Anda di halaman 1dari 17

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah


Dosen Pengampu : Dr. Endi Rochaendi, M.Pd.

disusun oleh:

1. Rista ayu nandia (191300080)


2. Susanti (191300084)
3. Syamsun ibnu Abdullah (191300105)
4. Tiara hatma (191300107)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Dasas Manajemen Bebasis Sekolah"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bebasis
Sekolah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Endi Rochaendi selaku guru Mata
Kuliah Manajemen berbasis sekolah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 04 oktober 2021

Penysusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5
C. TUJUAN..............................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
A. Pengertian Manajemen Bebasis Sekolah (MBS)..................................................................7
B. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)......................................................................9
C. Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)........................................................10
D. Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).......................................................................12
E. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).....................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN....................................................................................................................14
B. SARAN.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu sistem yang sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
tingkat intelegensi masyarakat dalam segala macam aspek. Karena dengan pendidikan manusia
yang ada dalam interaksi sosial dapat bersaing dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai cita –cita yang diinginkan. Menurut ketatapan MPRS No. II tahun 1960, tujuan
pendidikan ialah mencetak generasi kearah mewujudkan sumber daya manusia yang sesuai
dengan pancasila sehingga dapat bertanggung jawab sebagai masyarakat yang adil serta
mempunyai daya spiritual yang tinggi. Tujuan dari pendidikan diatas merupakan salah satu
tujuan pendidikan secara umum, dan pada dasarnya tujuan dari pendidikan nasional adalah
berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia baik secara material dan spiritual sesuai
dengan identitas negara Indonesia yakni Pancasila. Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah
suatu cara untuk memajukan mutu pendidikan dengan pelimpahan kebijakan pengambilan
keputusan yang seyogyanya berasal dari pemerintah pusat kepada daerah masing-masing
lembaga, yang hal tersebut menjadikan kepala sekolah, guru, peserta didik, dan wali murid
mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap kegiatan belajar mengajar dilembaga atau
disekolah, dan yang tak kalah penting adalah bahwa sekolah mempunyai peran dan tanggung
jawab yang besar dalam mengambil keputusan dalam bidang keuangan dan kurikulum sekolah.
Tujuan adanya manajemen berbasis sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan cara memberdayakan seluruh potensi sekolah dan stakeholder-nya sesuai dengan
kebijakan pemerintah dengan menerapkan kaidah kaidah manajemen pendidikan/ sekolah
professional. Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4)
kemitraan, (5) partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas. Manajemen Sekolah memberikan
kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab.
Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
pengembangan strategi Manajemen Sekolah sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat
lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah?
2. Apa tujuan dari manajemen berbasis sekolah?
3. Apa saja prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah?
4. Apa peranan dari Manajemen berbasis sekolah?
5. Apa saja fungsi adanya manajemen berbasis sekolah?

4
C. TUJUAN
1. Untuk dapat memahami pengertian dari manajemen berbasis sekolah
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari MBS
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari MBS
4. Untuk mengetahui beberapa peranan penting dari MBS
5. Untuk mengetahui fungsi adanya MBS

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Bebasis Sekolah (MBS)


Manajemen berbasis sekolah atau School Based Management dapat didefinisikan sebagai
sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengembilan keputusan
untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam
pendidikan nasional. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, manajemen berbasis sekolah
(MBS) adalah model manajemen yang memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada sekolah
adanya pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat anatar semua pihak sekolah meliputi
kepala sekolah, para guru, wali murid sebagai upaya meningkatkan mutu sekolah yang
berpedoman pada kebijakan pendidikan nasional.
Secara garis besar, manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang
memberikan otonomi atau tanggung jawab lebih besar kepada sekolah dan mendorong partisipasi
dan dukungan secara langsung warga sekolah (Arifin dkk, 2016). Model manajemen demikian
ditujukan untuk memberikan kemandirian kepada sekolah serta meningkatkan mutu pendidikan
Berdasarkan uraian yang di sampaikan oleh ahli di atas menunjukkan secara garis besar bahwa
tujuan diadakannya MBS adalah untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya beberapa definisi tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) maka
dapat dimengerti bahwa pada dasarnya pemerintah menginginkaan sistem pendidikan di daerah
dijalankan dengan secara mandiri yang kegiatan tersebut melibatkan beberapa elemen yang ada
dalam lingkungan sekolah tersebut. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model
manajemen yang memberikan hak otonomi kepada sekolah untuk mengatur sekolahnya secara
mandiri. Kemandirian tersebut sebenarnya merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada
sekolah khususnya kepada kepala sekolah agar dapat membawa kemajuan sekolah yang
dipimpinnya. Dalam penerapannya, Manajemen Berbasis Sekolah membutuhkan pemahaman
luas terkait konsep-konsep dasarnya. Contoh penerapannya pada satuan pendidikan
menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan model tersebut mampu menjadikan sekolah
sebagai tempat pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki serta mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

6
Manajemen berbasis sekolah (MBS) menganut prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, diharapkan
mampu meningkatkan kreatifitas, inisiatif, dan inovasi dalam meningkatkan kinerja sekolah.
Pemberian fleksibilitas/keluwesan bertujuan memberi kesempatan sekolah agar mampu
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki agar lebih optimal dalam usaha
meningkatkan mutu sekolah.
Partisipasi masyarakat merupakan usaha menempatkan posisi masyarakat bukan hanya obyek
pengguna lulusan tetapi juga sebagai subyek kebijakan dengan cara memberi ruang terbuka, agar
dapat mengembangkan potensi sehingga apa yang berikan sekolah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang hidup dari masyarakat dan untuk
masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri dan terisolasi dari realita kebutuhan masyarakat.
Program sekolah harus sejalan dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mereka agar dapat
berkembang bersama. Program-program sekolah harus mampu mengembangkan dan
mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah:

1. Otonomi, dimaknai sebagai kewenangan sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan
sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah dalam mencapai tjuan sekolah
untuk menciptakan mutu pendidikan yang baik.

2. Kemandirian, dimaknai sebagai langkah dalam pengambilan keputusan, tidak tergantung pada
birokrasi yang sentralistik dalam mengelola sumber daya yang ada, mengambil kebijakan,
mengambil strategi, dan metode dalam memecahkan persoalan yang ada, sehingga mampu
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan peluang peluang yang
ada.

3. Demokratis, dimaknai sebagai keseluruhan elemen elemen sekolah yang dilibatkan dalam
menetapkan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan untuk mencapai tujuan
sekolah demi memungkinkan tercapainya pengambilan kebijakan yang mendapat dukungan
dari seluruh elemen elemen sekolah

B. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

7
MBS bertujuan untuk meningkatkan keunggulan sekolah melalui pengambilan keputusan
bersama. Fokus kajiannya adalah bagaimana memberikan pelayanan belajar yang sesuai dengan
harapan orang tua siswa serta harapan sekolah dalam membangun keunggulan kompetitif dengan
sekolah sejenis. Karena tujuan MBS adalah untuk meningkatkan mutu keputusan untuk
mencapai tujuan, maka pelaksanaan MBS memerlukan tujuan yang hendak dicapai secara jelas,
jelas indikatornya, jelas kriteria pencapaiannya agar keputusan lebih terarah. Pakar ilmu
pendidikan menyatakan: Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah, terutama
sumberdaya manusianya, seperti kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan
masyarakat sekitarnya. Pemberdayaan sumberdaya manusia ini melalui pemberian kewenangan,
fleksibilitas, dan pemberian tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
oleh sekolah yang bersangkutan.
Tujuan penerapan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum,
baik itu menyangkut kualitas pembelajaran, kualitas kurikulum, kualitas sumber daya manusia,
guru maupun tenaga kependidikan lainnya , dan kualitas pendidikan secara umum. Bagi sumber
daya manusia, peningkatan kualitas bukan hanya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, melainkan kesejahteraannya pula. Tujuan penerapan MBS adalah untuk
memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Untuk lebih
rincinya, simak tujuan MBS berikut ini :

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
tentang mutu sekolahnya
d. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai

Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk
meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan

8
adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannya
sendiri.

Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan Manajemen Sekolah adalah:


a. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya
partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
b. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas
pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah.
c. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat
yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu

Tujuan manajemen berbasis sekolah terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Tujuan Umum MBS :
Memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian otonomi kepada sekolah
dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.
2. Tujuan Khusus MBS :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalampenyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada masyarakat.
d. Meningkatkan persaingan yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang
ingin dicapai
Tujuan program Manajemen Berbasis Sekolah adalah (1) mengembangkan kemampuan kepala
sekolah bersama guru, unsur komite sekolah/mejelis madrasah dalam aspek manajemen berbasis
sekolah untuk peningkatan mutu sekolah, (2) mengembangkan kemampuan kepala sekolah
bersama guru, unsur komite sekolah/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat, (3)
mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan
dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu

9
C. Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4) kemitraan, (5)
partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas

1. Kemandirian

Kemandirian berarti kewenangan sekolah untuk mengelola sumberdaya dan mengatur


kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi seluruh warga sekolah
sesuai peraturan perundangan. Kemandirian sekolah hendaknya didukung oleh kemampuan
sekolah dalam mengambil keputusan terbaik, demokratis, mobilisasi sumberdaya, berkomunikasi
yang efektif, memecahkan masalah, antisipatif dan adaptif terhadap inovasi pendidikan,
bersinergi, kolaborasi, dan memenuhi kebutuhan sekolah sendiri.

2. Keadilan

Keadilan berarti sekolah tidak memihak terhadap salah satu sumber daya manusia yang terlibat
dalam pengelolaan sumber daya sekolah, dan dalam pembagian sumber daya untuk kepentingan
peningkatan mutu sekolah. Sumber daya manusia yang terlibat, baik warga sekolah maupun
pemangku kepentingan lainnya diberikan kesempatan yang sama untuk ikut serta memberikan
dukungan guna peningkatan mutu sekolah sesuai dengan kapasitas mereka. Pembagian sumber
daya untuk pengelolaan semua substansi manajemen sekolah dilakukan secara bijaksana untuk
mempercepat dan keberlanjutan upaya peningkatan mutu sekolah. Dengan diperlakukan secara
adil, maka semua pemangku kepentingan akan memberikan dukungan terhadap sekolah
seoptimal mungkin.

3. Keterbukaan

Manajemen dalam konteks MBS dilakukan secara terbuka atau transparan, sehingga seluruh
warga sekolah dan pemangku kepentingan dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sumber
daya sekolah. Selanjutnya sekolah memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku
kepentingan. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyebarluasan informasi di sekolah dan
pemberian informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sumber daya sekolah, untuk
memperoleh kepercayaan publik terhadap sekolah. Tumbuhnya kepercayaan publik merupakan
langkah awal dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah.

10
4. Kemitraan

Kemitraan yaitu jalinan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat, baik individu,
kelompok/organisasi, maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dalam prinsip
kemitraan antara sekolah dengan masyarakat dalam posisi sejajar, yang melaksanakan kerjasama
saling menguntungkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Keuntungan yang
diterima sekolah antara lain meningkatnya kemampuan dan ketrampilan peseta didik,
meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sekolah, diperolehnya sumbangan ide
untuk pengembangan sekolah, diperolehnya sumbangan dana untuk peningkatan mutu sekolah,
dan terbantunya tugas kepala sekolah dan guru. Keuntungan bagi masyarakat biasanya dirasakan
secara tidak langsung, misalnya tersedianya tenaga kerja terdidik, terbinanya anggota masyarakat
yang berakhlakul karimah, dan terciptanya tertib sosial. Sekolah bisa menjalin kemitraan, antara
lain dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dunia usaha, dunia industri, lembaga
pemerintah, organisasi profesi, organisasi pemuda, dan organisasi wanita.

5. Partisipatif

Partisipatif dimaksudkan sebagai keikutsertaan semua pemangku kepentingan yang terkait


dengan sekolah dalam mengelola sekolah dan pembuatan keputusan. Keikutsertaan mereka dapat
dilakukan melalui prosedur formal yaitu komite sekolah, atau keterlibatan pada kegiatan sekolah
secara insidental, seperti peringatan hari besar nasional, mendukung keberhasilan lomba antar
sekolah, atau pengembangan pembelajaran. Bentuk partisipasi dapat berupa sumbangan tenaga,
dana, dan sarana prasarana, serta bantuan teknis antara lain gagasan tentang pengembangan
sekolah.

6. Efisiensi

Efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan sumberdaya (dana, sarana prasarana dan tenaga)
sesedikit mungkin dengan harapan memperoleh hasil seoptimal mungkin. Efisiensi juga berarti
hemat terhadap pemakaian sumberdaya namun tetap dapat mencapai sasaran peningkatan mutu
sekolah.

7. Akuntabilitas

11
Akuntabilitas menekankan pada pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan di sekolah
utamanya pencapaian sasaran peningkatan mutu sekolah. Sekolah dalam mengelola sumberdaya
berdasar pada peraturan perundangan dan dapat mempertangungjawabkan kepada pemerintah,
seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan lainnya. Pertanggungjawaban meliputi
implementasi proses dan komponen manajemen sekolah. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
secara tertulis dan tidak tertulis disertai bukti-bukti administratif yang sah dan/atau bukti fisik
(seperti bangunan gedung, bangku, dan alat-alat laboratorium). Sejalan dengan adanya
pemberian otonomi yang lebih besar terhadap sekolah untuk mengambil keputusan, maka
implementasi ketujuh prinsip MBS di sekolah pada dasarnya menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah. Sekolah boleh menambah prinsip implementasi MBS yang sesuai dengan
karakteristik sekolah, guna mempercepat upaya peningkatan mutu sekolah baik secara akademis
maupun non akademis.

D. Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Adapun manfaat MBS adalah sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat
lebih berkonsentrasi pada tugasnya, keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam
menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam
peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.
Untuk bisa berperan dengan baik dan efektif, maka ada langkah-langkah atau strategi yang
bisa digunakan untuk menjalankan MBS. Strategi manajemen pendidikan berbasis sekolah, akan
mempengaruhi efektivitas pencapayan tujuan pendidikan. Strategi adalah serangkayan rencana
yang sistematis dan terstruktur, dalam pelaksanaanya secara menyeluruh dan jangka panjang
dalam pencapaian tujuan model MBS.Veithzal & Murni (2010) menyebutkan bahwa strategi
pelaksanaan MBS dalam konsep peningkatan mutu, maka harus melakukan tahapan kegiatan
sebagi berikut.
a. Menyusun basis data frofil sekolah yang tepat, akurat, valid, dan secara bertahap
mengenai berbagai aspek akademik, administratif (peserta didik, guru, staf), dan
keuangan.
b. Melakukan self assesment (evaluasi diri) guna menganalisis keuangan dan menganalisis
sumber daya sekolah, kinerja pelaksanaan organisasi dan mencapayan kurikulum dan hasil
yang dicapai peserta didik berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan keterampilan,
maupun aspek lainnya.

12
c. Sekolah harus membaca keperluan sekolah dan meruskan visi, misi, dan tujuan dalam
rangka penyajian pendidikan yang bermutu.
d. Berangkat dari visi, misi, dan tujuan membentuk pendidikan yang bermutu tersebut maka
sekolah dan masyarakat seiring seirama merencanakan dan menyusun program jangka
panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggaran di dalamnya).
e. Sekolah harus membuat pemetaan serangkayan rencanaan prioritas dan pengembangan
jangka panjang. Perencanaan jangka panjang dinyatakan sebagi strategi harus
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk memastikan apakah rencana yang telah
direncankan dapat berjalan secara semestinya. Dengan fokus dalam pembentukan mutu
peserta didik, maka pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus memenuhi kebutuhan
peserta didik.

E. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Manajemen Sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai
seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi Manajemen Sekolah sesuai dengan kondisi
setempat, sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya
sebagai manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah
untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan eksperimentasi-
eksperimentasi di lingkungan sekolahnya. Manajemen Sekolah mendorong profesionalisme guru
dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. Melalui penyusunan kurikulum
efektif, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan
pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.

Manajemen Sekolah menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak, seperti pada sekolah-
sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang pendidikan. Kesempatan
berpartisipasi tersebut dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya,
aspek-aspek tersebut pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan
sekolah. Adanya kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah, pengelolaan sekolah

13
menjadi lebih akuntabel, transparan, egaliter dan demokratis, serta menghapuskan monopoli
dalam pendidikan.

1.Perencanaan

Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan manajemen


tentang tindakan yang akan dilakukan manajemen pada waktu yang akan datang. Perencanaan ini
juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik disusun dan dirumuskan
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman
kerja. Dalam perencanaan terkandung makna pemahaman terhadap apa yang dikerjakan ,
permasalahan yang dihadapi dan alternative pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas
kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana manajemen menjadi tindakan


nyata dalam rangka mencapai tujuan manajemen secara efektif & efisien. Rencana yang telah
disusun oleh manajemen akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam
pelaksanaan setiap organisasi harus memiliki kukuatan yang mantap dan meyakinkan sebat jika
tidak kuat maka proses pendidikan seperti yang diinginkan akan sulit terealisasi.

3. Pengawasan

Pengawasan merupakan upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan,


merekam, memberi penjelasan,petunjuk, pembinaan, dan meluruskan berbagai hal yang kurang
tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam
keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidak terbatas
pada hal – hal tertentu.

4. Pembinaan

Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara professional semua unsur


organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana  manajemen untuk mencapai
tujuan dapak terlaksana secara efektif & efisien. Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif
dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu
dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang – bidang kegiatan manajemen pendidikan.

14
Manajemen Pendidikan merupakan alternative strategis untuk meningkatkan mutu / kualitas
pendidikan, karena hasil penelitian Balitbangdikbud (1991) menunjukan bahwa manajemen
pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang memberikan otonomi atau
tanggung jawab lebih besar kepada sekolah dan mendorong partisipasi dan dukungan secara
langsung warga sekolah (Arifin dkk, 2016). sejalan dengan hal tersebut (mendikbud, 2018) juga
menyebutkan bahwa MBS adalah salah satu basis manajemen pengelolaan sekolah yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
bersama secara partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam upaya
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan program Manajemen Berbasis
Sekolah adalah (1) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite
sekolah/mejelis madrasah dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu
sekolah, (2) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite
sekolah/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,
baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat, (3) mengembangkan peran serta
masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam
membantu peningkatan mutu. Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3)
keterbukaan, (4) kemitraan, (5) partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas. Adapun
manfaat MBS adalah sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada tugasnya, keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya
sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.

B. SARAN
Melalui penerapan MBS, kepedulian masyarakat untuk ikut serta mengontrol dan
menjaga kualitas layanan pendidikan akan lebih terbuka untuk dibangkitkan. Dengan demikian
kemandirian sekolah akan diikuti oleh daya kompetisi yang tinggi akan akuntabilitas publik yang
memadai.

16
DAFTAR PUSTAKA

Achadah, A. (2019). “Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): Konsep Dasar dan


Implementasinya pada Satuan Pendidikan”. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah. Vol.4 No.2
(2019). Dari Universitas Islam Raden Rahmat Malang. ISSN 2443-0374.
Diakses pada tanggal 17 September 2021, dari
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/3788
Hartono, M. (2019). “Manajemen Berbasis Sekolah”. Dari Universitas BINUS. Diakses
pada tanggal 23 desember 2019, dari https://pgsd.binus.ac.id/2019/12/23/782/

17

Anda mungkin juga menyukai