disusun oleh:
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Dasas Manajemen Bebasis Sekolah"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bebasis
Sekolah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Endi Rochaendi selaku guru Mata
Kuliah Manajemen berbasis sekolah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penysusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5
C. TUJUAN..............................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
A. Pengertian Manajemen Bebasis Sekolah (MBS)..................................................................7
B. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)......................................................................9
C. Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)........................................................10
D. Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).......................................................................12
E. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).....................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN....................................................................................................................14
B. SARAN.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu sistem yang sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
tingkat intelegensi masyarakat dalam segala macam aspek. Karena dengan pendidikan manusia
yang ada dalam interaksi sosial dapat bersaing dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai cita –cita yang diinginkan. Menurut ketatapan MPRS No. II tahun 1960, tujuan
pendidikan ialah mencetak generasi kearah mewujudkan sumber daya manusia yang sesuai
dengan pancasila sehingga dapat bertanggung jawab sebagai masyarakat yang adil serta
mempunyai daya spiritual yang tinggi. Tujuan dari pendidikan diatas merupakan salah satu
tujuan pendidikan secara umum, dan pada dasarnya tujuan dari pendidikan nasional adalah
berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia baik secara material dan spiritual sesuai
dengan identitas negara Indonesia yakni Pancasila. Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah
suatu cara untuk memajukan mutu pendidikan dengan pelimpahan kebijakan pengambilan
keputusan yang seyogyanya berasal dari pemerintah pusat kepada daerah masing-masing
lembaga, yang hal tersebut menjadikan kepala sekolah, guru, peserta didik, dan wali murid
mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap kegiatan belajar mengajar dilembaga atau
disekolah, dan yang tak kalah penting adalah bahwa sekolah mempunyai peran dan tanggung
jawab yang besar dalam mengambil keputusan dalam bidang keuangan dan kurikulum sekolah.
Tujuan adanya manajemen berbasis sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan cara memberdayakan seluruh potensi sekolah dan stakeholder-nya sesuai dengan
kebijakan pemerintah dengan menerapkan kaidah kaidah manajemen pendidikan/ sekolah
professional. Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4)
kemitraan, (5) partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas. Manajemen Sekolah memberikan
kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab.
Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
pengembangan strategi Manajemen Sekolah sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat
lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah?
2. Apa tujuan dari manajemen berbasis sekolah?
3. Apa saja prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah?
4. Apa peranan dari Manajemen berbasis sekolah?
5. Apa saja fungsi adanya manajemen berbasis sekolah?
4
C. TUJUAN
1. Untuk dapat memahami pengertian dari manajemen berbasis sekolah
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari MBS
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari MBS
4. Untuk mengetahui beberapa peranan penting dari MBS
5. Untuk mengetahui fungsi adanya MBS
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Manajemen berbasis sekolah (MBS) menganut prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, diharapkan
mampu meningkatkan kreatifitas, inisiatif, dan inovasi dalam meningkatkan kinerja sekolah.
Pemberian fleksibilitas/keluwesan bertujuan memberi kesempatan sekolah agar mampu
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki agar lebih optimal dalam usaha
meningkatkan mutu sekolah.
Partisipasi masyarakat merupakan usaha menempatkan posisi masyarakat bukan hanya obyek
pengguna lulusan tetapi juga sebagai subyek kebijakan dengan cara memberi ruang terbuka, agar
dapat mengembangkan potensi sehingga apa yang berikan sekolah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang hidup dari masyarakat dan untuk
masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri dan terisolasi dari realita kebutuhan masyarakat.
Program sekolah harus sejalan dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mereka agar dapat
berkembang bersama. Program-program sekolah harus mampu mengembangkan dan
mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah:
1. Otonomi, dimaknai sebagai kewenangan sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan
sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah dalam mencapai tjuan sekolah
untuk menciptakan mutu pendidikan yang baik.
2. Kemandirian, dimaknai sebagai langkah dalam pengambilan keputusan, tidak tergantung pada
birokrasi yang sentralistik dalam mengelola sumber daya yang ada, mengambil kebijakan,
mengambil strategi, dan metode dalam memecahkan persoalan yang ada, sehingga mampu
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan peluang peluang yang
ada.
3. Demokratis, dimaknai sebagai keseluruhan elemen elemen sekolah yang dilibatkan dalam
menetapkan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan untuk mencapai tujuan
sekolah demi memungkinkan tercapainya pengambilan kebijakan yang mendapat dukungan
dari seluruh elemen elemen sekolah
7
MBS bertujuan untuk meningkatkan keunggulan sekolah melalui pengambilan keputusan
bersama. Fokus kajiannya adalah bagaimana memberikan pelayanan belajar yang sesuai dengan
harapan orang tua siswa serta harapan sekolah dalam membangun keunggulan kompetitif dengan
sekolah sejenis. Karena tujuan MBS adalah untuk meningkatkan mutu keputusan untuk
mencapai tujuan, maka pelaksanaan MBS memerlukan tujuan yang hendak dicapai secara jelas,
jelas indikatornya, jelas kriteria pencapaiannya agar keputusan lebih terarah. Pakar ilmu
pendidikan menyatakan: Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah, terutama
sumberdaya manusianya, seperti kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan
masyarakat sekitarnya. Pemberdayaan sumberdaya manusia ini melalui pemberian kewenangan,
fleksibilitas, dan pemberian tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
oleh sekolah yang bersangkutan.
Tujuan penerapan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum,
baik itu menyangkut kualitas pembelajaran, kualitas kurikulum, kualitas sumber daya manusia,
guru maupun tenaga kependidikan lainnya , dan kualitas pendidikan secara umum. Bagi sumber
daya manusia, peningkatan kualitas bukan hanya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, melainkan kesejahteraannya pula. Tujuan penerapan MBS adalah untuk
memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Untuk lebih
rincinya, simak tujuan MBS berikut ini :
Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk
meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan
8
adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannya
sendiri.
9
C. Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4) kemitraan, (5)
partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas
1. Kemandirian
2. Keadilan
Keadilan berarti sekolah tidak memihak terhadap salah satu sumber daya manusia yang terlibat
dalam pengelolaan sumber daya sekolah, dan dalam pembagian sumber daya untuk kepentingan
peningkatan mutu sekolah. Sumber daya manusia yang terlibat, baik warga sekolah maupun
pemangku kepentingan lainnya diberikan kesempatan yang sama untuk ikut serta memberikan
dukungan guna peningkatan mutu sekolah sesuai dengan kapasitas mereka. Pembagian sumber
daya untuk pengelolaan semua substansi manajemen sekolah dilakukan secara bijaksana untuk
mempercepat dan keberlanjutan upaya peningkatan mutu sekolah. Dengan diperlakukan secara
adil, maka semua pemangku kepentingan akan memberikan dukungan terhadap sekolah
seoptimal mungkin.
3. Keterbukaan
Manajemen dalam konteks MBS dilakukan secara terbuka atau transparan, sehingga seluruh
warga sekolah dan pemangku kepentingan dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sumber
daya sekolah. Selanjutnya sekolah memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku
kepentingan. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyebarluasan informasi di sekolah dan
pemberian informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sumber daya sekolah, untuk
memperoleh kepercayaan publik terhadap sekolah. Tumbuhnya kepercayaan publik merupakan
langkah awal dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah.
10
4. Kemitraan
Kemitraan yaitu jalinan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat, baik individu,
kelompok/organisasi, maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dalam prinsip
kemitraan antara sekolah dengan masyarakat dalam posisi sejajar, yang melaksanakan kerjasama
saling menguntungkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Keuntungan yang
diterima sekolah antara lain meningkatnya kemampuan dan ketrampilan peseta didik,
meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sekolah, diperolehnya sumbangan ide
untuk pengembangan sekolah, diperolehnya sumbangan dana untuk peningkatan mutu sekolah,
dan terbantunya tugas kepala sekolah dan guru. Keuntungan bagi masyarakat biasanya dirasakan
secara tidak langsung, misalnya tersedianya tenaga kerja terdidik, terbinanya anggota masyarakat
yang berakhlakul karimah, dan terciptanya tertib sosial. Sekolah bisa menjalin kemitraan, antara
lain dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dunia usaha, dunia industri, lembaga
pemerintah, organisasi profesi, organisasi pemuda, dan organisasi wanita.
5. Partisipatif
6. Efisiensi
Efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan sumberdaya (dana, sarana prasarana dan tenaga)
sesedikit mungkin dengan harapan memperoleh hasil seoptimal mungkin. Efisiensi juga berarti
hemat terhadap pemakaian sumberdaya namun tetap dapat mencapai sasaran peningkatan mutu
sekolah.
7. Akuntabilitas
11
Akuntabilitas menekankan pada pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan di sekolah
utamanya pencapaian sasaran peningkatan mutu sekolah. Sekolah dalam mengelola sumberdaya
berdasar pada peraturan perundangan dan dapat mempertangungjawabkan kepada pemerintah,
seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan lainnya. Pertanggungjawaban meliputi
implementasi proses dan komponen manajemen sekolah. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
secara tertulis dan tidak tertulis disertai bukti-bukti administratif yang sah dan/atau bukti fisik
(seperti bangunan gedung, bangku, dan alat-alat laboratorium). Sejalan dengan adanya
pemberian otonomi yang lebih besar terhadap sekolah untuk mengambil keputusan, maka
implementasi ketujuh prinsip MBS di sekolah pada dasarnya menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah. Sekolah boleh menambah prinsip implementasi MBS yang sesuai dengan
karakteristik sekolah, guna mempercepat upaya peningkatan mutu sekolah baik secara akademis
maupun non akademis.
12
c. Sekolah harus membaca keperluan sekolah dan meruskan visi, misi, dan tujuan dalam
rangka penyajian pendidikan yang bermutu.
d. Berangkat dari visi, misi, dan tujuan membentuk pendidikan yang bermutu tersebut maka
sekolah dan masyarakat seiring seirama merencanakan dan menyusun program jangka
panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggaran di dalamnya).
e. Sekolah harus membuat pemetaan serangkayan rencanaan prioritas dan pengembangan
jangka panjang. Perencanaan jangka panjang dinyatakan sebagi strategi harus
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk memastikan apakah rencana yang telah
direncankan dapat berjalan secara semestinya. Dengan fokus dalam pembentukan mutu
peserta didik, maka pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus memenuhi kebutuhan
peserta didik.
Manajemen Sekolah menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak, seperti pada sekolah-
sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang pendidikan. Kesempatan
berpartisipasi tersebut dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya,
aspek-aspek tersebut pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan
sekolah. Adanya kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah, pengelolaan sekolah
13
menjadi lebih akuntabel, transparan, egaliter dan demokratis, serta menghapuskan monopoli
dalam pendidikan.
1.Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengawasan
4. Pembinaan
14
Manajemen Pendidikan merupakan alternative strategis untuk meningkatkan mutu / kualitas
pendidikan, karena hasil penelitian Balitbangdikbud (1991) menunjukan bahwa manajemen
pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang memberikan otonomi atau
tanggung jawab lebih besar kepada sekolah dan mendorong partisipasi dan dukungan secara
langsung warga sekolah (Arifin dkk, 2016). sejalan dengan hal tersebut (mendikbud, 2018) juga
menyebutkan bahwa MBS adalah salah satu basis manajemen pengelolaan sekolah yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
bersama secara partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam upaya
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan program Manajemen Berbasis
Sekolah adalah (1) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite
sekolah/mejelis madrasah dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu
sekolah, (2) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite
sekolah/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,
baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat, (3) mengembangkan peran serta
masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam
membantu peningkatan mutu. Prinsip MBS meliputi: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3)
keterbukaan, (4) kemitraan, (5) partisipatif, (6) efisiensi, dan (7) akuntabilitas. Adapun
manfaat MBS adalah sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada tugasnya, keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya
sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.
B. SARAN
Melalui penerapan MBS, kepedulian masyarakat untuk ikut serta mengontrol dan
menjaga kualitas layanan pendidikan akan lebih terbuka untuk dibangkitkan. Dengan demikian
kemandirian sekolah akan diikuti oleh daya kompetisi yang tinggi akan akuntabilitas publik yang
memadai.
16
DAFTAR PUSTAKA
17