Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GERAK HARMONIK PADA OSILATOR

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MEKANIKA

Dosen Pengampu :

Prof.Dr.Nurdin Bukit M.Si

Irham Ramadhani. S.Pd, M.Pd

OLEH :

Nama mahasiswa: : Abdul Rafid Fakhrun Gani (4201121007)

Cindy Renika Manalu (4203321010)

Elia Sri Suryani (4203321012)

Kelompok : 5 ( lima )

Kelas : PSPF 2020 B

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penyusun, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup untuk menyusun makalah dengan baik.

Penyusun juga berterima kasih pada Bapak Irham Ramadhani. S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata
kuliah Mekanika yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun. Adapun tujuan
penyusun dalam menyusun makalah yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mekanika, dan juga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi, serta dapat
diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran.

Makalah ini disusun oleh penyusun dari berbagai bahan referensi jurnal dan buku yang
berhubungan dengan judul makalah yang sebelumnya telah diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Mekanika. Penyusun berusaha se-objektif mungkin dalam menyusun makalah
yang sederhana ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Segala kritik konstruktif dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Medan, 07 september 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap gerak yang beulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. seperti yang kita lihat nanti, Pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dapat
dinyatakan dalam fungsi sinus dan cosinus. karena pernyataan yang memuat fungsi ini diberi
istilah Harmoni maka gerak periodik sering juga disebut gerak harmonik.

Banyak benda berotasi yang gerak bolak-balik nya tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya. Gerak semacam ini kita sebut gerak harmonik
teredam. Walaupun pada Kebanyakan benda kita tidak dapat menghalangi gaya gesekan, kita
selalu dapat meniadakan efek harga mainnya dengan menambahkan tenaga ke dalam sistem
yang berosilasi untuk mengisi kembali tenaga yang terdisipasi oleh gesekan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari osilasi dan osilator harmonik?
2. Apa yang dimaksud dengan osilator linier dan non linear?
3. Apa itu osilator harmonic sederhana?
4. Apa yang dimaksud Energi osilator harmonic sederhana?
5. Apa yang di maksud osilator teredam dan faktor kualitas?
6. Apa yang dimaksud dengan osilator redaman dipaksa dan resonasi amplitude serta
energi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari osilasi dan osilator harmoniki.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan osilator linier dan non linear.
2 Untuk mengetahui apa itu osilator harmonic sederhana.
3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud Energi osilator harmonic sederhana.
4 Untuk mengetahui apa yang di maksud osilator teredam dan faktor kualitas.
5 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan osilator redaman dipaksa dan resonasi
amplitude serta energi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Osilasi
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. 
seperti yang kita lihat nanti, Pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dapat
dinyatakan dalam fungsi sinus dan cosinus.  karena pernyataan yang memuat fungsi ini diberi
istilah Harmoni maka gerak periodik sering juga disebut gerak harmonik.
Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang
sama, geraknya disebut dengan  gerak osilasi  atau gerak vibrasi. bumi penuh dengan gerak
osilasi misalnya  osilasi roda keseimbangan arloji dawai bola, massa yang diikatkan pada
pegas, atom dalam molekul atau   dalam kisi zat padat, molekul udara ketika ada gelombang
bunyi dan sebagainya.
Banyak benda berotasi yang gerak bolak-balik nya tidak tepat  sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya. Dawai  biola akhirnya berhenti bergetar dan bandul
akhirnya berhenti berayun. Gerak  semacam ini kita sebut gerak harmonik teredam.
Walaupun  pada Kebanyakan benda kita tidak dapat menghalangi gaya gesekan,  kita selalu
dapat meniadakan efek harga mainnya dengan menambahkan tenaga ke dalam sistem yang
berosilasi untuk mengisi kembali tenaga yang terdisipasi oleh gesekan. Pegas  utama dalam
arloji dan beban yang berat pada bandul jam memberikan tenaga eksternal untuk Maksud di
atas, sehingga sistem yang berosilasi, yaitu roda keseimbangan atau bandul seolah-olah
bergerak tanpa  redaman.
Periode suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu 
lintasan  lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran frekuensi gerak f
adalah banyak getaran atau putaran tiap satuan waktu. Jadi  frekuensi adalah kebalikan dari
pada periode, yaitu :
1 1
f = ∧T =
T f
Dengan :
f = frekuensi osilasi (hz)
T = periode osilasi (s)

Satuan SI untuk frekuensi adalah dataran atau Herz (Hz). Posisi  pada saat tidak
gambar ilustrasi disebut dengan posisi  seimbang. Simpangan (pergeseran),   linier atau sudut
Dut, adalah cara, linier atau gerak partikel yang berosilasi dari  pada posisi seimbang nya
pada sembarang saat.

2.2. Osilator Linier dan Non Linier


Pertimbangkan sebuah partikel bermassa m yang bergerak dalam medan gaya
konservatif sewenang-wenang di mana energi potensial V(x) partikel sebagai fungsi
perpindahannya diwakili oleh kurva berat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.l. Untuk
medan gaya konservatif, energi total E partikel adalah
E=K +V ( x) = konstan

Jika turunan pertama dari x adalah kecepatan


dari pertikel, maka :

2
Gambar 2.1
1
E= m x 2+ V ( x)
2
Dengan memindahkan x ke ruas kiri maka:

dx 2
ẋ=
dt


m
[ E−v (x )]

Jika E=Eo seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1, maka Eo - V(x) = 0 dan ẋ = 0; itu
adalah. partikel tetap diam dalam keseimbangan yang stabil. di X = X o. Mari kita perhatikan
kasus di mana energi partikel E1 sedikit lebih besar dari Eo untuk x < x1 dan x > x2, x akan
imajiner; maka partikel tidak bisa eksis di daerah ini. Jadi partikel dengan energi E 1 dibatasi
untuk bergerak di dalam sumur potensial atau lembah) antara x1 dan x2. Partikel yang
bergerak ke kanan dipantulkan kembali ketika mencapai x1. dan ketika bergerak ke kiri
dipantulkan lagi di x1. Titik x1 dan x2 disebut titik balik. dan kecepatan partikel pada titik-titik
ini adalah nol.
x2
m dx

t 2−t 1= ∫
2 x1 √ E−v ( x)

Dengan waktu periode T maka diberikan :


x2
dx
T =2(t 2−t 1)= √ 2 m ∫
x 1 √ E−v ( x )

Misalkan sebuah partikel berosilasi pada titik kesetimbangan x 0, dimana potensi


minimum adalah V ( x 0 ) pada x=x 0 maka fungsi potensial dapat dituliskan sebagai :
1 1
V ( x ' ) = k x ' 2+ ∈ x'4 + …
2 4

2.2.1. Osilator linier


Dalam pembahasan pertama, kita dapat mengabaikan keseluruhan persamaan kecuali
pada persamaan :
1
V ( x ) = k x2
2

F ( x )=−kx

Maka :
d2 V
k= ( )
dx 2 x− x0
( dFdx )
=−
x−x 0

Turunan kedua dari C terhadap X itu selalu positif maka nilai k selalu positif juga.
Maka oleh sebab itu untuk gaya F(x) = -kx selalu mengarah ke pusat dan berbanding lurus
dengan x. Gaya seperti itu disebut gaya pemulih potensial yang sesuai dengan gaya seperti itu
1 2
adalah parabola seperti  pada rumus V ( x )= k x seperti yang ditunjukkan oleh kurva putus-
2
putus untuk nilai k yang berbeda. gaya linier yang sesuai ditunjukkan oleh garis putus-putus.

3
2.2.2. Osilator non linier

Berbagai bentuk gaya dan potensial yang diilustrasikan untuk sistem dengan
perpindahan yang besar (sehingga tidak ada lagi linear). Untuk sistem non linear,yaitu:
F ( x )=−kx−∈ x 3

Kita harus ingat ∈ yang merupakan jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan
k,namun besarnya dan tanda mempengaruhi hubungan linear –kx, gaya yang dihasilkan F(x).

2.3. Osilator Harmonik Sederhana

Osilator harmonik linear atau sederhana pada umumnya terdiri dari sebuah benda
bermassa M terikat dengan pegas yang memiliki konstanta k.  Gerak  sembarang sistem
bermassa M yang dikenai oleh gaya F = -kx  akan ditentukan oleh persamaan :
d2 x k
+ x=0 (1)
dt 2 m
Sistem semi masa berosilasi dalam satu dimensi sepanjang sumbu x pada permukaan
horizontal tanpa gesekan. Sistem  ini memenuhi hukum Hooke, maka sistem linier  mengukur
1 2
perpindahan X dari posisi kesetimbangan energi potensial V(x)  adalah V ( x )= k x  
2
sementara gaya pemulih F(x) adalah F(x) = -kx.
Persamaan 1 adalah persamaan diferensial. Persamaan  ini memberikan hubungan
antara fungsi   waktu x(t)  dan turunan keduanya terhadap waktu, d2x/dt2.  itu untuk
menentukan posisi partikel sebagai fungsi waktu, kita harus mencari fungsi x yang memenuhi
persamaan tersebut.

d 2 x −k
= x (2)
dt 2 m

Paradigma dari osilator harmonik klasik adalah sebuah benda dengan massa m, yang
dipaksa untuk bergetar dengan gaya F dan kontanta k. Gerakannya diatur oleh hukum Hooke:

d2 x
F−kx=m
dt 2
Tentunya dengan mengabaikan gaya friksi) dan solusi umumnya adalah
x ( t )= Asinωt + Bcosωt

Di mana

k 2π m
ω=
m
dengan T =
ω
maka T =2 π
k √
4
Yang merupakan frekuensi (anguler) osilasi. Energi potensialnya adalah
1
V ( x ) = k x2
2
Merupakan bentuk kurva parabola.
Namun pada kasus osilator ini memiliki kekurangan. Jika kita membentangkan pegas
terlalu panjang maka hal yang kemungkinan terjadi adalah pegas tersebut akan berhenti
beroperasi karena telah mencapai ambang batas. elastisitasnya dan juga hukum tidak akan
berlaku untuk kasus tersebut. Tapi praktisnya potensial dapat didekati dengan fungsi
parabola, di dalam titik Tetangga dari titik minimum. Formalnya, jika kita mengekspansi
V(x) ke dalam deret Taylor di sekitar titik minimum, maka. 
1
V ( x )=V ( X 0 ) +V ' ( X 0 )( X −X 0 ) + Vn ( X 0 ) ( X −X 0)2+ …
2
Jika persamaan tersebut dibagi oleh V(x0) maka persamaan juga dapat di tambah dengan
konstanta sembarang pada V(x) selama tidak merubah gaya, misalkan
1
V ( x )= Vn ( X 0 )( X− X 0)2 yang menggambarkan gerak oslilasi selaras sederhana (di sekitar
2
x
titik 0), dengan konstanta pegas efetif k =V ' '( x 0 ) Inilah kenapa oslilator selaras sederhana
menjadi sangat penting dalam mekanika kuantum, secara kasat mata gerak osilator adalah
selaras sederhana selama nilai amplitudonya kecil.

2.4. Energi Osilator Harmonik Sederhana

Gerak harmonik sederhana tanpa adanya gaya disipatif yang bekerja, tenaga mekanik
total E=K+U  adalah kekal ( tetap konstan). Sekarang kita dapat mempelajari hal ini dengan
lebih mendalam, khususnya untuk gerak harmonik sederhana yang simpangannya diberikan
oleh : 

X =A cos( ωt+ φ)

Energi potensial U pada setiap saat diberikan :

1
U = k x2
2

1
U = k A 2 cos 2 ( ωt+ φ )
2
1 2
Energi potensialnya memiliki nilai maksimum k A . Selama geraknya, energi potensial
2
berubah-ubah diantara harga nol dan harga maksimum.
1
Energi kinetik a pada setiap saat adalah m v 2. Dengan menggunakan hubungan :
2

5
dx
v= =−ωA sin ( ωt+ φ )
dt
k
ω 2=
m
Maka kita peroleh:
1
k = m v2
2
1
k = mω 2 sin 2 ( ωt +φ )
2
1
k = k A 2 sin 2 ( ωt+ φ )
2

1 2
Jadi energi kinetik juga mempunyai harga maksimum k = k A , sesuai dengan laju
2
maksimum ωA yang kita peroleh dimuka selama geraknya energi kinetik berubah buah
diantara harga nol dan harga maksimum.

Gambar 2.1. Sistem pegas bermassa sederhana untuk partikel

Persamaan yang digunakan untuk merepresentasikan gerak harmonik sederhana


adalah :

k
=ω2
Jika rasio dari m maka persamaan (2.1) berubah menjadi

Solusi dari persamaan orde dua diatas dapat di tuliskan dalam bentuk

Dengan frekuensi osilator harmonik.

6
1 k
f=
2π √ m

2.5. Osilator teredam serta faktor  kualitas

Gaya teredam pada umumnya dipengaruhi oleh gaya gesekan.

𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘𝑎𝑛 = 𝑏v
Dengan :
F = gaya gesek
b = tetapan redaman
v = kecepatan

Untuk gerak pada sebelumnya maka


d2 x dx
∑ F=ma=−kx−bv atau m 2
+ b +kx=0
dt dt
Amplitude menurun secara eksponensial, sehingga
A ( t )= Ao e−αt dan x ( t )=A ( t ) cos (ωt +θ)
Bentuk umum gerak teredam
x ( t )= Xo e−αt
Derivatif pertama dan kedua:
d ( x )2 t
2
=a 2 xo e αt =ax (t)
dt
Sehingga bentuk persamaan gerak teredam adalah
𝑚𝛼 2𝑥 = 𝑏𝛼𝑥 + 𝑘𝑥 = 0
Dengan menghilangkan faktor x, akan diperoleh:
𝑚𝛼 = 𝑏𝛼 + 𝑘 = 0
Penyelesaian akar persamaan di atas adalah:
−b ± √ b2−4 mk
α=
2m
Untuk melihat karakteristik gerak teredam kita akan mengambil nilai:
D= √b 2−4 mk

Jika nilai D > 0 maka nilai termasuk kedalam redaman kuat. Pada keadaan ini, gerak
teredam mempunyai dua akar persamaan karakteristik α = α1 ≠ α2 bernilai riil dan
berbeda, dan disebut sebagai keadaan teredam kuat. Solusi umum persamaan ini adalah:
x ( t )= A e−α 1 t + B e−α 2t

Jika nilai D = 0 maka nilai termasuk kedalam teredam kritis Keadaan ini memiliki
banyak manfaat untuk aplikasi dan rekayasa, contohnya untuk kepentingan perancangan
komponen peredam (shock absorber) pada kendaraan bermotor. Bentuk penyelesaian:

7
x ( t )=e−αt A +B (t)

Faktor kualitas

Faktor kualitas atau faktor Q adalah parameter tak berdimensi yang menggambarkan
seberapa kekurangan osilator atau resonator . Ini didefinisikan sebagai rasio energi puncak
yang disimpan dalam resonator dalam siklus osilasi dengan energi yang hilang per radian
siklus. Peredaman dari osilator yang teredam sedikit biasanya dinyatakan dengan suatu
besaran tak berdimensi Q yang disebut sebagai faktor kualitas atau faktor Q dengan
perumusan :

2 πE
Q=
∆E

Dengan:

E = Energi Total

|ΔE| = Energi yang hilang dalam periode waktu

2.6. Osilator redaman dipaksa  dan resonansi amplitudo serta energi

Secara umum, frekuensi w dari gaya pendorong


adalah variabel, sedangkan frekuensi alami w0 dari
osilator ditentukan oleh nilai-nilai k dan m. Hukum kedua
Newton dalam situasi ini memberikan:
2
∑ F=ma x → Fo=sin ωt −b dd tx2
Setelah gaya pendorong pada objek awalnya diam
mulai bertindak, amplitudo osilasi akan meningkat. Setelah
jangka waktu yang cukup lama, ketika input energi per
siklus dari gaya pendorong sama dengan jumlah energi
mekanik yang ditransformasikan ke energi internal untuk
setiap siklus, kondisi tunak tercapai di mana osilasi
melanjutkan dengan amplitudo konstan. Dalam situasi ini,
solusi dari Persamaan tersebut adalah:

x= A cos (ωt + f )

8
Untuk redaman kecil, amplitudo besar ketika frekuensi gaya pendorong dekat
frekuensi osilasi alami, atau saat w < w0

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Osilator harmonik adalah sistem yang, ketika dipindahkan dari posisi
kesetimbangannya, mengalami gaya pemulih F sebanding dengan perpindahan x. Osilator
harmonik linear atau sederhana pada umumnya terdiri dari sebuah benda bermassa M terikat
dengan pegas yang memiliki konstanta k.  Gerak  sembarang sistem bermassa M yang
dikenai oleh gaya F = -kx. Gerak harmonik sederhana tanpa adanya gaya disipatif yang
bekerja, tenaga mekanik total E=K+U  adalah kekal ( tetap konstan). Energi potensialnya
1 2
memiliki nilai maksimum k A . Selama geraknya, energi potensial berubah-ubah diantara
2
harga nol dan harga maksimum.
Faktor kualitas atau faktor Q adalah parameter tak berdimensi yang menggambarkan
seberapa kekurangan osilator atau resonator . Ini didefinisikan sebagai rasio energi puncak
yang disimpan dalam resonator dalam siklus osilasi dengan energi yang hilang per radian
siklus. Peredaman dari osilator yang teredam sedikit biasanya dinyatakan dengan suatu
besaran tak berdimensi Q yang disebut sebagai faktor kualitas atau faktor Q.

3.2. Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dari materi ini. Dan penyusun mengharapkan adanya kritik dari para
pembaca untuk bisa membuat makalah ini menjadi makalah yang lebih kompleks.

10
DAFTAR PUSTAKA

Atam, P . Arya .1990. Introduction to Classical Mechanics. New jersey: Prentice Hall

Halliday, D & Resnick, R., 1978. FISIKA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai