Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 4 : - Khafidzotul ilmah

- Moh.bachrul rizki
- Qhifdina ilmiah
MANAJEMEN OPERASIONAL –
PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK DAN JASA

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang
meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah
peramalan permintaan. Peramalan permintaan (fOrecasting Demand) merupakan tingkat
permintaan produk –produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu
pada masa yang akan datang.

Menurut Vincers Gapers didalam management permintaan ada dua jenis   perencanaan
permintaan, yaitu :
1. Permintaan bebas ( independent Demand), Merupakan permintaan terhadap
material, suku cadang atau produk yang bebas atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material
(BOM) untuk produk akhir atau item teretentu.
2. Permintaan  tidak bebas( Dependent Demand), Merupakan permintaan terhadap
material , suku cadang atau produk yang terkait langsung dengan atau diturunkan dari struktur bill of
material untuk produk akahir atau item tertentu.

Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-
bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Peramalan
yang baik adalah esensialuntuk efisiensi operasi-operasi manufacturing dan produksi jasa.
Manajemen produksi/operasi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam membuat keputusan-
keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, dan layout fasilitas,
serta untuk berbagai keputusan yang bersifat terus menerus berkenaan dalam perencanaan,
scheduling dan persediaan.

I.       Kebutuhan peramalan dalam manajemen produksi dan


operasi
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien
khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal
yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing,
pemerintah dan lain sebagainya.

Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam
perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan,
perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas,
penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain
sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan
mendatang.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas
manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.

Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi :

1. Identifikasi dan definisi masalah peramala


2. Aplikasi metode peramala
3. Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertent
4. Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan
permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar
bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan
hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif
baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan
tersebut.

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison


waktu teragi atas beberapa kategori :
1. Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun
tetapi umumnya kurang dari  bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga  3
tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran
produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa  3 tahun atau lebih.
Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.

II.       Metode peramalan

Peramalan kadang-kadang dilakukan dengan metode “to-down”. Dalam kasus-kasus lainnya,  sebaliknya,
digunakan metode :bottom-up”. Dan dalam kasus-kasus lainnya lagi, pengalaman masa lalu
diekstropolasi ke waktu mendatang dengan menggunakan berbagai prosedur matematikal dan statistical.

1.       Top down forecasting


Metode “top-down” sering dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi
bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom dalam berbagai lembaga-lembaga pemerintah dan
dalam perusahaan-perusahaan besar serta universitas-universitas. Ramalan-ramalan seperti ini
secara ajeg muncul dalam publikasi-publikasi pemerintah dan swasta. Disamping itu, ramalan-
ramalan yang lebih terperincidan dibuat menurut pesanan dibeli oleh organisasi-organisasi
yang bergerak khusus dalam peramalan “ekonometrik” (peramalan kecenderungan ekonomi,
penggunaan prosedur-prosedur statistical dan matematikal).

Sebagai contoh, para ahli mungkin mengatakan bahwa produk nasional bruto tahun yang akan
dating sebesar 1.000 triliyun rupiah. Bagi suatu perusahaan yang membuat lemari es, kompor
gas, mesin cuci dan sebagainya, timbul pertanyaan : Bagaimana hal itu akan mempengaruhi
kita? Para peramal dalam perusahaan pertama harus menterjemahkan peramalan umum ke
peramalan bisnis industry-nya di waktu yang akan dating. Kemudian harus diperkirakan bagian
pasar perusahaan (market share), dan akhirnya, berapa banyak setiap produk perusahaan akan
dapat dijual setiap bulan(peramalan penjualan perusahaan).

Para peramal sering menggunakan metode peramalan “ekstrinsik” untuk menyusun ramalan-


ramalan khusus bagi produk individual utama atau bagi kelompok dan kelas produk penting.
Metode peramalan ekstrinsik biasanya digunakan untuk peramalan kelompok-kelompok
produk, seperti sepatu atau ban. Ramalan-ramalan ini biasanya dikembangkan oleh staf
pemasaran organisasi.  Metode peramalan ini menganggap bahwa diwaktu yang lalu, ada
berbagai hubungan antara penjualan suatu barang atau kelompok barang dengan satu atau
lebih factor eksternal, seperti pertumbuhan penduduk, tingkat pendapatan, jumlah orang yang
bekerja, atau jumlah rumah baru yang sedang dibangun. Di samping itu, juga dianggap bahwa
perubahan-perubahan dalam factor-faktor eksternal mempunyai suatu hubungan yang kuat
dengan penjualan produk di waktu yang lalu, dan hubungan ini akan berlanjut di waktu yang
akan datang.

Metode statistical yang paling umum digunakan untuk mencari hubungan-hubungan ini
adalah analisis regresi dan korelasi. Untuk menggunakan metode ini, analis memerlukan data
historic yang akan dipakai untuk mengembangkan persamaan-persamaan regresi, dan mereka
juga memerlukan kemampuan untuk dapat memperkirakan factor-faktor predictor atau
variable-variabel “ekstrinsik” dalam pembuatan suatu ramalan. Estimasi factor-faktor predictor
ini harus dilakukan secara tepat, karena bila salah, peramalan permintaan di waktu yang akan
dating juga menjadi salah.

2.     Bottom up forecasting
Metode bottom-up mulai dengan perkiraan permintaan produk akhir individual. Berapa banyak
setiap produk akhir akan dapat dijual oleh perusahaan tahun depan? Atau berapa jam
pelayanan yang akan diminta? Dalam metode ini para peramal menerima estimasi-estimasi dari
orang-orang penjualan, para dealer (distributor),dan para langganan. Analis juga perlu
mengamati pola-pola penjualan di waktu yang lalu. Akhirnya, analis menambahkan ramalan-
ramalan produk lainnya dan memperoleh hasil peramalan total, yang disebut ramalan agrerat.

Dalam kenyataannya, banyak perusahaan menggunakan kedua metoda, top-down dan bottom-
up, secara bersamaan dan mengkombinasikan kedua hasil proyeksinya menjadi suatu ramalan
tunggal. Tetapi sebelum penetapan ramalan akhir, perusahaan juga mungkin menggunakan
pendekatan “pendapatan dewan eksekutif” (metoda “Delphi”) untuk membenarkan dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu hasil peramalan yang ditentukan secara lebih tehnikal.
Ramalan-ramalan disesuaikan ke bawah atau ke atas menurut apa yang diperkirakan orang-
orang puncak organisasi tentang waktu yang akan datang.

     III.       Proses peramalan
Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui
pengujian keadaan dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di
waktu yang akan dating atas dasar  pola-pola di waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan
terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan memerlukan
kebijakan, sedangkan proyeksi adalah fungsi-fungsi mekanikal, proses peramalan biasanya
terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1.   Penentuan tujuan.


Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya tujuan
tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Analis membicarakan dengan
para pembuat keputusan umtuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan mereka, dan
menentukan :
a. Variabel-variabel apa yang akan diestimasi.
b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan .
c. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan.
d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e. Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan.
f.  Kapan estimasi dibutuhkan.
g. Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli,
kelompok produk atau daerah geografis.

2.  Pengembangan model.
Setelah tujuan ditetapkan langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu mode, yang
merupakan suatu penyajian secara lebih sederhana system yang dipelajari. Dalam peramalan,
Model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data masukan menghasilkan
estimasi penjualan diwaktu mendatang (variable apa saja yang diramal). Analis hendaknya
memilih sutau model yang menggambarkan secara realistic perilaku variable-variabel yang
dipertimbangkan.
Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas dan reliabilitas estimasi sangat
tergantung pada model yang dipakai.

3.   Pengujian model.


Sebelum diterapkan model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan
reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historic dan
penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu
model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataanya.Dengan kata lain
pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediktif secara logic
suatu model.

4.  Penerapan model.
Setelah pengujian analis menerapkan model dalam tahap ini, data historik dimasukkan dalam
model untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model penjualan= A + BX, Analis
menerapkan tehnik-tehnik matematik agar diperoleh A dan B.

5.  Revisi dan Evaluasi.


Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa harus diperbaiki dan ditinjau kembali.
Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan
atau lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan, karakteristik-karakteristik
produk. Pengeluaran-pengeluaran pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah, kebijaksanaan
moneter  dan kemajuan tehnologi. Evaluasi dilain pihak merupakan pembandingan ramalan-
ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau
tehnik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu
yang akan datang.

  IV.   Teknik – teknik peramalan


1.  Teknik kualitatif
Berbagai macam tehnik peramalan telah tersedia, kualitatif analisis trend, analisis runtun
waktu, analisis regresi dan korelasi, model-model ekonometrik dan model-model simulasi.
Tehnik-tehnik kualitatif adalah subyektif atau judgmental atau berdasarkan pada estimasi-
estimasi dan pendapat-pendapat. Berbagai sumber pendapat bagi peramalan kondisi bisnis
adalah sebagai berikut :
a.   Para eksekutif.
Para eksekutif sering mempunyai kemampuan untuk memberikan masukan-masukan
forecasting yang berguna, terutama dari para manajer yang mempunyai pengalaman cukup
lama dalam industry atau dalam perusahaan sejenis. Seorang eksekutif dalam industry
penerbitan buku teks, sebagai contoh, mungkin dapat memberikan ramalan-ramalan penjualan
alat-alat visual untuk para instructor dengan benar. Pengalaman menunjukkan bahwa para
eksekutif dalam produksi, pemasaran atau penjualan, manajemen puncak adalah sumber-
sumber yang baik.

b.  Orang-orang penjualan.
Sumber baik lainnya adalah tenaga-tenaga penjualan. Para anggota kelompok ini secara tetap
berhubungan dengan para langganan, sehingga akan mapu untuk memperkirakan rencana
rencana pembelian, sikap dan kebutuhan mereka. Orang-orang penjualan juga merupakan
sumber yang dapat informasi tentang taktik taktik para pesaing sekarang dan perkiraan di
waktu yang akan datang.

c.  Para langganan.
Langganan (cutomers) yang membeli kelurn (produk atau jasa) perusahaan kadang-kadang
bersedia dan berkeinginan untuk mengungkapkan rencana-rencana pembelian mereka. Hal ini
sering dijumpai terutama bagi perusahaan-perusahaan yang menjual produk-produknya ke
pasar industry, dan informasi yang diberikan para langganan merupakan umpan balik bagi
perusahaan. Langganan mungkin menyampaikan informasi ini secara pribadi kepada para
eksekutif dan orang-orang penjualan, atau melalui surat, telephone dan pengisian daftar
pertanyaan suatu survai konsumen atau wawancara pribadi.

d.  Lain-lain.
Dalam banyak contoh, para spesialis (ahli) dalam berbagai bidang memberikan pendapat-
pendapat yang sangat bernilai. Berikut ini adalah daftar contoh para ahli dan tipe-tipe
perusahaan yang dapat menggunakan pendapat mereka dalam melakukan forecasting.

2. Teknik kuantitatif
Sedangkan berbagai teknik peramalan kualitatif yang dapat digunakan, secara ringkas dapat
diuraikan berikut ini :
a.   Metoda Delphi.  
Metoda Delphi merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk
mendapatkan suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Proses Delphi ini
dilakukan dengan meminta kepada para anggota kelompok untuk memberikan serangkaian
ramalan-ramalan melalui tanggapan mereka terhadapdaftar pertanyaan. Kemudian, seorang
moderator mengu,pulkan dan memformulasikan daftar pertanyaan baru dan dibagikan lagi
kepada kelompok.

b.   Riset pasar.


Riset pasar adalah peralatan peramalan yang berguna, terutama bila ada kekurangan data
historic atau data tidak reliable. Teknik ini secara khusus  digunakan untuk meramal
permmintaaan jangka panjang dan penjualan produk baru.

c.  Analogi historic.
Peramalan dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman historic dari suatu
produk yang sejenis. Peramalan produk baru dapat dikaitkan dengan tahap-tahap dalam siklus
kehidupan produk yang sejenis.

d.  Konsensus panel.
Gagasan yang didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih baik
daripada dilakukan oleh seseorang. Diskusi dilakukan dalam pertemuan pertukaran gagasan
secara terbuka. Para partisipan dapat terdiri para eksekutif, orang-orang penjualan, para ahli
atau langganan.

Anda mungkin juga menyukai