Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

VEKTOR DAN GEOMETRI RUANG


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Matematika Fisika”
DOSEN PENGAMPU : Dr. NURDIN SIREGAR, M.Si
Dr. ENG JUBAIDAH, M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok : V (Lima)
Nama Mahasiswa : Ayu Angraini Tanjung (4202121005)
Imelda Cecilia Sitanggang (4203121059)
Nova Aulia Putri (4201121016)
Tara Amalya (4201121007)
Kelas : Pendidikan Fisika B 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata
kuliah Matematika Fisika. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Nurdin
Siregar, M.Si dan Ibu Dr. Eng Jubaidah, M.Si selaku Dosen mata kuliah Matematika Fisika
yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Vektor dan Geometri Ruang. Penyusun
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari
apa yang penyusun harapkan. Untuk itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 22 September 2021

Penyusun
Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3. Tujuan................................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1. Skalar dan Vektor ............................................................................................................... 2
2.1.1. Notasi Vektor ................................................................................................ 2
2.2. Aljabar Vektor ..................................................................................................................... 3
2.3. Vektor dan Sistem Koordinat ............................................................................................ 6
BAB III ............................................................................................................................... 12
PENUTUP .......................................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
3.2. Saran ................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bicara tentang vektor, ada baiknya jika mengetahui terlebih dahulu tekait definisi
dari vektor itu sendiri. Dalam fisika, vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematis, vektor adalahh anggota dari ruang vektor.
Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis
menyatakan besar vektor, sedangkan anak panah menyatakan arah vektor. Pada
dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-masing, baik fungsi
matematis maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali
dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah
fungsi vektor yang merupakan suatu medan vektor, yang dimana memiliki
hubungan dengan suatu vektorpada setiap titik di suatu daerah.
Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik, dimana
mereka menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari perihal
bidang pembelajaran seperti ini? Oleh karena itu, penyusun memutuskan untuk
membahas tentang Vektor dan Geometri Ruang dari segi matematiknya. Dimana
penyusun memberikan penjelasan yang sedemikan mungkin, agar dapat dipahami oleh
para pembaca, khususnya kalangan peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas penyusun dalam makalah ini yaitu:
1) Apa yang dimaksud dengan Skala dan Vektor ?
2) Apa yang dimaksud dengan Aljabar Vektor dan komponen yang terdapat dalam
Aljabar Vektor ?
3) Bagaimana Sistem dan Koordinat pada Vektor ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam rumusan masalah yang akan dikembangkan penyusun yaitu:
1) Untuk mengetahui definisi dari Skala dan Vektor.
2) Untuk mengetahui definisi dari Aljabar Vektor beserta komponennya.
3) Untuk mengetahui bagaimana Sistem dan Koordinat pada Vektor.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Skalar dan Vektor
Fenomena fisika suatu sistem fisis (sistem dengan obyek fisis) dapat dinyatakan
dengan menampilkan dalam suatu besaran-besaran fisis (beserta satuan yang
mengikuti tentunya). Besaran-besaran dapat diklasifikasikan kedalam besaran skalar
dan besaran vektor. Sebuah besaran fisis disebut skalar dilihat dengan ciri-cirinya
yaitu berupa sebuah angka atau nilai. Dimana, besaran skalar merupakan suatu
kuantitas yang mempunyai besaran tetapi tidak mempunyai arah. Suatu skalar
dikatakan juga sebagai bilangan nyata dan secara simbolik dapat ditulis dengan huruf
kecil. Sebagai contoh skalar yaitu besaran-besaran seperti massa, temperatur, muatan
listrik, rapat massa, energi, dan tekanan, serta masih banyak yang lain.
Sebaliknya, vektor tidak cukup dicirikan dengan nilainya saja, tetapi juga harus
diberikan arah besaran fisis tertuju. Atau dengan kata lain, vektor merupakan suatu
kuantitas atau besaran yang mempunyai besar dan arah yang ditunjukkan sebagai
potongan garis yang mempunyai arah. Besar atau kecilnya vektor ditentukan oleh
panjang atau pendeknya potongan garis. Sedangkan arah vektor ditunjukkan dengan
tanda anak panah. Adapun contoh besaran vektor yaitu gaya, pergeseran, kecepatan,
percepatan, dan momentum. Oleh karena itu, sebuah vektor harus dicirikan oleh
besar dan arahnya, maka operasi matematika yang melibatkan vektor-vektor tentu
saja lebih rumit dibanding operasi matematika pada skalar.
2.1.1. Notasi Vektor
Ada beberapa cara notasi untuk menyatakan sebuah vektor, yaitu:
(i) Vektor dituliskan dengan huruf tebal. Misalnya, gaya dengan notasi .
(ii) Vektor dituliskan dengan huruf bertanda bar dibawahnya, seperti .
(iii) Vektor dinotasikan dengan huruf dengan tanda anak panahnya diatasnya
.
(iv) Berkaitan dengan gerak benda dari suatu titik ke titik yang lain , yang
menghasilkan vektor pergeseran maka dapat dituliskan dengan
(v) Vektor dapat juga dituliskan seperti .
Kelima cara menotasikan dan menuliskan sebuah vektor ini adalah cara
yang sering digunakan dan semuanya dapat digunakan tergantung mana yang
lebih mudah dalam penulisan serta konsisten. Besar (magnitude) suatu vektor

2
kadang-kadang disebut panjang vektor, yang merupakan bilangan non-negatif
dan diperoleh dari harga mutlak vektor, yaitu:

Karena besar suatu vektor tidak lain adalah skalar, maka dapat dituliskan:

Contoh soal:
Diketahui koordinat titik adalah . Tuliskan dalam bentuk vektor
dan berapa besar vektornya ?
Jawab
Vektor
Maka, nilai (besar) vektor A adalah:

Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor.


1) Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai arah yang sama, seperti

2) Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika:


a) Kedua vektor mempunyai nilai yang sama, tetapi berlainan arah atau
berlawanan arah, seperti .
b) Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arahnya sama,
seperti .
c) Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang berbeda,
seperti .
Untuk lebih jelasnya, dapat melihat gambar dibawah ini:

2.2. Aljabar Vektor


Aljabar vektor merupakan suatu operasi pada dua atau lebih vektor yang
meliputi pertambahan, pengurangan, dan perkalian. Adapun operasi vektor dapat
dilakukan melalui komponen-komponen skalarnya.
1. Kesamaan Dua Vektor
Dua vektor dikatakan sama apabila panjang serta

3
arahnya sama.

2. Vektor Negatif
Vektor mempunyai ukuran sama dengan vektor tetapi arahnya
berlawanan. Jika vektor , maka . Vektor negatif sering
dikatakan sebagai vektor invers.

3. Perkalian Vektor dengan Skalar


Jika bilangan real yang positif, maka adalah vektor yang panjangnya
dan mempunyai arah yang sama dengan . Sedangkan adalah vektor yang
panjangnya tetapi arahnya berlawanan dengan .

4. Penjumlahan Vektor
Operasi penjumlahan (sering digunakan untuk mencari resultan vektor) untuk
vektor-vektor memiliki aturan-aturan penjumlahan yang berbeda. Dalam hal ini,
penjumlahan dua buah vektor sangat mudah digambarkan bila ditinjau vektor
pergeseran terlebih dahulu. Untuk dua buah garis yang mendefinisikan vektor
dan , maka pergeseran lurus dari titik ke melalui
menghasilkan: , yaitu pergeseran total yang merupakan vektor resultan
, yang secara geometri seperti berikut:

Gambar tersebut dikatakan sebagai aturan penjumlahan vektor atau aturan


penjumlahan segitiga dan hasil penjumlahan yang merupakan vektor
tunggal yang disebut resultan dari dan .
4
a) Aturan Segitiga atau Aturan Penjumlahan Vektor
Perhatikan gambar disamping.

Jika dan mewakili dan , maka dikatakan sebagai


penjumlahan vektor .
b) Aturan Jajaran Genjang
aturan jajaran-genjang (parallelogram) dapat digunakan apabila penjumlahan
vektor dilakukan oleh titik asal yang sama. Contoh, dan mewakili
vektor , sedangkan dan mewakili vektor . Maka, atau
.

Dengan aturan jajaran-genjang atau aturan segitiga, arah dan besaran


vektor resultan dapat ditentukan dengan menggunakan teorema phytagoras dan
trigonometri. Dalam hal ini besar vektor resultan dapat kita buktikan bahwa
.
c) Aturan Polygon
Penjumlahan tiga vektor atau lebih dapat dilakukan dengan menggunakan
aturan poligon. Aturan poligon biasanya berlaku bagi vektor-vektor yang
koplanar (sebidang) ataupun tidak, hanya untuk poligon tiga dimensi yang sulit
untuk digambar jika vektor-vektor tidak koplanar.

5
5. Selisih Dua Vektor atau Pengurangan Vektor
Selisih dua arah vektor dan , dinyatakan sebagai , dapat dipandang
sebagai penjumlahan vektor dengan invers vektor yaitu vektor .
Misalkan, maka . Secara diagram, selisih dua vektor
dapat dilihat seperti gambar berikut:

Penjumlahan (pengurangan) vektor juga memenuhi aturan-aturan (hukum)


aljabar sebagai berikut (contoh vektor sembarang

aturan komutatif penjumlahan

aturan asosiatif penjumlahan

aturan distributif

aturan distributif
6. Vektor Nol
Jika vektor , maka . disebut sebagai vektor nol. Vektor nol
tidak mempunyai besar dan arahnya tak tentu.
Dalam aljabar vektor, misalkan vektor dan vektor
, maka berlaku aturan:
a) jika dan hanya jika dan .
b) untuk suatu skalar.
c) .

d) .

e) , jika atau atau tegak lurus dengan .


f) .
g)

h) .

i)

6
j) .
2.3. Vektor dan Sistem Koordinat
Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya. Dalam
aplikasinya vektor selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vektor
didalam ruang dapat digunakan bantuan sistem koordinat untuk menjelaskan besar
dan arah vektor. Adapun sistem koordinat yang umum digunakan adalah koordinat
cartesius, koordinat silinder, dan koordinat bola.
a. Koordinat Cartesius
Koordinat kartesius digunakan untuk menyatakan suatu benda yang memiliki
bentuk siku seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku. Bentuk-
bentuk siku akan mudah digambarkan dalam koordinat kartesius baik 2 dimensi
maupun 3 dimensi.
Pada sistem koordinat cartesius, suatu vektor tidak tergantung titik pangkal
dari vektor tersebut. Atau dengan kata lain, pada sistem koordinat kartesian,
vektor adalah independen dengan titik pangkalnya. Dalam koordinat kartesius 2
dimensi terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu horizontal (mendatar) yaitu sumbu x dan
sumbu tegak (vertical) yaitu sumbu y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

 Koordinat kartesius 2 dimensi, digunakan untuk menggambarkan objek 1


dimensi dan 2 dimensi. Contoh objek satu dimensi yaitu garis baik garis lurus
maupun garis lengkung. Sedangkan contoh objek 2 dimensi yaitu bidang datar.
 Koordinat Kartesius 3 Dimensi, digunakan untuk menggambarkan suatu objek
baik 1 dimensi, 2 dimensi maupun 3 dimensi. Koordinat kartesius 3 dimensi
mempunyai 3 sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Untuk lebih jelasnya
silahkan perhatikan gambar berikut :

7
Sudut yang dibentuk antar sumbu koordinat adalah 90º atau dengan kata
lain sumbu x tegak lurus dengan sumbu y dan sumbu z, demikian juga sumbu y
tegak lurus dengan sumbu x dan z dan juga sumbu z tegak lurus dengan sumbu
x dan sumbu y.
b. Koordinat silindris
Tidak semua benda mempunyai bentuk siku-siku seperti balok, kubus, bujur
sangkar, dan bentuk-bentuk siku lainnya. Benda-benda seperti tabung, botol, pipa,
tempat sampah, kerucut memiliki bentuk lingkaran dengan simetri yang khas.
Bentuk-bentuk seperti ini akan susah untuk digambarkan pada koordinat kartesius
karena simetri lingkaran sulit untuk digambarkan. Atas dasar inilah muncullah ide
untuk mengembangkan system koordinat untuk benda-benda seperti ini yaitu
dengan membuat koordinat silinder. Koordinat silinder terdiri dari 3 sumbu
koordinat yaitu koordinat r .

Konversi dari koordinat silinder ke koodinat cartesius adalah sebagai berikut:

Konversi koordinat kartesius ke silinder adalah sebagai berikut:

8
c. Koordinat bola
Koordinat bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mempunyai
bentuk simetri bola. Sebagai contoh adalah bumi yang kita tempati. Posisi atau
kedudukan objek-objek yang berada dibumi akan sulit dijelaskan dengan
koordinat kartesius maupun tabung karena bentuk bumi yang bundar. Oleh karena
itu digunakan system koordinat bola agar mudah dibayangkan. Untuk menyatakan
besaran vektor, koordinat bola menggunakan 3 sumbu koordinat yaitu
.

Vektor pada koordinat bola dapat dinyatakan dengan:

Konversi koordinat bola ke koordinat kartesian yaitu:

Maka,

Koordinat bola ini akan sangat berguna dalam membahas gerak dalam tiga
dimensi.

9
Contoh Soal
1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat kartesius. Ubah dan
Nyatakan letak titik P dalam koordinat silinder.
Jawab
Koordinat kartesius dan koordinat silinder dinyatakan dalam hubungan

Sehingga:

Jadi koordinat silinder dari (3,3,5) adalah .

2. menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat silinder.

Ubah dan Nyatakan letak titik Q dalam koordinat kartesius.


Jawab
Koordinat kartesius dan koordinat silinder dinyatakan dalam hubungan

Sehingga :

Jadi koordinat kartesius adalah .

3. menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan

nyatakan letak titik W dalam koordinat kartesius dan koordinat silinder.


Jawab:
Koordinat kartesius, koordinat silinder dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

10
Sehingga dari titik diketahui

Dan diperoleh:

Atau

Jadi koordinat kartesius adalah , dan koordinat silinder

adalah .

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Besaran-besaran dapat diklasifikasikan kedalam besaran skalar dan besaran
vektor. Dimana, besaran skalar merupakan suatu kuantitas yang mempunyai besaran
tetapi tidak mempunyai arah. Sedangkan besaran vektor merupakan suatu kuantitas
atau besaran yang mempunyai besar dan arah yang ditunjukkan sebagai potongan
garis yang mempunyai arah.
Adapun contoh besaran vektor yaitu gaya, pergeseran, kecepatan, percepatan,
dan momentum. Oleh karena itu, sebuah vektor harus dicirikan oleh besar dan
arahnya, maka operasi matematika yang melibatkan vektor-vektor tentu saja lebih
rumit dibanding operasi matematika pada skalar. Ada lima cara menotasikan dan
menuliskan sebuah vektor yang sering digunakan dan semuanya dapat digunakan
tergantung mana yang lebih mudah dalam penulisan serta konsisten.
Aljabar vektor merupakan suatu operasi pada dua atau lebih vektor yang
meliputi pertambahan, pengurangan, dan perkalian. Dalam aplikasinya vektor selalu
menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vektor didalam ruang dapat
digunakan bantuan sistem koordinat untuk menjelaskan besar dan arah vektor.
Sistem koordinat yang umum digunakan adalah koordinat cartesius, koordinat
silinder, dan koordinat bola.
3.2. Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan, terutama tentang materi Vektor dan Geometri Ruang. Dan
penyusun mengharapkan adanya kritik dari para pembaca untuk bisa membuat
makalah ini menjadi makalah yang lebih kompleks.

12
DAFTAR PUSTAKA
Arkundato, A. Modul 1; Vektor dan Penggunaan Vektor. Bandung.
Arsyad, Muhammad. 2010. Matematika Untuk Fisika. Bogor; IPB Press.
Fanami, Z. (2014, 05 1). Vektor dan Sistem Koordinat Cartesian.
Akses_(download)_https://zenosoft.wordpress.com/2014/05/01/vektor-dan-sistem-
koordinat-cartesian
Kanginan, M. 2007. Matematika Integral. Bandung: PT Grafindi Media Pratama.
Pendidikan Vektor . Staff UNY.
Akses_(download)_http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808335/pendidikan/VEKTOR
.pdf
Surawan, Tri. Besaran Vektor. Gunadarma.
Akses_(download)_http://tri_surawan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40457/B
AB2_VEKTOR_A4.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai