Anda di halaman 1dari 40

TEMPLATE TUGAS DAN UJIAN METODE ILMIAH

Nama : Yogi agung pratama


Nim : 05021281924098
Kelas : Teknik Pertanian Indralaya

No Judul Jurnal Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan


1 Judul: LATAR BELAKANG
ANALISIS BIAYA MANFAAT Sumberdaya energi merupakan
PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN sumberdaya yang memiliki peranan
Sumberdaya energi
PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK penting bagi pembangunan ekonomi
merupakan sumberdaya
MENGHASILKAN BIOGAS PADA KONDISI nasional. Agar pengembangan
yang memiliki peranan
RISIKO. pembanguan ekonomi nasional terus
penting bagi pembangunan Pendahuluan
Penulis: meningkat perlu adanya perhatian
ekonomi nasional
Rita Nurmalina; Selly Riesti. yang lebih dicurahkan terhadap
Nama Jurnal: penyediaan sumberdaya energi
Jurnal Pertanian, terlebih dengan adanya isu krisis
Vol. 1, No. 1, Oktober 2010 energi (Wahyuni, 2009).
Hal: 82-87 Isu krisis energi merupakan salah Isu krisis energi Pendahuluan
https://doi.org/10.30997/jp.v1i1.550 satu isu yang berkembang di dunia merupakan salah satu isu
Sinta 4 saat ini. Isu krisis energi yang yang berkembang di dunia
melanda dunia disebabkan oleh saat ini. Peningkatan
adanya peningkatan konsumsi energi permintaan terhadap
dunia, peningkatan harga minyak energi tidak disertai oleh
dunia dan penurunan cadangan peningkatan suplai energi
minyak dunia, termasuk Indonesia. mengingat sumber energi
Peningkatan permintaan terhadap utama yang digunakan
energi tidak disertai oleh adalah sumber energi yang
peningkatan suplai energi mengingat tak terbarukan sehingga
sumber energi utama yang sangat tergantung pada
digunakan adalah sumber energi persediaan yang telah ada
yang tak terbarukan sehingga sangat
tergantung pada persediaan yang
telah ada. Padahal cadangan minyak
bumi Indonesia hanya sekitar
sembilan miliar barel dan produksi
Indonesia hanya sekitar 500 juta
barel pertahun (Hambali, 2007)
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah
Indonesia akhirnya mulai
Pemerintah Indonesia
mengembangkan sumber energi
akhirnya mulai
alternatif terbarukan, salah satunya
mengembangkan sumber
yaitu kebijakan yang dikeluarkan Pendahuluan
energi alternatif terbarukan
oleh Pemerintah Indonesia melalui
Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006
perihal Kebijakan Energi Nasional
yang bertujuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemanfaatan limbah untuk Limbah sapi perah
menghasilkan biogas dan pupuk memiliki potensi yang
dapat dimanfaatkan dan dipasarkan paling besar dibandingkan
sebagai pupuk kompos ataupun dengan limbah peternakan
masih berbentuk sludge. Limbah lainnya sehingga sangat
sapi perah memiliki potensi yang memungkinkan untuk
paling besar dibandingkan dengan pengembangan instalasi Hasil dan
limbah peternakan lainnya sehingga biogas dan pakan yang Pembahasan
sangat memungkinkan untuk mengandung hijauan
pengembangan instalasi biogas. membuat hasil biogas
Selain itu pakan sapi perah yang melimpah
banyak mengandung hijauan
membuat biogas yang dihasilkan
akan semakin banyak.
Permintaan masyarakat terhadap Permintaan masyarakat Hasil dan
sumber energi alternatif akan terhadap sumber energi Pembahasan
semakin tinggi sehingga berbagai alternatif akan semakin
upaya sumber energi alternatif terus tinggi. sehingga potensi
dikembangkan, salah satunya biogas. pasar untuk energi
Pengembangan sumber energi
alternatif untuk saat ini dan masa
mendatang sangat tinggi sehingga alternatif sangat
potensi pasar untuk energi alternatif menjanjikan.Apalagi
sangat menjanjikan. Terlebih dengan banyak keuntungan yang
sifat dari biogas yaitu energi yang didapat dari penggunaan
ramah lingkungan dan tidak berbau energi alternatif.
seperti gas elpiji, baik untuk
kesehatan dan tidak mencemari
lingkungan
Isu krisis energi yang melanda dunia
Isu krisis energy
mengakibatkan adanya peningkatan
mengakibatkan adanya
konsumsi energi dan harga minyak
peningkatan konsumsi
di dunia yang berdampak juga pada
energi dan harga minyak
Indonesia yaitu pada penurunan
di dunia yang berdampak
cadangan minyak sehingga
juga pada Indonesia yang
kelangkaan bahan bakar minyak pun
mengalami lonjakan harga
terjadi yang menyebabkan harga Hasil dan
bahan bakar sehingga
bahan bakar melonjak tinggi. Untuk Pembahasan
upaya terus dilakukan
itu berbagai upaya dikembangkan
untuk pengembangan
oleh pemerintah untuk
energi alternatif
pengembangan energi alternatif

Artikel 2
Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
2 Judul: LATAR BELAKANG
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI Permasalahan yang sering timbul kurangnya pemanfaatan Pendahuluan
DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS pada peternak sapi adalah kurangnya limbah sapi untuk
SEBAGAI PUPUK ORGANIK pemanfaatan limbah sapi untuk digunakan sebagai bahan
Penulis: digunakan sebagai bahan penghasil penghasil energi, Beberapa
Subeni;Sukoco;Untoro Budi Surono. energi, meskipun di beberapa tempat peternak sudah
Nama Jurnal: telah dimanfaatkan langsung sebagai memanfaatkan limbah sapi
Jurnal Pertanian Agros, pupuk kandang. Beberapa peternak yang ada untuk biogas,
Vol. 15, No. 1, Januari 2013 sudah memanfaatkan limbah sapi namun sering terkendala
Hal: 207-213 yang ada untuk biogas, namun sering
https://doi.org/10.30997/jp.v1i1.550 terkendala untuk kelangsungannya,
Sinta 4 hal ini secara umum karena kurang
disiplinnya tenaga yang untuk kelangsungannya
memasukkan limbah sapi sebagai kurang disiplinnya tenaga
bahan baku biogas, energi yang yang memasukkan limbah
dihasilkan (gas) masih sangat mudah sapi sebagai bahan baku
didapatkan di sekitarnya dengan biogas,
harga yang terjangkau, dan
kurangnya pemanfaatan limbah
biogas sebagai pupuk organik.
Kegiatan ini bertujuan untuk: (1)
meningkatkan pemanfaatan limbah
kotoran sapi sebagai bahan bakar
energi rumah tangga; (2) mengurangi Kegiatan ini bertujuan
adanya bau yang ditimbulkan oleh untuk meningkatkan
penimbunan limbah padat; (3) pemanfaatan limbah
memanfaatkan limbah biogas kotoran sapi, mengurangi
sebagai tambahan pupuk organik adanya bau,
pada pertanaman salak. Adapun memanfaatkan limbah
manfaat yang diperoleh antara lain: biogas dan manfaatnya
(1) termanfaatkannya energi yang termanfaatkannya limbah
bersumber dari limbah ternak; (2) ternak, penghematan Pendahuluan
adanya penghematan lahan untuk lahan, berkurangnya
menumpuk kotoran; (3) ketergantungan pupuk
berkurangnya ketergantungan pupuk organik
organik dari luar karena limbah
biogas langsung dapat digunakan
sebagai pupuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Pembuatan Biogas. Setelah Proses Pembuatan Biogas. Hasil dan
pengerjaan digester selesai, mulai Setelah pengerjaan Pembahasan
dilakukan proses pembuatan biogas digester selesai, pertama
dengan langkah sebagai berikut. (a) adalah mencampur kotoran
mencampur kotoran ternak dengan ternak dengan air dan
air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak
penampung sementara. Bentuk
lumpur akan mempermudah
pemasukan ke dalam digester; (b)
mengalirkan lumpur ke dalam mengalirkan lumpur ke
digester melalui lubang pemasukan. dalam digester melalui
Pada pengisian pertama, kran gas lubang pemasukan. Pada
yang ada di atas digester dibuka agar pengisian pertama, kran
pemasukan lebih mudah dan udara gas yang ada di atas
yang ada di dalam digester terdesak digester dibuka. Pada
ke luar. Pada pengisian pertama ini pengisian pertama ini
dibutuhkan lumpur kotoran sapi dibutuhkan lumpur
dalam jumlah yang banyak sampai kotoran sapi dalam jumlah
digester penuh; (c) membuang gas yang banyak sampai
yang pertama dihasilkan pada hari digester penuh. membuang
kesatu sampai ke-20 karena yang gas yang pertama
terbentuk adalah gas CO2. Adapun dihasilkan pada hari kesatu
pada hari ke-21 sampai seterusnya sampai ke-20 karena yang
baru terbentuk gas metan (CH4) dan terbentuk . Adapun pada
CO2 mulai menurun. Pada hari ke-21 sampai
komposisi CH4 54 persen dan CO2 seterusnya baru terbentuk
27 persen, biogas akan menyala; (d) gas metan (CH4)adalah
pada hari ke-21, gas yang terbentuk gas CO2. pada hari ke-21,
dapat digunakan untuk menyalakan gas yang terbentuk dapat
api pada kompor gas atau kebutuhan digunakan untuk
lainnya. Mulai hari ke-21 ini sudah menyalakan api pada
bisa menghasilkan energi biogas kompor gas atau
yang selalu terbarukan. Biogas ini kebutuhan lainnya
tidak berbau seperti bau kotoran
sapi. Selanjutnya, digester terus diisi
lumpur kotoran ternak secara terus-
menerus sehingga dihasilkan biogas
yang optimal.
Analisis Unsur Limbah Biogas. Untuk menghitung Hasil dan
Untuk menghitung kebutuhan limbah
biogas pada pertanaman salak, hasil
limbah biogas lebih dahulu dianalisis
secara laboratorium. Hasil
analisisnya tertera pada Tabel 1Data kebutuhan limbah biogas
hasil analisis unsur dari berbagai pada pertanaman salak,
kotoran ternak (Anonim 2012) hasil limbah biogas lebih
tertera pada Tabel 2. Apabila dahulu dianalisis secara
dibandingkan hasil analisis unsur N laboratorium. kandungan
dari limbah biogas (0,06 persen dan unsur N pada limbah
0,08 persen pada Tabel 1) dengan biogas memang rendah,
limbah padat sapi (1,64 persen pada keadaan ini memberikan
Pembahasan
Tabel 1 dan 0,4 persen pada Tabel dampak pada pemberian
2), maka kandungan unsur N pada pada tanaman.
limbah biogas memang rendah,
keadaan ini memberikan dampak
pada pemberian pada tanaman,
sehingga untuk pemberian limbah
biogas perlu diulang beberapa kali di
samping untuk memenuhi dosis
anjuran pemberian pupuk kandang
tanaman salak, juga akan lebih
meningkatkan efisiensi penyerapan
unsur oleh tanaman.
Penyampaian Hasil Kegiatan ke Penyampaian hasil
Peternak Sapi dan Kelompok Petani pembuatan digester secara
Salak. Penyampaian hasil pembuatan langsung selalu diikuti
digester secara langsung selalu oleh peternak.
diikuti oleh peternak, sehingga para pemanfaatan limbah
peternak secara langsung dapat biogas pada tanaman salak
memahami cara pembuatan digester dilakukan pada ukuran Hasil dan
dan instalasinya, termasuk cara konsentrasi yang berbeda- Pembahasan
perawatan dan penggunaannya. beda sehingga diharapkan
Adapun pemanfaatan limbah biogas dapat dilihat pengaruh
pada tanaman salak dilakukan lebih yang optimal pada
dahulu pada pertemuan kelompok,
selanjutnya dipraktekkan di
pertanaman salak, dengan beberapa
aplikasi pada ukuran konsentrasi
pertumbuhan tanaman
yang berbeda-beda (Tabel 3),
salak musim berikutnya.
sehingga diharapkan dapat dilihat
pengaruh yang optimal pada
pertumbuhan tanaman salak musim
berikutnya.

Artikel 3
3 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN LATAR BELAKANG
TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS DAN Populasi ternak besar (sapi) pada
PUPUK ORGANIK tahun 2012 mengalami peningkatan
Penulis: sebesar 169 ekor bila dibanding
Ninik Indawati;Enike Dwi Kusumawati;Waluyo dengan tahun 2011, yaitu dari 4.230 Populasi ternak besar
Edi Susanto. ekor pada tahun 2011 menjadi 4.399 (sapi) pada tahun 2012
Nama Jurnal: ekor di tahun 2012. Populasi sapi mengalami peningkatan.
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, perah di tahun 2012 mengalami Populasi sapi perah di
Vol. 1, No. 1, Desember 2016 perubahan bila dibanding dengan tahun 2012 mengalami
Hal: 32-37 tahun 2011, yaitu dari 6 ekor di perubahan bila dibanding Pendahuluan
https://doi.org/10.21067/jpm.v1i1.1428 tahun 2011 berubah menjadi 8 ekor dengan tahun 2011
Sinta 4 di tahun 2012. Populasi kuda
berubah dari 3 ekor di tahun 2011
menjadi 2 ekor di tahun 2012.
Populasi ternak kecil (kambing dan
domba) secara umum juga
mengalami perubahan bila dibanding
dengan tahun 2011.
Berdasarkan tabel tersebut angka Angka pengangguran
pengangguran cukup tinggi cukup tinggi sedangkan
sedangkan laju pertumbuhan laju pertumbuhan
penduduk terus meningkat. Uraian penduduk terus meningkat.
Uraian tersebut diatas
tersebut diatas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
masyarakat Kelurahan Kedopok dan masyarakat Kelurahan
Kareng Lor perlu ditingkatkan Kedopok dan Kareng Lor
pendapatannya, diantaranya melalu perlu ditingkatkan
Pendahuluan
pemanfaatan limbah sapi potong pendapatannya,
untuk biogas dan pupuk organik. diantaranya melalu
pemanfaatan limbah sapi.
Pengembangan biogas tersebut
bertujuan untuk memanfaatkan
limbah dan biomassa lainnya dalam Pengembangan biogas
rangka mencari sumber energi lain di tersebut bertujuan untuk
luar kayu bakar dan minyak tanah. memanfaatkan limbah dan
Program tersebut tidak berkembang biomassa lainnya dalam
meluas di masyarakat, hal ini rangka mencari sumber
Pendahuluan
disebabkan karena masyarakat pada energi lain
waktu itu masih mampu membeli
minyak tanah dan gas, adanya
kebijakan subsidi dari pemerintah,
disamping itu sumber energi lain
seperti kayu bakar masih banyak
tersedia di lapangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Instalasi Biogas dimulai Pembuatan Instalasi Hasil dan
pada 21 April 2015 dan berakhir Biogas dimulai pada 21 Pembahasan
pada hari 26 Juni 2015. Digester ini April 2015 dan berakhir
disesuaikan dengan skala pada hari 26 Juni 2015.
kepemilikan ternak sapi potong yang Digester ini disesuaikan
dimiliki oleh petani peternak yaitu 1- dengan skala kepemilikan
3 ekor. Indikator ketercapaian yang ternak sapi. Indikator
diharapkan pada penelitian ini adalah ketercapaian yang
pemahaman khalayak sasaran diharapkan pada penelitian
terhadap proses pembuatan instalasi ini adalah pemahaman
biogas dan residu biogas dengan cara khalayak sasaran terhadap
pengamatan secara langsung di proses pembuatan instalasi
lokasi yang dijadikan percontohan.
biogas

Untuk menghasilkan biogas, maka


digester harus mendapatkan suplai
material input berupa limbah sapi
potong dan sapi perah. Imbangan Untuk menghasilkan
antara senyawa karbon dan nitrogen biogas, digester perlu
mempengaruhi keberhasilan suplai material input
produksi biogas. Imbangan C:N yang berupa limbah sapi.
cukup untuk produksi biogas adalah Imbangan antara senyawa
20:30 (Simamora, 2004). Satu ekor karbon dan nitrogen
sapi menghasilkan limbah sebanyak mempengaruhi
30 kg/hari atau 2,07 m3 /hari. keberhasilan produksi Hasil dan
Jumlah ternak yang dimiliki oleh biogas. pH dipertahankan Pembahasan
sampel peternak adalah 2 ekor maka pada kisaran 6,5-8 dan
suplai berupa material limbah suhu 35-40 °C karena pada
organik sapi potong sesuai. pH kondisi tersebut
dipertahankan pada kisaran 6,5-8 dan pencernaan anaerob oleh
suhu 35-40 °C karena pada kondisi bakteri pengurai dapat
tersebut pencernaan anaerob oleh bekerja secara optimal
bakteri pengurai dapat bekerja secara
optimal untuk merombak bahan
organik yang terkandung pada
limbah sapi potong menjadi biogas.
Jika beberapa parameter untuk Jika beberapa parameter Hasil dan
memelihara instalasi biogas untuk memelihara instalasi Pembahasan
dipelihara dengan berkesinambungan biogas dipelihara dengan
maka biogas dapat diproduksi secara berkesinambungan maka
kontinyu pula. Penelitian penerapan biogas dapat diproduksi
Ipteks yang dilaksanakan di Desa secara kontinyu pula.
Kareng Lor dan Semberwetan ini Penelitian di Desa Kareng
telah berhasil menghasilkan biogas Lor dan Semberwetan ini
sebagai sumber energi alternatif bagi telah berhasil
peternak. Instalasi biogas dapat
dikerjakan dengan baik selama dua
minggu. Biogas dapat dihasilkan menghasilkan biogas
setelah proses fermentasi pada sebagai sumber energi
digester selama 17 hari. Hal tersebut alternatif bagi peternak.
sesuai dengan literatur yang Biogas dapat dihasilkan
menyebutkan bahwa biogas akan setelah proses fermentasi
diproduksi setelah proses fermentasi pada digester selama 17
bahan organik pada digester selama hari. Biogas yang
15- 40 hari. Biogas yang diproduksi diproduksi disalurkan ke
disalurkan ke kompor, digunakan kompor
sebagai sumber energi alternatif
pengganti elpiji atau minyak tanah.

Artikel 4
4 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
EVALUASI TEKNO-EKONOMI LATAR BELAKANG
PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH Limbah merupakan bahan yang
TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI dibuang atau terbuang dari kegiatan
ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN Limbah merupakan bahan
mahkluk hidup dan belum
Penulis: yang dibuang atau
mempunyai nilai ekonomis. Limbah
Fadli Irsayad;Delvi Yanti. terbuang dari kegiatan
dalam jumlah yang besar merupakan
Nama Jurnal: mahkluk hidup dan belum
penyebab masalah lingkungan dan
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, mempunyai nilai Pendahuluan
juga berdampak negatif. Sektor
Vol. 20, No.2, September 2016 ekonomis
peternakan, limbah dapat berupa
Hal: 73-79 feses dan urine. Diasumsikan seekor
https://doi.org/10.25077/jtpa.20.2.73-79.2016 sapi menghasilkan jumlah feses 18
Sinta 3 kg/hari (Sudono, 1995 dalam Kota,
2009)
Limbah peternakan merupakan kontribusi emisi metan Pendahuluan
sumber emisi GRK (Gas Rumah dari peternakan mencapai
Kaca) yaitu berupa gas metan. 20-35% dari total emisi
Menurut IPCC (1994) dalam Kota yang dilepaskan ke
(2009), kontribusi emisi metan dari atmosfir. Gas metan ini
peternakan mencapai 20-35% dari
total emisi yang dilepaskan ke
atmosfir. Gas metan ini adalah salah
adalah salah satu gas yang
satu gas yang ikut berperan terhadap
ikut berperan terhadap
pemanasan global dan perusakan
pemanasan global (Boer,
ozon, dengan laju 1% per tahun dan
2002 dalam Kota, 2009).
terus meningkat (Boer, 2002 dalam
Kota, 2009).

Selain berdampak negatif, gas metan


sangat berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi
alternatif jika dilakukan pengolahan
dengan benar. Salah satu energi
alternatif yang dihasilkannya adalah Selain berdampak negatif,
biogas. Menurut Wulfert (1994) gas metan sangat
dalam Wulandari (2007), biogas berpotensi untuk
merupakan gas hasil aktivitas biologi dimanfaatkan sebagai
melalui fermentasi anaerob, sehingga sumber energi alternatif
biogas dapat dimanfaatkan sebagai jika dilakukan pengolahan
pengganti bahan bakar minyak tanah. dengan benar Pendahuluan
Dalam proses pembuatan biogas,
juga terdapat limbah berupa sludge,
yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik dan bahan baku
pakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi lingkungan sangat Kondisi lingkungan sangat Hasil dan
mempengaruhi produktifitas mempengaruhi Pembahasan
mikroorganisme dalam proses produktifitas
anaerob pada digester. Pengukuran mikroorganisme dalam
data dilakukan dua kali dalam sehari proses anaerob pada
yaitu pukul 07.00 dan pukul 17.00 digester. Tahap pembuatan
WIB. Tahap pembuatan instalasi instalasi biogas adalah
biogas adalah pengecoran lantai pengecoran lantai kandang
kandang sapi, pembuatan lubang
untuk penempatan digester, dan
instalasi gas. Pengecoran lantai
kandang sapi bertujuan untuk
sapi, pembuatan lubang
memudahkan pengumpulan feses
untuk penempatan
dan urin sapi agar lebih mudah
digester, dan instalasi gas.
dimasukkan ke dalam reaktor
Sebaiknya lantai kandang
nantinya. Sebaiknya lantai kandang
sapi dibuat lebih tinggi
sapi dibuat lebih tinggi daripada
daripada lubang input,
lubang input, agar memasukkan
agar memasukkan feses
feses dan urin sapi lebih mudah.
dan urin sapi lebih mudah
Hasil rancangan disajikan pada
Gambar 3.

Setelah instalasi biogas selesai, maka Setelah instalasi biogas


bahan baku (kotoran sapi) selesai, maka bahan baku
dimasukkan ke dalam digester (kotoran sapi) dimasukkan
berkapasitas 4,71 m3 . Perbandingan ke dalam digester. Bahan
kotoran sapi dengan air adalah 1:1 baku pada penelitian ini
(volume). Bahan baku pada berasal sapi 2 ekor sapi
penelitian ini berasal sapi 2 ekor sapi yaitu rata-rata sebanyak 30
yaitu rata-rata sebanyak 30 kg/hari. kg/hari. kotoran sapi tidak Hasil dan
Kegiatan memasukkan kotoran sapi boleh terkena sinar Pembahasan
bisa dilakukan kapan saja (kotoran matahari (methannya akan
sapi tersedia), yang perlu menguap). Agar proses
diperhatikan adalah kotoran sapi pembentukan biogas lebih
tidak boleh terkena sinar matahari cepat terjadi maka
(methannya akan menguap). Setelah ditambahkan MOL EM4.
air dan kotoran tercampur merata, Pada penelitian ini gas
selanjutnya dimasukan kedalam mulai berproduksi setelah
digester. Agar proses pembentukan 21 hari
biogas lebih cepat terjadi maka
ditambahkan MOL EM4. Hal ini
dimaksudkan agar proses aerob pada
digester cepat berlangsung. Setelah
pengisian digester dibiarkan dan
proses anaerob akan berlangsung.
Pada penelitian ini gas mulai
berproduksi setelah 21 hari dari awal
pemasukan bahan.
Pengukuran temperatur dan derajat Pengukuran temperatur Hasil dan
kemasaman dilakukan selama 4 dan derajat kemasaman Pembahasan
minggu, mulai dari awal saat dilakukan selama 4
pertama memasukkan bahan baku minggu. Temperatur
pada digester sampai pada hari ke 28 dalam digester berkisar
(satu minggu setelah biogas antara 29,5⁰C hingga
terbentuk). Temperatur dalam 31⁰C, Sedangkan
digester berkisar antara 29,5⁰C temperatur optimal untuk
hingga 31⁰C. Sedangkan temperatur proses digester adalah 30-
optimal untuk proses digester adalah 35⁰C, dimana
30-35⁰C, dimana pertumbuhan pertumbuhan bakteri dan
bakteri dan produksi CH4 umumnya produksi CH4 umumnya
optimum. Hasil analisis kelayakan optimum. Hasil analisis
ekonomi untuk Nilai NPV yang kelayakan ekonomi untuk
dihasilkan dari instalasi biogas Nilai NPV yang dihasilkan
digester plastik jika dihitung dengan dari instalasi biogas
kesetaraan nilai minyak tanah adalah digester plastik jika
sebesar Rp 105.078,- Artinya bahwa dihitung dengan
nilai sekarang (present value) dari kesetaraan nilai minyak
pendapatan yang diterima bernilai tanah adalah sebesar Rp
positif selama 5 tahun pada tingkat 105.078. dari pendapatan
suku bunga 9 %. Nilai Net B/C yang yang diterima bernilai
dihasilkan pada tingkat diskont 9 %, positif selama 5 tahun
yaitu 1,23. Artinyanya bahwa pada tingkat suku bunga 9
dengan pengeluaran sebesar Rp 1.00 %.Artinyanya bahwa
dapat menghasilkan manfaat sebesar dengan pengeluaran
Rp 1,23 pada suku bunga 9 %. sebesar Rp 1.00 dapat
Sedangkan nilai pengembalian menghasilkan manfaat
investasi atau payback period sudah sebesar Rp 1,23 .
dapat dilunasi pada tahun ke-3 pada
bulan ke-6.

Artikel 5
5 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
PRODUKSI BIOGAS DARI CAMPURAN LATAR BELAKANG
KOTORAN SAPI DENGAN RUMPUT GAJAH Tingginya penggunaan energi di
(Pennisetum purpureum) Indonesia dipengaruhi oleh tingginya Penggunaan bahan bakar
Penulis: pertumbuhan penduduk dan fosil secara berlebihan
Chandra Afrian; Agus Haryanto; Udin Hasanudin; meningkatnya perkembangan menyebabkan kelangkaan,
Iskandar Zulkarnain. industri. Penggunaan bahan bakar Karena itu pengembangan
Nama Jurnal: Pendahuluan
fosil secara berlebihan menyebabkan energi alternatif sangat
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, kelangkaan energi karena bahan dibutuhkan.
Vol. 6, No.1, Juni 2017 bakar fosil tidak dapat diperbaharui.
Hal: 23-30 Karena itu pengembangan energi
http://dx.doi.org/10.33087/daurling.v4i1.67 alternatif sangat dibutuhkan.
Sinta 3 Biogas merupakan salah satu sumber Biogas merupakan energi Pendahuluan
energi terbarukan yang dapat terbarukan, Biogas adalah
menjawab kebutuhan energi gas yang dihasilkan dari
alternatif. Biogas adalah gas yang proses penguraian bahan–
dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh
bahan– bahan organik oleh mikroorganisme dalam
mikroorganisme dalam keadaan keadaan anaerob
anaerob (Wahyuni, 2015). Biogas (Wahyuni, 2015). Biogas
yang dihasilkan dapat digunakan memiliki keunggulan yaitu
untuk memasak, penerangan, dan ramah lingkungan
bahan bakar motor atau genset. dibanding dengan bahan
Biogas memiliki beberapa bakar fosil.
keunggulan dibandingkan dengan
bahan bakar fosil. Sifatnya yang
ramah lingkungan dan dapat
diperbaharui merupakan satu
keunggulan biogas dibandingkan
dengan bahan bakar fosil (Wahyuni,
2015).
Jenis bahan organik yang digunakan
sebagai bahan baku merupakan
faktor yang sangat penting. Rumput–
rumputan adalah bahan organik yang Rumput–rumputan adalah
dapat digunakan sebagai bahan baku bahan organik yang dapat
produksi biogas. Rumput tumbuh digunakan sebagai bahan
subur di wilayah Indonesia. Selain baku produksi biogas.
itu, rumput– rumputan tidak Rumput gajah mempunyai
membutuhkan perawatan dan lahan kelebihan antara lain
khusus untuk pembudidayaannya. produksi tinggi, kadar
Rumput gajah mempunyai kelebihan protein cukup tinggi,
antara lain produksi tinggi, kadar Karena memiliki
Pendahuluan
protein cukup tinggi, lebih tahan kandungan selulosa dan
terhadap kekeringan dan disukai oleh lignin maka rumput lebih
ternak. Karena memiliki kandungan lama terdekomposisi,
selulosa dan lignin maka rumput sehingga dibutuhkan
lebih lama terdekomposisi, sehingga campuran kotoran ternak
dibutuhkan campuran kotoran ternak untuk mendapatkan hasil
untuk mendapatkan hasil yang yang optimal(Wahyuni,
optimal (Wahyuni, 2013). Penelitian 2013).
ini bertujuan untuk mengetahui
produksi biogas dari bahan
campuran rumput gajah dan kotoran
sapi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik substrat yang Jika rasio C/N terlalu Hasil dan
digunakan dalam penelitian ini dapat tinggi, nitrogen akan Pembahasan
dilihat pada Tabel 1. Dengan meningkatkan
komposisi campuran 25:25 (kg/kg), pertumbuhan bakteri tetapi
maka perlakuan P1 hingga P3 yang bereaksi dengan
memiliki nilai rasio C/N yang sama karbon sedikit sehingga
(29,02). Nilai ini berada dalam gas dihasilkan rendah.
kisaran nilai C/N yang optimum Sebaliknya jika rasio C/N
untuk bakteri perombakan substrat, rendah, nitrogen
yaitu antara 20 hingga 30 (Deublein
dan Steinhauser, 2008). Jika rasio
C/N terlalu tinggi, nitrogen akan
berakumulasi dalam
meningkatkan pertumbuhan bakteri
bentuk amonia yang
tetapi yang bereaksi dengan karbon
meningkatkan pH
sedikit sehingga gas dihasilkan
sehingga gas dihasilkan
rendah. Sebaliknya jika rasio C/N
juga rendah (Budiyono,
rendah, nitrogen berakumulasi dalam
2013).
bentuk amonia yang meningkatkan
pH sehingga gas dihasilkan juga
rendah (Budiyono, 2013).
Gambar 2 menunjukan produksi
biogas harian rata-rata pada tiap
Pada minggu pertama
perlakuan. Pada minggu pertama
semua substrat campuran
semua substrat campuran kotoran
kotoran sapi dan rumput
sapi dan rumput gajah menghasilkan
gajah menghasilkan biogas
biogas sangat tinggi mencapai (27,05
sangat tinggi. Hal ini
untuk P3 hingga 34,45 liter per hari
mungkin disebabkan
untuk P2) dibandingkan dengan Hasil dan
karena bahan segar rumput
kontrol (6,67) dengan substrat hanya Pembahasan
gajah
kotoran sapi. Hal ini mungkin
disebabkan karena bahan segar
rumput gajah masih melakukan
respirasi karena adanya oksigen
sehingga menghasilkan gas yang
lebih banyak yang didominasi oleh
CO2.
Gambar 3 menunjukan bahwa kadar Gambar 3 menunjukan Hasil dan
metana pada hari ke-30 paling yang bahwa kadar metana pada Pembahasan
tinggi adalah P2 sebesar 3,37% dan hari ke-30 paling yang
pada hari ke-60 kandungan metana tinggi, Hal ini
paling tinggi yaitu pada P3 yaitu menunjukkan bahwa
31,37%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan metana pada
kandungan metana pada biogas biogas dipengaruhi oleh
dipengaruhi oleh waktu tinggal dan waktu tinggal dan tingkat
tingkat pengenceran. Makin lama
waktu tinggal yang dengan pengenceran. Makin lama
pengenceran yang tinggi waktu tinggal yang dengan
menghasilkan kandungan metana pengenceran yang tinggi
yang makin meningkat. Mohammad menghasilkan kandungan
dkk. (2016) menyatakan bahwa metana yang makin
pengenceran substrat dapat meningka
mempercepat produksi dari biogas

Artikel 6
6 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
PRODUKSI BIOGAS DARI UMBI SINGKONG LATAR BELAKANG
DENGAN KOTORAN SAPI SEBAGAI Konsumsi energi listrik di Indonesia Konsumsi energi listrik di Pendahuluan
STARTER semakin meningkat seiring dengan Indonesia semakin
Penulis: bertambahnya jumlah penduduk meningkat seiring dengan
Ucok Hasiholan; Agus Haryanto; Sigit Prabawa. yang menggunakan energi listrik. bertambahnya jumlah
Nama Jurnal: Energi listrik yang selama ini penduduk yang
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, digunakan sehari-hari didapatkan menggunakan energi
Vol. 5, No.2, Juli 2016 dari pembangkit listrik yang listrik. Energi listrik yang
Hal: 109-116 sebagian besar berasal dari bahan selama ini digunakan
http://dx.doi.org/10.23960/jtepl.v5i2.%25p bakar fosil. Bahan bakar fosil sehari-hari didapatkan dari
Sinta 3 merupakan sumber energi yang pembangkit listrik yang
proses terbentuknya memerlukan sebagian besar berasal dari
waktu jutaan tahun, sehingga energi bahan bakar fosil.Solusi
fosil tidak dapat diperbarui. untuk mengurangi krisis
Ketergantungan manusia terhadap energi listrik adalah
energi listrik menjadikan energi adanya sumber energi
listrik sangat penting bagi kehidupan alternatif. Energi alternatif
manusia.Tetapi, harga energi fosil merupakan energi yang
yang semakin mahal mempengaruhi ketersediaannya melimpah
harga energi listrik. Di Indonesia dan dapat diperbaharui,
masih banyak terdapat daerah yang diharapkan bisa
yangbelum dapat memperoleh akses menjadi bahan bakar yang
ke jaringan distribusi listrik PLN. ramah lingkungan, efektif,
Beberapa faktor yangmempengaruhi
adalah kurangnya pembangunan
daerah yang jauh dari pusat
perekonomian, dan kurangnya
kertersediaan energi listrik. Solusi
untuk mengurangi krisis energi
listrik adalah adanya sumber energi efisien, dan dapat diakses
alternatif. Energi alternatif oleh masyarakat luas.
merupakan energi yang
ketersediaannya melimpah dan dapat
diperbaharui, yang diharapkan bisa
menjadi bahan bakar yang ramah
lingkungan, efektif, efisien, dan
dapat diakses oleh masyarakat luas.
Biogas merupakan salah satu energi Teknologi biogas Pendahuluan
alternatif yang baik untuk merupakan teknologi yang
dikembangkan. Teknologi biogas mudah diaplikasikan dan
merupakan teknologi yang mudah bahan baku yang dipakai
diaplikasikan dan bahan baku yang untuk memproduksi gas
dipakai untuk memproduksi gas banyak tersedia di
banyak tersedia di berbagai daerah berbagai daerah seperti
seperti limbah peternakan, limbah limbah peternakan, limbah
pertanian, limbah industri dan pertanian, limbah industri
sejenisnya yang memiliki kandungan dan sejenisnya yang
organik. Potensi biogas sangat besar, memiliki kandungan
dari 42 ekor sapi perah dapat organik. Potensi biogas
menghasilkan 8,4 m3perhariatau sangat besar, dari 42 ekor
207,356 MJ perhari (Fianda dkk., sapi perah dapat
2013) yang berarti setara dengan 4,2 menghasilkan 8,4
liter bahan bakar bensin. Biogas m3perhariatau 207,356 MJ
yang dihasilkan tersebut dapat perhari (Fianda dkk.,
digunakan sebagai bahan bakar 2013).
untuk lampu penerangan 60 – 100
watt selama 50 jam,atau
sebagaibahan bakar sumber
penggerak energi kapasitas 1 HP
selama 17 jam, ataumenghasilkan
energi listrik 39 kWh,atau dapat
memasak 3 jenis masakan untuk 40 –
48 porsi (Fianda dkk., 2013).
Salah satu bahan baku yang
berpotensial tetapi belum
dimanfaatkan menjadi sumber energi
biogas yaitu tanaman singkong.
Umbi singkong merupakan salah
satu jenis tanaman yang mudah
Umbi singkong juga
dibudidayakan dan dapat tumbuh di
berpotensi sebagai sumber
berbagai daerah. Singkong pada
energi alternatif karena
umumnya dimanfaatkan sebagai
selain mengandung bahan
bahan baku olahanmakanan, baik
organik yang tinggi,
bahan makanan mentah juga sebagai
ketersediaan singkong di
bahan makanan jadi seperti tape,
Indonesia sangat
getuk, tiwul, dan sebagainya. Akan Pendahuluan
melimpah.
tetapi umbi singkong juga berpotensi
sebagai sumber energi alternatif
karena selain mengandung bahan
organik yang tinggi, ketersediaan
singkong di Indonesia sangat
melimpah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasio C-N yang baik untuk proses Rasio C-N yang baik Hasil dan
biogas adalah 25 – 30 (Tuti, 2006). untuk proses biogas adalah Pembahasan
Oleh karena itu, penambahan umbi 25 – 30 (Tuti, 2006).
singkongmengakibatkan Penambahan umbi
meningkatnya rasio CN,sedangkan singkongmengakibatkan
penambahan daun singkong meningkatnya rasio
menurunkan rasio C-N. Dari Tabel 2, CN,sedangkan
terlihat bahwa perlakuan A dan B penambahan daun
merupakan campuran (komposisi) singkong menurunkan
yang mencapai angka rasio C-N rasio C-N.Karbon dan
optimum. Karbon dan nitrogen
adalah sumber makanan utama bagi
nitrogen adalah sumber
bakteridibuat grafik. Dari grafik
makanan utama bagi
tersebut dapat dilihat volume biogas
bakteri dibuat grafik.
yang dihasilkan tiap digester dan
digester yang menghasilkan biogas
paling optimum.
Produktivitas gas yang dihasilkan Di dalam reaktor terdapat
perkomposisi bahan organik yang populasi mikroba yang
digunakan. Bahan organik yang memerlukan karbon dan
digunakan didapatkan dari persen nitrogen. Apabila nitrogen
bahan organik yang terkandung tidak tersedia dengan
dalam bahan. Produktivitas biogas cukup, maka mikroba
Tabel 2. Rasio C-N bahan baku tidak dapat memproduksi
biogas Bahan Baku C (%) N (%) enzim yang berguna untuk
Rasio C-N (%) Kotoran Sapi*) 28,36 mencerna karbon. Apabila
1,07 26,50 Umbi Singkong 48,18 nitrogen terlalu banyak
0,89 54,13 Daun Singkong 30,12 maka pertumbuhan
4,92 6,12 *) Fairus dkk (2014) Tabel mikroba akan terganggu
3. Rasio C-N Perlakuan (%) (Aelita, dkk., 2013 ). Hasil dan
menggunakan perhitungan gas Pembahasan
dengan persamaan berikut Rasio C-
N yang baik untuk proses biogas
adalah 25 – 30 (Tuti, 2006). Oleh
karena itu, penambahan umbi
singkongmengakibatkan
meningkatnya rasio CN,sedangkan
penambahan daun singkong
menurunkan rasio C-N. Dari Tabel 2,
terlihat bahwa perlakuan A dan B
merupakan campuran (komposisi)
yang mencapai angka rasio C-N
optimum. Karbon dan nitrogen
adalah sumber makanan utama bagi
bakteri anaerob, untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik,
dimana carbon dibutuhkan untuk
mensuplai energi dan nitrogen yang
dibutuhkan untuk membentuk
struktur sel bakteri. Di dalam reaktor
terdapat populasi mikroba yang
memerlukan karbon dan nitrogen.
Apabila nitrogen tidak tersedia
dengan cukup, maka mikroba tidak
dapat memproduksi enzim yang
berguna untuk mencerna karbon.
Apabila nitrogen terlalu banyak
maka pertumbuhan mikroba akan
terganggu(Aelita, dkk., 2013 ).
Biogas terbentuk karena adanya Biogas terbentuk karena
kerja berbagai bakteri yang ikut adanya kerja berbagai
terlibat dalam aktivitas perombakan bakteri yang ikut terlibat
substrat komplek. Pertumbuhan dalam aktivitas
bakteri yang terlibat tersebut perombakan substrat
dipengaruhi oleh pH, bakteri tidak komplek. Pertumbuhan
dapat tumbuh dengan maksimum, bakteri yang terlibat
bahkan dapat menyebabkan tersebut dipengaruhi oleh
kematian akibat pH yang terlalu pH, bakteri tidak dapat
asam dan terlalu basa, sehingga pada tumbuh dengan
akhirnya dapat menghambat maksimum, bahkan dapat
produksibiogas. Hasil pengukuran menyebabkan kematian Hasil dan
pH perlakuan ditunjukkan pada akibat pH yang terlalu Pembahasan
Gambar 1.Derajat keasaman asam dan terlalu basa,
perlakuan rata-rata di bawah 6 pada sehingga pada akhirnya
awal dicampurkan semua bahan dapat menghambat
baku. Pada akhir proses fermentasi produksibiogas.
pH perlakuan B sampai dengan
perlakuan D di bawah 5 bahkan
dibawah 4, Kondisi pH antara 6,8–8
ini merupakan proses pencernaan
mengubah bahan organik dengan
adanya air menjadi energi gas (Tuti,
2006).

Artikel 7
7 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
PRODUKSI BIOGAS DARI CAMPURAN LATAR BELAKANG
KOTORAN AYAM, KOTORAN SAPI, DAN Kebutuhan energi akan semakin Kebutuhan energi akan Pendahuluan
RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum Purpureum bertambah seiring bertambahnya semakin bertambah seiring
cv. Mott) DENGAN SISTEM BATCH jumlah penduduk di suatu wilayah. bertambahnya jumlah
Penulis: Manusia secara langsung maupun penduduk di suatu
Yasin Yahya;Tamrin;Sugeng Triyono. tidak langsung dalam kehidupan wilayah. Rasio
Nama Jurnal: sehari-hari akan menggunakan elektrifikasi Indonesia
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, energi untuk menjalani hidup. tahun 2013 mencapai
Vol. 6, No.3, Desember 2017 Persediaan energi sangatlah penting 78,06%, sedangkan untuk
Hal: 151-160 untuk dicari, dijaga, serta diperbarui Provinsi Lampung 72,89%
http://dx.doi.org/10.23960/jtep-l.v6i3.151 160 setiap saat, sehingga persediaan (Statistik PLN 2013). Data
Sinta 3 energi akan mencukupi untuk tersebut menunjukan
kebutuhan manusia. Kebutuhan bahwa masih ada 20%
energi yang penting untuk rumah tangga di Indonesia
masyarakat salah satunya adalah yang belum menggunakan
kebutuhan energi listrik. Data rasio instalasi listrik dari PLN.
elektrifikasi atau data perbandingan
jumlah rumah tangga yang telah
menggunakan listrik dan jumlah
rumah tangga secara keseluruhan,
dapat dijadikan bahan evaluasi
tentang kebutuhan energi lisrik
masyarakat. Rasio elektrifikasi
Indonesia tahun 2013 mencapai
78,06%, sedangkan untuk Provinsi
Lampung 72,89% (Statistik PLN
2013). Data tersebut menunjukan
bahwa masih ada 20% rumah tangga
di Indonesia yang belum
menggunakan instalasi listrik dari
PLN.
Biogas merupakan hasil dekomposisi
bahan organik melalui proses
fermentasi anaerob yang Biogas merupakan hasil
menghasilkan gas bio berupa gas dekomposisi bahan
metana (CH4) yang dapat dibakar. organik melalui proses
Biogas dapat dikembangkan untuk fermentasi anaerob yang
kebutuhan rumah tangga serta menghasilkan gas bio
Pendahuluan
industri. Daerah terpencil yang berupa gas metana (CH4)
belum mendapat suplai energi listrik yang dapat dibakar. Biogas
dari PLN diharapkan mampu dapat dikembangkan untuk
mengembangkan sumber energi kebutuhan rumah tangga
listrik secara mandiri dengan serta industri.
menggunakan biogas sebagai sumber
energi.
Indonesia memiliki potensi biomassa
Biomassa yang dapat
yang melimpah untuk dijadikan dijadikan sumber energi
bahan dasar pembuatan biogas. alternatif biogas salah
Biomassa yang dapat dijadikan satunya adalah rumput
sumber energi alternatif biogas salah
gajah mini (Pennisetum
satunya adalah rumput gajah mini purpureum cv. Mott).
(Pennisetum purpureum cv. Mott). Rumput gajah mini
Rumput gajah mini merupakan salahmerupakan salah satu
Pendahuluan
satu rumput unggul karena produksi
rumput unggul karena
kualitas cukup tinggi, mudah produksi kualitas cukup
dibudidayakan, tahan penyakit dantinggi, mudah
mampu beradaptasi pada kondisi dibudidayakan, tahan
lingkungan yang bervariasi. Produksi
penyakit dan mampu
rata-rata rumput gajah sekitar 250
beradaptasi pada kondisi
ton/ha/tahun (Santia, 2017). lingkungan yang
bervariasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasio C/N merupakan perbandingan Rasio C/N merupakan Hasil dan
antara karbon dan nitrogen pada
suatu bahan organik. Dua unsur
perbandingan antara
utama yang membentuk substrat
karbon dan nitrogen pada
bahan organik adalah nitrogen dan
suatu bahan organik. Dua
karbon. Dua unsur tersebut
unsur utama yang
digunakan mikroorganisme sebagai
membentuk substrat bahan
sumber energi dalam proses
organik adalah nitrogen
perombakan (Wahyuni, 2013). Pembahasan
dan karbon. Dua unsur
Pengukuran rasio C/N dilakukan di
tersebut digunakan
Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah
mikroorganisme sebagai
Fakultas Pertanian Universitas
sumber energi dalam
Lampung. Hasil pengukuran rasio
proses perombakan
C/N bahan digunakan untuk
(Wahyuni, 2013).
menentukan rasio C/N campuran.

Total solid dan volatile solid akhir Total solid dan volatile
menunjukan terjadinya penurunan solid akhir menunjukan
nilai. Hal ini bisa dikarenakan terjadi terjadinya penurunan nilai.
proses dekomposisi bahan oleh Hal ini bisa dikarenakan
bakteri pengurai. Penurunan total terjadi proses dekomposisi
solid dan volatile solid berindikasi bahan oleh bakteri
dengan peningkatan kadar gas pengurai. Penurunan total
metana yang dihasilkan. Volatile solid dan volatile solid Hasil dan
solid merupakan substrat (sumber berindikasi dengan Pembahasan
makanan) bagi mikroorganisme non peningkatan kadar gas
metanogen yang bekerja pada tahap metana yang dihasilkan.
awal produksi biogas, penurunan
volatile solid menunjukkan di dalam
biodigester terjadi proses degradasi
senyawa organik oleh
mikroorganisme non metanogen.
Suhu proses pada masing-masing Proses penguraian bahan Hasil dan
perlakuan tidak ada yang mencapai organik oleh Pembahasan
kondisi mesofilik 35oC maupun mikroorganisme pada
kondisi termofilik 50oC. tahap asidifikasi
Prosespenguraian bahan organik oleh menghasilkan asam asetat
mikroorganisme pada tahap akan diurai pada tahap
asidifikasi menghasilkan asam asetat metanogenesis yang salah
akan diurai pada tahap satunya menjadi gas
metanogenesis yang salah satunya metana (CH4). Bakteri
menjadi gas metana (CH4). Bakteri melakukan aktivitas
melakukan aktivitas tertinggi pada tertinggi pada kisaran suhu
kisaran suhu 35°C hingga 55°C, 35°C hingga 55°C, diatas
diatas suhu tersebut aktivitas suhu tersebut aktivitas
menurun sehingga bakteri tidak menurun sehingga bakteri
beraktivitas baik dalam tidak beraktivitas baik
pertumbuhannya maupun produksi dalam pertumbuhannya
asam asetat (Darmanto dkk, 2012). maupun produksi asam
asetat (Darmanto dkk,
2012).

Artikel 8
8 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
SISTEM HIDROPONIK ORGANIK DENGAN LATAR BELAKANG
MEMANFAATKAN LIMBAH EFFLUENT Industri merupakan salah satu Industri pertanian Pendahuluan
BIOGAS INDUSTRI TAPIOKA DAN LIMBAH kegiatan ekonomi yang cukup merupakan salah satu
KOLAM LELE Penulis: strategis untuk meningkatkan industri yang turut
Stefani Silvi Agustin;Sugeng Triyono;Mareli pendapatan dan perekonomian menyumbangkan dampak
Telaumbanua. masyarakat secara cepat. Setiap negatif berupa produksi
Nama Jurnal: proses produksi suatu industri limbah cukup besar.
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, menghasilkan produk yang bernilai Beberapa contoh industri
Vol. 6, No.3, Desember 2017 dan juga menghasilkan limbah. pertanian yang
Hal: 161-170 Industri pertanian merupakan salah menghasilkan limbah tak
http://dx.doi.org/10.23960/jtep-l.v6i3.161-170 satu industri yang turut termanfaatkan adalah
Sinta 3 menyumbangkan dampak negatif industri tapioka dan
berupa produksi limbah cukup besar. industri kolam lele.
Beberapa contoh industri pertanian
yang menghasilkan limbah tak
termanfaatkan adalah industri
tapioka dan industri kolam lele.
Industri tepung tapioka
menghasilkan limbah cair dari proses
pencucian dan pengendapan. Padatan
Limbah cair industri
tersuspensi di dalam air cukup
tapioka dan limbah cair
tinggi, berkisar 1500-5000 mg/l. Air
kolam budidaya lele
limbah tapioka yang masih segar
memiliki kandungan bahan
mempunyai pH 6-6,5 akan turun
organik yang bisa
menjadi sekitar 4. BOD air limbah
dimanfaatkan untuk
tapioka berkisar antara 3000-6000
pertumbuhan tanaman.
mg/l. (Prayitno, 2008). Pada
Pemanfaatan limbah air
budidaya ikan, organisme akuatik
kolam lele dengan metode
hanya dapat meretensi protein sekitar
resirkulasi pada tanaman
20-25% dan selebihnya akan
kangkung dan pakcoy
terakumulasi dalam air (Stickney,
sudah pernah dilakukan
2005 dalam Rachmawati, 2015). Pendahuluan
(Effendi, dkk., 2015).
Hasil pengukuran pH air kolam lele
berkisar antara 6,4 – 9,15 (Augusta,
2016). Limbah cair industri tapioka
dan limbah cair kolam budidaya lele
memiliki kandungan bahan organik
yang bisa dimanfaatkan untuk
pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan
limbah air kolam lele dengan metode
resirkulasi pada tanaman kangkung
dan pakcoy sudah pernah dilakukan
(Effendi, dkk., 2015). Penelitian
mengenai limbah tapioka sebagai
alternatif pupuk cair juga sudah
dilakukan (Cesaria,2014)
Tanaman untuk pangan harus dapat Nutrisi merupakan hal
dibudidayakan dengan optimal yang penting bagi
dimanapun lokasi dan medianya. tanaman. Hal ini berfungsi
Dalam hal ini nutrisi merupakan hal sebagai makanan bagi
yang penting bagi tanaman. Hal ini tanaman untuk diubah
berfungsi sebagai makanan bagi
tanaman untuk diubah menjadi
energi dan menambah massa
menjadi energi dan
tanaman selama massa hidupnya
menambah massa tanaman
(Telaumbanua, 2016). Pada
selama massa hidupnya
penelitian ini, limbah cair akan
(Telaumbanua, 2016).
dimanfaatkan secara langsung
melalui sistem hidroponik organik
dengan Deep Flow Technique
Pendahuluan
(DFT). Limbah berfungsi untuk
menggantikan nutrisi pada sistem
hidroponik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menguji kinerja
limbah industri tapioka dan limbah
kolam lele sebagai sumber nutrisi
pada sistem hidroponik organik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
pH limbah tapioka pada hari ke-0 Tanaman sawi Hasil dan
adalah sebesar 8,5. Selama membutuhkan pH antara 6 Pembahasan
pertumbuhan tanaman, pH terbesar – 7. Sedangkan pH limbah
adalah 9,7 pada hari pengamatan ke- tidak sesuai dengan pH
22. Pengukuran pH limbah kolam yang dibutuhkan sehingga
lele pada hari ke-0 adalah sebesar pertumbuhan sawi kurang
7,4. pH terbesar selama pertumbuhan optimal. pH pada limbah
tanaman pada limbah kolam lele kolam lele mengalami
adalah 9,1.Menurut Wirosoedarmo kenaikan secara terus
dkk (2001), tanaman sawi menerus karena selama
membutuhkan pH antara 6 – 7. proses penguraian bahan
Sedangkan pH limbah tidak sesuai organik oleh
dengan pH yang dibutuhkan mikroorganisme terjadi
sehingga pertumbuhan sawi kurang pembentukan ammonia
optimal. pH pada limbah kolam lele (Ibrahim, 2010)
mengalami kenaikan secara terus
menerus karena selama proses
penguraian bahan organik oleh
mikroorganisme terjadi
pembentukan ammonia (Ibrahim,
2010)
Limbah tapioka memiliki EC pada
hari pengamatan ke-0 adalah sebesar Limbah tapioka dan
534 µS/cm. EC terbesar limbah limbah kolam lele
tapioka adalah sebesar 2038 µS/ cm mengalami penurunan
pada hari pengamatan ke-24 saat setiap harinya karena
penggantian limbah baru. Sedangkan tanaman menyerap nutrisi
Hasil dan
pada limbah kolam lele EC pada hari yang ada pada limbah
Pembahasan
ke-0 adalah sebesar 386 µS/cm dan
EC terbesar adalah 638 µS/cm, EC
limbah tapioka dan limbah kolam
lele mengalami penurunan setiap
harinya karena tanaman menyerap
nutrisi yang ada pada limbah
Total solids tersusun dari bahan- Nilai TS limbah tapioka Hasil dan
bahan atau partikel mengapung, dan limbah kolam lele Pembahasan
mengendap, koloid, dan bahan-bahan mengalami penurunan
lain di dalam larutan (Triyono, secara terus menerus
2011). Bahan-bahan organik dalam diakibatkan oleh
limbah akan dimanfaatkan oleh terserapnya materi yang
bakteri sebagai energi, sehingga akan ada pada limbah. Total
meningkatkan kualitas limbah yang suspended solids adalah
melewatinya.Limbah tapioka salah satu parameter
memiliki nilai TS tertinggi yang penting untuk mengukur
diperoleh pada pengamatan hari ke-0 kualitas air. Total
sebesar 1672 mg/L. Sedangkan pada suspended solids adalah
limbah kolam lele nilai TS pada partikel yang tidak lolos
pengamatan hari ke-0 adalah sebesar saringan atau terperangkap
772 mg/L. Nilai TS limbah kolam oleh filter
lele tertinggi adalah sebesar 792
mg/L pada pengamatan hari ke-26
saat penggantian limbah.Nilai TS
limbah tapioka dan limbah kolam
lele mengalami penurunan secara
terus menerus diakibatkan oleh
terserapnya materi yang ada pada
limbah. Total suspended solids
adalah salah satu parameter penting
untuk mengukur kualitas air. Total
suspended solids adalah partikel
yang tidak lolos saringan atau
terperangkap oleh filter

Artikel 9
9 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS LATAR BELAKANG
KELAPA DAN KULIT PISANG TERHADAP Sumber daya energi merupakan Fenomena krisis energi Pendahuluan
PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI salah satu kebutuhan yang sangat telah terjadi di seluruh
Penulis: penting untuk kelangsungan dunia, meliputi krisis
Adam Fairuz;Agus Haryanto;Ahmad Tusi. kehidupan. Fenomena krisis energi energi minyak bumi dan
Nama Jurnal: telah terjadi di seluruh dunia, gas alam, energi listrik,
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, meliputi krisis energi minyak bumi serta bahan bakar fosil.
Vol. 4, No.2, April 2015 dan gas alam, energi listrik, serta Indonesia terancam krisis
Hal: 91-98 bahan bakar fosil. Indonesia energi bila tidak segera
http://dx.doi.org/10.23960/jtepl.v4i2.%25p terancam krisis energi bila tidak memanfaatkan energi baru
Sinta 3 segera memanfaatkan energi baru yang terbarukan.
yang terbarukan. Energiterbarukanyang
Energiterbarukanyang banyakdigunakan salah
banyakdigunakan salah satunyayaitu satunyayaitu biogas
biogas. Gas organik atauyang biasa
disebut biogas merupakan salah satu
energi terbarukan, gas tersebut
dihasilkan dari bahanbahan organik
semisal kotoran hewan, kotoran
manusia atausampah, direndamdi
dalamair dan disimpan di dalam
tempat yang tertutup atau disebut
anaerob (tanpa oksigen udara)
(Setiawan, 1996). Berkembangnya
ilmu pengetahuandan teknologi
saatini,biogas sudah dikembangkan
sebagai energi alternatif yang bisa
memanfaatkan berbagai limbahdari
sektor pertanian
Potensi pengembangan biogas di Potensi pengembangan
Indonesia masih cukup besar dengan biogas di Indonesia masih
banyaknya peternakan sapi di cukup besar dengan
Indonesia . Di samping itu, pupuk banyaknya peternakan sapi
Pendahuluan
organik yang dihasilkan dari proses di Indonesia
produksi biogas sudah tentu akan
menambah nilai ekonomi yang tidak
kecil.
Pembentukan biogas dapat dilakukan Pembentukan biogas dapat Pendahuluan
dengan pencampuran dari limbah dilakukan dengan
pertanian yang mengandung pencampuran dari limbah
karbohidrat,proteinmaupun lemak di pertanian yang
sampingdengan tambahancampuran mengandung
kotoran ternak. Ampas kelapa karbohidrat,proteinmaupu
mengandung minyak (lemak) n lemak di samping
berkisar antara 12,2% – 15,9% dengan tambahan
(Setyamidjaja, 1984), dan kulit campuran kotoran ternak.
pisang mengandungpati(karbohidrat) Secara teori bahwa bahan
sebesar 11,48%, protein2,15% yang mengandung
danlemak 1,34% (Dewati, 2008). karbohidrat, protein dan
Secara teori bahwa bahan yang lemak akan meningkatkan
mengandung karbohidrat, protein kandungan CH4 (Gerardi,
dan lemak akan meningkatkan 2003).
kandungan CH4 (Gerardi, 2003),
sehingga dalam penelitian ini akan
dikaji produksi biogas campuran dari
limbah kulit pisang dan ampas
kelapa agar menjadi nilai tambah.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya
penelitian lebih lanjut, sehingga
dapat menghasilkan biogas yang
maksimal dan dapat mengurangi
serta mencegah pencemaran
lingkungan sekitar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran di Labaoratorium
Tanah Universitas Lampung,
menunjukkanbahwa hasil C/N rasio
masing-masing bahan menunjukkan
Perlakuan campuran
hasil yang rendah (Tabel 2),
substrat berpengaruh pada
khususnya penambahan ampas
penambahan ampas kelapa
kelapa yang memiliki C/N rasio yang
yang semakin banyak dan
sangat rendah. Halini mengakibatkan
mengakibatkan C/N rasio
C/N rasio campuran sebagian besar
semakin menurun dan
menjadi lebih rendah dari tandard Hasil dan
sebaliknya pengurangan
20 (Tabel 3) yakni nilai C/Nrasio Pembahasan
kulit pisang
idealterendah untukproses fermentasi
mengakibatkan kenaikan
anaerobikC/N rasio 6 perlakuan
nilai C/Nrasio.
campuran substrat berpengaruh pada
penambahan ampas kelapa yang
semakin banyak dan mengakibatkan
C/N rasio semakin menurun dan
sebaliknya pengurangan kulit pisang
mengakibatkan kenaikan nilai
C/Nrasio.
Karakteristik bahan mempengaruhi Semakin tinggi kandungan Hasil dan
produksi dan produktivitas biogas padatan tak stabil dalam Pembahasan
yang dihasilkan. Berat padatan satu unit volume dari
organikyang terbakarhabis kotoran sapi segar akan
didefinisikan sebagai padatan tak menghasilkan produksi gas
stabil (TVS). Semakin tinggi yang lebih banyak dan
kandungan padatan tak stabil dalam Perbedaan yang terjadi
satu unit volume dari kotoran sapi dengan besarnya nilai
segar akan menghasilkan produksi
gas yang lebih banyak (Wahyuni,
2013). Hasil pengukuran
karakteristik bahan seperti
penurunan kandungan
kandungan bahan organik (Total
bahan organik pada setiap
Solids dan Total Volatile Solids)
perlakuan dipengaruhi
ditunjukkan pada Tabel 4 dibawah
oleh kondisi
ini.Tabel 4 menunjukkan kadar air
mikroorganisme pengurai
susbtrat bahan yang memiliki kadar
bahan organik (Winarni,
air cukup tinggi karena biogas yang
2000).
digunakan adalah sistem basah
denganair
lebihdominandaripadasistemkering.
Kemudian kadar air yang diukur
mengalami kenaikan antarasubstrat
awal sebelum produksi dengan
substrat akhir setelah produksi. Hal
ini dikarenakan bahan mengalami
degradasi sehingga bahanyang
berupapadatan berkurang dan air
tidak mengalami degradasi. Akan
tetapi dilihat dari TS dan TVS terjadi
pengurangan diakhir setelah
produksi biogas selesai. Perbedaan
yang terjadi dengan besarnya nilai
penurunan kandungan bahan organik
pada setiap perlakuan dipengaruhi
oleh kondisi mikroorganisme
pengurai bahan organik (Winarni,
2000).
Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin besar ampas Hasil dan
penambahan ampas kelapa kelapa yang ditambahkan Pembahasan
danpengurangankulitpisangpada dalam perbandingan maka
penelitian ini sangat memperngaruhi semakin besar pula
derajat keasaman (pH), semakin penurunan pH yang terjadi
besar ampas kelapa yang dan sebaliknya semakin
ditambahkan dalam perbandingan besar kulit pisang yang
maka semakin besar pula penurunan berkurang maka pH
pH yang terjadi dan sebaliknya substrat cenderung naik.
semakin besar kulit pisang yang ampas kelapa mengandung
berkurang maka pH substrat lemak yang lumayan
cenderung naik. Degradasi ampas banyak sehingga
kelapa menyebabkan akumulasi akumulasi menjadi asam
asam, dapat dilihat bahwa semua lebih banyak kemudian
perlakuan rata-rata memiliki pH kulit pisang sendiri
dibawah 6 dan itu sudah terjadipada memiliki lemak yang
awal setelah dicampurkan semua sedikit sehingga
bahan bakunya. Hal ini mungkin pengurangan kulit pisang
dikarenakan ampas kelapa mempengaruhi kenaikan
mengandung lemak yang lumayan pH juga karena bahan
banyak sehingga akumulasi menjadi didominasi oleh
asam lebih banyak kemudian kulit banyaknya lemak dari
pisang sendiri memiliki lemak yang ampas kelapa daripada
sedikit sehingga pengurangan kulit kulit pisang.
pisang mempengaruhi kenaikan pH
juga karena bahan didominasi oleh
banyaknya lemak dari ampas kelapa
daripada kulit pisang. Populasi
metanogenik kurang memadai untuk
mengkonsumsi asam yang dihasilkan
sehingga tidak mampu
mempertahankan atau mencapai pH
netral. Apabila pH < 6,5, maka
populasi metanogenik akan mulai
mati dan populasi bakteri secara
keseluruhan akan semakin tidak
seimbang (Yenni, 2012). Hal ini
sangat mempengaruhi
produksibiogas karena Ph dalam
kondisi ini jauh dari pH optimum
6,5-7,5 untuk kinerja
mikroorganisme di dalamnya.

Artikel 10
10 Judul: Paragraph asli Kalimat Pokok Parafrase keterangan
KAJIAN PEMANFAATAN KOTORAN SAPI LATAR BELAKANG
SEBAGAI BAHAN BAKAR BIOGAS MURAH Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa
DAN TERBARUKAN UNTUK RUMAH Tengah dengan kapasitas peternakan
TANGGA DI BOYOLALI sapi yang besar mempunyai potensi Penggunaan bahan bakar
Penulis: yang cukup baik untuk keperluan yang berasal dari minyak
Semin;A.Z.M. Fathallah;B. Cahyono;I.M. Ariana1 rumah tangga masyarakat. Peralatan bumi dan gas alam, kian
dan Sutikno. masak dapat dibangkitkan dengan lama dirasakan semakin
Nama Jurnal: penggunaan kompor berbahan bakar lama semakin menipis
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, biogas yang dihasilkan dari persediaannya. Selain itu
Vol.11, No.2, Juni 2014 fermentasi kotoran sapi. Penggunaan kontribusi dari hasil
Hal: 212 - 220 bahan bakar yang berasal dari pembakaran minyak bumi
http://dx.doi.org/10.24014/sitekin.v11i2.749 minyak bumi dan gas alam, kian dan gas alam yang
Sinta 4 lama dirasakan semakin lama menimbulkan emisi-emisi
Pendahuluan
semakin menipis persediaannya. yang dapat mencemari
Persediannya di Indonesia tidak bumi kita
lebih dari 50 tahun lagi. Selain itu
kontribusi dari hasil pembakaran
minyakbumi dan gas alam yang
menimbulkan emisi-emisi yang
dapat mencemari bumi kita.
Permaslahan emisi ini merupakan
permasalahan yang harus benar-
benar diperhatikan, karena
menyangkut keselamatan dan
keamanan bumi kita bersama.
Biogas merupakan bahan bakar yang Biogas merupakan bahan Pendahuluan
dapat terbarui karena berasal dari bakar yang dapat terbarui
bahan-bahan organik hasil dari karena berasal dari bahan-
kotoran mahkluk hidup yang di bahan organik hasil dari
endapkan atau difermentasikan. kotoran mahkluk hidup
Sejarah penemuan proses anaerobik yang di endapkan atau
digestion untuk menghasilkan biogas difermentasikan.Biogas
tersebar di benua Eropa. Penemuan sebagian besar
ilmuwan Volta terhadap gas yang mengandung gs metana
dikeluarkan di rawa-rawa terjadi (CH4) dan karbon
pada tahun 1770, beberapa dekade dioksida (CO2), dan
kemudian, Avogadro beberapa kandungan yang
mengidentifikasikan tentang gas jumlahnya kecil
metana. Setelah tahun 1875 diantaranya hydrogen
dipastikan bahwa biogas merupakan sulfida (H2S) dan
produk dari proses anaerobik ammonia (NH3) serta
digestion. Tahun 1884 Pasteour hydrogen dan (H2),
melakukan makalah tentang biogas nitrogen yang
menggunakan kotoran hewan.Era kandungannya sangat
makalah Pasteour menjadi landasan kecil, dan Energi yang
untuk makalah biogas hingga saat terkandung dalam biogas
ini. (Agung, 2010; Awaludin dkk, tergantung dari konsentrasi
2009). Biogas sebagian besar metana (CH4).
mengandung gs metana (CH4) dan
karbon dioksida (CO2), dan
beberapa kandungan yang jumlahnya
kecil diantaranya hydrogen sulfida
(H2S) dan ammonia (NH3) serta
hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil. Energi
yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana
(CH4).Semakin tinggi kandungan
metana maka semakin besar
kandungan energi (nilai kalor) pada
biogas, dan sebaliknya semakin kecil
kandungan metana semakin kecil
nilai kalor. Kualitas biogas dapat
ditingkatkan dengan memperlakukan
beberapa parameter yaitu :
Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida
(CO2). (Agung, 2010).
Penggunaan biogas sebagai bahan
Penggunaan biogas
bakar untuk menghasilkan energi
sebagai bahan bakar untuk
yang dibutuhkan di daerah-daerah
menghasilkan energi yang
dapat menjadi solusi untuk
dibutuhkan di daerah-
mengurangi ketergantungan terhadap
daerah dapat menjadi
LPG yang selama ini dipakai.
solusi untuk mengurangi
Penggunaan biogas akan dapat
ketergantungan terhadap
mengatasi keterbatasan persediaan
LPG
bahan bakar minyak dan LPG
daerah-daerah. Oleh karena itu Pendahuluan
dalam makalah ini akan diangkat
tentang studi teknis pemanfaatan
tenaga biogas di daerah penghasil
sumber biogas. Dalam makalah ini
akan dilakukan pemanfaatan tentang
biogas dari limbah ternak sapi untuk
pemakaian di Boyolali Jawa Tengah,
seberapa efektif dan efisien
penggunaannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah Boyolali: Memiliki Wilayah Boyolali: Hasil dan
luas1.015,10 km2, populasi total Memiliki luas1.015,10 Pembahasan
930.531 jiwa (SP2010) dengan km2, populasi total
kepadatan916,69 jiwa/km2. 930.531 jiwa (SP2010)
Pembagian administrative terdiri 19 dengan kepadatan916,69
kecamatan, 267 kelurah dengan flora jiwa/km2. Pembagian
resmiMawar Pager dan fauna resmi administrative terdiri 19
Sapi Jawa Lokal.Pusat administrasi kecamatan, 267 kelurah
berada di Kecamatan Boyolali, dengan flora resmi Mawar
terletak sekitar 25 km sebelah barat Pager dan fauna resmi
Kota Surakarta. Kabupaten ini Sapi Jawa Lokal.jumlah
berbatasan dengan Kabupaten
Semarang dan Kabupaten Grobogan
di utara; Kabupaten Sragen,
Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Sukoharjo, dan Kota Surakarta
(Solo) di timur; Kabupaten Klaten
dan Daerah Istimewa Yogyakarta di
selatan; serta Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Semarang di barat.
Kabupaten ini termasuk kawasan
Solo Raya (Eks. Karesidenan
Surakarta). Kondisi demografi
kependudukan: Penduduk Kabupaten
penduduk Kabupaten
Boyolali pada tahun 2008 berjumlah
Boyolali tahun 2008
949.583 jiwa dengan komposisi
terjadi penambahan 2.582
lakilaki sebanyak 464.837 jiwa dan
jiwa atau terjadi
perempuan sebanyak 484.757 jiwa,
pertumbuhan 0,27 %.
serta kepadatan penduduk sebesar
935 jiwa/Km2. Sedangkan pada
tahun 2007 jumlah penduduk
947.012 dengan komposisi laki-laki
sebanyak 463.286 jiwa dan
perempuan sebanyak 483.726
jiwa,serta kepadatan penduduk
sebesar 933 jiwa/Km2. Data tersebut
memberikan gambaran bahwa
jumlah penduduk Kabupaten
Boyolali tahun 2008 terjadi
penambahan 2.582 jiwa atau terjadi
pertumbuhan 0,27 %.
Peternakan sapi di Boyolali: Salah Boyolali memiliki peran Hasil dan
satu kabupaten di Jawa Tengah, penting dalam ketahanan Pembahasan
Kabupaten Boyolali memiliki pangan khususnya daging
potensi yang relatif besar di bidang karena besarnya sektor
peternakan sapi. Hal itu ditunjukkan peternakan. Sekitar
dengan besarnya jumlah peternak 256.560 jiwa atau sekitar
sapi di kabupaten tersebut.Sekitar 27,79 persen dari seluruh
256.560 warga atau hampir sepertiga penduduk yang hampir
jumlah penduduk Boyolali yang mencapai 1 juta
mencapai 1 juta jiwa berprofesi merupakan peternak
sebagai peternak sapi.Peternak sapi.peternakan di
tersebut memelihara sekitar 62.130 Boyolali turut disokong
ekor sapi perah dan 88.910 ekor sapi dengan adanya pinjaman
potong. Dari jumlah sapi perah pengembangan usaha
tersebut, Boyolali dapat seperti Kredit Ketahanan
menghasilkan sekitar 12 ribu liter Pangan dan Energi
susu per hari. Setiap harinya 80 (KPPE) dan Kredit Usaha
hingga 90 ekor sapi juga dipotong di Pembibitan Sapi Perah
Boyolali yang menghasilkan sekitar (KUPS) dari pihak
22,7 ton daging. Demikian diuraikan perbankan.
Bupati Boyolali, Sri Moeljanto,
dalam sambutannya ketika menutup
Lomba dan Kontes Ternak nasional
2010 di Asrama Haji, Donohudan,
Boyolali, Kamis 22 Juli 2010.Dia
mengatakan dengan potensi
peternakan sapi tersebut, Boyolali
memiliki peran penting dalam
ketahanan pangan khususnya
daging.Boyolali memiliki peran
penting dalam ketahanan pangan
khususnya daging karena besarnya
sektor peternakan. Sekitar 256.560
jiwa atau sekitar 27,79 persen dari
seluruh penduduk yang hampir
mencapai 1 juta merupakan peternak
sapi. Bupati Moeljanto mengatakan,
peternakan di Boyolali turut
disokong dengan adanya pinjaman
pengembangan usaha seperti Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi
(KPPE) dan Kredit Usaha
Pembibitan Sapi Perah (KUPS) dari
pihak perbankan.Pada 2009, kredit
peternakan sapi di Boyolali
mencapai Rp 1, 4 Miliar.Dengan
besarnya pinjaman itu, tidak ada
kredit yang macet.Karena itu,
diberharapkan perbankan dapat terus
member kredit untuk peternakan di
Boyolali.
Memang, kabupaten Boyolali di para peternak sapi perah Hasil dan
benak masyarakat telah dikenal ini tidak mempunyai posisi Pembahasan
dengan peternakan sapi perahnya. tawar yang
Namun para peternak sapi perah ini menguntungkan untuk
tidak mempunyai posisi tawar yang menjual kepada pabrik
menguntungkan untuk menjual susu.kelompok ternak sapi
kepada pabrik susu. Dari potong ini berintegrasi
pengalaman ini di bagian wilayah dalam suatu asosiasi yang
Utara Boyolali sebagian dinamakan Asosiasi
masyarakatnya yang menjalankan Peternak Sapi Boyolali
ternak sapi jenis sapi potong PO, disingkat ASPIN untuk
Simental dan Limousin tidak mau mewujudkan masyarakat
permasalahan yang sama terjadi pada peternak sapi Boyolali
saudara mereka yang menjalankan yang berswasembada dan
ternak sapi perah. Maka kelompok lebih sejahtera pada tahun
ternak sapi potong ini berintegrasi 2018.
dalam suatu asosiasi yang
dinamakan Asosiasi Peternak Sapi
Boyolali disingkat ASPIN.Asosiasi
seperti ini mungkin yang pertama di
Indonesia terdapat kelompok ternak
yang membuat asosiasi.Asosiasi ini
yang beralamatkan di Desa
Pilangsari, Potronayan Nogosari
Boyolali mempunyai visi
mewujudkan masyarakat peternak
sapi Boyolali yang berswasembada
dan lebih sejahtera pada tahun 2018.
Melihat kekuatan para peternak sapi
potong ini, Bank Jateng telah
mengucurkan kreditnya melalui
KKPE sebesar 7,2 milyar rupiah.
Semua dilakukan secara mandiri
dengan menggunakan bisnis plan
yang telah dibuat dalam pengajuan
proposalnya.

Dari membaca MINIMAL 30 jurnal tersebut maka sudah terbentuk di pikiran kita kira-kira apa topik dan bagaimana jalan cerita penelitian yang akan
dilakukan.
Langkah pertama tentuk adalah menentukan RUMUSAN MASALAH seperti yang telah diterangkan di kuliah
Langkah kedua adalah menentukan Tujuah (memecahkan masalah)
Langkah ketiga adalah membuat hypothesis yang merupakan jawaban dari rumusan masalah kita.
Setelah terbentuk jalan cerita maka jalan cerita yang ada dipikiran kita itu di tuangkan dalam bentuk tulisan KERANGKA PIKIR seperti yang telah
diterangkan di kuliah
Dan Langkah terakhir adalah menuangkan kerangka pikir menjadi tulisan makalah seminar proposal (resmi seperti format FP dan penulisan daftar pustakan
secara otomatis seperti yang diterangkan di kuliah (dalam format word agar saya dapat memeriksa apakah sudah menggunakan metoda otomatis atau tidak).

Anda mungkin juga menyukai