METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer
dan data sekuder. Adapun langkah- langkah penelitian sebagai berikut:
16
Tabel 2.2 Sumber data sekunder
No Sumber Data Keterangan
1 Bps Ngawi Dalam Angka Mengetahui Demografi Kabupaten
Ngawi
2 Dinas Pariwisata Data Pengujung Wisata
3 BEPEDA Peta Adminitrasi 1:50000
Peta Persebaran Untuk Mengatahui
Sarana Dan Aksesibilitas Obyek
Wisata
Sumber : penulis, 2017
2.3.2 Data Primer
Sumber data yang diperoleh secara langsung dari survey lapangan dengan
menggunakan koesioner yang bertujuan untuk mengatahui klasisikasi
internal dan ekternal yang berkaitan dengan obyek wisata. Obyek internal
berkaitan dengan kondisi fisik dan obyek eksternal berkaitan aksesibilitas
dan fasilitas penunjang sarana dan prasarana di setiap destinasi wisata.
17
2.6 Metode Analisis Data
2.6.1 Analisis Potensi Obyek Wisata
Penentuan nilai potensi dilakukan dengan penilaian menggunakan
pengharkatan (teknik skoring), yaitu dengan memberikan skor atau nilai.
Variabel penelitian dipilih berdasarkan kriteria penelitian, Pedoman
penyusunan analisis daerah obyek wisata dengan menyesuaikan kondisi
daerah penelitian. Variabel penelitian terdiri dari daya tarik obyek wisata,
aksesibilitas serta sarana prasarana. Nilai skor digunakan untuk
membedakan besar pengaruh antara kriteria penilaian dari setiap variabel
yang digunakan, sedangkan bobot nilai digunakan untuk membedakan
besar pengaruh antar variabel.
Tahapan dalam analisis data pada penelitian ini diawali dengan
pemilihan indikator dari variabel-variabel penelitian. Berdasarkan
kriteria penelitian pengembangan potensi daerah wisata dari Departemen
Pariwisata Ngawi Jawa Timur yang dimodifikasi, karena disesuaikan
dengan kondisi kepariwisataan daerah setempat. Setelah dilakukan
skoring dengan pembobotan pada masing-masing variabel untuk
mengetahui tingkat perkembangan masing-masing obyek wisata. Alasan
menggunakan pembobotan adalah untuk menghindari hasil pengharkatan
(skoring) yang tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. Variabel yang
mempunyai daya dukung tinggi terhadap perkembangan pariwisata
mempunyai nilai yang tinggi, dan sebaliknya variabel yang mempunyai
daya dukung rendah mempunyai bobot nilai rendah.
18
𝒂−𝑏
Rumus: I = 𝑥
Keterangan: I : Klasifikasi
a : Nilai total skor tertinggi
b : Nilai skor terenda
x : Jumlah kelas
Nilai skor tertinggi dari penjumlahan tiap variabel. Nilai skor
terendah diperoleh dari penjumlahan angka minimal tiap variabel.
Langkah selanjutnya, interval dibagi menjadi tiga klasifikasi dengan
klasifikasi potensi tinggi, potensi sedang, dan potensi rendah.
Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan skor variabel penelitian dan
skor masing-masing obyek wisata, antara lain:
19
Tabel 2.3 Klasifikasi dan variabel Potensi Internal Untuk Objek Wisata AlamDi Kabupaten Ngawi
Indikator Variabel Kriteria Klasifikasi Skor
Tidak menarik Rendah 1
a. Atraksi /daya tarik utama obyek Menarik Sedang 2
wisata
Sangat Menarik Tinggi 3
Tidak mendukung objek utama Rendah 1
b. Kekuatan atraksi Komponen Kurang mendukung objek utama Sedang 2
dilokasi wisata Mendukung objek utama Tinggi 3
1. Kualitas obyek wisata
c. Kegiatan wisata di lokasi obyek Hanya menikamti obyek Rendah 1
wisata Tempat satu kegiatan aktif Sedang 2
Lebih dari satu kegiatan yang aktif Tinggi 3
Obyek wisata yang tidak atau belum memiliki daya tarik pendukung Rendah 1
d. daya tarik pendukung Obyek wisata yang memiliki daya tarik pendukung 1-2 Sedang 2
Obyek wisata yang memiliki daya tarik pendukung lebih dari 2 Tinggi 3
belum terdapat penataan ruang dan tidak tersedia lahan untuk pengebangan Rendah 1
a. potensi pengembangan
bilah telah ada penataan ruang tapi lahan untuk pengembangan terbatas Sedang 2
bila telah ada penataan ruang dan masih tersedia lahan untuk dikembangkan Tinggi 3
Obyek yang mengalami kerusakan dominan Rendah 1
g. Kondisi fisik obyek wisata secara Obyek yang sedikit mengalami kerusakan Sedang 2
langsung Obyek yang belum memiliki kerusakan Tinggi 3
20
Tabel 2.4 Mengenai Klasifikasi dan Variabel Potensi Eksternal Objek Wisata Alam di Kabupaten Ngawi
Indikator Variabel Kriteria Klasifikasi Skor
1. Jauh (jarak >25,6 km) Rendah 1
2. Sedang (15,3-25,6km) Sedang 2
a. Jarak dari pusat kota
3. Dekat (jarak<15,3 km) Tinggi 3
21
2.7.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai sektor untuk
merumuskan stategi. Analisis ini didasaran pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Streng) dan peluang (Opportunity), secara
bersama dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Treat)
saat ini atau dimasa mendatang. Analisis SWOT tersebut dapat diketahui
obyek wisata mana saja yang ada di Kabupaten Ngawi yang mempunyai
keunggulan untuk dikembangkan, serta yang obyek mana yang masih
kurang, perlu diperbaiki agar guna meningkatkan pengunjung wisatawan.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
internal. Matrik ini dapat menghasilkan 4 kemungkinan strategi alternatif
sebagai berikut:
1. Strategi Streng Opertunity (SO) adalah bagaimana kekuatan
mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada.
2. Strategi Weakness Opertunity (WO) adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan dan melihat keuntungan dari peluang yang
ada.
3. Strategi Strenghts Trearths (ST) adalah bagaimana kekuatan mampu
menghadapi ancaman yang ada
4. Strategi Weakness Trearths (WT) adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mampu membuat ancaman terhadap
pengembangan.
22
sehingga dapat diketahui seberapa besar potensi dan arah
perkembangan obyek wisata di Kabupaten Ngawi.
23
Potensi Internal Identifikasi Potensi Potensi Eksternal
Tempat pakir
toilet
Klasifikasi tingkat
potensi daya tarik
wisata:
24