitu terdapat pelaksaan identifikasi,

deskripsi suatu kelompok, dan biografi peserta pendidikan ataupun

pelatihan.
13

4) Analisis kerangka organisasi dan institusi yaitu terdapat pelaksanaan

identifikasi, deskripsi yang berhubungan dengan kerangka organisasi

dan institusi dalam pengembangan pembelajaran daring.

5) Perancangan waktu dan dana yaitu pelaksaan identifikasi, deskripsi,

kontrak, masa, dan batasan keuangan dalam pelaksaan pembelajaran

daring.

6) Analisis lingkungan yaitu pelaksanaan identifikasi, deskripsi sutu

lingkungan, kapasitas fisik dalam pengembangan pembelajaran daring.

c. Desain atau Kerangka Pembelajaran Daring merupakan kegiatan dalam

perencanaan dan merancang konsep pembelajaran daring. Terdaopat

beberapa subprosesnya yaitu:

1) Capaian atau kompetensi belajar yaitu dapat menyesuikan istilah

strandar kompentensi dalam lulusan pendidikan maupun pelatihan.

2) Kerangka materi merupakan suatu kerangka materi pembelajaran yang

dijabarkan berupa silabus dan perencanaan suatu pembelajaran.

3) Kerangka agresi yaitu uraian model agresi materi dalam pembelajaran

daring yang dapat menunjang mekanisme shre and reuse.

4) Kerangka navigasi dan sekuen merupakan penjelasan urutan dalam

penyampaian suaru materi dengan sifat intraktif pengguna.

5) Kerangka didiktik merupakan prinsip dan konsep dari metode

penyampaian suatu materi pembelajaran.

6) Kerangka media merupakaan suatu pemilihan untuk para pengguna

media.
14

7) Kerangka komunikasi terdapat pemilihan, deskripsi dari suatu media

yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

8) Kerangka tugas merupakan uraian dalam bentuk penugasan yang

diberikan oleh guru dari materi pembelajaran daring.

9) Kerangka evaluasi merupakan uraian metode evaluasi, penilaian, dan

kriteria untuk penentu kelulusan.

10) Kerangka metadata yaitu uraian model metadatadigunakan dalam materi

pembelajaran daring.

11) Kerangka aktivitas yaitu uraian model dari metadata aktivitas yang

digunakan dalam suatu materi pembelajaran.

12) Kerangka pemeliharaan yaitu uraian pedoman pemeliharaan yang

dilakukan rutin atau indentil dalam materi pembelajaran daring.

d. Produksi atau Pengembangan merupakan pelakksanaan dlalam

merealisasikan desain atau kerangka suatu pembelajaran daring.

Pelaksanaan produksi terdiri dari beberapa subproses antara lain:

1) Merealisasikan materi terdapat realisasi atau produksi materi

pembelajaran daring.

2) Merealisasikan media terdapat realisasi atau produksi kapital digital

yang dapat membangun suatu materi pembelajaran daring.

3) Merealisasikan desain terdapat desain tampilan, navigasi, sekuen dalam

pembelajaran daring.
15

4) Merealisasi teknis terdapat pengemasan capital digital yang mengacu

pada kerangka agregasi dan kerangka metadata dengan standar

internasional 291623.

5) Pemeliharaan terdapat pemeliharaan dalam materi pembelajaran daring

agar dapat terjaga rerevansi atau up to date.

6) Pengemasan ulang memiliki arti yaitu dapat dikemas kembali pada

sumber belajar yang belum memenuhi standar.

e. Implementasi Pembelajaran daring merupakan pelaksanaan dalam

pembelajaran daring. Terdapat beberapa subproses antara lain:

1) Perlunya diuji pada sumber belajar dan validasi materi pembelajaran

daring.

2) Perlunya adaptasi sumber belajar supaya dalam manajemen dan

deskripsi konfigurasi, pengaturan, dan adaptasi dalam paket materi.

3) Organisasi dalam pengoperasian dan distribusi pembekalan kebutuhan

organisasi dalam pengoperasian dan pendistibusian materi pembelajaran

daring.

4) Perlunya aktivasi sumber belajar dalam penyediaan kebutuhan dalam

pendistribusian materi pembelajaran daring.

f. Proses Pembelajaran daring terdapat beberapa subproses yang antara lain:

1) Perlunya administrasi dalam pengoperasian pembelajaran daring yang

diperlukan dalam administrasi pendaftaran pembelajaran, penjadwalan

adminitrasi, pendaftaran partisipan dan lain-lain.


16

2) Perlunya perencanaan pembelajaran terdapat rencana pelaksanaan

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

pelaksanaan pembelajaran daring.

3) Pelaksanaan pembelajaran merupakan perngoperasian pembelajaran

daring yang diperlukan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran

daring dapat dioperasikan untuk keperluan penilian dalam hasil proses

pembelajaran.

g. Optimalisasi dan evaluasi pembelajaran daring terdapat beberapa

optimalisasi dan subevalusi antara lain:

1) Penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran daring yang terdiri dari

tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, alokasi waktu, media

yang digunakan, kriteri penilian dan istrumen evaluasi pembelajaran

daring.

2) Perlunya merealisasikan proses evaluasi.

3) Menganalisis data yang sudah didapatkan dalam kegiatan evaluasi

dalam pemahaman metode, sumber belajar, alat, dengan merinci

pengeluran biaya, manfaatm dan hasilnya.

4) Perbaikan atau optimalisasi yaitu deskripsi dari proses optimalisasi dan

adaptasi materi dan sistem pembelajaran daring supaya pembelajaran

daring dapat berjalan dengan efektif fan efisien.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring

merupakan program pembelajaran kelas dengan menggunakan jaringan untuk

menjangkau kelompok sasaran yang lebih luas juga tidak terbatas, dimana

penyelenggaraannya dapat diikuti tanpa biaya atapun berbayar. Sehingga dapat


17

meningkatkan kualitas pendidikan dengan penggunaan multimedia dengan

efektif dan efisien meskipun dalam pembelajaran yang terpisah oleh jarak.

3. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaaran merupakan permulaan dari selutuh proses

kegiatan yang bersifat optimis yang diyakini mampu untuk mengatasi semua

permasalahan (Banghart dan Trull dalam Majid, 2015:16). Menurut Sanjaya

(2013:24) Perencanaan pada hakikaknya merupakan proses dan cara berfikir

suatu individu yang dapat menunjang suatu keberhasilan dalam dalam suatu hal.

Perencanaan tersebut dapat dimulai pada tujuan pembelajaran yang iningi

dicapai melalaui analisis yang dibutuhkan dalam dokumen yang lengkap, lalu

baru menentukan langkah-langkah yang harus dibuat untuk dapat mencapai

target tersebut menurut Sanjaya (2013:23). Saat membuat rencana pola pikir

diarahkan supaya tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat digapi dengan efektif

dan efiseien. Perencanaan pembelajaran mampu dilihat dari dudut pandang

yang berbeda-beda, seperti yang dijelaskan oleh Salaga (2012:136) yaitu:

1) Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses pengembanagan

pembelajaran yang dirancang sistematik dengan menggunakan teori-

teori khusus pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu

pembelajaran. Proses perencanaan pembelajaran juga membutuhkan

analisis dari proses pembelajaran yang sistematik yang dapat mencapai

tujuan pembelajaran, dan terdapat evaluasi materi dan proses kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.


18

2) Perencanaan pembelajaran merupakan suatu didiplin dimana

pengetahuan tersebut mewujudkan hasil penelitian dan teori mengenai

strategi pembelajaran dan diterapkan dengan strategi tersebut.

3) Perenencanaan pembelajaran sains merupakan produk detil yang

mempunyai spesifikasi lebih dari pengembangan, pelaksanaan,

evaluasi, serta pemeliharaan dalam sitasi ataupun faslitas pembelajaran

bagi unit yang lebih besar maupun lebih sempit dari materi

pembelajaran dari berbagai tingkatan.

4) Perencanaan pembelajaran bagai aktualitas merupakan suatu ide dalam

pembelajaran yang dikembangakan dengan tujuan memberikan

hubungan antara pembelajaran dari jangka watu yang dikerjakan.

5) Perencanaan untuk mengkonfirmasi secara saksama maka semua

kegiatan sudah sesuai dengan arahan sains dan pelaksanaannya secara

sistematis.

6) Perencanaan pembelajaran menjadi sistem merupakan daftar dari

sumber, prosedur unruk menjalankan pembelajaran, peningkatan sistem

suatu pembelajaran dengan proses yang sistematis yang

implementasinya membentuk pada sistem perencanaan.

7) Perencanaan pembelajaran teknologi merupakan sebuah perencanaan

untuk memajukkan penggunakan teknik yang mampu mengembangkan

tingkahlaku kognitif individu dan teori konstruktif pada solusi dan

problem dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Perancangan suatu sistem pembelajaran daring memiliki tiga prinsip yang

diharuskan menurut Munawar (2013) dapat terpenuhi antara lain:


19

1) Suatu sistem pembelajaran perlu yang sederhana agar mudah diperlajari

oleh peserta didik.

2) Suatu sistem pembelajaran perlu dirancang secara individu agar peserta

didik dapat mandiri.

3) Suatu sistem perlu kecapatan ketika proses pencarian materi

pembelajaran atau jawaban soal dalam sistem pembelajaran yang

dikembangkan.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Pelaksanaan pembelajaran daring yang sudah dilakukan di Indonesia

mengarah kepada pemberian tugas yang diberikan lewat media pembelajaran

online. Peserta didik hanya diberikan beberapa tugas yang harus diselesaikan

lalu guru mengoreksi tugas menjadi penilaian dan guru memberikan suatu

komentar merupakan bentuk dari evaluasi. Implementasi pembelajaran daring

ini mampu berjalan baik apabila peserta didik, guru, dan orang tua mampu untuk

bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran daring menurut Dewi (2020).

Implementasi pembelajaran merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran

daring. Terdapat subproses dalam implementasi yaitu:

1) Sumber belajar yang harus diuji yaitu valiadasi dan pengujian pada materi-

materi yang digunakan dalam pembelajaran daring.

2) Mengadaptasi sumber belajar yaitu manajemen kongfigurasi, deskripsi,

adaptasi, dan perlunya paket materi yang harus diatur dalam pembelejaran

daring.
20

3) Pelaksanaan pembelajaran daring terdapat aktivitas dengan

mendeskripsikan penyebaran materi dan pementasan yang harus

dideskripsikan dalam pembelajaran daring.

4) Pengoperasian organisasi dan distribusi bersifat pembekalan kebutuhan

organisasi untuk pengoperasian dan distribusi materi dalam pembelajaran

daring.

5) Prasarana teknis merupakan penyediaan yang dibutuhkan dalam

pengoperasian dan distribusi dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring memiliki beberapa subproses yang harus diketahui,

berikut ini penjelasannya :

1) Administrasi yang diperlukan yaitu pengoperasian pembelajaran sebagai

keperluan adminitrasi yaitu pendaftaran peserta didik, jadwal pembelajaran,

pendaftaran pembelajaran daring, dan lain-lain.

2) Perencanaan yang diperlukan dalam pengoperasian pembelajaran yang

diharapkan bisa menjadi pedoman guru dalam pembelajaran daring.

3) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran daring dengan pengoperasian yang

diperlukan dalam dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Kegiatan dalm

proses pembelajaran diperlukan guru untuk menentukan penilian hasil

peserta didik.

5. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan kewajiban yang harus diberikan guru

kepada peserta didik secara professional dalam menilai kesuksesan dalam

kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran tersebut apakah sudah mencapai

tujuan dari suatu materi pembelajaran. Pengertian dari evaluasi adalah suatu alat
21

ukur yang digunakan oleh guru atas tercapainya suatu tujuan dari kegiatan

pembelajaran menurut Sukardi (2008:1). Menurut Stufflebaem dalam Rusman

(2008:97) Evaluasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilihat bagaimana

tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai, evaluasi pembelajaran tersebut

merupakan salah satu bagian manajamen. Sehingga evalusi tersebut bertujuan

untuk menyimpulkan apa saja yang telah dilakukan, sehingga keputusan

pemberian hasil nilai mendapatkan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran.

kegiatan mengevaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai

seluruh proses pembelajaran yang dilakukan, dan menemukan dimana titik

keberhasil dan kegagalan dalam proses pembelajaran menurut Hikmat

(2009:125). Dari pengertian evalusi diatas menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa evalusi merupakan hasil yang diperoleh oleh peserta didik yang

diberikan oleh guru dengan melihat proses pembelajaran, peningkatan, dan nilai

yang diperoleh dari peserta didik secara menyeluruh, transparan, sistematik, dan

Tujuan dari evaluasi belajar merupakan tujuan supaya peserta didik dapat

membedakan keberhasil dan kegagalan yang dilaluinya menurut Jutmini, dkk

(2009:1). Dalam pengembangan evaluasi yang telah dilakukan evaluasi

bertujuan agar peserta didik mampu memberikan umpan balik kepada guru yang

akan digunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan suatu nilai atau

kelulusan dari suatu sekolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:67) Tes merupakan prosedur ataupun

alat yang dipergunakan dalam mengukur atau mengetahui sesuatu dengan

aturan atau cara yang telah ditentukan. Tes yaitu suatu alaat yang digunakan

untuk mengukur, mengumpulkan informasu dari suatu objek menurut


22

Widoyoko (2010:45). Terdapat beberapa alat dan teknik yang biasanya

digunkan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik peserta didik dan

pencapaian. Teknik penilaian yang digunakan yaitu tes ( tes tertulis, lisan,

maupun perbuatan), wawancara, pengamatan atau observasi menurut Safari

(2004:4).

Evaluasi menurut Murni (2018) merupakan evaluasi pada kegiatan

pembelajaran dilakukan ulangan harian, UTS (Ulangan Tengah Semester),

UAS (Ulangan Akhir Semester). Pelaksanaan ulangan harian tersebut bertujuan

untuk mengetahui sampai mana pemahaman peserta didik tentang materi yang

telah dilakukan pada kompetensi dasar. Pelaksanaan UTS (Ulangan Tengah

Semester dilakukan dengantujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik

pada materi yang diberikan pada setengah semester berlangsung. Kemudian

pelaksanaan UAS (Ulangan Akhir Semester) dilakukan dengen tujuan untuk

mengetahui pemahaman materi yang telah disampaikan oleh guru dengan waktu

satu semester.

6. Prinsip Pembelajaran Daring

Kegiatan pembelajaran daing memiliki prinsip yang berorintasi antara kegiatan

pembelajaran dan interaksi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik.

Pembelajaran yang seharunya tidak hanya memberikan tugas dan materi kepada

pseseta didik, guru dan peserta didik harus memiliki hubungan dalam pelaksanaan

pembelajaran daring.

Menurut Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan

bahwa prinsip dari pembelajaran daring merupakan seperangakat dari landasar dasar

instrinsik yang menjadi suatu persyaratan untuk kelangsungan sproses pembeljaran


23

daring. Menurut Munawar (2013) dalam Padjar, dkk (2019) Perancangan

pembelajaran daring memiliki prinsip yang dikembangkan antara lain:

1) Suatu sistem pembelajaran perlu yang sederhana agar mudah diperlajari

oleh peserta didik.

2) Suatu sistem pembelajaran perlu dirancang secara individu agar peserta

didik dapat mandiri.

3) Suatu sistem perlu kecapatan ketika proses pencarian materi

pembelajaran atau jawaban soal dalam sistem pembelajaran yang

dikembangkan.

7. Matematika di SD

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peran

penting dalam pendidikan. Pada pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan di

Indonesia mata pelajaran matematika dapat ditemui pada setiap jenjang sekolah

mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas,

dan Perguruan Tinggi. Perkembangan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan

tidak lepas dari peran matematika. Matematika sendiri dapat memebantu dalam

penerapan ilmu pengentahuan lainnya.

Dalamp materi matematika dapat belajar tentang struktur organisasi,

keteraturan, konsep matematika yang tersususun hirarkis, sistematika dan

berstruktur, mulai konsep yang sederhana hingga konsep yang kompleks.

Menurut (Annnurwanda & Fianti, 2019) Matematika merupakan salah satu

disiplin ilmu yang dapat mempelajari sistem abstrak yang mampu dibentuk

dengan elemen abstrak, kemudian elemen tersebut tidak bisa digambarkan

dengan pola yang kongkret. Maka dalam pembelajaran matematiak guru


24

memilihi peran dalam memahamkan materi matematika suoaya tidak terjadi

kesalah pahaman dalam materi.

Dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006,

mengatakan bahwa matematika merupakan suatu alat yang digunakan untuk

berfikir menggunakkan bahasa symbol yang berlangsung umum dan berperan

dalam ilmu pengetahuan lainnya dan bentuk logika paling tinggi yang

diciptakan oleh manusia.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran

ilmu pengetahuan yang menggunakkan nalar dan terstruktur yang melibatkan

otak pikiran dan aktivitas untuk memecahkan suatu masalah dalam

menyampaikan suatu gagasan atau informasi menurut Wandini dan Bunarea

(2019). Menurut Karsa (2014) Salah satu pembelajaran matematika ada yang

berhubungan dengan iden yang abstrak dan menggunakkan symbol kemudian

disusun hirarkis dengan menggunakan penalaran deduktif, sehingga dalam

kegiatan pembelajaran matematika peserta didik harus berpartisipasi dengan

aktif.

Pada pelaksanaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dibagi

menjadi dua yaitu pada kelas I,II, dan III kegiatan pembelajaran matematika

diintegrasikan menggunakan pembelajaran tematik. Kemudia pada kelas VI, V,

dan VI kegiatan pembelajaran matematika diintrasikan dengan pembelajaran

mandiri atau berdiri sendiri. Pembagian ini bertujuan supaya penguasaan pada

kompetensi matamtika dapat dipahami dengan mendalam.


25

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Sistem pembelajaran daring tidak memiliki batasan akses, pembelajaran

bisa dilakukan lebih banyak waktu. Pada kegiatan pembelajaran daring

memiliki kelebihan antara lain:

a. Waktu lebih fleksibel. Guru dan peserta didik dapat berkomunikasi secara

mudah melalui fasilitas internet secara daring atau kapan saja kegiatan

berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

b. Peserta didik akan memiliki wawasan yang luas. Apabila peserta didik

memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang

dipelajari, peserta didik dapat mengakases internet.

Kekurangan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai

kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a. Kurangknya interaksi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran ini akan

memperlambat terbentuknya keakraban atara guru dan peserta didik dalam

proses belajar mengajar.

b. Kurangnya sinyal internet. Pada daerah yang sulit memperoleh koneksi

internet yang stabil, kegiatan pembelajaran yang dilakuakan akan sulit

diterima oleh peseta didik dalam kegiatan pembelajaran daring.

c. Kurangnya pengawasan dalam kegiatan belajar. Guru tidak akan mengtahui

apa yang sulit dipahami oleh peserta didik karena terhambat jarak yang

membuat peserta didik kurang dalam pengawasan guru.

d. Tingkat pemahaman dalam proses belajar. Pada materi yang diajarkan oleh

guru melalui pembelajaran daring akan berbeda dalam respon yang

diberikan oleh peserta didik.


26

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan

pembelajaran daring. Penelitian yang dilakukan antara lain:

Tabel 2.1 Kajian Yang Relevan

No. Penelitian terdahulu Persamaan Perbedaan


1. Siti Patimah, Dyah Lyesmaya, Pelaksanaan a. Penggunaan aplikasi
dan Luthfi Hamdani Maula pembelajaran daring dalam pelaksanaan
“Analisis Aktivitas pada mata pelajaran pembelaran daring
Pembelajaran Matematika matematika b. Cangkupan materi
Pada Materi Pecahan dalam penelitian
Campuran Berbasis Daring pembelajaran daring
(Melalui Aplikasi Whatsapp) c. Penggunaan aplikasi
Di Masa Pandemi Covid-19 pembelajaran daring
Pada Siswa Kelas 4 Sdn
Pakujajar Cbm” tahun 2020
2. Najila Indah Nuranil, Din Pelaksanaan Penggunaan aplikasi
Azwar Uswatun, dan Luthfi pembelajaran dalam pelaksanaan
Hamdani Maula matematika secara pembelajaran daring
“Analisis Proses Pembelajaran daring
Matematika Berbasis Daring
Menggunakan Aplikasi Google
Classroom Pada Masa Pandemi
Covid-19” tahun 2020
3. Albitar Septian Syarifudin Pelaksanaan a. Mata pelajaran
“Impelementasi Pembelajaran pembelajaran daring pembelajaran daring
Daring Untuk Meningkatkan b. Penggunaan aplikasi
Mutu Pendidikan Sebagai pembelajaran daring
Dampak Diterapkannya Social
Distancing” tahun 2020
4. Dini Nuraeni1, Din Azwar Pelaksanaan a. Mata pelajaran
Uswatun, dan Iis Nurasiah pembelajaran daring pembelajaran daring
“Analisis Pemahaman Kognitif pada mata pelajaran
Matematika Materi Sudut matematika
Menggunakan Video
Pembelajaran Matematika”
(2020)
5. Wiryanto Pelaksanaan a. Mata pelajaran
pembelajaran daring pembelajaran daring
“Proses Pembelajaran pada mata pelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar matematika
Di Tengah Pandemi Covid-19”
(2020)
27

C. Kerangka Pikir
Kondisi Ideal Kondisi Lapangan
Pembelajaran daring merupakan Pembelajaran daring yang dilakukan di
pembelajaran yang dilakukan dalam SDN Jatimulyo 1 Kota Malang
jaringan dimana guru dan peserta Pembelajaran daring pada mata
didik tidak bertatap muka secara pelajaran matematika menggunkan
aplikasi Google classroom, Zoom dan
langsung menurut Meidawati, dkk, Whatsapp Group.
(2019).

Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru, peserta didik
membutuhkan pengulangan dalam mata pelajaran matematika karena
beberapa peserta didik yang kurang paham dengan materi.

Fokus Penelitian
Peneliti menganalisis tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran matematika kelas VI di SDN Jatimulyo 1 Kota Malang

Metode Penelitian
Jenis Penelian : Kualitatif
Metode Penelitian : Deskriptif
Subjek Peneliti : Guru dan Peserta Didik
Intrumen Penelitian : Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Hasil
Analisis Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Matematika
Kelas VI SDN Jatimulyo 1 Kota Malang

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai