Anda di halaman 1dari 1

Apakah penggunaan antibiotic direkomendasikan pada manajemen Covid-19?

Jawab:
Potensi penggunaan antibiotik yang berlebih pada era pandemik Covid-19 ini menjadi
ancaman global terhadap meningkatnya kejadian bakteri multiresisten. Guna menyikapi fakta
dan data yang ada, WHO menganjurkan pemberian antibiotik pada kasus covid-19 yang berat
dan tidak menganjurkan pemberian antibiotik rutin pada kasus covid-19 yang ringan.
Berdasarkan REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19 dari KEMENKES RI
yang diperbaharui pada tanggal 14 Juli 2021
Adapun gejala dan tanda kasus Covid-19 berat adalah:
- Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
- Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
- PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg,
- Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-
48 jam,
- Limfopenia progresif,
- Peningkatan CRP progresif,
- Asidosis laktat progresif.

Apakah semua pasien Covid-19 boleh mendapatkan terapi plasma konvalesen?


Jawab:
Jika terdapat indikasi dan tidak terdapat kontraindikasi, maka boleh diberikan plasma
konvalesen.
Indikasi pemberian terapi plasma konvalesen (TPK) pada berbagai uji klinis adalah
penderita COVID-19 yang berat, tetapi saat ini uji klinis pemberian pada pasien COVID-19
sedang atau berisiko menjadi berat sudah/ sedang berjalan di beberapa senter uji klinis di seluruh
dunia.
Kontraindikasi terapi plasma konvalesen adalah riwayat alergi terhadap produk plasma,
kehamilan, perempuan menyusui, defisiensi IgA, trombosis akut dan gagal jantung berat dengan
risiko overload cairan. Kontraindikasi lainnya bersifat relatif, seperti syok septik, gagal ginjal
dalam hemodialisis, koagulasi intravaskular diseminata atau kondisi komorbid yang dapat
meningkatkan risiko trombosis pada pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai