Abstrak
Kesadaran akan masalah pencemaran dalam dasawarsa terakhir ini, menyebabkan beberapa
negara membatasi penggunaan senyawa timbal dalam bensin. Suatu percobaan telah dilakukan
untuk mengevaluasi aditif MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl) guna
dibandingkan mutunya dengan TEL (Tetra Ethyl Lead) yang sejak lebih dari 70 tahun yang lalu
telah digunakan. Percobaan ini dilakukan bersama-sama dengan tim teknisi dari Ethyl
Corporation yang memproduksi MMT dimaksud. Hasil percobaan membuktikan, penggunaan
MMT dosis 9 ~ 36 mgram Mn/liter dari basis angka oktana komponen bensin sebesar 77.3 dan
82.5 RON, kenaikan angka oktana hanya berkisar antara 1.7 ~ 4.1 RON. Angka oktana
tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan TEL dengan dosis relatif
kecil yaitu 0.08 ~ 0.28 mgram Pb/liter, namun mampu meningkatkan angka oktana (actane
gain) berkisar antara 2.8 ~ 7.9 RON terhadap sampel uji yang sama.
Abstract
4
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
MMT sebagai aditif peningkat angka oktan pada catalytic converters yang dipasang
berbagai jenis bensin, telah diperkenalkan pada mobil serta relatif lebih aman terhadap
dan dikembangkan oleh Ethyl Corporation kesehatan. Berdasarkan pengalaman
sejak tahun 1961. Dibandingkan dengan dilapangan, dosis MMT berkisar antara 9 ~
TEL, bahan ini memiliki beberapa 36 mgram Mn/liter, dapat meningkatkan
keunggulan diantaranya : dapat mengurangi angka oktan bensin berkisar antara 2 ~ 4
emisi gas nitrogen oksida (NOx) dan karbon RON. Dengan menggunakan MMT,
monoksida (CO), tidak meracuni katalis kenaikan angka oktan (octane gain) dapat
5
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
6
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
perengkahan fraksi-fraksi berat (yang oktana suatu sampel lebih kecil dari 100,
mengandung atom karbon lebih banyak) diukur dengan mesin CFR (Cooperative
menjadi fraksi bensin dengan jumlah atom Fuel Research) jenis F1 metode ASTM D-
karbon 4 sampai 12 seperti disebutkan 2699 atau untuk angka oktana lebih besar
diatas. dari 100 dengan mesin CFR jenis F2 metode
Akan tetapi proses perengkahan ini ASTM D-2700. Metode riset (F1)
menghasilkan hidrokarbon tidak jenuh, mengukur angka oktana bensin pada
yaitu olefin. Olefin tersebut walaupun keadaan operasi sedang yang
mempunyai angka oktana relatif tinggi, menggambarkan kecenderungan bensin
namun tidak stabil dan cenderung mengalami ketukan (knock) pada kecepatan
membentuk getah-getah yang tidak biasa. Metode motor (F2) mengukur angka
dikehendaki. Hidrokarbon yang terbanyak oktana pada kondisi operasi yang lebih
terdapat dalam bensin hasil distilasi berat yang menggambarkan kecenderungan
langsung minyak bumi, seperti disebutkan bensin akan mengalami ketukan pada tugas
diatas adalah hidrokarbon jenuh rantai lurus berat seperti mendaki tanjakan atau
yang relatif mempunyai angka oktana kecepatan tinggi.
rendah dibandingkan dengan hidrokarbon Mesin CFR mulai dikembangkan pada
jenis lain. Bensin siap pakai diramu dari tahun 1930 oleh pabrik pembuatnya
berbagai komponen untuk mendapatkan Waukesa di Amerika serikat. Pada
sifat-sifat yang memenuhi spesifikasi, prinsipnya mesin CFR sama dengan mesin
antara lain angka oktana, ASTM distilasi, kendaraan umum 4 langkah biasa, namun
tekanan uap dan lain-lain (Gruse, 1960). perbandingan kompresinya dapat diatur
sesuai dengan tinggi rendahnya perkiraan
3. Angka Oktana angka oktana dari suatu sampel yang
Angka oktana (octane number) adalah sedang dianalisa. Mesin CFR dilengkapi
suatu bilangan yang menyatakan mutu dengan ignation coil, detonation meter,
pembakaran (ignition quality) dari suatu knock meter, pengatur perbandingan
bahan bakar untuk mesin kendaraan dengan kompresi serta berbagai komponen
sistem penyalaan busi (spark ignition elektronik. Sinyal detonasi yang ditangkap
engine). Angka oktana dinyatakan sebagai oleh pickup yang berada diatas ruang bakar,
persentase iso oktan dalam campuran antara melalui amplifier diteruskan kealat
iso oktana dan normal heptana, yang dalam pengukur ketukan atau knock meter.
kondisi pemeriksaan memberikan intensitas Kondisi operasi mesin CFR jenis F1 dan F2
ketukan (knock intensity) yang sama dengan seperti suhu crankcase, pendingin mesin,
sampel yang sedang diperiksa. Iso oktana kelembaban udara serta perbandingan udara
dan normal heptana disebut sebagai bahan dan bahan bakar adalah sama. Perbedaan
bakar pembanding utama (primary yang mencolok adalah suhu udara masuk
reference fuels). Berdasarkan kesepakatan dan derajat penyalaan busi sebelum piston
internasional, maka untuk iso oktana atau mencapai titik mati atas serta putaran
yang lazim disebut 2,2,4 trimetil pentane mesin. Kondisi operasi mesin CFR jenis F1
memiliki nilai oktana 100 sedangkan untuk dan F2 selengkapnya disajikan pada tabel 3
normal heptana diberi nilai nol. Jika angka (Anonim, 1993).
Tabel 3. Kondisi operasi mesin CFR jenis F1 dan F2
No. Parameter CFR F1 CFR F2
1 Engine speed, rpm 600 ± 6 900 ± 6
2 Crankcase oil temperatures, °C 135 ± 15 135 ± 15
3 Coolant temperature, °F 212 ± 3 212 ± 3
4 Air intake humidity, grains/lb dry air 25 ~ 50 25 ~ 50
5 Air intake temperatur, °F 125 ± 2 100 ± 5
6 Mixture tempature, °F - 300 ± 2
7 Spark advence °btdc 13 Varies
8 Fuel air ratio Ajusted for maximum knock
7
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
8
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
9
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
10
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
pada butir “e” dan butir “g”, yaitu bahan Pertamina RU-III sebanyak 67 % volume
bakar pembanding pertama dan kedua. dan 33 % volume Cat Naphtha (HOMC)
Hal ini disesuaikan dengan tinggi yang merupakan produk dari unit
rendahnya perkiraan angka oktana dari perengkahan katalitik atau RFCCU.
sampel yang sedang diperiksa. Sementara bensin-2 diramu dari bahan yang
sama namun komposisi masing-masing
IV. Hasil dan Pembahasan bensin dasar berbeda yang berjumlah 50 %
1. Bensin-1 dan bensin-2 volume dan 50 % volume Cat Naphtha.
Bensin-1 dan bensin-2 adalah Jenis dan komposisi kedua komponen
bensin komponen yang dipersiapkan untuk bensin dimaksud, selengkapnya disajikan
memproduksi bensin jenis premium. pada tabel 5, sementara tabel-6 adalah dosis
Bensin-1 diramu dari 9 jenis bensin dasar dan perbandingan angka oktana
yang diambil langsung dari beberapa crude menggunakan MMT dan TEL.
distiller unit yang berada dilingkungan
Bensin-1, tanpa penambahan aditif apapun antara 1.7 ~ 4.1 RON saja. Dari basis
mempunyai angka oktana dasar 77.3 RON, sampel yang sama, jika dibandingkan
setelah ditambah dengan MMT 9 mgram dengan penambahan TEL konsentrasi 0.08
Mn/liter angka oktana yang diperoleh 79.0 mgram Pb/liter angka oktana yang
RON. Pada penambahan 36 mgram diperoleh sebesar 80.1 RON untuk bensin-1
Mn/liter yang merupakan konsentrasi dan 85.3 RON untuk bensin-2 atau octane
maksimum, hanya mampu meningkatkan gain masing-masing sebesar 2.8 RON. Pada
angka oktana menjadi 81.2 RON, artinya penambahan 0.28 mgram Pb/liter mampu
octane gain hanya sebesar 3.9 RON. meningkatkan angka oktana menjadi 85.2
Sementara untuk bensin-2, dengan basis RON untuk bensin-1 dan 90.2 RON untuk
angka oktana 82.5 RON, pada penambahan bensin-2 atau menghasilkan actane gain
maksimum konsentrasi hanya mampu berkisar antara 2.8 ~ 7.9 RON. Informasi
menaikkan angka oktana menjadi 86.6 yang berkaitan dengan dosis penambahan
RON. Dengan demikian bensin-1 dan aditif MMT dan TEL serta perbandingan
bensin-2 pada penambahan maksimum kenaikan angka oktana yang diperoleh,
konsentrasi hanya mampu meningkatkan selengkapnya disajikan pada tabel-6,
angka oktana atau octane gain berkisar gambar-2 dan gambar-3.
11
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
12
Corresponding Author : maya@pap.ac.id
Jurnal Teknik Patra Akademika
Bensin-3 yang merupakan campuran 2. Dari basis sampel yang sama, jika
antara 30 %volume LOMC dengan 70 dibandingkan dengan penambahan TEL
%volume HOMC angka oktana dasar dengan konsentrasi yang relatif kecil
sebesar 87.7 RON. Pada penambahan MMT yaitu 0.08 ~ 0.28 mgram Pb/liter, namun
konsentrasi 9 mgram Mn/liter, kenaikan mampu meningkatkan angka oktana
angka oktana sebesar 1.9 RON, sedangkan berkisar antara 2.8 ~ 7.9 RON. Dengan
pada penambahan maksimum konsentrasi kata lain, peluang MMT sangat kecil
yaitu 36 mgram Mn/liter hanya mampu sebagai aditif alternatif.
meningkatkan angka oktana hingga 91.1 3. Bensin-3, bensin-4 dan bensin-5 yang
RON. Sementara bensin-4 yang merupakan mempunyai angka oktana dasar masing-
campuran antara 27 %volume LOMC masing sebesar 87.7, 88.1 dan 88.5
dengan 73 %volume HOMC angka oktana RON, pada penambahan MMT hingga
dasar sebesar 88.1 RON. Pada penambahan maksimum konsentrasi, hanya mampu
9 mgram Mn/liter, kenaikan angka oktana meningkatkan angka oktana berkisar
sebesar 2.0 RON, sedangkan pada antara 1.9 ~ 3.7 RON.
penambahan maksimum konsentrasi yaitu 4. Untuk memproduksi bensin jenis
36 mgram Mn/liter hanya mampu pertamax yang memenuhi spesifikasi,
meningkatkan angka oktana hingga 91.6 baru dapat dilakukan jika komponen
RON. bensin mempunyai angka oktana dasar
Bensin-5 yang merupakan campuran sekitar 88.5 RON dan penambahan
antara 25 %volume LOMC dengan 75 MMT maksimum konsentrasi yaitu 36
%volume HOMC angka oktana dasar mgram Mn/liter.
sebesar 88.5 RON. Pada penambahan 9
mgram Mn/liter, kenaikan angka oktana Daftar Pustaka
sebesar 2.2 RON, sedangkan pada Anonim, 1993, Annual Book of ASTM
penambahan maksimum konsentrasi yaitu (American Society for Testing and
36 mgram Mn/liter hanya mampu Materials) Standards, volume
meningkatkan angka oktana hingga 92.2 05.01, Philadelphia.
RON. Artinya dengan basis angka oktana Carl Herling, 1990, Fuels and Lubricants,
dasar sebesar 85.5 RON baru dapat California.
memproduksi bensin jenis pertamax pada Ethyl’s Technical Information, 1999,
penambahan MMT maksimum konsentrasi HiTEC 3000 Performance Additive,
yaitu 36 mgram Mn/liter. USA.
Gruse, William, A., 1960, Chemical
V. Kesimpulan Technology of Petroleum, third
Berdasarkan hasil serangkaian edition, McGraw hill book
percobaan dan pembahasan seperti yang Company, New York.
telah disampaikan diatas, maka dapat Guthrie,B., Virgil, 1960, Petroleum
diambil beberapa butir kesimpulan, Products Handbook, fourth edition,
diantaranya : New York.
1. Bensin-1 dan bensin-2 yang mempunyai Taniguchi,B., Johnson, 1979, MTBE for
angka oktana dasar sebesar 77.3 dan Octane Improvement, Chem-Tech,
82.5 RON pada penambahan MMT New York.
hingga maksimum konsentrasi yaitu 36
mgram Mn/liter, hanya mampu
meningkatkan angka oktana atau octane
gain berkisar antara 1.7 ~ 4.1 RON
saja.
13
Corresponding Author : maya@pap.ac.id